NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29 - LunArbi

Happy Reading..

..

Sudah hampir tiga bulan Luna magang di kantor Arbian. Banyak juga yang dia lalui, termasuk melihat lelaki yang dulu pernah mengisi hatinya kini tengah bermesraan dengan pilihannya saat ini.

Seperti hari ini contohnya. Luna hanya bisa tersenyum miris saat melihat dua orang yang kini berada di depannya. Dua orang yang saling melontarkan kata kata sayang.

Hati Luna rasanya sakit , jika mengingat hubungannya dengan laki laki di depannya dulu tak seperti yang dia lihat saat ini.

Ting !

Akhirnya pintu lift terbuka , Luna langsung segera keluar karena sudah tak mampu menahan sesak di dadanya.

" maaf pak Arbian , saya permisi"

" ya silahkan."

Pintu lift kembali tertutup sesaat setelah Luna keluar dari lift. Luna tak langsung menuju ke ruang kerjanya. Gadis itu lebih dulu menyeka air mata yang entah sejak kapan sudah hadir di sisi matanya itu.

Setelah sedikit tenang , dengan senyuman yang ia paksakan gadis itu mulai membuka pintu dan melangkah masuk.

" hallo , selamat pagi." Sapa nya ramah.

" pagi Lunaa" jawab karyawan yang ada.

Luna langsung berjalan menuju ke arah meja kerjanya.

" Luna , degemnya aku apa tidur mu nyenyak semalam ?" Tanya Iqbal.

Hampir setiap pagi Luna akan mendapat pertanyaan random dari Iqbal. Laki laki itu memang yang paling receh diantara lainnya.

" nyenyak kok Mas Iqbal " jawab Luna dengan senyum manisnya.

Yah , sekarang Luna sudah merubah panggilan mereka untuk karyawan laki laki. Luna akan memanggil dengan panggilan 'Mas' dan karyawan wanita ' mbak' sesuai keinginan mereka.

" oh , jantung kuh" ucap Iqbal lebay , ia menyentuh dada kirinya penuh drama. " dek Luna tolong senyumnya di kondisikan itu terlalu manis" gombalnya.

" saya tembak kepala kamu itu nanti bal " ucap Santi yang jengah mendengar gombalan Iqbal itu.

" aduh , ayang Santi jangan cemburu gitu dong." Jawab Iqbal dengan mengedipkan satu matanya kearah Santi.

" hueeek" Santi langsung berlagak seperti orang mual. " siapa juga yang cemburu , enak saja ."

" aduh , jangan malu malu gitu sih ayang " ucap Iqbal tak tau malu.

Iqbal memang acap kali menggoda Santi , mereka yang masih sama sama single sering kali di jodoh jodohkan oleh karyawan lainnya.

Hanya saja Santi selalu berlaku ketus jika berinteraksi dengan lelaki itu. Entahlah mungkin karena Iqbal yang sering kali menggoda wanita dengan gombalannya itu membuat Santi muak sendiri.

" Iqbal , mending kamu diam sebelum sepatu ini melayang ke kepala kamu." Ancam Santi , tangannya sudah mengayunkan sepatunya yang entah kapan dia lepaskan.

" iya iya , galak amat heran."

Melihat Iqbal yang kicep seperti itu , membuat dia tak kuasa untuk menahan tawanya. Ia seperti melihat sosok Dika dan Bella di antara keduanya. Jika sedanf di pertemukan pasti akan terus terusan cekcok.

" kamu kenapa ketawa Lun ?" Bisik Iqbal pada Luna.

" gapapa , mas Iqbal sama mbak Santi mirip sama dua sahabat aku di kampus yang kalo ketemu cek cok mulu kerjaannya"

" masa sih ? Kalo menurut kamu , saya cocok gak sama Santi?"

" mas suka sama mbak Santi?" Luna melotot kaget. Bahkan suaranya sedikit mengeras padahal mereka masih berbisik.

" ssttt... Luna jangan keras keras."

" iya maaf , jadi Mas suka sama mbak Santi ?" Ucap Luna mengulangi pertanyaan membuat Iqbal mengangguk sebagai jawaban.

Luna menganggukkan kepalannya. Gadis itu melirik sekilas kearah Santi yang tengah fokus menatap kearah laptopnya. Setelah itu ia kembali melihat Iqbal kemudian tersenyum seraya mengangguk kecil.

" cocok mas , cocok banget malahan. Best couple kok" Luna memberi dua jempolnya.

Mendengar itu sontak saja membuat Iqbal tersenyum sumringah. Namun , senyuman itu tak bertahan lama karena detik berikutnya laki laki itu langsung menunduk sedih.

" hah .. tapi dia gak suka sama saya Lun."

