NovelToon NovelToon
Paman, I Love You!

Paman, I Love You!

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Beda Usia
Popularitas:264.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Terpaut usia yang cukup jauh membuat Nabila dan Bastian kesulitan untuk menyatakan cinta satu sama lain.

Tidak pernah ada dalam benak Nabila bahwa dia akan jatuh cinta kepada Bastian, sepupu dari Ayahnya, Akankah cinta keduanya bisa bersatu, ditengah pandangan orang lain tentang usia dan status keluarga?

Bagaimanakah Nabila dan Bastian mengatasi masalah yang akan menghalangi hubungan keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Satu

"Bicaralah, Mas! Jangan hanya minta maaf saja!" ucap Nabila dengan suara yang tersekat karena menahan sebak.

Nabila yakin sekali, jika apa yang akan dia dengar ini adalah kabar tak baik dari sang suami. Semua itu bisa dilihat dari reaksi dan sikap Bastian. Dari awal dia telah curiga ada hubungan antara Mega dan sang suami. Dia mulai curiga sejak mengetahui jika Mega tidak ada hubungan saudara dengan suaminya.

"Sayang, apa pun yang akan aku katakan nanti. Aku harap tidak akan merusak keharmonisan rumah tangga kita. Aku juga ingin kau tau jika aku sangat mencintaimu. Mega hanyalah masa lalu. Aku dan dia pernah menjalin hubungan," ucap Bastian dengan suara pelan, tapi semua dapat di dengar dengan jelas oleh Nabila.

"Katakan dengan jujur, sejauh apa hubungan Mas dan Mega itu? Kalian pernah melakukan apa saja? Dan siapa Dewa?"

Nabila mencecar Bastian dengan pertanyaan beruntun. Dia sudah bisa sebenarnya menebak apa yang akan suaminya katakan. Tapi dia tetap masih ingin semua pengakuan itu keluar dari bibir pria itu.

"Aku dan Mega pernah pacaran. Hubungan kami ... kami dulu sering melakukan hubungan badan!" jawab Bastian.

Nabila memegang dadanya yang terasa sesak. Walau dia telah menduganya, tapi tetap terasa sakit saat mendengar ucapan itu keluar langsung dari bibir sang suami.

Dia terlalu berekspektasi tinggi terhadap pria itu. Dia pikir Bastian tidak sama dengan pria-pria di luar sana yang pernah melakukan zina.

Tubuh Nabila tampak gemetar menahan tangis. Kerongkongannya terasa tersekat. Dia merasa sesak napas. Tak bisa mengeluarkan kata-kata. Jika saja mereka hanya sekedar pacaran, mungkin itu biasa bagi wanita itu. Namun, ini sudah sering melakukan hubungan. Berarti dia bukan yang pertama bagi Bastian. Kenyataan itu yang membuat Nabila menjadi merasa sangat sesak.

"Sayang, bicaralah. Maki aku, caci aku dan bila perlu pukul aku! Jangan diam saja!" ucap Bastian.

Dia juga merasa sesak melihat sang istri hanya diam tanpa mengatakan apapun. Tidak juga menangis. Bastian mengguncang pelan tubuh Nabila.

"Sayang, bicaralah!" ujar Bastian mengulang ucapannya.

Nabila berdiri dan berjalan mendekati pintu. Bastian mengikutinya. Dia memeluk tubuh sang istri dari belakang.

"Sayang, ayo marah! Caci aku! Pukul aku!" Bastian mengulang lagi ucapannya.

"Apa dengan aku melakukan semua itu, keadaan akan membalik? Tidak'kan? Semua telah terjadi," balas Nabila.

Nabila lalu membalikkan tubuhnya menghadap sang suami. Kali ini air mata sudah mulai jatuh membasahi pipinya.

"Kenapa tak jujur dari awal, Mas? Jadi Dewa itu anakmu, Mas?" tanya Nabila.

Bastian menggelengkan kepalanya. Karena dia memang yakin itu bukan darah dagingnya. Kalau pun memang terbukti itu anaknya, dia tak akan juga menikahi wanita itu.

"Aku tak yakin itu putraku. Aku pernah meminta Mega untuk melakukan tes DNA, tapi dia menghilang. Dan sejak saat itu aku tak pernah bertemu dengannya, hingga tadi. Nabila, aku tak mengatakan semuanya dari awal, karena aku takut kehilangan kamu, aku takut kamu tak bisa menerima kenyataan ini!" ucap Bastian.

Nabila tertawa sumbang mendengar ucapan sang suami yang dikiranya sangat lucu. Dia tak mengerti jalan pikiran pria itu.

"Terus, apa Mas berpikir jika kita telah menikah, aku pasti akan menerima masa lalu Mas? Ini sama saja Mas menjebakku! Sengaja menikahi aku, lalu baru jujur tentang masa lalu. Mas berharap aku memaklumi semua dan menerimanya karena tak ingin berpisah dan bercerai!" ucap Nabila dengan suara lantang.

