Syahnaz, ibu rumah tangga yang berparas cantik dan baik hati, ia mempunyai suami seorang pengusaha yang terbilang sukses dan tampan. Namun, sayang nya rumah tangga mereka mulai retak setelah datang nya seorang gadis bernama Lily.
Lily memiliki wajah yang lumayan cantik dan juga bentuk tubuhnya yang bagus. Namun, sayang nya Lily tega menjadi duri dalam rumah tangga nya Syahnaz dan Raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamparan
( POV Syahnaz )
"Syahnaz, maaf ya sudah merepotkan kamu!" Ucap Lusy merasa tidak enak, karena seharian ini aku menemani dirinya berbelanja untuk keperluan Lusy sehari-hari.
"Ya ampun Lusy....Kamu kayak sama siapa aja sih! kita ini sahabat, bahkan sudah kayak keluarga, Dan aku senang bisa membantu kamu! Semoga saja kamu betah kerja ditempat itu ya....." Aku senang karena, Lusy diterima kerja disebuah cafe yang berdekatan dengan apartemen aku.
"Aamiin, doain aku ya Syahnaz! Aku senang banget akhirnya mendapatkan kerjaan juga ,"
"Iya Aamiin, oh ya...kamu lapar gak?" Tanya ku dan Lusy mengangguk.
"Lapar sih, tapi ini kan sudah malam, apa Raja gak marah nanti nya kalau kamu pulang larut malam?" Tanya Lusy, aku tersenyum getir mendengar pertanyaan nya.
"Kamu tenang saja, Mas Raja bahkan gak begitu peduli sama aku, mau aku pulang kek, gak pulang kek, kayak nya dia gak merasa khawatir sih, mungkin ingat saja tidak, maklum lah lagi bahagia-bahagia nya sama istri baru, jadi lupa sama yang udah tua..." Ucap ku, membuat Lusy menatap ku iba.
"Kamu yang sabar ya Syahnaz....Aku yakin dibalik kejadian ini pasti ada hikmah nya. Semoga saja Raja cepat sadar, dia pasti akan sangat menyesal karena sudah menyia-nyiakan wanita sebaik dan secantik kamu!" Imbuh Lusy menyemangati aku, sebenar nya aku sudah tidak begitu peduli sama mas Raja, aku sudah gak berharap di perhatiin sama dia.
"Sudah lah, daripada ngomongin orang gak penting mendingan kita isi perut saja dulu, sudah lapar banget nih..." Ajak ku, kami berhenti di sebuah kafe langganan aku, begitu sampai aku langsung memesan makanan karena perut ini benar-benar sudah minta di isi.
Begitu makanan dihidangkan kan, aku dan Lusy langsung menyantap nya, karena memang sudah sangat lapar.
"Naz...Makanan nya enak ya! selama ini belum pernah ketempat makan yang mewah seperti ini, pasti harga makanan disini mahal-mahal ya!" Tanya Lusy kepo, sembari menyuap makanan kedalam mulutnya.
"Ini memang kafe langganan aku, disini makanan nya memang lezat, makanya aku ngajak kamu kesini." Ujar ku, setelah itu kami tidak berbicara apapun lagi, kami sibuk menyantap makanan masing-masing.
Setelah selesai, aku mengantarkan Lusy ke apartemen milik ku.
"Lusy, aku pergi dulu ya....Setelah aku keluar kamu kunci semua pintu dan jendela, biar aman. Besok aku kesini lagi, kalau ada apa-apa langsung hubungi saja aku ya!" Ucap ku pada Lusy, aku sebenar nya tidak tega meninggalkan Lusy sendirian tinggal di apartemen, apalagi dia masih asing sama tempat ini.
"Iya, kamu juga hati-hati dijalan ya! Kabari aku kalau sudah sampai,"
"Iya,"
Setelah berpamitan sama Lusy aku langsung saja pulang kerumah mas raja. Sekitar jam 11 Malam aku baru sampai.
Suasana di rumah terlihat sepi, mungkin semua sudah pada tidur, aku perlahan menaiki tangga menuju kamar ku.
Ceklek...
"Hufff.....Capek banget," Ku rebahkan tubuh sebentar keatas kasur, rasanya nyaman banget, aku jadi malas buat bangun lagi.
