“Damian, ah, jangan...”
"Itu geli, jangan seperti itu."
Arissa berdiri di depan ruangan kantor direktur Miracle group, dia mendengar suara Damian suaminya yang sedang bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan itu, suara manja wanita yang tengah bersama dengan suaminya itu seperti belati tajam yang menghujam jantungnya.
“Nyonya, direktur sekarang sedang sibuk, nanti akan saya sampaikan jika nyonya datang mengunjunginya...” Asisten pribadi Damian, Remi dengan wajah canggung dan penuh simpati menatap Arissa.
"Damian apa yang kamu...." Belum sempat Arissa menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh bibir Damian.
Ciuman Damian kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Seperti hendak menelan Arissa bulat-bulat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 25
"Damian! aku sudah mengatakan aku tidak ingin bermain-main, di dunia ini ada banyak perempuan yang bersedia bermain denganmu, jadi, tolong cari perempuan lain saja, jangan aku!"
"Aku tidak mau!" Tolak Damian mentah-mentah, lalu dia sedikit memiringkan badan mendekat ke Arissa, aura laki-laki yang kuat mengelilingi Arissa.
"Karena kamu yang memulai permainan ini, jadi kamu yang harus menemaniku bermain." Ujar Damian.
Jika saja Arissa tidak berpura-pura menjadi orang lain, mungkin dia masih bisa memaafkannya.
Tepat saat itu, pintu lift terbuka. Damian langsung menarik Arissa keluar dari lift.
Damian tersenyum dengan dingin, kebencian dan ejekan tampak jelas di matanya.
Damian mengulurkan tangan mengangkat kepala Arissa yang sedang tertunduk, memaksa agar Arissa menatapnya.
"Kamu punya dua pilihan, yang pertama, kamu bekerja dan ikuti keinginanku, atau kedua, kamu bisa menolak untuk jadi penanggung jawab. Aku akan membatalkan kontrak kerja sama Sky House dengan Miracle Group. Tapi, kamu harus mengambil kerugian perusahaan ku. Kamu tinggal pilih, yang mana."
"Dasar pria busuk yang kotor!" Hardik Arissa menggertakkan gigi mengucapkan kalimat itu.
Rasa takutnya sudah hilang di gantikan dengan amarah yang menggebu-gebu menatap pria yang dulu sempat dia gila-gilai itu.
Mendengar Kalimat yang di lontarkan Arissa untuknya, malah membuat Damian merasa bangga, ia tertawa ringan, melihat tatapan mata Arissa berubah. Dia merasa permainan itu semakin menarik.
"Kalau seperti ini bisa membuat reda amarahmu, kamu boleh terus memaki aku sampai kamu puas. Silakan saja, aku tidak akan marah." Ucapnya.
"Tentukan pilihanmu sekarang? Ingin bekerja, mengikuti keinginanku atau ganti kerugian perusahaan ku?" Damian kembali bertanya.
Arissa diam, dia memang tidak suka berkerja bersama dengan Damian. Tapi, jika harus ganti rugi... Pasti, itu bukanlah jumlah yang sedikit.
Sepertinya dia memang tidak punya pilihan lagi, selain harus ikhlas menjadi penanggung jawab projek Sky House dengan Miracle Group.
Dia hanya perlu menahan hati saja menghadapi pria busuk di depannya itu.
Pada akhirnya, kerja kerasnya selama satu bulan agar bisa menjadi karyawan tetap dan bisa masuk ke departemen desain harus dia ikhlaskan dan memasrahkan diri untuk mengiyakan keinginan direktur arogan yang merupakan mantan suaminya itu.
"Baik, aku terima, aku akan menjadi penanggung jawab projek, seperti yang kamu inginkan. kamu sekarang puas?"
Damian yang melihat ekspresi marah dan pasrah di wajah kecil Arissa, menjadi tidak tahan lalu mengulurkan tangan mencubit pipi yang menggemaskan itu pelan.
Sepertinya dia jadi lupa, kalau dia sedang ingin membalas dendam karena Arissa telah menipu dirinya.
"Jangan menatapmu dengan wajah marah seperti itu, daripada kamu terus marah, sebaiknya ikut aku, aku bawa kamu melihat sesuatu, aku jamin kamu akan suka." Kata Damian dengan lembut.
Arissa benar-benar tidak habis pikir dengan kepribadian pria itu, sebentar bersikap kasar dan egois, lalu kemudian tiba-tiba bersikap manis dan lembut padanya.
Apa dia berkepribadian ganda? Pikir Arissa.
"Masuklah.." Damian membukakan pintu mobil untuk Arissa. Mau tak mau, harus menurut.
......................
Setelah beberapa menit perjalanan mobil berhenti.
"Sudah sampai, turunlah." Kata Damian dengan dingin.
Fix, dia punya kepribadian ganda.. bisik hati Arissa.
Arissa keluar dari mobil, dan batu menyadari jika saat ini dia ada di depan sebuah villa.
Arissa teringat akan kejadian yang lalu di villa yang lain, raut wajahnya menjadi sedikit pucat. Dia takut jika Damian akan melakukan sesuatu padanya.
Sama seperti saat itu, hampir saja dia di perkosa oleh mantan suaminya itu saat dia di bawah pengaruh obat perangsang yang di campur ke dalam minuman Damian saat di pesta.
