Jerat PINJOL

Jam 12 siang, Nina diajak oleh Lisa untuk membeli makan siang dan ini waktunya untuk Andi menghubungi Firda, Firda sudah berkali-kali mengirimkan pesan pada Andi.

Duduk di kursi panjang parkiran motor, Andi menghubungi Firda sambil membakar rokoknya.

"Aku bawa Nina ke kantor, Fir." cerita Andi saat sambungan telephone terhubung.

"Oh iya..iya," jawab Firda, Firda berusaha mengerti kondisi Andi tapi kemudian Firda bertanya "terus nanti malem gimana, Yang?"

Andi membuang nafasnya berat.

"Belum ada Ide, kamu gak bisa jalan sendiri?"

"Bisa, cuma masa Iya setiap kali kontrol gak ada kamu, kamu udah janji bakal temenin aku kontrol bulan ini," jawab Firda dan Andi membuang asap rokok dari hidungnya dengan kasar, yang Firda katakan memang semuanya benar, menginjak usia kehamilan Firda yang sudah 4 bulan belum pernah sekalipun Andi menemani Firda ke dokter kandungan tapi kondisi Dea yang sakit hari ini juga di luar dari perkiraannya.

"Yang," panggil Firda, Andi tadi diam beberapa saat.

"Hemh,"

"Gimana?"

"Nanti aku kabari deh," jawab Andi, Andi tidak ingin berjanji tapi juga tidak ingin membuat Firda kecewa tentunya.

"Hemh...selalu aja begitu," keluh Firda dan Andi tersenyum tipis.

Untuk menghibur Firda yang sedang kecewa, Andi bertanya tentang kondisi Firda, berkata yang manis-manis dan berhasil membuat Firda tersenyum kecil karena Flirting kecil dari Andi.

"Yang..." panggil Firda untuk Andi.

"Ya," jawab Andi dengan lembut.

"Uang udah masuk ke rekening aku, aku transfer ke kamu sekarang yah,"

"Serius Fir, aku pikir baru hari senin," jawab Andi dengan semangat.

"Aku minta prosesnya di percepat,"

Dan Andi tertawa kecil.

"Percaya, Kamu kan Boss nya disana, masa iya pengajuan di lama-lamain," jawab Andi dan Firda tertawa bahagia.

"Ya udah deh, Aku transfer sekarang yah, Yang," jawab Firda kemudian dan Andi mengucapkan terima kasih.

Sambungan telephone terputus, Andi kembali membakar rokoknya.

Tidak lama kemudian masuk chat dari Firda, bukti transfer uang masuk sebesar 70 juta.

Andi membuang nafasnya kasar, rasanya malu menerima uang dari perempuan tapi mau bagaimana lagi, kondisinya memang seperti itu.

Semua ini berawal dari bulan Desember. setelah menikahi Firda, Firda mengeluh karena merasa tidak nyaman tinggal bersama orang tuanya.

Firda merasa tidak nyaman dan leluasa saat harus "berduaan" dengan Andi di rumah itu, padahal di rumah itu Andi di terima baik oleh keluarga Firda, Firda juga menempati kamar di lantai 2 terpisah dengan orang tua dan juga anak perempuannya "Putri,"

Yah, Firda adalah janda muda beranak 1 sebelum dinikahi siri oleh Andi, Firda memiliki Anak yang usianya hampir sama dengan Nina.

Putri dirawat dan diasuh dengan layak orang kedua orang tua Firda, Menikah di usia muda dan ego yang terlalu tinggi membuat Firda dan suaminya dulu bercerai.

Akhirnya Firda dan Andi memutuskan untuk mencicil rumah, Mencicil rumah untuk mereka berdua karena orang tua Firda melarang saat Firda hendak membawa Putri keluar dari rumahnya.

Untuk bisa memiliki rumah, mereka harus menyiapkan uang yang cukup besar, rumah harus di cicil atas nama Firda karena Andi berstatus sebagai Suaminya Dea.

Firda yang menyandang status Janda di kartu identitasnya harus menyetorkan uang muka yang besar untuk rumah itu, bank pemberi jaminan tidak ingin mengambil resiko yang tinggi selama waktu cicilan itu berlangsung.

