NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab III

"Jadi begitu kesimpulannya, Mungkin Ada yang masih ingin di tanyakan?" Tanya Elion kepada para manajer tiap divisi. Pria itu menatap satu persatu orang di ruangan rapat, termasuk Lotus, gadis itu mendapatkan tatapan paling lama.

"Sudah cukup pak, kami akan merealisasikan hal itu secepatnya" Jawab seorang manajer mewakili semua suara.

"Baik terimakasih banyak untuk semuanya atas perhatian dan untuk waktu yang telah diberikan, silahkan kembali bekerja."  Tutup Elion membuat orang-orang diruangan rapat langsung menunduk hormat dan membereskan berkas yang mereka bawa, bersiap untuk keluar.

Termasuk Lotus yang langsung bergegas cepat menuju pintu keluar. Dia mengambil kopi dan air mineral yang di sediakan gratis untuk peserta rapat. Lumayan pikirnya.

Setelah kurang lebih dua jam akhirnya ia bisa keluar juga untuk menghirup udara segar, sepanjang rapat ia merasa resah sampai-sampai tidak menangkap poin yang di sampaikan Elion, beruntung ia merekamnya hingga bisa di dengarkan ulang sebelum melaporkan hasil rapat pada manajer Nia.

Rasanya tak tahan jika ia harus lebih lama lagi satu ruangan dengan Elion, sesak dan mencekam bagi dirinya. Dia juga hampir tak percaya mampu menahan diri selama dua jam satu ruangan dengan pria itu. Ya, meskipun dengan wajah memerah dan keringat dingin yang terus  mengucur di tubuhnya

"Dan untuk nona— perwakilan dari divisi pemasaran. Jangan dulu keluar, ada yang perlu saya bicarakan" Ucap Elion datar.

Mendengar hal itu Lotus langsung menelan ludahnya, dia menghentikan langkahnya sambil terpaku di ambang pintu keluar layaknya sebuah patung.

Elion memanggilnya? Ya Tuhan ada apa. Kenapa harus dia. Pikir Lotus tak percaya.

Sial,sial, sial.

Oke, sesuai rencana dia akan bersikap seolah amnesia dan menegakan bahunya. Berpura-pura berani dan tebal muka.

Perlahan Lotus berbalik dan tersenyum manis.

"Ya pak?"

"Silahkan duduk!" perintahnya dingin.

Lotus mengangguk kaku, berjalan dengan langkah percaya diri yang buat-buat menuju salah satu kursi yang berjarak cukup jauh dari Elion.

"Kenapa pak?" Tanya Lotus lembut begitu sudah duduk, memberanikan diri untuk menatap langsung mata elang Elion yang tajam. Sangat mengintimidasi.

Elion sendiri memandang Lotus dengan tatapan aneh, sulit di artikan yang jelas pria itu sedang menilai penampilan Lotus dari atas ke bawah.

Baginya tidak banyak yang berubah selamat tujuh tahun lamanya dari gadis itu selain dari potongan rambut pendeknya yang terlihat segar dan tubuhnya yang terlihat lebih ideal dan matang dari usianya ketika masih belasan. Gadis itu terlah bertumbuh menjadi wanita dewasa yang matang dan mempesona. Garis wajahnya begitu lembut.

Apakah Lotus sadar bahwa dirinya sangat cantik? Dan lebih cantik dari terakhir kali mereka bertemu.

Dia bukan bagian dari wanita yang selalu terlihat menor dengan dandanan berlebihan.

Penampilanya sederhana di lengkapi riasan tipis yang mempertegas kecantikan alami yang dimilikinya.

Tetapi bagi Elion, Lotus adalah gadis yang paling menarik diantara semua karyawan yang ada di kantornya. Meskipun di mata orang lain Lotus mungkin adalah gadis paling biasa. Terbukti dengan popularitas nya di kantor, statusnya yang selalu sendirian.

Tidak kah ada yang menyadari bahwa penampilan Lotus yang sederhana justru membuatnya semakin seksi dan menawan. Dia terlihat seksi dengan rok ketat dan sepatu tumit tingginya. Blouse sederhana yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang cukup berisi tepat di beberapa bagian.

Elion menyukai penampilan feminim Lotus dia terganggu akan hal itu.

Dan dia sedikit tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan gadis itu setelah sekian lama. Bukankah itu takdir?

"Saya ingin kamu melapor tentang project yang baru saja di selenggarakan, lengkap detailnya" Ujar Elion dengan suara memberat.

