[Colab with kak Mozarella_cha]
[Cerita dalam proses merevisi]
.
.
Cerita ini mengandung adegan yang membuat kalian geleng-geleng kepala dengan antagonis satu ini.
.
.
Rheasya Livynza Quittern, mahasiswi cantik jurusan bisnis yang namanya dikenal karena segala tingkah absurdnya.
Kelakuannya, membuat semua orang pusing tujuh keliling bahkan harus menyetok banyak kesabaran untuk menghadapinya.
Namun bagaimana jadinya kalau Rhea malah mengalami transmigrasi, usai menghirup bau kentut dosen killer.
Jiwanya merasuki tubuh yang memiliki peran sebagai antagonis sebuah novel yang sekilas membaca cerita sinopsisnya saja.
Kali ini antagonisnya sangat berbeda dengan deskripsi tokoh jahat di novel umumnya.
QUEEN BULLYING ❎
Seragam ketat dan make up menor ❎
Dibenci protagonis pria ❎
QUEEN LAVEGOS ☑️
Keluarga harmonis ☑️
Protagonis pria posesif ☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasya_bby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - A?NP!
Suasana kantin yang hening tidak lama kemudian berubah menjadi riuh seperti sedang di pasar.
Semua murid dari kelas X-XII di jurusan IPA dan IPS yang lebih didominasi perempuan berteriak histeris, saat melihat kelima pemuda tampan tersebut.
Tidak peduli ekspresi masam dan wajah iri dari para murid laki-laki yang memandang dalam diam, tanpa mengeluh karena sadar diri masing-masing.
Mau bagaimanapun, pasti ada kelebihannya dan kekurangannya tersendiri.
Namun, para murid laki-laki merasa kalah saing dari kelima pemuda tampan itu yang lebih unggul dalam hal kekayaan, ketampanan, fisik, penampilan, bakat, otak pintar dan ketenaran yang tiada tandingannya.
"Kak Zevan gantengnya spek dewa. Apalah gue yang remahan krupuk gini."
"Emang sih, lo sama kak Zevan nggak cocok. Seperti air dan minyak. Lo kan upik abu gitu."
"Zevan cocoknya sama murid baru yang di samping Adelia noh. Bakal serasi banget kalau sampe jadian."
"Emak, tolong bawain penghulunya buat nikahin anak gadismu dengan kak Justin."
"Rahim gue mendadak hangat ngelihat Justin. Neomu saranghae namja chingu."
"Apaan namja chingu? Sejak kapan lo sama Justin pacaran? Lo ngehalu?"
"Kaisar, gue suka sama lo. Kapan lo bales perasaan gue yang seluas samudera ini?"
"Sampai babi bertelur, mana mau Kaisar bakal bales perasaaan lo. Nggak ada waktu buat ngelirik lo yang burik bin jamet gini."
"Enak aja ngatain gue jamet? Burik-burik gini, muka gue asli tanpa oplas cok!"
"Anjing! Kayaknya gue kena serangan jantung ngeliat ketampanan Arjuna."
"Kak Arjuna kan banyak ceweknya, boleh nggak gue jadi yang salah satunya?"
"Arjuna, kita baikan ya? Gue nggak mau putus sama lo. Gue gagal move on huhu.."
"Pandu mau nikah sama gue nggak? Gue bisa muasin di ranjang sepuluh ronde."
"Anjay.. Emang Pandu mau nikah sama lo yang jelas-jelas bukan cewek yang dia cintai?"
"Gue malah nggak yakin lo masih kuat sampe sepuluh ronde. Jangan sok deh."
...
Zevan berjalan cepat dengan langkah kaki lebarnya menuju siswi yang sangat dia kenali. Siapa lagi jika bukan tunangan yang dicintai segenap jiwa raganya.
"Kamu, tidak apa-apa?" tanyanya lembut dan tatapan penuh kekhawatiran yang justru disalahartikan Luana kalau ucapan itu ditujukan untuknya. Sepertinya yang dia harapkan akhirnya terkabul.
Dia tidak menyangka Zevan begitu mudahnya untuk didapat dengan modal wajah iba dan air matanya.
Bahkan penghuni kantin termasuk Adelia bersama dengan keempat sahabatnya menahan napas saat mendengar nada bicara lembut dan perhatian dari ketua Lavegos yang memakai 'aku-kamu'.
