Dijual oleh Ibu dan Kakak tirinya pada seorang CEO dingin demi untuk menebus rumah yang digadaikan oleh Ibu tirinya dan juga melunasi hutang judi Kakak tirinya. Diandra terpaksa menikah dengan laki-laki kejam bernama Erlangga.
CEO yang begitu terkenal dengan prestasi dan begitu diidamkan banyak wanita itu, selalu berlaku semena-mena pada Diandra, terutama saat diatas ranjang.
Diandra terpaksa bertahan, tetapi bukan karena mencintai Erlan, melainkan karena keluarga barunya yang begitu menyambut baik kedatangan Diandra sebagai menantu. Ditambah lagi, dia tidak punya tempat berteduh kecuali rumah suami kejamnya itu.
Akankah Erlan luluh dan mencintai istrinya Diandra saat kekasih Erlangga yang sesungguhnya datang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delis Misroroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan Cinta
Sore ini Diandra sengaja berdiri di balkon untuk menikmati senja setelah dia selesai mandi. Kamar Erlan sungguh membuatnya betah karena bisa melihat sunrise juga sunset saat waktu yang diinginkan. Rambutnya masih sedikit basah karena dia malas duduk berlama-lama hanya untuk mengeringkan rambut dengan hairdryer. Senyumnya yang begitu manis akan membuat siapa saja terpukau apalagi dengan pantulan cahaya berwarna oranye itu.
"Sayang!" panggil Erlan dan Diandra pun menoleh. Bukannya berbunga-bunga karena di panggil sayang, Diandra malah terheran-heran dan mengangkat satu alisnya untuk memastikan panggilan itu untuk dirinya atau bukan. "Kenapa raut wajahmu seperti itu?" tanya Erlan berjalan mendekat. "Ini untuk kamu, Sayang," kata Erlan kembali memanggil sayang seraya memberikan buket bunga yang sejak tadi dia peluk.
Diandra menerima buket bunga mawar itu dan mencium aromanya. Sungguh segar. Diandra pun kembali menatap Erlan yang sedang tersenyum manis. "Kamu panggil aku sayang, Mas?" Diandra ingin memastikan lagi panggilan itu.
"Memang disini ada orang lain yang bisa aku panggil sayang?" Erlan terlihat kesal karena Diandra seperti tidak senang mendapatkan bunga mawar darinya. Berbeda sekali dengan Cherin yang sangat antusias mendapatkan bunga mawar merah.
"Aku pikir kamu hanya akan panggil aku sayang saat bercinta aja. Ah ... salah, kita tidak saling cinta jadi bahasanya bukan bercinta tapi menggauliku. Em ngomong-ngomong ... dalam rangka apa kamu memberikan aku seikat bunga ini, Mas?" tanya Diandra lagi yang masih menunjukkan wajah biasa saja. Padahal sebelum kedatangan Erlan, senyum manis Diandra begitu mempesona bahkan Erlan tidak rela senyum itu lenyap.
"Kamu istriku, wajar kalau aku panggil kamu sayang. Bunga ini hadiah untukmu karena ... em karena tadi aku ingin beli saja," jawab Erlan asal-asalan. Namun Diandra malah terkekeh. Kali ini tidak bisa dipungkiri, Erlan benar-benar terbius dengan tawa Diandra. "Kenapa?" tanya Erlan masih berusaha jual mahal.
"Tu- eh maksudnya kamu lucu ternyata, Mas. Aku bahkan lupa kamu itu suamiku. Aku pikir aku hanya budakmu, ternyata aku istrimu. Baiklah, terima kasih bunganya. Baunya harum sekali. Aku akan memindahkannya dalam pot," jawab Diandra hendak berlalu, tetapi dengan cepat Erlan menarik pinggang Diandra agar jatuh dalam pelukannya. Lagi-lagi Diandra mengangkat satu alisnya sebagai tanda bertanya pada Erlan.
"Kamu ... selamanya akan menjadi istriku. Istri Tuan Erlangga." Tanpa basa-basi lagi, Erlan pun mencium dan menyesap bibir manis Diandra yang sudah menjadi candu untuknya.
Tidak mau membuat Erlan kecewa, Diandra menjatuhkan buket bunga mawarnya kemudian membalas pelukan dan ciuman Erlan dengan hal yang sama yang dilakukan Erlan. Tanpa mereka berdua sadari, ternyata mereka sudah atas di atas tempat tidur. Erlan pun menyudahi ciumannya untuk melepaskan dasi dan kemeja yang dia kenakan.
"Jangan terlalu buru-buru, Mas. Kalau kamu buru-buru, itu akan sangat menyakitiku," kata Diandra dan Erlan hanya mengangguk seraya tersenyum. "Emh!" desah Diandra saat Erlan mulai menciumnya lagi. Erlan benar-benar melakukannya dengan perlahan agar mereka berdua menikmati rasa yang begitu indah itu secara bersamaan.