Jelas pria itu sedang mencari-cari alasan untuk bisa mengobrol berduaan dengan Lotus. Sedikit tidak profesional karena menyalahgunakan kekuasaannya.

"Umm, untuk itu maaf pak. Saya tidak mengetahui apapun karena tidak terlibat dalam proyek. Bapak bisa bicara dengan manajer Nia nanti" Jawab Lotus terkesan tertutup.

"Jadi apa saja yang kamu ketahui?" Tanya Elion dengan alis terangkat.

Dari sudut pandang Lotus pertanyaan itu terdengar sarkas. "Saya hanya mengurus audit, tentang penjualan " Jawab Lotus tegas dan singkat. Dia ingin segera keluar dari ruangan rapat itu, enggan melihat wajah angkuh yang sialnya tampan itu.

Tapi kenapa pria itu sangat betah menatapnya lama-lama membuat Lotus was-was. Pria itu mengenalinya kah?Menyebalkan, sekarang mereka malah terjebak dalam keheningan. Tidak ada percakapan lagi diantara mereka. 

Akhirnya, meskipun dengan ragu Lotus terpaksa membuka mulut. Tidak ingin terjebak lebih lama lagi. "Apa ada yang lain pak?" Ucapnya berusaha terdengar sopan.

"Ada, sebenarnya saya ingin tau kabar kamu. Gimana kabar kamu?" Tanya Elion, kali ini suaranya terdengar lembut.

Membuat Lotus membelalakkan matanya mendengar perkataan pria itu.

Terkejut tentu saja, namun cepat-cepat ia mengontrol ekspresi wajahnya. ia berusaha menutupi dengan baik. Berusaha bersikap setenang mungkin. Menyembunyikan getar di kakinya.

"Seperti yang bapak lihat. Saya baik-baik saja" jawabnya kikuk. 

Elion tersenyum tipis dan memiringkan kepalanya. "Kamu masih ingat saya kan?"

Perkataan Elion selanjutnya sukses membuat Lotus takut sekaligus kebingungan harus merespon bagaimana. Kepalanya terasa kosong dan kata-kata yang tepat hilang di ujung lidahnya.

Jika ia menjawab ya, maka dia akan merasa malu setengah mati. Sudah jelas direktur itu adalah Elion yang selama ini dikenalnya.

"Ingat bapak?" Tanya Lotus mulai berakting. "Tentu saja saya mengingat bapak, direktur eksekutif baru, lulusan universitas Eropa, berpengalaman magang di perusahaan besar. Dan tadi pagi bapak memarahi saya di lift. Saya berjanji tidak akan mengulangi hal itu. Tadi saya buru-buru pak! Sumpah! Biasanya saya tidak memakai lift itu"

Mendengar jawaban Lotus yang terkesan lucu, Elion mengangguk dan tersenyum geli."kamu harus mengingat kata-kata mu sendiri, jika di lain waktu saya melihat kamu memakai lift itu lagi maka saya akan memberikan kamu hukuman"

"Ya siap pak, kalo begitu saya pamit pergi! Masih ada pekerjaan yang belum saya sentuh pak" ujar Lotus mencari alasan untuk kabur.

Dia hendak bangkit dari duduknya, namun Elion secepat kilat mendahului. Pria itu berjalan  menghampirinya dan bergerak gesit

berdiri dengan posisi membungkuk dengan kedua lengan kekar yang di letakan di pegangan kursi, mengukung Lotus yang masih duduk. Bertujuan untuk menahannya pergi.

Lotus menganga tak percaya sekaligus tak mengerti maksud pria itu.

Yang jelas jantungnya langsung berdegup sangat kencang hingga ia takut jantungnya akan  melompat keluar.  Lalu pembuluh darahnya bagai dialiri darah dengan cepat hingga sampai kulitnya memerah di semua bagian. Dia diserang perasaan gugup yang berlebih sehingga keringat dingin terasa mengaliri punggung telanjangnya dan juga dahinya. Tubuhnya masih tetap bergetar pelan dengan tangan yang meremas cup kopi kuat-kuat.

"Saya rindu kamu, senang rasanya bisa melihat kamu lagi Lotus" kata pria itu lirih.

Lotus merasa tubuhnya bergelenyar aneh sewaktu mendengar suara berat Elion.

Dia harus memberikan respon apa?

