Wanita Kesayangan CEO

'Apa yang Aku lakukan? Kenapa Aku tidak membencinya saat kami tidak sengaja berciuman?' Tanya Martinus dalam hati.

"Uhuk ... Uhuk ... Aku ingin tidur siang." Ucap Martinus yang ingin Angela mengangkat tubuhnya dari atas tubuhnya.

"Ummmm ... Tidur siang." Ucap Angela sambil mengangkat tubuhnya.

Angela kemudian berbaring di ranjang sambil menatap ke arah langit-langit sambil mengingat apa yang barusan terjadi ketika mereka tidak sengaja berciuman.

'Aku benar-benar tidak bisa tidur karena ciuman ini.'Ucap Angela sambil menutupi kepalanya dengan selimut.

Sedangkan Martinus yang sedang memejamkan matanya tiba-tiba teringat ketika dirinya tidak sengaja mencium bibir Angela.

'Kenapa ruangan ini panas sekali?' Tanya Martinus sambil melepaskan kancing piyama yang paling atas.

Martinus membuka matanya kemudian Martinus memiringkan tubuhnya ke arah samping di mana Angela juga memiringkan tubuhnya ke arah samping. Mereka saling menatap dan beberapa saat kemudian mereka membalikkan badannya dengan posisi saling membelakangi.

'Angela, tidurlah ... Tidurlah ... Jangan pikirkan apa yang terjadi barusan.' Ucap Angela dalam hati sambil memejamkan matanya.

Siang menjelang sore di mana Nenek Elisabeth bersama kepala pelayan duduk di kursi makan sambil menunggu kedatangan Angela dan Martinus.

"Tadi siang Aku memintamu untuk menguping, apakah ada banyak pergerakan di kamar mereka?" Tanya Nenek Elisabeth.

"Ya, Aku mendengar suara yang sangat keras sepertinya Tuan Muda Martinus sangat agresif." Jawab kepala pelayan.

"Hahahahahaha ... Syukurlah sebentar lagi Aku akan mempunyai cicit lagi dan kini dari Martinus." Ucap Nenek Elisabeth sambil tertawa bahagia.

Tidak berapa lama datang Martinus menuruni anak tangga diikuti Angela dari belakang menuju ke arah ruang makan membuat Nenek Elisabeth menatap ke arah mereka.

"Kalian akhirnya sudah bangun." Ucap Nenek Elisabeth sambil tersenyum menatap mereka berdua yang terlihat jelas wajah lelahnya.

'Dasar pria jelek membuatku tidak bisa tidur siang.' Ucap Angela dalam hati sambil menatap punggung Martinus dengan wajah kesal.

Angela menuruni anak tangga sambil ngedumel dalam hati hingga kaki kirinya tidak sengaja menginjak ujung anak tangga membuat Angela terpeleset.

"Akhhhhhh!" Teriak Angela ketika tubuhnya nyaris terjatuh ke lantai jika saja Martinus tidak memeluk tubuhnya.

"Lihat .... Lihat ... Mereka berdua saling berpelukan dan sangat dekat. Oh cucuku yang sudah tumbuh besar dan sangat tampan membuatku ada harapan untuk menggendong cicit." Ucap Nenek Elisabeth sambil tersenyum bahagia.

Sedangkan Martinus melepaskan pelukannya ketika Angela berdiri dengan tegak di mana mereka saling menatap. Hingga beberapa saat kemudian Angela membalikkan badannya dan berjalan ke arah Nenek Elisabeth diikuti oleh Martinus.

"Selamat malam, Nenek." Sapa Angela sambil tersenyum kemudian berjalan ke arah Nenek Elisabeth kemudian duduk di sampingnya begitu pula dengan Martinus.

"Ayo, cucu menantuku yang sangat berharga silahkan duduk. Kamu sudah bekerja dengan keras maka Nenek akan menanyakan sesuatu ke dirimu." Ucap Nenek Elisabeth sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Angela.

'Cucuku ini, bagaimana penampilannya tadi siang? Luar biasa atau biasa saja?' Tanya Nenek Elisabeth kepo dengan suara berbisik tepat di telinga Angela.

"Emmmm ... Kak Martinus ..." Ucap Angela menggantungkan kalimatnya sambil menatap ke arah Martinus.

"Tadi siang Kak Martinus ..." Ucap Angela kembali menggantungkan kalimatnya sambil tersenyum usil.

"Angela Sutrisna." Panggil Martinus dengan nada kesal.

"Jangan bicara omong kosong." Sambung Martinus.

'Salah siapa kamu menarik ke dua kakiku hingga Aku terjatuh dari tempat tidur?' Tanya Angela dengan suara berbisik sambil menatap ke arah Martinus.