Mereka semua shock dan cengo berjamaah melihat Zevan yang nampak berbeda dari biasanya.
Penghuni kantin juga dibuat baper dengan sisi lain ketua Lavegos yang jarang memperhatikan wanita sampai sebegitunya.
Padahal pertanyaan Zevan itu mengarah ke Rhea yang menahan tawa saat melihat ekspresi penuh percaya diri Luana.
Ada berapa banyak sih topeng yang dia gunakan? Bisa merubah wajahnya dalam beberapa kali.
"A-aku nggak apa-apa Zevan, makasih ya udah khawatirin aku." ucap Luana sambil tersenyum malu-malu dengan pipi memerah.
Dia memasang wajah lugu dan polos guna menjaga citra baiknya di hadapan Zevan, pria yang mencintai nya dan akan menikahinya menurut alur cerita novel yang dia baca hingga membuatnya ingin terbang.
Zevan menaikkan sebelah alisnya, menatap rendah siswi itu yang masih bersimpuh di lantai.
"Gue nggak khawatirin lo dan jangan sok akrab manggil nama gue dengan mulut busuk lo itu."
"Gue nggak kenal lo dan cuma Rhea, satu-satunya yang gue khawatirin, bukan orang lain termasuk lo yang bukan siapa-siapanya gue."
Zevan merengkuh pinggang Rhea dengan erat dan memperlihatkan kemesraannya.
Dia menelisik tubuh tunangannya, siapa tahu terkena pecahan kaca atau tumpahan kuah panas.
"Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Kamu nggak ada yang terluka kan, baby?"
Rhea mengelus rahang tegas Zevan. "I'm okay, Xavier. Adelia yang kena kuah panas tadi."
Zevan memejamkan matanya seolah ingin meresapi elusan jari lentik itu tanpa peduli tatapan orang lain.
Sesekali dia mencium gemas pucuk kepala Rhea dan membuat si empu merah merona di pipinya.
Semua murid menggigit jari karena tidak kuat akan keromantisan dari pasangan serasi itu.
Baru kali ini Zevan berbicara panjang lebar selain bersama Rhea dan membuat mulutnya lelah.
Rhea dan Adelia sudah tidak bisa menahan tawa setelah mendengar kalimat sarkas yang nyelekit keluar dari bibir tebal Zevan.
"Jangan gitu Xavier. Tuh liat wajahnya udah kecut gitu ngelebihi rasa buah lemon."
"Padahal dia itu udah percaya diri banget nungguin pangeran berkuda putihnya dateng." timpal Adelia.
Kaisar bergerak cepat untuk melepas jas almameter dan menutupi seragam basah Adelia agar tidak ada yang melihat tubuh kekasihnya.
Mengapa pula gadis itu masih betah mengenakan seragam yang memperlihatkan pakaian dalamnya. Dia tidak suka miliknya dilihat oleh banyak pria.
Tangan kekar berototnya terulur. Merengkuh tubuh sang kekasih untuk dipeluk dan kepala Adelia yang bersandar di dada bidang Kaisar.
Mereka yang menonton adegan romantis itu dibuat baper dan iri untuk kedua kalinya.
Justin merangkul pundak si Zevan dan tidak ada wajah kasihan melihat kondisi Luana yang masih tidak ada ingin bangun dari posisinya.
Seakan melihat Luana seperti pengemis yang ingin meminta uang dengan wajah yang berhari-hari tidak makan, mana penampilannya seperti gembel lagi.
"Jangan bikin anak orang nangis gara-gara omongan lo. Nanti malah ngadu ke emak bapaknya."
"Halah sok bijak lo!" sungut Arjuna sembari menoleh ke siswi itu. "Lo ini gak kena mental kan? Lo juga gak ada rencana bundir kan? Yang ada nanti bakal viral."
"Ngopo takon koyo kuwi, ogeb!! Gara-gara kowe, wonge malah tambah nangis kejer ngunu." sahut Pandu menarik gemas rambut jambul Arjuna.
Justin seakan mengerti kelanjutannya langsung bertindak untuk memisahkan Arjuna dan Pandu sebelum mereka memulai adu jotos.
Justin dengan entengnya mengangkat kerah seragam mereka, lalu berjalan menjauh dari keramaian tersebut.
Dia mendudukkan mereka di bangku Lavegos dan mengancam melalui tatapan tajamnya untuk diam dan duduk di tempat.