Andi merogoh uang tabungannya sebesar 35 juta, Firda menyumbang uang 20 juta dan sisanya sebesarnya 40 juta Andi ambil dari pinjaman online.

Pinjaman Online yang Andi ambil awalnya tidak memberatkan, Mirip seperti Kredit tanpa Anggunan atau Kartu Kredit, Hutang dibayarkan setiap Andi menerima gaji.

Tapi ternyata 2 bulan kemudian, hutang cicilan itu terasa berat untuk Andi, Andi memiliki 2 dapur yang harus di biayai sekaligus padahal penghasilannya hanya dari gaji saja, apalagi Kondisi Firda yang sedang hamil muda, rumah yang perlu di isi beberapa perlengkapan rumah tangga dan harus dibayar atau di beli dengan uang.

Di bulan Maret Andi mulai gali lubang tutup lubang, Andi hanya mengulur waktu pinjaman saja, membayar hutang dari gaji setiap bulannya dan juga sebagian gaji Firda.

Yah, Firda mengetahui tentang hal ini, Andi memang menceritakan kemampuan keuangannya pada Firda dan beruntungnya Andi, Firda mengerti tentang hal ini.

Cicilan pinjaman Online bulan bulan April tertolong dari uang Tunjungan Hari Raya tapi di bulan Mei keuangannya morat marit, Andi menggunakan uang 2 Vendor di kantornya untuk menutup cicilan hutangnya.

1 uang vendor di tutup oleh uang BPKB motor Dea dan 1 uang vendor lagi masih menggantung sampai saat ini.

Akhirnya muncul Ide dari Firda, menggabungkan semua hutang online + uang Vendor di kantor Andi menjadi 1 cicilan hutang saja. Andi setuju dengan saran Firda, Andi awalnya akan menggadaikan BPKB mobilnya di kantor Firda, tapi lagi-lagi karena status Andi yang menikah, sudah tentu Dea harus ikut tanda tangan dalam setiap Fidusia nya Andi dan Hal itu tidak boleh terjadi, Andi tentu saja tidak ingin Dea mengetahui tentang pernikahannya dengan Firda dan Firda yang berjiwa besar akhirnya menggadaikan surat mobilnya ke kantor tempat dia bekerja.

Andi pikir masalah akan selesai saat uang pencairan BPKB milik Firda yang diperkirakan akan cair hari Senin nanti namun Sang Pencipta berkendak lain, ada 1 pinjaman Online yang terlambat 1 hari dibayarkan oleh Andi, Andi awalnya merasa aman dari ancaman chat yang Andi terima dari Debt Coletor, Andi pikir resiko dari keterlambatan pembayaran hutang adalah Denda dan Bunga yang tinggi tapi ternyata resiko terbesar dari penundaan pembayaran hutang adalah pembunuhan karakter.

Jumat siang, Firda yang menjadi orang pertama menerima pesan chat itu dari debt colector yang menagih hutang Andi, Firda langsung menghubungi Andi, Andi tentu saja terkejut mendengar berita dari Firda dan Firda langsung membayar hutang di pinjaman online itu, Firda dan Andi tentu saja tidak ingin chat ini tersebar ke banyak orang, Andi harus menjaga nama baiknya di kantor dan juga menjaga pernikahannya ini dari Dea.

Kemudian Andi dan Firda sama-sama sibuk di kantornya masing-masing dan Jumat Sore Andi marah besar saat Ardhan menghubungi dan bertanya tentang pesan Chat itu.

yah...sebar data, data Andi tetap disebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan Klimaksnya terjadi di malam hari, saat Andi kembali ke rumah, Dea menerima pesan berisi photo Andi dan juga Firda, semua ini terjadi karena Andi tidak memberikan konfirmasi pembayaran yang sudah Firda bayarkan pada nomor chat yang menghubungi tadi pagi, Andi pikir hutang sudah di bayar lunas lengkap denda dan tidak perlu membalas chat orang itu.

Rupanya Pinjaman Online Ilegal memang agak laen, pinjaman online ilegal tidak memiliki customer service yang ada hanya nomor-nomor chat saja dan para nasabah wajib merespon pesan mereka setelah menbayar hutang agar nomor tersebut bisa mengkondisikan team penyebaran data untuk tidak melakukan pekerjaannya.