NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Sekitar satu jam setelah meminum minuman dari milik Tania, Kanaya seperti tak merasakan apapun dalam dirinya. Hanya sesekali merasakan gerah karena Kanaya merasa matahari tengah terik-teriknya. Keringat terlihat terus bermunculan dari kulitnya. Hingga Kanaya memutuskan untuk mengganti pakaiannya dengan sebuah tank top beserta celana hot pants. Dia merasakan gerah yang luar biasa hingga sebuah ac pun tidak bisa mengatasi kegerahannya.

Akhirnya Kanaya beranjak dari kamar. Suasana rumah nampak sepi saat Kanaya mengedarkan pandangannya ke sekitar. Dengan langkah yang cepat, Kanaya bergegas menuju ke dapur untuk mencari-cari sesuatu yang dingin agar kegerahannya bisa teratasi.

Dua minuman botol air mineral dingin berukuran kecil pun sudah dia habiskan, tapi rasa gerah dalam dirinya masih tak mau menghilang. Bahkan Kanaya merasakan perasaan tak biasa yang mulai bergejolak dalam hatinya dan Kanaya tak tahu itu apa.

Oleh karena itu, Kanaya memilih kembali ke dalam kamar untuk mengguyur seluruh badannya menggunakan air dingin, berharap air dingin nanti bisa mengatasi sesuatu dalam dirinya yang seperti tidak bisa dia kontrol.

Hampir satu jam lamanya Kanaya berendam dalam bathtub karena guyuran air dingin dari shower saja tak mampu mengatasi masalah dalam dirinya, namun lagi-lagi berendam juga tak bisa mengatasi hal tersebut. Hingga sebuah ketukan di pintu yang cepat membuat Kanaya sedikit tersadar dari lamunan, dengan asal dia mengenakan kimono handuk lalu keluar.

"Ada apa?" tanya Kanaya datar saat melihat kedatangan Adnan. Sejenak, kedua matanya menulusuri seluruh tubuh Adnan dari atas sampai ke bawah. Lagi-lagi sesuatu yang tidak dia ketahui muncul dalam dirinya, membuatnya begitu bergairah ingin menyentuh Adnan. Kanaya menggeleng cepat agar dirinya kembali tersadar.

"Siang-siang gini kamu mandi?" Adnan heran saat memperhatikan rambut Kanaya yang masih menetes serta wajahnya yang nampak pucat.

"Gerah aja." Kanaya menjawab dengan singkat. Dia memalingkan wajahnya dari Adnan, tanpa dia sadari rupanya tubuhnya sedikit menggeliat semakin membuat Adnan terheran-heran.

"Kamu lagi kenapa sih? Kayak cacing kepanasan gitu, kebelet pipis ya?" Adnan jadi melupakan alasannya ke kamar Kanaya, yaitu hendak meminjam charger laptop. Charger laptop miliknya tiba-tiba saja tidak bisa dia gunakan.

"Kalau emang udah kebelet mah yaudah sana pipis dulu!" ujar Adnan.

"Aku ngerasa ada kayak yang aneh dalam diriku, Mas." Kanaya mendesah pelan saat tiba-tiba tangannya tak sengaja memegang payudaranya sendiri.

Adnan yang tidak tahu mengapa Kanaya seperti itu pun memilih memegang keningnya karena wajah Kanaya benar-benar memerah. "Kamu demam, Nay."

"Oh, makanya seluruh tubuhku kayak panas daritadi." Kanaya memegang kimono handuknya dan hendak membukanya.

"Eh, eh, ngapain kok malah dibuka?" Adnan panik sambil memegangi tangan Kanaya agar tak nekat membuka kimono handuknya.

"Aku gerah, Mas..." Sekali lagi Kanaya mendesah dengan menggeliatkan badannya. Kanaya berusaha lagi mencoba kimono handuknya namun dengan cepat Adnan menarik tangannya untuk masuk ke dalam kamar.

"Kamu gila ya? Meskipun di rumah ini gak ada cowok lain selain aku, tapi gak etis aja kamu mau buka handuk di depan kamar kayak tadi," cecar Adnan dengan kesal.

Namun rupanya Kanaya yang sedang dimarahi Adnan itu malah tak menghiraukan. Dia kembali membuka kimono handuknya hingga tubuhnya polos di hadapan Adnan. Dia mendekatkan diri ke Adnan sambil berbisik, "Sentuh aku, Mas."

"Fix! Ini kamu dah gila sih." Meski Adnan mengucapkan kata seperti itu, dia tetap membuka baju dan celananya dengan cepat. Tangannya segera meraih wajah Kanaya lalu memagut bibirnya yang ranum.

