NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Suami Orang

Terjerat Pesona Suami Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Terlarang / Romansa / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:34.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fajar Riyanti

Kebohongan yang diciptakan oleh Karin membawanya terjebak dalam sebuah hubungan cinta terlarang bersama seorang pria beristri.

Alvaro adalah sosok pria yang Karin perkenalkan sebagai kekasih dihadapan papa dan tantenya demi menghindari rencana perjodohan.

"Memperkenalkan orang asing tanpa melihat-lihat dulu latar belakangnya, apa kamu tau apa akibatnya?"_ Alvaro

"Aku tidak peduli. Aku lihat kamu tampan dan mapan. Itu sudah cukup membuat keluargaku percaya dan tutup mulut."_ Karin

Cinta yang tak seharusnya itu apakah akan tetap bertahan atau pada akhirnya Karin akan memilih perjodohan yang sudah disiapkan oleh keluarganya?

"Cinta? Cinta seperti apa yang kamu maksud, Al? Jika disetiap malam-malammu ada dia sebagai penghangat ranjang dan teman tidurmu!"_ Karin.

Ikuti kisahnya dan mohon dukungannya! Salam dunia perhaluan 🙏🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : TPSO

Dhea membuka pintu kamarnya dan melihat Karin yang sedang duduk termenung diatas ranjang dengan memangku bantal diatas pahanya.

"Rin, dibawah ada bos kamu. Dia datang bersama pasukannya." Ucap Dhea.

Karin langsung tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah Dhea. "Pasukan??"

Dhea menganggukkan kepalanya. "Ya, mungkin salah satunya adalah pangeran kamu."

Meskipun Dhea baru pernah bertemu langsung dengan Alvaro, namun dia langsung bisa mengenali wajah pria yang sekarang bertamu ke rumahnya sebagai sosok pria yang sangat dikagumi oleh Karin.

Sebenarnya Karin merasa sangat malas sekali beranjak dari atas ranjang jika bukan karena David yang datang. Ya, Karin sudah berhutang budi pada bos-nya itu, semalam David jadi ikut hujan-hujanan demi mengantarkan dirinya pulang.

Langkah kaki Karin berjalan menuruni anak tangga, dengan diikuti Dhea mengekor di belakangnya. Namun Dhea hanya menunggu di ruang tengah dan membiarkan Karin berjalan keruang tamu sendirian. Dhea tidak ingin mengganggu Karin dan tiga tamu tampannya.

Diruang tamu, tiga pria tampan yaitu Alvaro, David dan Kenzo sedang duduk menunggu kehadiran Karin. David adalah satu-satunya orang yang paling tenang ketimbang kedua temannya. Alvaro dan Kenzo begitu cemas dan khawatir memikirkan keadaan Karin, mereka tidak akan tenang sebelum melihat sendiri keadaan wanita itu.

Setelah mengalami perdebatan panjang dan saling sindir, akhirnya David menerima permintaan dua sahabatnya yang ngotot ingin datang untuk menjenguk Karin.

Begitu melihat Karin datang dari balik tembok ruang tengah, Alvaro dan Kenzo langsung beranjak bangun dari duduknya. Mereka fokus melihat penampilan Karin yang hanya menggunakan kaos oblong berwarna kuning dan celana pendek berwarna coklat muda, hingga nampaklah kaki jenjang Karin yang dipenuhi dengan luka lebam dan lecet. Beberapa plester juga menempel disana.

Wajah Karin juga nampak sedikit pucat dan tubuhnya seperti tidak bertenaga. Sejak pagi Dhea sudah menyiapkan makanan dan obat untuk Karin minum diatas meja kamarnya, namun Karin lebih memilih untuk menganggurkannya.

Alvaro hendak melangkah kakinya untuk menghampiri Karin, dia merasa sangat cemas sekali. Namun, Kenzo lebih dulu berjalan mendekati Karin hingga Alvaro mengurungkan niatnya.

"Rin, kaki kamu kenapa bisa begini? Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Kenzo. Diperhatikannya kaki Karin dari arah lebih dekat.

Karin tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil."

