NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membuat Penasaran

Amora dan wanita itu bergegas ke toilet yang ada di restoran. Amora membasuh tangan wanita yang terkena tumpahan kopi panas itu dengan air yang keluar dari wastafel. Dengan telaten anak yang mulai beranjak remaja itu membersihkan luka di tangan wanita itu.

Wanita itu sedari tadi menatap Amora, ia merasa anak yang di hadapannya ini begitu baik. Ia mau bertanggung jawab akan kejadian akibat dari kecerobohannya. Ia menyadari bahwa Amora memilik paras yang cantik dan imut. Berkulit putih, dan pipinya yang sedikit chubby membuatnya gemas ingin mencubit pipi Amora.

"Maaf ya kak, aku benar-benar ceroboh. Gara-gara aku yang jalan tidak melihat ke sekelilingku, akhirnya kakak jadi seperti ini" Amora menatap wanita itu.

"Tidak apa-apa, kau jangan meminta maaf terus. Aku yang akhirnya jadi tidak enak" jawabnya

"Tapi aku benar-benar merasa bersalah kak, apa kita tidak kerumah sakit saja kak"

"Hei, kakak tidak apa-apa. Di oles pakai salep anti bakar juga nanti sembuh" Wanita itu mengusap pipi Amora dengan salah satu tangannya yang tidak terkena tumpahan kopi.

"Benarkah?"

"Iya cantik, kau ini manis sekali. Siapa namamu?" Wanita itu tak henti tersenyum memandang Amora.

"Namaku Amora kak, nama kakak siapa?" Amora mengulurkan tangannya

"Namaku Tania"

Ya... wanita itu ialah Tania, adik dari Nathan. Tania menerima uluran tangan Amora.

Selesai membersihkan tangan yang terluka, Amora pamit untuk buang air kecil yang sudah ia tahan dari tadi. Kandung kemih nya sudah terasa penuh. Setelah itu mereka berdua keluar dari toilet dan menghampiri orang-orang yang telah menunggu mereka berdua.

"Amora, pelayan tadi memberikan salep anti bakar untuk kakak ini" Kelvin memberikan salep anti bakar pada Amora yang baru saja sampai di meja mereka

"Terimakasih Vin", Amora menerima salep anti bakar itu

"Sini kak biar tangan kakak yang terluka aku oleskan salep anti bakar. Supaya tangan kakak tidak melepuh" Amora meraih tangan Tania namun wanita itu menolaknya, ia menepis tangan Amora dengan pelan.

"Tidak usah Amora, biar kakak yang oleskan sendiri. Kau lanjutkan saja makanmu, lihatlah makanmu belum habis" Tania melirik ke meja Amora dimana ada piring yang masih berisi makanan

"Tapi kak... "

"Tidak apa-apa, kau habiskan saja makananmu" sela Tania, ia tak mau merepotkan Amora

"Benar apa kata nona ini, sebaiknya nona Amora habiskan saja dulu makanannya. Biar nona Alexa atau nona Marsha yang membantu nona ini" kata Henry

"Iya Amora, biar aku dan Marsha yang membantu kakak ini" Alexa ikut menimpali

"Apa tidak merepotkan kalian?"

"Apanya yang di repotkan, kita ini teman jadi harus saling membantu" seru Marsha

"Terimakasih ya kalian memang teman yang baik" Amora memeluk Marsha dan Alexa.

"Kenapa kau tidak memelukku?" Celetuk Kelvin

Mereka bertiga melepaskan pelukan dan menatap tajam pada Kelvin, "Kau ini laki-laki, kenapa kau ingin aku memelukmu? minta peluk saja sama paman Henry" cetus Amora

Henry dan Tania yang melihat perdebatan para anak remaja itu hanya diam dan menahan tawa.

"Sini kak duduk, biar aku bantu oleskan salep nya" ucap Marsha seraya menarik tempat duduk di sampingnya

Tania pun menurut, Marsha yang hendak duduk di samping Tania mengurungkan niatnya tatkala mendengar suara Kelvin.

"Kenapa duduk di tempatku?"

"Memangnya kenapa?" Marsha melototkan matanya pada Kelvin

"Cari saja tempat duduk yang lain"

"Kau saja yang cari tempat duduk lain" Marsha berkacak pinggang, ia sama sekali tidak takut dengan Kelvin

Kelvin hanya berdecak dan menarik tempat duduk yang lain. Ia tak henti menggerutu.

