"Tak terbayangkan oleh Kanaya, jika pertemuannya dengan seorang CEO akan merubah kehidupannya seratus delapan puluh derajat.
Karena kesalah pahaman membuatnya menjadi tawanan sang CEO dan harus membayar kesalahan yang tak pernah ia lakukan demi menyelamatkan nama baik keluarga.
" Yang penasaran akan alur ceritanya yuk di kepoin , and happy reading guys"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @LJSDewyLee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hancur
Setelah mendengar kebenaran yang di sampaikan Alan , Kanaya kembali ke kamar mansion megah itu.
Meskipun ia berada di dalam bangunan megah namun tetap saja ia hanyalah seorang tahanan seorang Leonard Arya Wiguna.
Entah sampai kapan Kanaya bisa keluar dari kurungan itu.
Kanaya berdiri menatap hamparan laut yang nampak indah dengan pemandangan yang menakjubkan seolah tak ingin berhenti untuk menikmati keindahan alam itu dari balik jendela kaca kamarnya.
" Kak Yola, kenapa kau bisa berbuat serendah itu Kak?" lirihnya.
Kanaya larut dalam lamunannya membayang masa-masa bersama saudara perempuannya itu , tak pernah terbesit sekalipun bagi Kanaya jika Yola bisa berbuat seperti yang Alan katakan.
Tiba-tiba pintu kamar Kanaya terbuka membuat Kanaya terperanjat dari lamunannya.
" Nona , ikut kami" ucap salah satu pengawal yang bertugas menjaga pintu kamar Kanaya selama di mansion.
" Kemana?" tanya Kanaya panik.
" Ikut saja Nona, jangan banyak bertanya kami mohon"
" Baiklah, aku akan ikut " Kanaya pun mau tidak mau harus ikut bagaimanapun ia tak akan bisa untuk menolak.
Kanaya berjalan mengikuti kedua pengawal yang menjaganya dan berjalan beriringan menuju lantai bawah dimana Leonard telah menunggu dirinya saat ini.
" Masuklah Nona!!" ucap pengawal dengan penuh ketakutan Kanaya memasuki ruangan yang sepertinya itu adalah ruang kerja milik Leonard.
Dengan gugup Kanaya masuk dan berjalan perlahan matanya melihat ke sekeliling ruangan yang didominasi warna cream itu juga beberapa hiasan mewah dan beberapa buku berjejer di lemari kerja dan beberapa foto Leonard menghiasi dinding.
Kanaya menatap foto Leonard yang nampak gagah dengan stelan kemeja putih lengkap dengan jas warna senada, terlihat begitu tampan dan juga gagah semua wanita pasti akan jatuh cinta pada dirinya pikir Kanaya tanpa sadar iapun mulai mengagumi Leonard namun segera ia menepis rasa kagum itu teringat perlakuan pria itu.
" Kenapa kau menatap fotoku seperti itu Nona? Apa kau membenciku?"
Suara bariton itu membuat Kanaya terperanjat dan sontak menatap ke arah suara dimana saat ini Leo tengah duduk di kursi meja kerjanya.
" A..aku...." Kanaya semakin gugup saat berhadapan langsung dengan Leonard yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.
" Kau masih takut padaku? "
" Ti...tidak...a...aku...hanya ....hanya gugup itu saja" Kanaya dengan terbata.
Leo beranjak dari duduknya dan menghampiri Kanaya kini keduanya berdiri saling berhadapan.
" Aku tahu kau masih takut padaku, maaf atas kesalahanku malam itu , aku tidak tahu jika malam itu kau bukanlah orang yang aku cari selama ini" ucap Leo.
" Apa kau tidak bisa memastikan dahulu sebelum kau melakukan penyiksaan itu Tuan Muda?" Kanaya mencoba memberanikan dirinya .
Leo, menatap wajah Kanaya yang kini terlihat lebih segar dan juga cantik ,mata Kanaya juga terlihat bersinar menatap dirinya dengan penuh amarah namun sarat dengan kesedihan .
" Malam itu aku terlalu dikuasai dengan amarah hingga aku menyiksamu dengan sangat kejam"
" Kau ingat? dan kau juga sadar kau telah menyakitiku dengan kejam dan sangat keji kau tahu pukulan dan tamparan juga tendangan kau berikan padaku tanpa henti, kau tidak peduli dengan teriakan dan kesakitanku Tuan....hiks....hikss...kau sangat keterlaluan..."
Kanaya meluapkan kekesalan dan emosinya begitu saja tanpa ia sadar, Leo yang menyaksikan hal itu tak pernah ia duga jika ia akan merasa bersalah dan ia merasa jika ia telah menyakiti dirinya sendiri.
" Maaf, tak cukupkah itu untuk mu Nona?"
" Maaf??? semudah itu kau meminta maaf tidak...aku tidak bisa memaafkanmu"
" Tak bisakah, kau mengerti posisiku semua ini terjadi karena ulah saudaramu , kau salahkan saja saudaramu itu"
Leo meninggikan suaranya, membuat Kanaya terdiam dan ia kembali teringat apa penyebab semuanya.
" Jadi, apa yang kau inginkan Tuan? Apa seperti yang Alan katakan jika aku harus menjadi tawananmu sampai kau menemukan Kakakku?" ucap Kanaya dengan mengusap air matanya dengan kasar.
" Benar sekali, kau rupanya cukup pintar"
" Aku tidak sebodoh yang kau pikirkan Tuan Muda"
Leo, menatap Kanaya dengan wajah dingin dan tanpa sedikitpun melepaskan tatapnya sedikitpun.
" Baguslah nampaknya ini akan sangat mudah, sampai Kakakmu aku temukan kau akan menggantikan dirinya untuk menebus semua kesalahannya karena telah berani mengusik seorang Leonard Arya Wiguna"
" Lalu apa yang harus aku lakukan Tuan?"
" Kau harus menikah denganku?"
" APA???"
Kanaya menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang didengarnya.
" Kenapa? Kau menolak ? Sayangnya kau tidak bisa untuk menolak kau tahu konsekuensinya bukan ? Alan sudah menjelaskannya padamu bukan?"
" Ini...ini gila...kau sangat keterlaluan "
" Lebih gila dan keterlaluan mana Nona dengan apa yang Kakakmu itu lakukan? Karena ulahnya Nenekku harus di rawat sampai saat ini, dan kau harus menanggung semuanya demi keluargamu, bukankah kau sangat mencintai keluargamu?"
Kanaya tak bisa lagi berkata -kata dan ia pun tak bisa untuk menghidar apalagi menolak mengingat ancaman yang Alan katakan tadi padanya.
" Kau mencintai Nenekmu, tapi apakah kau tega menyakiti keluarga orang lain demi membalas dendam ?"
" Semua yang mengusikku akan hancur karena kesalahannya sendiri Nona camkan itu"
Kanaya terdiam ia akhirnya harus pasrah menerima semuanya, tanpa bisa untuk ia menolak dengan berat hati.
Mimpinya untuk mencapai cita-cita selama ini pun harus ia kubur dalam-dalam demi keselamatan keluarganya.
" Ayah...Ibu...Kak Arga maafkan Naya" lirihnya dan ia pun luruh menjatuhkan tubuhnya terduduk di lantai dihadapan Leo yang melihatnya tanpa berbuat apa-apa hanya diam membisu menyaksikan Kanaya menangis tersedu-sedu.