Karin mengangkat kelopak matanya dan melirik ke arah Alvaro yang berdiri tak jauh darinya, pria itu juga sedang menatapnya. Tatapan penuh kekecewaan nampak diwajah cantiknya. Gemuruh dalam hati kembali bergejolak saat melihat kehadiran Alvaro disana.

"Luka yang sebenarnya bukan disini, tapi ada ditempat lain!" Sindir Karin.

Alvaro segera menurunkan pandangannya dari Karin. Dia tau Karin sedang menyindir dirinya. Alvaro merasa sangat bersalah pada Karin karena telah membuat wanita itu menunggu dirinya semalaman.

"Aku antar kamu ke dokter saja, ya?" Tawar Kenzo. Pria itu nampak benar-benar khawatir.

"Tidak perlu, Ken. Aku baik-baik saja." Karin berjalan kearah sofa dengan diikuti oleh Kenzo dibelakangnya. Mereka duduk bersebelahan di sofa yang sama.

Alvaro menatap tidak suka dengan kedekatan Karin dan Kenzo. Namun dia tidak bisa protes dan berbuat apa-apa. Saat ini status Kenzo jauh lebih unggul untuk bisa mendekati Karin. Apalagi David memang berniat menjodohkan Karin dengan Kenzo.

Alvaro memilih untuk duduk kembali. Tatapannya tak lepas dari wajah Karin. Ingin sekali dia memeluk tubuh wanita-nya. Menerima hukuman apapun yang akan diberikan oleh Karin untuknya.

"Kalian bertiga, apa tidak ada pekerjaan hingga bisa menyempatkan waktu untuk berkunjung kemari?" Tanya Karin.

"Mereka berdua yang memaksa saya, Rin. Saya sampai dibilang bos laknat katanya kalau tidak mau datang menjenguk kamu yang sedang sakit." David melirik Alvaro yang duduk di sofa yang berbeda dengan dirinya. Dia sampai tidak mengerti mengapa Alvaro juga ikut menggebu-gebu khawatir seperti Kenzo saat mendengar Karin sedang sakit.

Seorang asisten rumah tangga datang membawakan minuman dan meletakkan tiga cangkir kopi diatas meja. Saat semua perhatian teralihkan pada wanita berusia 35 tahun itu, Kenzo menggeser duduknya mendekat ke arah Karin, hingga kini jarak tubuh mereka hanya sekitar tiga jengkal.

Alvaro yang merasa tidak suka dengan sikap Kenzo kembali berdiri dan memasang wajah serius. Membuat tiga orang lainnya menoleh ke arahnya.

"Sebaiknya kita pergi sekarang, biarkan Karin istirahat! Yang penting kita sudah lihat jika Karin baik-baik saja," ucap Alvaro. Walaupun dia tau Karin tidak baik-baik saja sekarang, tapi dia merasa sangat cemburu melihat Kenzo terus mencoba mendekati Karin.

"Kopinya baru juga datang, Al. Udah main minta pergi aja. Lah tadi kalian berdua yang ngotot minta kesini." David meraih gagang cangkir, meniup-niupnya sebentar kopi yang masih mengebul itu lalu menyeruputnya.

Kenzo tersenyum sinis. "Kalau mau pergi, ya pergi saja sendiri. Aku masih ingin disini untuk menemani Karin."

Alvaro hampir saja tersulut emosi jika Karin tidak segera bangun dari duduknya dan berbicara padanya.

"Al, sebaiknya kamu duduk dulu. Aku tidak apa-apa kok. Lagipula aku merasa sudah lebih baik," ucap Karin berbohong.

Alvaro tau, tidak ada yang baik-baik saja. Mungkin Karin bisa saja menganggap luka dikakinya adalah luka ringan. Namun luka dihati Karin, bahkan Alvaro sendiri tidak tau bagaimana caranya untuk menyembuhkan luka dihati wanita-nya. Apakah dia sudah keterlaluan dengan menjadikan Karin hanya sebagai simpanan, padahal wanita itu pantas mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari dirinya. Pria lajang yang mencintai Karin dengan tulus. Contohnya seperti Kenzo.