"Pikiran yang picik dan licik!" ucap Nabila.

"Aku tak berpikir begitu. Sumpah, Sayang. Aku tak jujur hanya karena terlalu mencintai kamu dan tak mau kamu menjauhiku setelah tau masa laluku yang kelam," jawab Bastian.

"Maaf, Mas. Aku belum bisa menerima kebohongan ini. Bukan soal masa lalu, tapi kejujuran. Jika saja Mas mengatakan dari awal, walau tetap sakit, tapi aku mungkin tak sesedih dan sesakit saat ini!" balas Nabila.

Dia melepaskan pelukan sang suami dan pergi berjalan menuju kamar tamu. Bastian mengikuti dari belakang.

"Maaf, Mas. Biarkan aku malam ini sendiri. Aku ingin berpikir jalan terbaik untuk hubungan kita. Mumpung kita baru menikah!" ucap Nabila. Dia lalu masuk ke kamar tamu dan menguncinya.

"Nabila, maafkan aku. Kamu bisa melakukan apa saja, asal jangan tinggalkan aku!" kata Bastian dengan suara yang cukup keras agar Nabila mendengarnya.

Di dalam kamar, tangis Nabila akhirnya pecah. Dadanya terasa sangat nyeri karena dari tadi mehanan tangis.

"Ya Allah, apakah ini karma atas apa yang pernah nenek aku lakukan. Jika memang semua ini penebus atas kesalahannya, aku rela. Akan aku hadapi dan jalani ini dengan ikhlas," ucap Nabila dengan berurai air mata.

Di luar, Bastian terduduk depan pintu kamar. Masih berharap sang istri akan membukakan pintu. Air mata juga tampak membasahi pipinya.

"Nabila, percayalah ... Aku sangat mencintaimu. Dewa itu anakku atau bukan, aku tak akan menikahinya. Aku hanya ingin menghabiskan hari-hariku denganmu, Sayang," gumam Bastian dalam hatinya.

Di dalam kamar, Nabila mencoba memejamkan matanya, walau itu tak juga bisa dia lakukan. Bayangan kebohongan Bastian bermain di dalam pikiran. Dia takut semua ini diketahui kedua orang tuanya.

"Dulu dirimu pernah membuatku terbang bahkan hingga naik ke bintang-bintang, namun kini diriku kau hempaskan jauh ke dalam jurang yang curam. Ragaku memang terlihat masih tetap seperti dulu, tapi tidak dengan hatiku. Aku lelah berharap tinggi-tinggi lalu dikecewakan. Selamat atas pengkhianatan mu yang sudah membuatku kecewa, dan terima kasih sudah mengingatkanku akan kesadaran tentangmu."

"Apa yang lebih sakit dari pada dibohongi, yaitu menemukan kebenaran dari mulut orang lain. Sakit hati terhebat yang aku alami adalah mengetahui bahwa aku di manfaatkan dan dibohongi oleh orang yang paling aku sayangi dan paling aku percaya."

...----------------...

1
Leni
shabir cerai dr hana dapt yg lebih dr hana. posesif
Yulia Dhanty
udah d sana mom😘
Dưa Putra Jr.
udah Rilis yach
Mama Reni: udah. boleh cari di profil mama
total 1 replies
🌷💚SITI.R💚🌷
sebenarnya blm puasa krn di akhir cerita justru bikin nyesek sm kisah mm yani walau awal ga baik tp klu di hiamati sakit jg.
.
Fay
Luar biasa
🌷💚SITI.R💚🌷
ko tetep nyesek ya kasian jg mama yani..
🌷💚SITI.R💚🌷
dulu simpati atas kebaikan pa.rizki tp setelah selingkuh jd ilfil walau di perolehan poligami tp tetep ga suka apa lg caray membohongi istri sahy
🌷💚SITI.R💚🌷
kasian jg sm mm yuni sekian lama di bihongin
🌷💚SITI.R💚🌷
semangaat mama reni....
🌷💚SITI.R💚🌷
wah kejutan yg luar biasa buat bu yuni sm bastian..luar biasa
🌷💚SITI.R💚🌷
Assalamualaikum.apa kabar mama reni..maaf mam br baca lg.
hp br abis servis yg biasa buat baca novel..pas lihat sdh ada tulisan tamat
Siti Zuriah
lah ko cpt amat tamat nya thor
sharvik
arumi yg cantik. .
R_3DHE (sugar_babby)
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
bagus nabil jg mudah ditindas sama mertua dan pelakor
Ririn Nursisminingsih
kasian nabila bastianending jujur aja
Ririn Nursisminingsih
pada akhirnya kesabaran hana mnemukan lak2 terbaik yg saling mnyayangi...
Alivaaaa
syukurlah Hana mendapatkan jodoh yg lebih baik dari Gus Shabir 🥰
Rahma Inayah
ending yg bgus.di tunggu kelanjutan ceritanya
Dwi MaRITA
lho³... timit.... 😳
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!