Amora hanya diam saja, tak menghiraukan perdebatan dua temannya itu. Sedangkan Alexa mulai sibuk mengoleskan salep di tangan Tania.

Henry sedari tadi duduk memperhatikan perdebatan itu tanpa berniat untuk melerai. Ternyata berada di antara para anak remaja lebih membuatnya pusing di banding harus berhadapan dengan klien.

•••

Insiden di restoran sudah berakhir, kini mereka sudah kembali ke rumah mereka masing-masing saat hari sudah sore. Hari ini rasanya mereka begitu lelah, termasuk Amora. Pulang dari mall ia melepaskan seragam sekolahnya dan menggantinya dengan pakaian yang biasa ia pakai ketika dirumah, kaos lengan pendek dan celana pendek selutut.

Amora tak berniat untuk mandi terlebih dahulu, ia benar-benar merasa lelah. Ingin sekali ia merebahkan tubuhnya. Baru saja tubuhnya menempel di tempat tidur, kini matanya sudah terpejam. Amora tertidur dengan pulas.

Lea memasuki kamar Amora yang tidak di kunci, melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur Amora

"Ternyata nona Amora sedang tidur, pantas saja aku mengetuk pintu beberapa kali nona tidak menjawab. Tapi kenapa cepat sekali tidurnya, perasaan baru saja masuk ke dalam kamar" pikir Lea

Lea menutupi tubuh Amora dengan selimut, setelahnya berlalu keluar kamar. Ia akan ke dapur membantu bi Rose untuk menyiapkan makan malam. Saat baru saja menuruni anak tangga yang terakhir, tak sengaja ia berpapasan dengan Henry yang hendak menaiki tangga. Sepertinya laki-laki itu juga ingin mengecek keadaan Amora setelah pulang dari mall bersama teman-temannya.

"Kau dari mana Lea?" Henry menatap Lea dengan dalam, membuat yang di tatap menjadi salah tingkah namun sebisa mungkin terlihat biasa saja

"Aku dari kamar nona Amora"

"Nona Amora sedang apa di kamar?" ucapnya dengan lembut, tak seperti biasanya

"Dia sedang tidur, padahal baru saja masuk ke dalam kamar tapi tadi ku lihat nona Amora sudah tertidur pulas"

"Mungkin dia kelelahan karena sepulang sekolah langsung pergi ke mall untuk menemani temannya yang bernama Marsha membeli gaun" kata Henry

"Pantas saja sore hari baru pulang".

" Iya, tadi juga ada sedikit insiden. Untung saja nona Amora tidak apa-apa" Henry menghela nafasnya dengan kasar

"Insiden apa Henry?" Lea terlihat khawatir, tanpa sadar tangannya menyentuh lengan Henry.

Henry melirik tangan Lea yang masih memegang tangannya, Lea pun tersadar dan menjauhkan tangannya dari Henry secara perlahan

"Kenapa kau lepaskan tanganmu?" Henry menatap Lea, tatapannya terlihat sedang menggoda membuat Lea gugup

"Sudah jawab saja pertanyaan ku, ada insiden apa di mall?" Lea menutupi kegugupannya, pura- pura ketus di depan Henry

"Nanti saja aku menjawabnya, aku mau melihat nona Amora dulu" jawabnya angkuh dan acuh, seraya berlalu meninggalkan Lea dan menaiki tangga menuju kamar Amora

"Kau ini benar-benar membuatku penasaran" gerutu Lea.

Henry mendengarnya namun ia pura- pura acuh padahal sebenarnya ia mengulas senyumannya dengan lebar.

Henry berdiri didepan pintu kamar, ia sedikit membuka nya untuk melihat keadaan di dalamnya. Benar kata Lea, nona Amora memang sedang tidur. Henry kembali menutup rapat pintu kamar dan meninggalkan kamar itu, berlalu ke halaman depan untuk menemui paman Lukas

Setiap sore paman Lukas memang selalu duduk di halaman rumah dekat dengan pintu gerbang karena saat sore udaranya begitu sejuk, tak lupa juga secangkir kopi yang selalu menemaninya.

^_^ Hai teman-teman... terimakasih sudah mampir ke karya pertamaku ini yaa. Semoga kalian suka...

Mohon untuk dukungan, like dan votenya yaa...

Terimakasih^_^

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!