Arjuna dan Pandu mengangguk patuh bak anak kecil tanpa adanya protes sedikitpun.
Justin pergi ke warung stand Mpok Juminten dan Abah Rojali guna memesan makanan sahabatnya yang mungkin sudah kelaparan.
Tenang saja, memakai black card si Zevan dengan guna membayar jadi uang saku dari ayahnya masih aman dan bisa untuk membeli rujak.
Rujak untuk dibawa pulang, dan dimakan bundanya yang mengidam karena hamil adiknya. Yah padahal ingin menjadi anak tunggal tapi ayahnya yang keras kepala tetap ingin membuatkan adik untuknya agar tidak kesepian saat orang tuanya bekerja.
Yang jadi masalahnya, bundanya mengandung saat dia menginjak usia enam belas tahun. Kenapa sang ayah tidak membuatnya saat dirinya masuk SD?
Balik lagi ke kerumunan tadi yang permasalahannya masih belum selesai hingga kini.
Luana menatap tidak percaya akan apa yang baru saja dia dengarkan dari Zevan. Telinganya bahkan masih normal dan berfungsi baik.
"Xavier nggak mau bantu aku berdiri? Kakiku terkilir, aku boleh minta gendong ke UKS?" tanyanya penuh harap sambil memandang puja ketampanan Zevan.
Nah kan, awalnya manggil dengan nama 'Zevan', tapi sekarang berganti menjadi 'Xavier' saat Rhea dengan mudah memanggilnya tanpa penolakan dari pria itu.
Semua orang memandang penuh jijik melihat Luana yang semakin tidak tahu diri.
"Lo dibiarin kok malah ngelunjak? Sadar diri njir! Zevan mana mau gendong tubuh lo yang bukan siapa-siapanya dia."
"Pacar ya bukan! Saudara juga bukan! Halu lo terlalu tinggi Luananjing! Zevan cintanya sama Rhea bukan sama lo. Nggak selevel kali!" sewot Adelia.
Rhea mengelus punggung sahabatnya yang terbawa emosi dengan tangannya sudah tidak sabaran untuk mencakar wajah Luananjing yang merusak mata.
Adelia sedikit tenang karena Kaisar juga membantu membisikan kalimat penenang dan bahkan sesekali mengecup pelipisnya.
"Lo mau gue beliin kaca? Biar tahu kalau lo itu nggak punya malu?! Dengan seenak jidatnya manggil nama tunangan gue dengan 'Xavier', yang jelas-jelas sudah jadi panggilan khusus dari gue!"
"Lo dengan enteng minta tunangan gue untuk gendong tubuh lo ke UKS. Sebenernya otak lo ditaruh mana hah?! JAWAB! KENAPA BISU?!"
Justin dan pelayan yang memegang nampan hampir saja menjatuhkan beberapa mangkok dan gelas saat mendengar Rhea berteriak keras.
Suasana kantin terlihat mencekam dan semua murid diam di tempat, tidak ada seorangpun beranjak pergi padahal bel masuk kelas telah berbunyi sedari tadi.
Sayang jika melewatkan pertunjukan seru dan gratis ini. Kapan lagi kesempatan seperti ini datang.
Ditambah admin grup lambe turah yang sedari tadi tidak capek memvideo hampir setengah jam.
Rhea mengangkat tangan kiri seakan mengode ke Zevan yang ingin mengatakan sesuatu untuk tidak berbicara dengan tatapan tajam menghunus pada Luana yang tidak berani menatapnya balik.
Rhea bahkan tidak peduli perutnya yang sudah keroncongan sejak tadi.
Apalagi Adelia dan sahabatnya Zevan yang sudah didemo sama cacingnya karena belum memakan sesuap nasi hanya gara-gara Luana.
-TBC-
Ceritanya beberapa udah direvisi jadi sedikit beda sama yang di wp. Tetap update setiap hari ya kak😂🥰
Aku kira bakal digantung ceritanya tapi dugaan aku salah, semoga ceritanya happy ending kak author. Semangat terus ya, jaga kesehatan💜
Bagi para pembaca lama di wp yang punya NT bisa mampir baca ulang. Pembaca baru boleh baca juga, siapa tau bikin ketagihan.
Last, jangan lupa follow akun aku, kasih like, vote dan subcribe biar semangat update cerita terus.