"Ah, gak boleh malas..." Gumam ku memaksakan tubuh ini untuk bangun.
"Loh...Kenapa box itu terlihat renggang?" Batin ku tidak sengaja melihat box yang sengaja ku letakkan didekat televisi.
Aku bergegas memeriksa nya, dan benar saja seperti dugaan ku, semua isi didalam nya ludes tak tersisa.
Aku tau siapa pelaku nya,
"Rakus juga ternyata kalian!" Batin ku tersenyum miring.
Ku tutup kembali box yang sudah kosong itu, aku Mau membersihkan diri terlebih dahulu, besok aku pikirkan lagi Masalah ini.
*
*
Ke Esokan pagi nya, seperti biasa setelah selesai mandi dan memakai pakaian rapi, aku turun kebawah, aku yakin kalau mereka bertiga pasti sedang sarapan.
Dan benar saja, Mas Raja, lily, dan Mama mertua ku itu sedang sarapan sembari sesekali tertawa bersama, entah apa yang mereka bicarakan. Raut wajah Lily dan Mama terlihat begitu cerah dan bahagia.
"Wah, ada yang lagi berbahagia nih!" Ucap ku menarik kursi duduk disamping mas Raja.
Lily mendelik, dia seperti tidak suka kalau aku dekat-dekat dengan suami nya ini.
"Iya nih, Lily cerita katanya Dede bayi diper*t nya sudah mulai bisa bergerak-gerak gitu, lucu kan? Mas sudah gak sabar pengen baby nya cepat lahir!" Mas Raja tersenyum senang sembari mengelus perut Lily.
"Oooh...." Aku hanya membalas nya acuh.
"Ngapain juga cetita sama Syahnaz....Memang dia mengerti bagaimana rasa nya mengandung, gak kan....Mana tau dia. Dia kan mand*l," Ketus mertuaku menimpali, kesal sekali rasanya dia terus menerus menyebut ku mand*l, rasanya ingin sekali ku sumpal mulut nya dengan makanan pedas ini.
"Mas, kayak nya dirumah kita sudah ada Maling deh,"
"Uhuk....Uhuk...." Mama mertuaku tersedak air, mungkin dia merasa diri.
"Apa? Ma-maling? kok bisa ada maling di rumah ini? Jangan ngada-ngada kamu Syahnaz.." Mertua ku terlihat kesal, seperti nya dia tidak suka mendengar ucapan ku barusan. Entah dia tau atau apa.
"Iya Syahnaz, kenapa bisa ada maling? memang nya kamu tau dari mana?" Tanya mas Raja, aku melirik kearah Lily dan Mama yang terlihat salah tingkah, Wajah mereka seketika berubah pucat.
"Iya mas benaran, aku gak bohong....Mas tau gak, semua perhiasannya aku hilang semuanya, siapa lagi coba yang ambil kalau bukan Maling?" Aku berbicara sembari melirik kearah Lily dan Mama Lidya.
"hah...Kok bisa?Mungkin kamu lupa menaruh nya Dimana, gak mungkin maling bisa masuk kerumah ini, apalagi ada satpam diluar yang berjaga." Ucap mas Raja kurang yakin.
"Gak, aku gak lupa, memang perhiasan aku hilang Mas....Aku yakin ada yang mengambil nya saat aku pergi kemarin....Heum....Kalau nanti ketahuan siapa yang mencuri awas saja, akan kupastikan orang itu bakalan membusuk dipenjara. Siapapun itu!"
Uhuk...Uhuk...
" Kamu kenapa sayang?" Mas Raja menyodorkan air buat Lily yang Tiba-tiba saja tersedak, wajahnya seketika memerah, dia terlihat seperti ketakutan.
"Gak papa kok mas," Jawab Lily dengan senyum seperti dipaksakan.
"Me-memang nya, kamu taruh dimana perhiasan nya Mbak? Kok bisa hilang?" Tanya Lily berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.
"Aku taruh di box perhiasan....Bahkan semua perhiasan yang aku punya aku simpan di situ, termasuk yang kemarin yang kamu kasih itu....Aneh kan, tiba-tiba hilang begitu saja." Balas ku menatap Lily dengan senyum misterius, membuat dia semakin gugup.