Tapi, saat ini, semoga saja tidak ada lagi yang memasukkan obat perangsang ke dalam minuman atau makanan pria itu. Harap Arissa.
"Ada apa? Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Damian saat mendapat Arissa melamun panjang.
"Ti...tidak." Jawab Arissa.
"Tenang saja, aku tidak akan berbuat yang aneh-aneh padamu." Kata Damian seolah tau apa yang sedang Arissa pikirkan.
"Ayo, kita masuk." Damian berjalan di depan sementara Arissa mengikutinya masuk ke dalam villa.
Membawanya melihat-lihat.
"Bagaimana menurut mu? Apa villa ini bagus?" Tanya Damian sambil berjalan menaiki tangga ke lantai tiga.
"Bagus." Sahut Arissa.
Benar, villa itu bagus dan bahkan sangat bagus.
Semua yang ada di dalam villa adalah barang-barang berharga mahal.
Sesampainya di lantai tiga, Damian membawa Arissa masuk ke dalam sebuah ruangan. Tampak seperti kamar.
Arissa sudah merasa was-was. Untuk apa pria itu membawanya ke dalam kamar?
"Masuklah, aku tidak akan memperkosa mu." Kata Damian saat melihat ke kekhawatiran di wajah Arissa.
Karna Damian sudah berkata seperti itu, Arissa pun mengikuti Damian masuk ke dalam kamar.
"Tempat apa ini?" Tanya Arissa yang terkejut melihat di dalam kamar itu ada sebuah pintu yang terbuat dari besi. Sepertinya itu adalah brankas yang besar.
Damian masuk menghampiri brankas, memasukkan sidik jarinya, pintu brankas yang besar dan berat itu perlahan terbuka.
Arissa terperangah saat melihat di dalam brankas itu di penuhi oleh perhiasan dan beberapa uang tunai dengan mata asing.
Dia tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, rasanya seperti mimpi melihat sesuatu yang begitu besar.
Perhiasan-perhiasan itu, sama sekali bukan perhiasan biasa. Pasti harganya mencapai triliunan.
Perempuan mana yang tidak tergoda saat melihat harta dan perhiasan..
Tapi, dia tetap harus menahan diri!
Damian menghampiri Arissa lalu menggandeng tangannya masuk ke dalam.
"Bagaimana? Apa kamu suka?" Tanya Damian.
Arissa hanya diam, tak menyahut ataupun mengangguk.
"Kalau kamu suka, akan aku berikan semuanya." Tambah Damian.
"Memangnya kamu rela memberikannya?" Tanya Arissa.
Mendengar pertanyaan itu membuat Damian tersenyum jahat, sepertinya Arissa sudah mulai jatuh kedalam perangkapnya.
"Tentu saja aku rela. Asal kamu suka, akan aku berikan, perhiasan-perhiasan ini, uang, villa ini akan menjadi milikmu. Dan... Juga aku!"
Awalnya saat di kalimat pertama, Arissa sedikit tergerak mendengarnya, saat Damian menawarinya. Tapi, kalimat akhir, membuat wajahnya langsung berubah, ternyata benar tidak bisa mengharapkan apapun dari pria itu, karena pasti, ujung-ujungnya akan kecewa.
"Tidak perlu, aku tidak tertarik dengan penawaran itu." Arissa langsung menolaknya.
"Baik, kalau kamu menolak, kalau begitu aku punya penawaran lain untukmu, Aku tahu, kamu adalah interior desain yang sangat bagus dan profesional, kalau kamu membantuku mendesain di luar dari kerja sama perusahaan, aku kan memberikan kamu apa pun yang kamu inginkan di dalam brankas ini." Kata Damian.
Penolakan Arissa, adalah hal yang sudah Damian duga. Dan, penawaran itu adalah plan B, yang sudah dia pikirkan.
Demi memenangkan permainan, dia harus mencari dan menghalalkan cara apapun, dia tidak ingin kalah dari perempuan licik.
Damian masih mengira jika Arissa memiliki niat terselubung, dia mengira jika Arissa sengaja menipu dirinya.
"Baik, mendesain untuk kamu atau orang lain?" Tanya Arissa. Mungkin saja Damian ingin mendesain interior untuk perempuan simpanannya.
Bola mata Damian yang hitam diam-diam menatap Arissa, matanya penuh dengan sinar kemenangan.
"Tentu saja untuk orang lain, untuk wanita yang aku cintai." Jawab Damian.
Wanita yang dicintai?
Hati Arissa berdetak kencang, meskipun dia sudah memperkirakan, tapi tetap saja hatinya tercubit.
Arissa mencoba menahan kepahitan yang muncul di lubuk hatinya, meskipun dia tidak menginginkan Damian lagi, tapi tetap saja tidak dengan mudah melepaskan, apalagi dia sudah menyukai Damian selama bertahun-tahun.
Di dalam hati, Arissa mentertawakan dirinya sendiri. Sekarang dia tahu, kenapa Damian tidak pernah mempedulikannya, tidak pernah menganggapnya ada sebagai istri. Ternyata di dalam hatinya ada perempuan yang dicintai...
......................
Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.
kita ikuti
ceritanya thor
apakah dirimu lagi sibuk?
semoga author sehat " ya
🙏🙏🙏
di tunggu up nya...
bersatu lagi thor
bikin sebucin bucinnya
mereka ber 2
lanjut thor ceritanya
semoga iya biar terkejut