NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lingkaran Sihir

Sentuhan halus menyeka pipi Lucian.

"Ummmh"

Lucian membuka matanya perlahan. Sosok perempuan bermata biru ada dihadapan dia yang tiduran. Rambutnya berwarna perak keemasan. Bibirnya terlihat tersenyum tipis. Kedua mata Lucian terbelalak dan bergetar.

"Uh...."

Dia tidak bisa mengerakkan tubuhnya ataupun berbicara.

Perempuan itu, menunjukkan senyumnya dengan raut yang sayu. Perempuan itu, terlihat sedih. Dia mengecup pipi kiri Lucian sambil membelakangkan anak rambutnya ke belakang telinga yang jatuh.

Lucian menatap mata itu tanpa mengedipkan matanya. Air mata terus keluar dari mata Lucian, saat melihat perempuan itu perlahan meninggalkan dia. Rok biru langitnya yang setinggi lutut berkembang perlahan karena angin. Lucian ingin menghentikan perempuan itu, namun tubuhnya tak bisa bergerak. Hingga punggung perempuan itu menghilang bersamaan dengan kabut putih yang muncul.

GREP!

Tangan Lucian yang meraih ke atas, segera dipegang oleh Kyle. Lucian membuka matanya. Dia melihat Kyle yang memandanginya.

"Mimpi buruk?" Tanya Kyle kepada Lucian yang menutup wajahnya dengan tangan kirinya. Lucian mengangguk.

"Apa kau bisa bercerita sedikit dengan mimpimu? Mungkin aku bisa membantumu" Ucap Kyle sambil duduk di ranjang Lucian dan Lucian segera memeluk pinggang Kyle menyembunyikan wajahnya.

Melihat Lucian sering kali mimpi buruk saat tidur sendirian, itu membuat Kyle kepikiran atas ucapan Alvart tentang tugasnya yang akan datang.

"Aku bermimpi bertemu dengan seseorang yang sangat ingin ku temui. Tapi, dia meninggalkanku. Aku takut itu semua terjadi lagi" Ucap Lucian di pinggang Kyle.

Kyle menepuk tengkuk Lucian untuk menenangkannya.

"Ayah, bisakah aku tidur denganmu malam ini?" Tanya Lucian mengintip wajah Kyle yang melihat ke arah lain.

"Tentu. Siapa orang yang ingin kau temui itu? Mungkinkah, dengan bertemu dengannya, kau bisa lebih tenang?" Tanya Kyle berusaha menghibur Putranya.

Lucian menatap Kyle. Dia menunjukkan senyuman lebarnya. "Dia sudah lama mati, Ayah. Tidak ada yang bisa dilakukan. Ini adalah karma. Karma yang pantas ku terima" Jawab Lucian sambil tiduran di paha Kyle.

Kyle menatap mata Lucian dan menepuk-nepuknya. "Tidak ada yang namanya karma, Lucian. Kau hanya belum bisa memaafkan dirimu sendiri. Sekarang, tidurlah dengan benar. Aku akan menemanimu untuk tidur" Ucap Kyle kepada Lucian.

Lucian segera duduk dan merangkak ke tempat tidurnya. Dia menarik selimut dan menepuk-nepuk tempat tidur untuk Kyle.

Kyle tersenyum tipis. Dia tidur sambil menghadap ke arah Lucian yang memajukan badannya dan memeluk pinggang Kyle dengan erat.

"Ayah, aku habis ini akan masuk akademi. Bagaimana kalau aku bermimpi buruk lagi?" Tanya Lucian mendongakkan padangannya.

Kyle menutup pandangan mata Lucian dengan tangan kanannya.

"Mulailah berhitung dan bayangkan sesuatu yang menyenangkan saat kau terbangun. Emm, ya kalau tidak...." Kyle kembali duduk. Dia tiba-tiba melepas kalung perak dengan bandul merah yang belum pernah Lucian lihat, saat Kyle memakainya.

Kyle menarik Lucian untuk duduk dan memasangkannya ke leher Lucian.

"Kalung ini adalah yang sangat berharga untukku. Saat kau bermimpi buruk, pegang kalung itu. Karena kalung itu sungguh penting untuk kehidupanku" Ucap Kyle sambil mengusap pelan kepala Lucian.

Lucian menundukkan kepalanya untuk melihat kalung Kyle itu. Kalung itu, memiliki bandul seperti biji delima dan berwarna merah terang yang dilindungi oleh emas putih yang berbentuk sangkar seperti syaraf.

"I...ini...." Lucian mengenal bandul kalung itu. Dia melihat wajah Kyle yang tengah menunggu ucapannya.

"Ayah, apa kau tau ini adalah batu sihir dari inti mana Iblis?" Tanya Lucian.