'Bukannya kamu yang memulai duluan?' Tanya Martinus sambil menatap Angela dengan tatapan tajam.

Angela hanya tersenyum tanpa ada rasa takut sedikitpun kemudian menatap ke arah Nenek Elisabeth.

"Nenek, Kak Martinus bersikap dingin dan sangat hebat di ranjang." Ucap Angela dengan wajah bersemu merah.

"Hahahahaha ... Bagus ... Bagus .... Ini sangat bagus." Ucap Nenek Elisabeth sambil tertawa bahagia.

Angela memalingkan wajahnya ke arah Martinus yang masih menatap dirinya kemudian Angela mendekatkan wajahnya ke arah Martinus.

'Jika kamu berani menindasku lagi di masa depan maka Aku akan mengatakan pada Nenek kalau adik kecilmu tidak bisa memuaskan Aku." Ucap Angela sambil tersenyum menyeringai.

"Angela." Panggil Martinus dengan wajah kesal.

"Ada apa Sayang?" Tanya Angela sambil tersenyum penuh kemenangan.

Angela mengambil kue tart keju kemudian diletakkan di piring kecil. Angela kemudian mengambil sendok kecil lalu menyendok kue tart tersebut.

"Suamiku, ayo di makan kue tartnya." Ucap Angela.

Angela mengarahkan sendoknya ke arah Martinus sedangkan tangan kirinya menarik dagunya agar mulutnya terbuka.

Setelah terbuka barulah Angela memasukkan sendok yang sudah ada kue tartnya lalu menekan dagunya agar mulutnya tertutup. Martinus hanya diam sambil menatap ke arah Angela dan membiarkan Angela melakukan hal itu.

"Nenek melihat kalian berdua sangat manis membuat Nenek sangat lega dan sangat bahagia." Ucap Nenek Elisabeth.

"Oh ya, besok pagi minta Martinus mengantarmu ke butik untuk membeli pakaian yang kamu suka. Apapun yang kamu suka ambil semuanya tanpa perlu memikirkan uang karena semuanya akan di bayar oleh Martinus." Ucap Nenek Elisabeth.

"Terima kasih Nenek, Nenek sangat baik padaku." Ucap Angela sambil tersenyum.

Nenek Elisabeth hanya tersenyum kemudian mereka makan bersama hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.

Mereka kemudian mengobrol hingga satu jam kemudian mereka istirahat di kamar masing-masing.

xxxxxxxxxxxxxx

Waktu berlalu dengan cepatnya dan tidak terasa pula malam berganti pagi di mana Angela dan Martinus sudah memakai pakaian santai karena hari ini Martinus akan mengantar Angela ke butik terkenal.

Singkat cerita kini Martinus dan Angela sudah sampai di butik yang sangat terkenal di negara itu. Mereka berjalan berdampingan di mana Angela memeluk lengan Martinus.

"Butik AA ini sangat terkenal di negara ini, di mana butik AA memenangkan banyak penghargaan dalam dan luar negri. Butik AA ini selalu memproduksi produk kelas atas, jadi ambillah dan lihat apakah kamu menyukai gaunnya atau tidak." Ucap Martinus.

'Aku tidak menyangka kalau Kak Martinus akan membawaku ke Butik AA ini dan memintanya untuk memilih gaun yang Aku suka.' Ucap Angela dalam hati.

Angela kemudian memilih gaun yang disukainya sedangkan Martinus berjalan agak menjauh karena dirinya mendapatkan telepon dari rekan bisnisnya.

Tidak berapa lama datang seorang pria tampan berjalan ke arah Angela bersamaan Martinus menatap ke arah Angela. Di mana jarak mereka tidak begitu jauh membuat Martinus menatap ke arah Angela dan pria tampan tersebut sambil masih menerima telepon.

'Siapa pria itu?' Tanya Martinus dalam hati ketika sudah selesai menerima telepon dengan wajah cemburu.

Martinus menyimpan ponselnya ke saku kemejanya sambil berjalan ke arah Angela dan pria tampan tersebut yang masih asyik mengobrol.

'Kenapa Aku sangat marah ketika melihat istriku mengobrol dengan pria lain? Apalagi mereka terlihat sangat akrab.' Ucap Martinus dalam hati.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ayo dong Vote, like, hadiah, rate bintang 5, komentar dan tip agar author semangat menulisnya dan mendapatkan bab terbaik. 😚😚😍😍😘😘

Terima kasih yang sudah Vote, like, hadiah, rate bintang 5, serta terima kasih juga buat para pembaca yang masih setia membaca novelku.😁😚😚😍😍😘😘 Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.

Salam Author,

Yayuk Triatmaja