I Like Fighting But Also Lazy To Fight.

Setelah Ley dan teman-temannya duduk lebih jauh, murid-murid lainnya mau tidak mau berbisik diantara teman-teman mereka.

"Apakah mereka benar-benar kelas 1-C? bukankah itu terlalu tidak normal?"

"Benar, aura tadi bahkan membuat kelas S berlutut, tapi mereka yang sangat dekat tidak terpengaruh sama sekali."

"Bagaimana monster seperti mereka bisa berada di kelas 1-C?"

Lalu ada seseorang yang sepertinya mengenali Ley dan teman-temannya dari dulu.

"Mereka tidak diragukan lagi kelas 1-C, hanya ada tujuh orang dan dari dulu (SMP) meskipun ada banyak murid dikelas, mereka tetap akan bertujuh, karena itulah mereka disebut 7 Crazy."

Ada seorang murid yang sedang minum, dia menyemburkan minumannya ke wajah temannya saat mendengar hal itu.

"Ini pasti bukan kebetulan, 1-C dan 7 Crazy, benar-benar kombinasi."

"Memang, tapi jangan basahi wajahku dengan minuman mu, bajingan." Dia menampar temannya dengan sebuah buku.

Kembali ke sisi Ley dan teman-temannya...

Setelah menunggu beberapa saat, tidak ada yang berdiri untuk memesan makanan.

"Kenapa kalian dengan bodohnya masih duduk?" Ley benar-benar bingung dengan temannya ini, makanan tidak akan datang begitu saja.

"Kenapa repot-repot? diam dan tunggu saja, bibi itu akan segera memberikan kita makanan." Yang menjawab adalah Touya, dia masih sibuk dengan bukunya.

"Oh... Touya, kau tertarik dengan sihir penyembuh, kan?" Ley memiliki rencana bagus di sini.

Touya yang mendengar hal ini sedikit bergidik. "Memang, apakah kau memiliki saran?"

"Ada banyak, aku akan membantumu untuk berlatih." Hahaha, semoga saja kau bertahan dari berlatih dengan orang gila ini. 'Sepertinya menumbalkan Touya cukup untuk meningkatkan Authority Of Life.'

Touya bergidik lagi. 'Apakah sekarang dingin atau bagaimana? aku merasa tubuhku dingin.'

Lalu mereka diantara teman Ley yang mengerti berduka.

'Kasihan sekali, pelatihan itu memang efektif tapi mengerikan, aku menghormatimu Touya.' Seiya berkedip dan berduka.

'Touya temanku... semoga saja kau tidak mati, kau mendapatkan rasa hormatku.' Inoe juga berduka, mereka tentu pernah berlatih dengan Ley, seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau Ley sering masuk Dungeon bersama teman-temannya.

"Apa yang kalian lakukan?" Touya jelas merasa bingung karena Seiya dan Inoe menepuk bahunya dengan ekspresi prihatin.

"Kau mendapatkan rasa hormatku." Seiya dan Inoe berkata bersamaan.

Yuki juka mengalihkan perhatiannya kepada Ley. 'Orang kejam ini, apa yang mungkin akan Touya alami?' Kemudian dia menatap Touya dengan prihatin.

"Sudah kubilang, apa sih yang kalian lakukan?" Tapi Seiya, Inoe dan Yuki menggelengkan kepalanya seolah menyesal.

Shaori dan Nanami yang tidak mengerti hanya berkedip dengan ekspresi bingung, bahkan Ley juga sebenarnya bingung.

'Apakah Touya itu terkena kesulitan?' Ley berpikir sendiri. 'Atau mungkin...'

"Jangan khawatir teman, masih banyak gadis diluar sana yang lebih menghargaimu." Dengan nada bersungguh-sungguh, Ley berkata.

"Bajingan, aku tidak memiliki masalah apapun, seperti yang kubilang, apa yang kalian lakukan?" Touya menggebrak meja dengan frustasi.

"Kaulah penyebabnya." Seiya menuduh Ley.

"Itu karena mu." Inoe menuduh.

"Bukankah itu salahmu?" Yuki juga ikut menuduh.

"Salahku?"

"Salahnya?"

Bahkan Ley (Calon Pelaku) dan Touya (Calon Korban) juga bingung, keduanya saling berpandangan, seolah berkomunikasi dalam diam, keduanya kemudian saling menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kalian ributkan dari tadi." Shaori bahkan terpaksa bangun karena itu.

"Benar, apakah Touya benar-benar memiliki masalah?" Nanami juga bingung, tidak, dia sangat bingung.

"Akan ada seorang pejuang yang akan mengalami kesulitan untuk menjadi lebih kuat, pejuang itu harus dihormati dan dikenang selamanya." Seiya berkata dengan ekspresi melankolis.

"Hentikan itu, itu menjijikan melihatmu dengan ekspresi itu." Shaori langsung benar-benar ingin meludah melihat ekspresi Seiya.

'Sialan Shaori, jangan langsung menyerangnya dengan serangan ultimate seperti itu.' Inoe memiliki wajahnya berkedut karena menahan tawa.

Kemudian setelah beberapa saat, seorang bibi dan pekerja kafetaria membawa beberapa mangkuk makanan, lucu karena semuanya sebenarnya ramen super pedas.

"Hah, ini datang begitu saja?" Ley melihat ketujuh mangkuk ramen dengan sedikit bingung.

"Lihat dulu siapa bibi itu bodoh." Seiya memutar matanya.