Kyle hanya diam. Dia tersenyum tipis sambil mengusap kepala Lucian. "Iblis mana yang kalian siksa seperti ini?" Tanya Lucian dan bibir Lucian dibekap oleh Kyle agar tidak banyak berbicara.

Kyle memeluk Lucian agar Lucian tertidur.

"Ayah, katakan padaku. Siapa yang membuat Iblis menjadi seperti ini?" Tanya Lucian membuka bekapan tangan Kyle.

Kyle kembali menunjukkan senyuman tipisnya. Kyle melepaskan pelukannya dan tidur terlentang. Mata Kyle terlihat sayu saat Lucian menatapnya.

"Itu, dari tubuh Kakakku yang kerasukan Iblis" Kyle membuka kancing pakaiannya satu persatu.

Bekas luka sayatan melengkung dari dada kanan hingga di bawah tulang rusuk kirinya terlihat begitu jelas. "Bekas luka di pipiku sama seperti sayatan ini. Keduanya peninggalan Kakakku yang tubuhnya di kuasai Iblis. Baginda Alvart yang menolongku. Andai saja tidak ada Baginda Alvart, mungkin aku dan kau tidak pernah bisa bertemu atau berbicara seperti ini" Ucap Kyle sambil menoleh ke arah Lucian.

Lucian langsung menjadi diam dan menyentuh bekas luka panjang itu. "Ayah pasti merasa tidak karuan. Kalau begitu, aku akan mengembalikan kalung ini" Lucian duduk dan akan melepas kalung itu. Namun, Kyle langsung menahan tangan Lucian.

"Lucian, aku akan pergi ke Negri Zephyr minggu depan. Aku khawatir kau akan mimpi buruk. Jadi, pakai itu dan izinkan Ayahmu ini pergi" Pinta Kyle sambil duduk.

Kedua mata Lucian terbelalak lebar. "Negri Zephyr? Hu? A...ada apa Ayah ke sana?" Tanya Lucian dengan gagap.

"Penyerangan Iblis di sana sangat parah. Aku tidak bisa membuang waktu lagi. Aku hanya melakukan penyelid-"

"Ajak aku Ayah! Aku akan membantumu dengan cepat!" Sela Lucian.

Kyle berfikir itu rencana yang buruk. "Tidak. Aku memiliki banyak musuh di luar sana. Rumor tentangku yang mengadopsimu, sudah sampai di Negri tetangga. Jadi, tetaplah di sini dan jaga Putri dengan baik. Untuk uang, aku akan menitipkannya kepada seseorang yang bisa ku percaya. Mungkin, Zarel bisa menjagamu sementara waktu. Kau berkata, dia Iblis yang baikkan?" Tanya Kyle sambil mengusap kepala Lucian dengan perlahan.

"Itu.... Uh, tapi.... Kau hanya manusia biasa. Meski kau hebat dalam pertarungan pedang, kau tetap tidak bisa melawan Iblis" Jelas Lucian.

Kyle tersenyum. "Ya, itu benar. Manusia biasa tidak bisa melawan sesuatu yang tidak memiliki fisik. Meski begitu,.... Aku sudah banyak pengalaman melawan mereka. Aku hanya perlu berhati-hati" Jawab Kyle sambil menarik lengan Lucian untuk kembali tidur.

Kyle memeluk Lucian dan hidungnya menempel di kepala Lucian. Aroma rumput yang sejuk dan nyaman, tercium dari rambut hitam Lucian. "Apa semua Iblis memiliki aroma menenangkan seperti ini?" Batin Kyle mengusap kepala Lucian.

Lucian mengusap punggung Kyle perlahan. Bibirnya bergerak seperti merapalkan sesuatu.

Lingkaran sihir merah, muncul dari telapak tangan Lucian dan membentuk tato di punggung Kyle. Tato itu, memiliki diameter 10 cm dan menghilang seperti meresap ke tubuh Kyle.

"Ayah, kau pasti aman. Aku akan melindungimu dari sini. Jangan khawatir untuk terluka. Sebelum berangkat, bisakah Ayah membelikanku permen buah yang biasanya Azkel berikan?" Tanya Lucian.

Tangan Lucian langsung bergetar. Kepala Lucian berdenyut sakit. Seolah keningnya dicengkram dengan keras. Napasnya juga terasa sesak. "Padahal, aku hanya menggunakan sihir dalam jumlah yang kecil. Kenapa tubuhku sekarang tidak bisa mengeluarkan lebih dari ini?" Batin Lucian.

"Azkel? Mungkinkah, Zarel yang kau maksud?" Tanya Kyle.

Lucian selalu lupa dengan penyebutan nama Zarel.

Dia mengangguk.

"Baiklah, akan Ayah belikan besok. Jadi, sekarang waktunya tidur" Ucap Kyle.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!