Kanaya yang dari awal tidak terlalu bisa berciuman, kini bisa dengan lihai membalas ciuman Adnan akibat obat perangsang yang telah diminumnya.

Meski Adnan masih merasa bingung dengan tingkah Kanaya yang tidak seperti biasanya, Adnan tetap tidak peduli. Yang terpenting dia bisa menuntaskan hasrat yang sudah dibangkitkan kembali oleh Kanaya.

Hingga pergumulan yang hebat terjadi selama satu jam. Selama itu pula, Adnan tak berhenti melakukan penyatuannya. Kanaya benar-benar membalas penyatuan itu dengan lihai seolah sudah terbiasa.

Adnan mengatur napasnya saat dia sudah berbaring di atas ranjang. Dia kembali menoleh ke kiri, melihat Kanaya yang sudah tepar dengan kedua matanya terpejam. Dengkuran halus sudah terdengar membuat Adnan sedikit kecewa karena dia masih menginginkan ronde kedua.

Perlahan mata Adnan menyusuri wajah Kanaya yang nampak damai. Kedua bulu mata Kanaya yang lentik adalah satu-satunya daya pemikat dari wajah Kanaya. Meski saat Kanaya tengah memasang mata tajam sekalipun, kedua matanya tetap nampak cantik.

Selain itu, milik Kanaya yang berada di pangkal paha terus menerus memijat bagiannya saat melakukan penyatuan tadi. Hal itu yang selalu membuat Adnan candu dengan Kanaya yang sempat diejeknya bertubuh kurus dan seperti kurang gizi.

Adnan segera beranjak dari ranjang setelah menyelimuti Kanaya dengan selimut. Dia hendak membersihkan diri di dalam kamarnya sendiri sekaligus memastikan Vania yang seharusnya masih terlelap.

Namun harapan hanyalah harapan. Saat dia membuka pintu kamar, dia melihat Vania yang berdiri mematung dengan kedua matanya yang nampak kosong.

"Loh, Say. Kok ka-kamu ada di sini?" tanya Adnan gugup. Padahal tadi dia melihat Vania masih tidur saat pergi ke kamar atas. "Bukannya kamu masih tidur tadi."

"Kamu sendiri lagi apa?" tanya Vania, matanya menangkap bekas merah banyak yang tersebar di seluruh tubuh Adnan yang terlihat. Vania tersenyum pahit. "Jadi, kamu sekarang udah nafsu?"

Adnan menelan salivanya dalam. "Emm, bukannya ini yang kamu mau?"

Berusaha untuk menahan air mata, Vania memilih tersenyum lebar untuk menutupi seluruh luka di dalam hatinya. "Iya, benar. Good job, Sayang."

Entah mengapa dipuji oleh sang istri setelah melakukan penyatuan dengan wanita lain seperti terdengar menyakitkan untuk Adnan. Apalagi kedua mata Vania yang terlihat berkaca-kaca namun kedua sudut bibirnya dipaksakan untuk terangkat ke atas semakin membuat hati Adnan pilu. Adnan hendak memeluk Vania namun didorong oleh Vania.

"Kamu mandi dulu sana gih, bau asyem," ujar Vania berpura-pura menutup lubang hidungnya.

Adnan pun mencoba mencium bau baju dan tubuhnya. "Ya udah aku mandi dulu ya," ujarnya meski dia tak mendapati bau asam sedikitpun dari baju dan tubuhnya.

Setelah Adnan berlalu, air mata Vania tumpah begitu saja. Tadinya, dia memang ngantuk luar biasa lalu terlelap setelah tadi meminum minuman yang dibuat oleh Tania setengah gelas. Vania tadi hendak bertanya pada Tania, minuman apa yang diberikan untuknya hingga dia merasakan kantuk yang tak tertahankan. Namun saat dia turun ke lantai bawah dan berada di ruang tamu, dia malah mendapati Tania yang tertidur di atas sofa dengan laptop Adnan yang masih menyala di atas meja.

Samar-samar Vania mendengar suara desahan dari kamar Kanaya, setelah dia berusaha menguping, dia mendengar suara desahan Adnan yang sangat dia kenali. Vania berdiri mematung, kedua kakinya begitu berat untuk sekedar menjauh dari tempat tersebut. Memang dirinyalah yang menginginkan pernikahan antara Adnan dan Kanaya ini terjadi, namun dia tak pernah menyangka jika Adnan akan melakukan ini secara sembunyi-sembunyi dari dirinya.

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!