Paman, I Love You!
Hana dan Alvin, suaminya sedang menyantap makan malam. Keduanya dikejutkan dengan kehadiran seseorang.
"Bastian ... Ayo sekalian makan!" ajak Hana.
Bastian tersenyum dan langsung menarik kursi untuk dia duduk. Hana mempersilakan sepupu dari suaminya itu mengambil makanan.
"Sepertinya aku selalu beruntung. Setiap datang pasti di suguhi makanan," ucap Bastian sambil tersenyum.
"Bukan beruntung, tapi kamu memang sengaja datang di saat kami makan malam. Akui saja, kamu memang ingin numpang makan," balas Alvin.
"Jangan berprasangka buruk, sepupuku!" ujar Bastian.
Hana hanya bisa tersenyum mendengar keduanya berdebat. Itu bukan hal yang aneh. Mereka memang selalu bertengkar setiap bertemu.
"Dasar bujang lapuk! Banyak banget alasannya!" ucap Alvin dengan penuh penekanan.
"Walaupun aku bujang, tapi aku jomblo high quality,' kata Bastian dengan sombongnya.
"Sudahlah, Mas. Mau sengaja atau bukan, biar saja Bastian ikut makan. Aku juga masaknya banyak," balas Hana.
"Tuh ... Kak Hana saja tak keberatan aku menumpang makan terus. Kamunya saja yang pelit," ucap Bastian seperti mendapatkan angin segar dengan pembelaan Hana.
Dengan tanpa malu, Bastian mengambil piring dan mengisinya dengan nasi beserta lauk pauknya. Saat mereka bertiga sedang makan, terdengar suara salam. Ketiganya serempak menjawab.
Nabila berjalan masuk dengan membawa buku setumpuk. Menyalami ayah dan ibunya. Dia lalu tersenyum pada Bastian. Setelah itu menunduk. Mengambil piring dan mengisinya dengan nasi serta lauknya. Keempatnya makan dengan tenang dan lahap.
Setelah makan, Alvin dan Hana serta Bastian berjalan menuju ruang keluarga, sedangkan Nabila masuk ke kamar. Gadis itu baru pulang dari mengerjakan skripsi bersama teman-temannya.
Nabila yang selesai mandi dan berpakaian, membawa laptop menuju teras rumah untuk melanjutkan skripsinya. Bastian lalu pamit pada Alvin dan Hana.
"Bang Alvin, Kak Hana, aku pamit. Terima kasih jamuan makan malamnya. Lain kali aku menumpang makan lagi!" ucap Bastian tanpa malu.
"Kau harus memberi uang bulanan buat Hana jika menumpang makan terus di sini," balas Alvin. Dia dan adik sepupunya itu biasa bercanda.
"Itu masalah kecil. Jangankan memberi uang bulanan, setiap hari juga tak apa asal aku bisa makan di sini setiap hari!" ucap Bastian.
"Kau mau numpang makan, atau ada tujuan lain?" tanya Alvin sambil tersenyum.
Bastian hanya tertawa mendengar ucapan Alvin. Dia lalu menyalami Hana sebelum melangkah pergi.
Sampai di teras, Bastian melihat Nabila yang sedang asyik mengetik di laptopnya. Tanpa permisi duduk di samping kursi gadis itu.
"Sedang sibuk, Nabila?" tanya Bastian. Nabila yang tak menyadari kedatangan Bastian, cukup terkejut mendengar pertanyaan pria itu.
"Paman, aku kira siapa!" jawab Nabila.
"Asyik benar, sehingga tak menyadari kehadiranku!" balas Bastian.
"Aku ingin segera wisuda, Paman. Capek belajar terus," jawab Nabila.
"Hanya tinggal menyusun saja'kan?" tanya Bastian lagi.
"Ya, Paman. Semua telah selesai dan di setujui. Doakan lancar ya, Paman!" seru Nabila.
"Paman doakan kamu segera wisuda, biar nanti ada yang melamar, ayah dan ibu mengizinkan," balas Bastian.
"Paman, ada-ada saja. Siapa yang mau melamarku. Pacar saja tak punya," ujar Nabila dengan tersipu malu.
"Aku yang akan melamar kamu!" ucap Bastian dengan penuh penekanan.
Nabila memandangi wajah Bastian dengan cengo. Pria itu lalu memberikan senyumannya.
"Jangan kaget, gitu. Paman cuma becanda!" ucap Bastian. Pria itu lalu berdiri dan pamit pulang.
