Pernikahan Segudang Luka

𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎𝑚𝑢𝑎𝑙𝑎𝑖𝑘𝑢𝑚 𝑑𝑒𝑔𝑔

mendengar salam dari arah luar, aku yakin itu pasti zani, dengan nafas memburu aku berjalan tergesa-gesa dan menghampiri anakku ,

𝑓𝑙𝑎𝑠𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑜𝑓𝑓

"kamu tau, bunda marah sama kamu bunda tidak percaya sesudah membesarkan anak yang binal dan tidak tau malu seperti kamu, hikss bunda malu zani, kenapa kamu menggoda mertua kamu hah" teriakan dan jeritan zani dapatkan dari bundanya, bahkan sampai sekarang dia tidak mengerti apa yang bundanya bicarakan?

"ada apa bunda? aku tidak paham apa yang bunda katakan ada apa? " zani berusaha berbicara baik baik dan mencoba mencari dimata letak kesalahannya ,

dan apa tadi, 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑜𝑑𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑡𝑢𝑎, 𝑎𝑠𝑡𝑎𝑔𝑓𝑖𝑟𝑢𝑙𝑙𝑎ℎ, 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑡𝑢𝑎 𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑓𝑖𝑡𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑢, 𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ jerit zani

"ada apa ini, zani kamu pulang kapan nak, kenapa tidak mengabari ayah, " kaget ayah zani melihat anaknya sudah ada dirumah,

"bunda kamu kenapa zani, bun kenapa menangis? ada apa ini" tanya lagi ayah zani menambah kebingungan, dia lihat zani yang bengong dengan pandangan kosong,

"coba kalian duduk dulu, jelaskan pada ayah" ayah zani menggiring anak dan istri nya untuk duduk dan mengambil air minum untuk dia kasih kepada istrinya guna mencoba menenangkan,

bunda, mengambilnya dan meneguk semua air dengan rakus, setelah dia mulai tenang, bunda zani menjelaskan semua yang dia dengar dari besan nya, atas kesalahan anaknya, dengan sesekali air matanya menetes, rasa kecewa, marah dan malu,

𝑗𝑒𝑑𝑎𝑟.. serasa disambar petir di siang bolong,

ayah zani melihat zani dengan sorot mata yang sama dengan apa yang bunda zani perlihatkan

ayah zani merasa sesak di dadanya, ruangannya terasa menghimpit nya, udara sejuk berubah menjadi panas, tapi dia mencoba menekan amarahnya yang memburu, wajahnya memerah tapi iya tahan, menekan amarahnya agar tidak menyakiti perasaan anaknya,

"zani apa itu benar? " tanya ayah zani dingin, mengepalkan tangan guna mengurangi rasa sakit dihatinya atas perilaku memalukan putri satu satunya, dia tidak percaya tapi ini besannya yang mengatakan itu, tidak mungkin kan besannya berbohong,

melihat zani yang sedari tadi diam saja, membuat nya semakin marah dan

plakk... suara tamparan menggema diruangan yang sunyi itu,

"ssstt zani mendesis kesakitan, dia melihat ayahnya melayang kan tangan menampar pipi zani,

zani kaget bukan hanya zani tapi bunda zani, tidak menyangka suaminya akan menampar anaknya, karna selama ini ayah zani tidak pernah semarah ini , semarah apapun suaminya dia tidak pernah main tangan, dan sekarang mungkin ayah zani pun merasakan malu akan kelakuan anaknya

" ayaaah" lirih zani bahkan sudut bibirnya sobek mengeluarkan darah, sakit, tidak, apa yang ayahnya lakukan tidak sesakit apa yang dia rasakan karna ketidakpercayaan ayah dan bunda nya justru lebih sakit, zani pulang ingin mencari ketenangan dan justru tatapan kecewa orang tua zani membuat dia terluka, ingin mencari perlindungan justru apa ini,

karna sebuah fitnahan mertuanya, ayah nya tega melakukan ini,

𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ, jerit zani dalam batin

ayah zani pergi tanpa melihat zani dan tidak ada raut penyesalan atas apa yang dia lakukan tapi amarah yang ayah zani rasakan,

"bunda menyesal melahirkan anak tak tau diri seperti mu" Teriak bunda zani dan memilih pergi mengikuti suaminya menuju kamar yang mereka tempati,

degg jedar...

𝑏𝑢𝑛𝑑𝑎 𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑙𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑒𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑢, menangis hanya itu yang bisa zani lakukan sekarang...

*

*

gila yah author yang tulis aja sampe ikutan sesak