Oh ya tuhan,

Bagai orang bodoh Lotus hanya tersenyum gugup dan bergerak tidak nyaman di kursinya, jarak Elion dengan dirinya terlalu dekat. Tak pernah terbayangkan sedikitpun jika Elion akan melakukan hal ini kepadanya.

Elion mendekatkan wajahnya, dan Lotus menyakini bahwa pria itu hendak menciumnya.

Karena terlalu panik Lotus meremat cup kopinya terlalu kuat hingga kopinya muncrat keatas mengenai kemeja dan jas Elion, kemudian tumpah membasahi rok dan pakaian Lotus sendiri.

Elion tertegun, begitupula dengan Lotus.

"Hah, oh ya tuhan, saya tidak sengaja!" Seru Lotus setelah sadar dari apa yang baru saja terjadi. Dia meletakan cup kopi kosong itu di meja dengan gerakan ceroboh.

Membuat tubuhnya beradu semakin dekat dengan Elion.

Elion menipiskan bibirnya, raut wajahnya berubah menjadi lebih gelap dan suram tanpa ada niat untuk merubah posisi dirinya yang masih setia menahan Lotus di kursinya.

Tangan Lotus refleks bergerak menyentuh dada Elion yang terbalut kemeja dan juga jas-nya yang kini basah. Lotus mengggapai tissue dari meja kemudian mengelap kemeja Elion dan jasnya dengan wajah serius dan otak yang kosong. Ia sama sekali tidak memperhatikan ekspresi Elion yang sedang tegang dan berusaha mati-matian menahan nafas.  Lotus kini benar-benar dekat dengannya. Dan sedang menyentuhnya meskipun hanya karena insiden kopi tumpah.

Posisi mereka benar-benar terlihat sangat provokatif, hanya bagi Elion dan menurutnya itu sangat seksi. Elion membiarkan hal itu terjadi, membiarkan Lotus bergerak membersihkan kekacauan yang ia buat sendiri.

Gairahnya tiba-tiba meluap dan ia tidak bisa menahan diri untuk tak memperhatikan wajah serius Lotus kemudian bibirnya....

Bibirnya yang berisi dan berbentuk hati itu yang terlihat lembut dan sedikit basah. Mengundang bibirnya untuk berlabuh disana. Pasti rasanya sangat manis. Elion menelan ludahnya, kemudian pandangannya turun ke leher jenjang Lotus yang terlihat sangat bersih dan mulus, semakin turun ke blouse satin berkancing berwarna merah muda, terlihat sedikit menonjol karena bentuk payudara Lotus  yang berisi dan sekal. Bagaimana rasanya?

Oh sialan, Elion mengumpati dirinya sendiri di dalam hati dan mengutuk pikiranya yang kotor. Dan bejat.

Dasar pria mesum!

Elion  tolong berhenti menatap payudara gadis itu!!

Kenapa ia tidak bisa berpikir jernih hanya dengan melihat gadis itu.

"Pak maafkan saya, aduh bagaimana ini? Saya benar-benar menyesal"

Lotus sudah berusaha untuk membersihkan jas dan kemeja Elion, tapi ya memang tidak mungkin menjadi bersih kembali. Karena meninggalkan noda yang makin melebar.

Ketika ia mengatakan menyesal ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.  Lotus menghela nafas, kemudian ia menurunkan pandangannya, bahkan pakaiannya terlihat jauh lebih buruk lagi. Ia terlalu sibuk memperhatikan Elion lupa dengan keadaannya.

Lotus meringis, ini akan menjadi skandal luar biasa jika ada yang melihat dirinya basah seperti ini bersama Elion. Jika ia yang basah sendirian tentu tidak apa-apa ia bisa mencari alasan dan membual tentang dia yang disiram kopi. Tetapi jika terlihat berduaan yang basah, akan memunculkan asumsi dan juga gosip.

Bagaimana ia akan menjelaskan pada para karyawan yang sering banyak ingin tahu dan senang bergosip.

"Tidak apa, tunggu disini, aku akan mencari sesuatu yang lebih layak buat kamu pakai. Lihat! kamu lebih parah, gak mungkin kan kamu bekerja lagi dengan pakaian kotor dan basah kayak gitu" Ucap Elion, ia berdiri tegak dan pergi meninggalkan Lotus begitu saja di ruangan sendirian.

Lotus mengerutkan dahinya. Aneh sekali sikap pria itu, apakah ia peduli kepadanya? Kenapa tiba-tiba terasa baik, padahal tadi mulut dan tatapan matanya masih setajam pisau.