"Paman pulang, kamu yang semangat ngetiknya. Apa boleh Paman menjadi pendamping kamu di wisuda nanti?" tanya Bastian.
Nabila yang masih belum bisa lepas dari rasa terkejutnya, hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya. Bastian lalu menanggapi dengan tersenyum. Pria itu lalu masuk ke dalam mobilnya.
Nabila memandangi mobil yang ditumpangi Bastian hingga hilang dari pandangan. Konsentrasinya telah hilang. Dia lalu mematikan laptop dan masuk ke kamar.
Kedua orang tuanya juga telah masuk ke kamar. Nadia lalu mengambil air wudhu dan melaksanakan salat malam. Setelah salat, gadis itu lalu memanjatkan doa.
"Aku tak pernah tau siapa yang saat ini mencintaiku. Aku juga tak tau, siapa yang akan kelak bersamaku. Namun, jika boleh aku meminta pertemukanlah takdirku dengan orang yang baik dan mencintai aku, menerima segala kekuranganku. Ya Allah, ketika aku jatuh cinta. Cintaku tak pernah main-main. Maka aku mohon, jika aku harus jatuh cinta, jatuh cintakanlah aku pada pria yang juga mencintai aku. Saat ini aku sedang jatuh cinta dengan seorang pria. Berjodoh dengannya adalah aamiin-ku yang paling serius. Semoga aamiin-ku segera terwujud."
***
Hana merasa hidupnya begitu sempurna sejak menikah kembali. Lima tahun setelah berpisah dari Gus Shabir, Hana bertemu dengan seorang duda tanpa anak. Dia mengakui jika berpisah dari istri pertama karena dirinya yang mandul.
Setelah Hana pikir dan meminta petunjuk dengan salat istikharah, akhirnya setelah empat bulan mereka dekat, dia menerima pinangan Alvin.
Ternyata pilihan Hana tidak keliru, Alvin begitu meratukan dirinya. Seperti yang dia impikan selama ini. Dengan suaminya yang kedua ini barulah dia merasa sangat dicintai.
Alvin juga begitu menyayangi Nabila, menganggap anak kandungnya sendiri. Hingga saat ini, telah lima belas tahun pernikahannya dengan Alvin, tak pernah sekalipun pria itu berkata atau berucap kasar, apa lagi berbuat kasar.
Aisha dan Ghibran, merasa bahagia karena akhirnya sang adik mendapatkan pria yang begitu menyayangi dirinya.
Di dalam kamar Hana dan Alvin juga baru selesai melaksanakan salat malam. Keduanya naik ke pembaringan. Alvin memeluk pinggang sang istri agar merapat ke tubuhnya.
"Sayang, sebentar lagi Nabila akan di wisuda. Kenapa aku justru merasa sedih ya, Sayang," ucap Alvin dengan sang istri.
Hana lalu memiringkan tubuhnya, menghadap Alvin sang suami. Dia mengecup pipi pria itu. Dia tahu arah pembicaraannya.
"Kamu pasti takut Nabila akan menemukan jodohnya," balas Hana.
"Iya, Sayang. Aku tak mau membayangkan jika ada pria yang melamarnya dan dia harus segera menikah. Aku pasti akan sedih karena tak bisa menjadi wali nikahnya. Kenapa harus ada perbedaan antara ayah kandung dan ayah tiri, padahal cintaku mungkin tak kurang dari ayah kandungnya," ucap Alvin dengan suara sendu.
Hana memeluk tubuh suaminya. Sejak Nabila mulai dewasa selalu itu yang menjadi kekuatiran dan kesedihan suaminya. Mungkin karena dia begitu menyayangi Nabila.
"Mas, walau kamu bukan ayah kandungnya Nabila, aku yakin cinta dan kasih sayangnya padamu pasti lebih dari ayah biologisnya. Dia itu anakmu sampai kapanpun!" ucap Hana menghibur sang suami.
"Semoga Nabila mendapatkan suami yang begitu menyayangi dan mencintai dirinya. Karena aku akan menjadi garda terdepan baginya jika ada pria yang menyakiti hatinya," ucap Alvin, berdoa dengan setulus hatinya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
💙ANGGUN💦
Alhamdulillah ya Hana bisa dpt suami yg baik, tulus,syg sm dia.aku mampir bawa like 👍👍
2024-11-22
1
Pelangi Senja
Mampir yok di novel ku,
Yang berjudul.
Dikira tukang ojek ternyata pengusaha
2024-07-13
2
hayasna
ini urutan baca yang benar, sebaiknya baca yang mana dulu?
2024-07-04
2