Namun, melihat kedekatan Karin dan Kenzo saja membuat hati Alvaro sangat sakit. Alvaro tidak tau mengapa dia harus seegois ini pada Karin. Dia sudah benar-benar jatuh hati pada Karin.

Alvaro menoleh ke arah Dhea yang baru saja keluar dari ruangan tengah. Mungkin karena Dhea mendengar sedikit keributan jadi dia ingin melihatnya sebentar, memastikan Karin baik-baik saja.

"Permisi, boleh aku numpang ke kamar mandi sebentar?" Tanya Alvaro pada Dhea.

Dhea menganggukkan kepalanya dan menunjukkan pada Alvaro letak kamar mandi dilantai bawah. Sesampainya di depan kamar mandi Alvaro segera menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya untuk menatap Dhea.

"Boleh aku pinjam ponselmu untuk menelfon sebentar? Ponselku ketinggalan dimobil." Alvaro melihat ponsel ditangan Dhea. Dhea menganggukkan kepalanya dan memberikan ponsel miliknya pada Alvaro.

Alvaro mencoba menghubungi sebuah nomor melalui ponsel Dhea. Setelah tersambung, Alvaro segera mematikan telefonnya dan mengembalikan kembali ponsel itu pada pemiliknya.

"Terimakasih!" Alvaro berjalan kembali ke arah ruang tamu. Membuat Dhea merasa heran.

"Tidak jadi ke kamar mandinya?" Tanya Dhea namun Alvaro sudah berlalu dari pandangan matanya.

Alvaro yang sudah sampai di ruang tamu menatap pada Karin yang sudah duduk kembali di samping Kenzo. Dia berjalan menghampiri Karin, membuat wanita itu kembali berdiri menatapnya.

"Aku harus pergi sekarang, masih banyak pekerjaan yang harus aku urus," ucap Alvaro berusaha bersikap biasa dihadapan Karin. Alvaro tidak ingin Kenzo dan David mencurigai hubungan gelap mereka.

"Apa kamu harus pergi sekarang?" Karin merasa sangat kecewa pada Alvaro, namun dia juga sangat merindukan sosok dihadapannya itu.

Alvaro menganggukkan kepalanya, kemudian dia menatap bergantian dua sahabatnya yang masih duduk di kursi sofa.

"Aku pulang duluan!" Ucap Alvaro pada dua sahabatnya.

"Aku juga ikut pulang, Al. Biar Ken saja yang disini untuk menjaga Karin." David segera bangun, dia sengaja ingin meninggalkan Karin dan Kenzo berduaan saja supaya hubungan mereka bisa lebih dekat lagi.

Karin memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing. Dia hampir saja terhuyung, beruntung Alvaro dengan sigap menangkap tubuhnya hingga kini Karin berada di pelukan Alvaro. Kenzo yang melihatnya bergegas bangun, namun dia lebih fokus pada kesehatan Karin hingga tidak fokus jika sekarang posisi Alvaro sedang memeluk Karin.

Alvaro baru menyadari suhu tubuh Karin sangat panas saat merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulit Karin. Alvaro yakin jika Karin pasti belum meminum obat. Dhea yang baru sampai di ruang tamu langsung berlari menghampiri Karin yang berada di pelukan Alvaro. Wajah Karin nampak sangat pucat sekali.

"Rin, kamu gak apa-apa?" Dhea mengambil alih tubuh Karin dari Alvaro.

"Sebaiknya kamu bawa Karin istirahat di kamar. Kami juga sudah akan pergi. Pastikan Karin meminum obat dengan baik." Alvaro merasa tidak tenang. Dilihatnya wajah wanita-nya yang nampak begitu pucat sayu dengan mata setengah terpejam.

Dhea menganggukkan kepalanya dan memapah tubuh Karin berjalan meninggalkan ruang tamu. Kenzo merasa sangat khawatir sekali, ingin sekali dia berada lebih lama lagi disana untuk menjaga Karin. Namun sudah ada Dhea yang menjaga Karin, mau tidak mau Kenzo ikut pulang dari rumah Dhea bersama dengan Alvaro dan David.