Ley kemudian melirik kearah bibi itu yang telah kembali. "Oh... itu bibi yang disekolah sekolah menengah pertama, aku baru tahu kalau dau dipindahkan ke sini." Bibi itu mengangguk dan tersenyum kecil.

Saat Ley baru saja akan makan, dia berhenti. "Sial, inilah saatnya hukumanku." Ley menaruh sumpitnya kembali dan duduk dengan tegak.

Teman-temannya yang melihat ini sedikit bingung, tapi kemudian terdengar keributan dari pintu masuk kafetaria.

Empat Tuan Putri yaitu, Yuri, Rio, Sayaka dan Miyako mendatangi Kafetaria. Mereka benar-benar populer, Yuri adalah kecantikan yang dingin, begitu juga Rio, Sayaka dan Miyako itu merupakan kecantikan yang anggun dan lembut.

Setelah mereka melihat sekeliling, kemudian mereka mendatangi satu tempat.

"Eh, mereka pergi kearah..."

Hal itu benar-benar membuat murid-murid lainnya terkejut, karena tempat yang mereka tuju adalah...

"Kamu makan ramen?" Yuri bertanya dengan nada yang tenang, tapi entah kenapa Ley merasa kedinginan sekarang.

"Aku akan mengambil daging, ramen terlalu sedikit memiliki daging." Rio pergi untuk memesan daging, bagi Rio, Ley harus selalu makan daging.

"Ara~ jangan lupakan tentang sayur." Miyako tersenyum lembut dan pergi untuk memesan sayuran.

Kemudian Sayaka juga memesan makanannya, hanya tersisa Yuri yang menatap teman-teman Ley dengan tatapan kejam.

'Tatapan kejam itu masih belum berubah.' Itulah yang Seiya, Touya, Inoe, Shaori, Nanami dan Yuki pikirkan, kemudian mereka mengambil mangkuk mereka dan pindah ketempat lain.

Yuri mengangguk puas dan memesan makanannya.

Sedangkan para murid lain melihat ini dengan penasaran, cemburu dan kesal.

"Bagaimana bisa? hanya kelas C layak untuk dekat dengan ke Empat Tuan Putri?"

"Sssttt, diam bodoh. Apakah kau ingin dibuat kencing dan pingsan seperti badut sebelumnya?"

Kemudian yang pertama langsung menutup mulutnya, meskipun ada banyak yang tidak puas, mereka hanya bisa menelannya untuk diri mereka sendiri.

Kemudian ke Empat Tuan Putri kembali dengan masing nampan dengan daging, sayuran dan sup.

Mereka duduk bersama Ley, tapi sebelum itu, Rio mengubah posisi agar Ley membelakangi semua murid yang ada di kafetaria.

Kemudian Rio melepaskan topeng Ley, ini sebenarnya menarik perhatian, mereka penasaran wajah seperti apa yang ada dibalik topeng itu, tapi ada dua gadis yang seolah merindukan sesuatu saat melihat bagian belakang Ley, mereka hanya bisa melihatnya dari jauh sekarang ini, menunggu kesempatan untuk bicara... lagi.

"Kamu harus makan dengan baik tidak peduli apa yang terjadi, jangan hanya makan ramen!" Rio memotong daging dengan ukuran sekali gigit dan menyuapi Ley.

"Sayur juga jangan lupa, kamu juga harus makan sayur." Sayaka menusuk sayur dengan garpu dan menyuapkannya kepada Ley.

Lalu kemudian Yuri dan Miyako juga sama, mereka sama sekali tidak membiarkan mulut Ley kosong, setelah menelan makanannya, mereka akan langsung menyuapinya lagi.

"Ya ampun, aku mengerti. Bisakah aku makan sendiri?" Kesalahan yang sangat fatal.

"TIDAK!!!" itulah yang Ley dapatkan, kemudian tatapan mereka menjadi tajam, Ley bahkan menelan ludah.

"Tolong suapi aku, Onee-sama dan Onee-san ku yang cantik." Ley kemudian memutuskan untuk menyerah.

Tapi ini efektif karena keempat kakak perempuannya mengangguk puas, dan mereka terus menyuapi Ley sampai selesai.

Beberapa saat kemudian...

"Kembalilah ke kelas, kelas sebentar lagi dimulai." Yuri mengatakan itu, kemudian ke Empat Tuan Putri itu berdiri.

Sebelum mereka pergi, mereka memberikan ciuman kepada Ley, Yuri dan Rio di dahi, Sayaka dan Miyako di pipi kanan dan kiri Ley.

Ini benar-benar menyebabkan kecemburuan dari semua murid baik laki-laki maupun perempuan, mereka seolah siap menyerang Ley kapan saja saat ini.

Tapi dengan tatapan sekilas dari Rio, mereka kembali duduk dengan benar dan bahkan menundukkan wajahnya.

"Kyaaa~ tatapan Onee-sama sangat tajam."

"Benar, dia sangat keren."

"Ah~ aku ingin memeluknya."

Itulah yang dikatakan murid perempuan, tapi kata-kata dari gadis terakhir mengundang banyak perhatian, karena bagian Ah~ itu adalah erangan.

Dan kemudian kelas kembali dimulai, semua murid kembali ke kelas masing-masing, Ley dan teman-temannya.

"Apa-apaan ini, dimana gurunya?" Seiya meraung keras, kelas 1-C benar-benar tidak ada guru yang datang meskipun mereka sudah menunggu.