"I-iya kah....Kok bisa ya!" Ucap nya lagi, aku hanya menggerdikkan bahu, dan fokus memakan makanan lezat yang ada diatas meja.
Tumben sekali hari ini mereka tidak melarang aku makan.
"Me-memang nya Mbak Syahnaz gak mencari tau siapa yang mengambil perhiasan mbak?" tanya Lily lagi, dia seolah ingin mengetahui rencana ku.
"Ada sih, tapi tunggu waktu yang pas dulu!" Balas ku santai.
"Sudah lah, gak usah banyak drama kamu Syahnaz....Perhiasan segitu kok ribut banget, kan kamu bisa beli yang lain, ikhlaskan saja, gak usah bikin repot orang!" Ketus mertuaku, aku menatap mertua ku dengan mata menyipit.
"Kenapa memang nya Mam, perhiasan aku itu kan banyak, bahkan bisa buat beli satu rumah....Ya gak bisa dibiarkan begitu saja lah, Ke enakan maling nya dong entar," Balas ku, mama melototi ku dengan tajam.
"Kenapa kamu menatap Mama seperti itu, kamu mencurigai saya haa?" Tanya nya ketus berasumsi sendiri.
"Loh, siapa yang nuduh Mama, aneh Mama ini, aku jadi curiga...." Balasku sengaja menggantung ucapan ku menatap Mama penuh selidik.
Prak...
"Curiga apa? Mau bilang begitu kalau perhiasan kamu hilang karena Mama dan lily yang ambil?" Mama mertua ku mulai tersulut emosi menggebrak Meja menatap ku dengan muka merah padam.
Hampir kecoplosan kan..
"Yang bilang begitu siapa? Memang nya Mama dan Lily merasa seperti itu? Aku gak nuduh siapapun Lo Ma.....Kok Mama jadi marah?" Tanya ku ikut berdiri menanggapi Mama mertua ku itu.
"Sudah Mam.... Syahnaz gak nuduh Mama kok, mama sudah salah faham!" Mas raja mencoba menengahi.
"Sudah lah, jadi hilang selera makan Mama...." Mama mertua ku pergi begitu saja Dengan perasaan nya yang amat dongkol.
"Mas, Seharusnya Mas Raja jangan terkesan berpihak sama mbak Syahnaz gitu dong! Lihat kan Mama jadi marah, Mas mau jadi anak durhaka?" Ucap Lily tiba-tiba.
"Tapi Mas gak ada maksud begitu Lily," Bantah mas Raja.
"Ya terus tadi apa, terserah Mas lah.....Lebih baik Mas Raja susul Mama deh." Mas Raja manut saja dan menyusul mama nya.
"Dan kamu Mbak Syahnaz, kenapa sih selalu saja bikin masalah dirumah ini? Suasana selalu jadi berantakan kalau mbak Syahnaz datang! Mbak sengaja ya?" Tuduh Lily, menatap ku Berang.
"Hah, aku....Apa urusan nya sama aku, jelas-jelas kalian yang selalu menyindir aku kenapa jadi nyalahin aku?" Bela ku, membuat Lily diam dengan menatap ku kesal.
"Sudah lah Mbak, memang kehadiran Mbak Syahnaz gak diharapkan lagi dirumah ini, kenapa sih Mbak gak pergi saja....Biar rumah ini aman," Cetus Lily terang-terangan membuat mata ku Membola.
Berani sekali dia...
Plak
Aku menampar Lily dengan keras membuat dia hampir terhuyung kebelakang.
"Mbak....Kamu tampar aku?" Lily memegang pipi nya dengan mata memerah menatap aku.
"Itu gak seberapa lily, aku bahkan bisa berbuat jauh dari itu. Makanya jaga mulut kamu.." Ancam ku membuat Lily mendelik pada ku dengan penuh amarah.
sebaiknya kl blm yakin jng keburu nikah mlh ini terkesan dadak an. kn janda punya duit mbok hiling saja dulu, nata hati. berdoa siapa tau dpt jodoh yg terbaik dr Allah. entah lah feeling ku gk sreg dng Adit dan shahnaz terlalu bucin gk bisa ambil keputusan sendiri dan temannya kyak mlh njorokin syahnaz ke lubang derita.
jng keburu nikah cari yg bner bner laki baik dan tanggung jawab terlebih orang yg sdh selesai dng ms lalunya.