"Argh!!! Ini benar-benar membuatku gila, Sayang. Ah ... Diandra ... Sayang!" Lolong panjang Erlan menyatakan permainan telah berakhir. "Kamu selalu berhasil membuatku melayang, terima kasih Sayangku," ucap Erlan dengan kecupan singkat di kening Diandra kemudian menjatuhkan diri di atas tempat tidur setelah dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya juga tubuh Diandra.
"Apakah ini sebuah pujian, Mas? Atau pernyataan cinta?" tanya Diandra yang tentu saja tidak mau salah paham dengan ucapan Erlan tadi.
"Menurut kamu, aku memuji atau menyatakan cinta, Sayang?" kata Erlan kemudian memeluk Diandra seraya mencium leher jenjangnya.
"Menurutku, saat ini aku sedang bermimpi dan aku harap aku tidak bangun dari mimpi indahku," jawab Diandra membuat Erlan tertegun. Dia sadar jika perlakuannya selama ini salah dan begitu menyakitinya hingga sebuah bunga dan kata-kata indah tidaklah langsung meluluhkan hati wanita yang dia beli dengan harga satu juta dollar itu.
"Aku ... mencintaimu Diandra. Aku sangat mencintaimu. Aku nggak tahu kapan rasa cinta ini muncul. Tapi sejak pertama kita melakukannya, tubuhku selalu merasakan hal aneh dan bahkan otakku nggak bisa berhenti mikirin kamu, Sayang. Maaf! Maafkan aku jika memberikan awal yang buruk. Aku sungguh mencintaimu karena aku sama sekali nggak bisa berhenti memikirkan kamu, Sayang." Erlan mengeratkan pelukannya.
Bukannya menjawab pernyataan cinta sang suami, Diandra malah menitikkan air matanya. Entah rasa apa yang mendominasi hatinya saat ini. Bahagia, sedih, kecewa, senang atau apa? Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ada seorang laki-laki yang menyatakan cintanya.
Namun Diandra masih tidak ingin besar kepala karena berhasil menaklukkan CEO kejam itu. Dia tentu tidak lupa jika Erlan memiliki seorang kekasih. "Kenapa kamu diam, Sayang?" tanya Erlan kembali menindih tubuh istrinya. "Kamu nangis? Apa aku menyakitimu? Maaf. Aku pikir tadi sudah cukup pelan. Maaf ya, jangan nangis lagi," kata Erlan seraya menyeka air mata Diandra.
"Kenapa kamu mencintaiku, Mas?" tanya Diandra tiba-tiba. Erlan pun tersenyum.
"Cinta itu tidak butuh sebuah alasan, Sayang. Dia bisa datang kapanpun tanpa permisi," jawab Erlan kemudian memberikan kecupan singkat di kening Diandra. Sungguh, Diandra benar-benar terlena dengan perlakuan Erlan.
"Benarkah? Jika cinta bisa datang kapanpun, artinya dia juga bisa pergi begitu saja, Mas. Jika ada kata datang, maka akan ada kata pergi. Sama seperti adanya kehidupan, maka akan ada sebuah kematian," jawab Diandra membuat Erlan terdiam.
"Sedalam itukah lukamu, Sayang?" tanya Erlan setelah melihat iris mata Diandra yang mencerminkan sebuah kebencian.
"Entahlah. Aku bahkan nggak tahu apa yang sedang aku lakukan ini. Sekarang kamu menyatakan cintamu padaku, tapi aku yakin sebentar lagi kamu juga akan menghempaskan ku, Mas. Kamu masih punya kekasih bukan? Kamu hanya terpaksa menikah denganku. Aku rasa itu bukan cinta, Mas. Tapi karena kamu punya mainan baru, jadi kamu sedang menjunjung dan memuja mainan barumu ini. Saat kamu bosan denganku, maka dengan sangat mudah kamu akan membuang ku, Mas."
Apa yang dikatakan Diandra tidak bisa disalahkan karena memang benar Erlan punya kekasih bernama Cherin. Namun saat bersama Diandra, Erlan hanya memuja istrinya, bukan wanita lain. Bukan itu saja, perkataan Diandra semakin membuat Erlan sakit. Dia pikir akan mudah menaklukkan hati Diandra, tetapi ternyata tidak semudah itu.
"Maafkan aku jika aku terlalu menyakitimu. Aku janji akan memulai semuanya dari awal. Aku akan membuatmu mencintaiku juga, Sayang. Sedangkan tentang kekasih ... aku ... sekalipun aku nggak pernah punya perasaan yang sama selama lima tahun aku dengannya. Aku pikir aku tidak mencintainya selama ini. Sepertinya aku hanya ingin berterima kasih padanya," tutur Erlan dengan wajah sedih dan kembali memeluk Diandra.
........
𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐪 𝐝𝐥𝐮 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐮𝐫𝐞𝐭 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟑𝐛𝐥𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐪 𝐠𝐤 𝐧𝐠𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐭𝐮 𝐠𝐤 𝐛𝐥𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐩𝐞𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐠𝐢 𝐮𝐬𝐢𝐪𝐮 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟐 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐢𝐨𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐢𝐬𝐭𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟑 𝐛𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐨𝐯𝐮𝐦 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐢𝐧 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐝 𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐪𝐮 𝐡𝐧𝐲 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐧𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐲𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐛𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