Sesampainya didalam kamar, Dhea mendudukkan Karin dipinggiran ranjang. Lalu dia meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Makan dulu ya, Rin. Habis itu minum obat," bujuk Dhea. Diambilnya piring berisi nasi beserta lauknya dari atas meja.

Karin menggeleng pelan. "Aku gak lapar, Dhe."

Dhea menarik nafas panjang. "Tapi Rin, kamu...."

Dhea tidak meneruskan ucapannya saat mendengar ponselnya berdering. Dhea meletakkan piring ditangannya ke atas nakas dan beralih meraih ponselnya. Dilihatnya ada panggilan masuk dari nomor asing.

"Siapa sih ganggu aja!" Gerutu Dhea.

Mungkin itu adalah telefon dari salah satu pelanggan di butik hingga Dhea terpaksa mengangkat telefon dari nomor asing itu.

"Tolong berikan telefonnya pada Karin," sebuah suara dari balik telefon membuat Dhea tercengang. Sekarang Dhea tau kenapa tadi Alvaro meminjam ponselnya. Pria itu pasti tidak bisa menghubungi Karin karena ponsel Karin rusak.

"Rin, ada telefon buat kamu." Dhea menyodorkan ponselnya pada Karin.

"Telefon dari siapa?" Tanya Karin. Dhea mengangkat kedua bahunya berpura-pura tidak tau.

Karin merima ponsel dari tangan Dhea dan menempelkan benda pipih itu ditelinganya.

"Halo...."

"Makan dan minumlah obatmu. Nanti malam aku akan datang untuk menjemputmu. Aku mencintaimu, Karin!"

Mata Karin nampak berkaca-kaca mendengar suara yang selalu dia dambakan. Meskipun dia sangat kecewa, namun dia tidak bisa membenci pemilik suara itu. Butiran-butiran air mata yang sudah sejak tadi dia tahan akhirnya lolos dengan begitu saja membasahi wajah pucatnya.

"Al...."

...🔥🔥🔥🔥🔥...

1
MentariSenja
𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚊𝚞𝚗𝚢𝚊???
MentariSenja
𝚙𝚒𝚗𝚝𝚎𝚛 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚗𝚒𝚑 𝚜𝚒 𝙰𝚕, 𝚍𝚒𝚊 𝚙𝚊𝚔𝚎 𝚙𝚕𝚊𝚗 𝙱 /Facepalm/
MentariSenja
𝚙𝚎𝚛𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜 𝙰𝚕
MentariSenja
👏👏👏👏👏
MentariSenja
𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚓𝚒𝚠𝚊 𝚋𝚎𝚋𝚊𝚜 𝚖𝚊𝚖
MentariSenja
𝚊𝚙𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚘𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚒𝚗𝚍𝚊𝚑???/Facepalm/
Teteh Lia
anak nya Karin sama Al, ya...?
berarti ngadon yang pertama itu sukses 😃

🌹 dulu buat Kaka authornya.

meleyotnya udahan ya, kak .... sehat selalu.🙏
Teteh Lia
udah aman, Rin... dirimu nda bakal kena semprot pelakor lagi.
Teteh Lia
cowo baru lagi berarti ya...? kupikir sama Elvaro... 🤭
Teteh Lia
udah jadi ibu aja... bapak nya siapa ini ?
Teteh Lia
Maya egois sih... tapi ya sudahlah. mereka berdua memang sama2 salah.
Teteh Lia
biar adil... dapet bogem satu ewang...🤣
Teteh Lia
kakak mu sedang mode berantakan, El... meleyot juga karena c i n t a....
amaze min1
kayak nya karin bohong 🙄
amaze min1
bagus deh karin nggak sama al, karin sama yg lain aja
amaze min1
kayak nya anak nya karin sama al deh, mungkin karin hamil kan udh wleowleo sama al.
sastii
ayah siapa yang dimaksud? apakah karin punya anak dengan alvaro?
Rona Risa
eaaaa biggy biggy boss dataaang 🤪🤪🤪🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️
Rona Risa
nggak yakin bisa tahan lama sikap begini 🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️
Rona Risa
semoga bahagia terus deh kalian 🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!