" kata siapa ? "

" gak perlu kata siapa lagi Lun , lihat aja sikap dia ke saya ketus aja bawaan nya marah aja."

" emang udah pernah confess ?" Iqbal menggeleng. " saya takut di tolak Lun."

" jangan gitu , coba aja ungkapin dulu mas. Kita kan ga tau perasaan orang kayak gimana ."

" haruskah ?" Luna mengangguk.

" iya mas "

" oke deh , bakal tak coba. Urusan di terima apa enggak nya itu urusan belakang. Yang penting perasaan ini dia tau kan Lun?".

" iya mas bener. SEMANGATT"

" terima kasih"

Luna bertepuk tangan namun tak sampai mengeluarkan suara. Ia tersenyum lebar mendapat jawaban dari Iqbal.

*

*

Ting !!

Arbian terus menatap pintu lift yang baru saja tertutup setelah Luna keluar dari sana. Ada rasa yang berkecamuk di dadanya.

Arbian tak mengerti namun , laki laki itu merasa sakit saat tanpa sengaja melihat mata Luna yang memerah. Bahkan suaranya pun terdengar serak seakan menahan tangisnya.

Hingga akhirnya lift tiba di lantai tempat ia bekerja. Arbian spontan melepas gelanyutan manja Sisil di tangan kirinya. Ia berjalan lebih dulu meninggalkan Sisil di belakngnya yang terlihat syok dengan tingkah Arbian setelah kejadian di lift tadi.

" ARBIAN "

Sisil menghentak hentakkan kakinya kesal setelah Arbian tak menghiraukan panggilannya. Ia berjalan menuju ruang kerja laki laki itu dengan perasaan kesal.

Brakk !!

Sisil membuka pintu ruangan dengan keras membuat Arbian yang sudah berada di dalam ruangan itu menajdi tersentak kaget dan emosi.

" Nino, lo bisa kan buka pintu ketuk dulu." Omel Arbian tanpa melihat ke arah pintu. Sepertinya laki laki itu melupakan kehadiran Sisil.

" SAYANG ! KAMU TEGA BANGET NINGGALIN AKU" teriak Sisil kesal.

Arbian yang mendengar itu tersentak , ia langsung menatap ke arah pintu dengan kedua bola mata yang terbelalak sempurna.

Ia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia bisa melupakan Sisil yang sejak tadi berangkat bersamanya. Sial, perasaannya mendadak aneh setelah berpapasan dengan Luna.

Arbian langsung berjalan menyambut kekasihnya itu, lalu membawa Sisil untuk duduk di sofa.

" maaf , aku lupa " ringisnya.

" bisa bisa nya kamu lupain aku Ar , kenapa Ar ?"

" apanya yang kenapa Sil ?"

" kamu mendadak aneh setelah ketemu mantan kamu itu." Kesal Sisil.

" Mantan ?" Arbian menaikkan satu alisnya heran. Setau Arbian , dia tidak pernah memberitahukan tentang Luna pada Sisil. Dari mana Sisil tau jika Luna mantannya.

" iya , gadis yang satu lift dengan kita tadi itu mantan kamu kan? Cewek yang kamu pacarin karena permintaan terakhir dari Bian kan ?"

" kamu tau dari siapa dia mantanku ? Permintaan terakhir dari Bian? Aku ga pernah cerita apa apa loh"

Sial gue keceplosan, Sisil membatin.

" anu.. maksud aku " gugup Sisil. " aku gak sengaja denger dari karyawan kamu yang bergosip. Iya dari mereka" jawabnya bohong.

" terserah .. mau aku tau dari siapapun itu gak penting. Yang penting itu kenapa sikap kamu jadi aneh setelah ketemu dia lagi hah? Kamu masih belum move on dari dia?" Ucap Sisil sedikit membentak mengurangi gugupnya dan itu juga berhasil membuat Arbian melupakan pertanyaannya.

" maaf , aku gak maksud buat kamu kesel. Aku udah ga cinta kok sama dia. Justru aku ga pernah cinta kok sama dia , ya bener yang kamu bilang aku pacarin dia hanya karena Almarhum Bian yang ingin aku jagain dia. Terlepas dari itu aku gak punya perasaan apa apa kok sama dia" ujar Arbian.

" beneran ?" Mata sisil sudah berkaca kaca.

Arbian tersenyum seraya mengangguk, ia membawa tubuh Sisil kedalam dekapannya. Ia mengusap punggung wanitanya lembut.

Tanpa ia sadari , sejak tadi sepasang mata melihat dan mendengar semua obrolan mereka. Karena kebetulan Arbian dan juga Sisil lupa menutup pintu ruangan.

Degh !!

" Luna... "

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!