Lotus lagi-lagi mendengus, karena dia baru menyadari basahnya kopi tembus sampai ke celana dalam. Dasar bodoh! Bisa-bisanya! Padahal dia merasa kopinya tidak sebanyak itu.

**

"Rik aku mau minta tolong dong"

Ucap Elion begitu masuk ke ruangan Bagaskara.

Yang di panggil namanya mengangguk dan langsung mendekati Elion dengan wajah khas-nya yang datar tanpa ekspresi.

"beliin satu set pakaian wanita kira-kira 160-cm, yang paling deket aja" ucap Elion.

"Di bawah ada toko kan, disana saja"

Elion menyerahkan kartu kredit pribadinya pada Riko beserta aksesnya.

Tanpa banyak tanya,  sekretaris pribadi Bagaskara itu langsung melakukan perintah Elion meninggalkan kakak-beradik di ruang kerja tuan Adhikara itu.

Bagas mengerutkan alisnya dan menatap Elion seolah meminta penjelasan dari pria itu. Dia menyadari kemeja Elion dan jasnya yang basah.

Peka dengan permintaan Bagaskara yang tersirat lewat tatapan penuh dengan tanya terpaksa Elion menjelaskan dengan singkat.

"Seorang gadis menumpahkan kopinya dan ya, seperti yang kau lihat"

Bagaskara mengangguk ringan, lalu tersenyum"Lalu sejak kapan kau peduli dengan orang lain? apalagi dia yang salah. Kau memilih membelikannya pakaian, lalu kau sendiri?" Ucapnya lamat-lamat.

"Aku tau kau punya beberapa jas dan kemeja di lemari  mu" kata Elion datar tak memberikan jawaban yang memuaskan.

Pria itu mendekati lemari yang di maksud dan sesuai dugaan, disana banyak setelan kerja Bagaskara. Pria itu memang sengaja menyimpan pakaian kerjanya untuk berjaga-jaga jika suatu waktu harus melakukan perjalanan bisnis mendadak ke luar kota bahkan keluar Negeri. Sangat tidak praktis jika harus pulang dulu kerumah hanya untuk mengambil pakaian.

"Aku meminjamnya" Ujar Elion tanpa menunggu persetujuan si empunya.

Bagaskara mengedikan bahunya acuh, kemudian ia kembali berkutat dengan berkas di tangannya.

Setelah mengambil satu setelan jas yang dirasa paling pas dan cocok untuknya, Elion berjalan menuju kamar mandi yang tersedia.

Disana ia melepas pakaiannya yang kotor dengan lambat, bentuk tubuhnya yang berotot dan kekar, terlihat lewat pantulan di depan cermin besar. Ia menatap pantulan dirinya sendiri sembari melepas dan memakai pakaian yang baru.

Namun pikirannya melanglang buana mengingat Lotus, bayangkan Lotus menyentuh dadanya dengan lembut, mendongak dan menatap wajahnya dengan lugu, dan bayangan bibirnya yang terlihat basah mengganggu pikiran cabul Elion.

Elion mendengus mencoba mengusir pikiran kotornya itu, sejak kapan ia menjadi cabul.

Namun ternyata sangat sulit, dia menginginkan gadis itu lebih dari yang ia kira.

Percaya atau tidak gadis itu adalah cinta pertamanya semasa Senior high school.

Sifatnya yang ambisius dan apa adanya membuatnya terlihat menawan.

Dia bukanlah wanita yang manipulatif, benar-benar selalu berterus terang tentang apa yang dia pikirkan. Elion sangat menyukainya, di tambah Lotus selalu melindunginya tanpa rasa takut ketika ia memilih selalu diam saja saat dirundung oleh teman-temannya yang lain kala itu.

Hal tersebut tentu saja sebelum ada kejadian rumit yang membuat gadis itu berbalik menjadi perundungnya.

Gadis yang sedikit angkuh dan juga ceroboh. Namun sialnya sangat manis di saat yang bersamaan.

Elion tak pernah benar-benar merindukannya. Sampai kemudian mereka bertemu kembali. Mengusiknya secara perlahan dan mengetuk hatinya diam-diam seperti dahulu.

Dia tahu gadis itu mungkin saja masih membencinya. Dan Elion akan berusaha untuk mengubahnya. Gadis itu lebih banyak meninggalkan kesan tertentu di hatinya.

To be continued.......

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!