NovelToon NovelToon
Suamiku Adalah Musuhku

Suamiku Adalah Musuhku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Harem
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: simmersunshine07

Ketika dua orang bertemu dalam sebuah aplikasi kencan dan akhirnya terlibat dalam sebuah pernikahan yang sama sekali tidak di sangka-sangka bahkan tak direncanakan sebelumnya sehingga membuat keduanya terjebak dalam situasi yang rumit. Axel dan Summer sama-sama memiliki masalah yang sama. Keharusan mereka melakukan pernikahan tersebut adalah atas desakan orang tua masing-masing. Akankah mereka terlibat cinta lokasi? mungkinkah kebencian berubah menjadi cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simmersunshine07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jarak tiga sentimeter Yang Berbahaya

Karena bertengkar dengan Axel, dengan teganya Axel menuruti keinginan Summer untuk menurunkannya di tengah jalan. Summer tidak menyangka bahwa Axel akan menurutinya begitu saja tanpa rasa belas kasihan sedikit pun. Bodohnya Summer ia tidak membawa apapun.

Menurut Summer, Axel adalah pria paling egois yang pernah ia temui selama hidupnya. Selama hampir 30 menit lamanya Varel membawa Summer berkeliling. Akhirnya Varel memberanikan diri untuk bertanya.

“ Ehm, kemana aku harus mengantarmu?" Tanya Varel memecah keheningan. 

“ Hah? Hmm– Ke ..." Sahut Summer sambil berpikir. 

Varel sesekali memandang ke arah Summer yang terlihat bingung. Varel merasa heran mengapa Summer tidak mengatakan alamat rumahnya padanya. Varel sendiri tidak mengetahui bahwa hari ini merupakan hari pernikahan Summer. Varel berniat untuk menghubungi Hakim, namun Summer melarangnya. Lalu akhirnya Varel menawarkan untuk membawa Summer ke apartemennya untuk beristirahat sejenak sambil memikirkan kemana Summer akan tinggal.

“ Jika tidak ada tujuan, kamu bisa menumpang sebentar di apartemen ku. Atau mau aku hubungi Hakim untuk menjemput mu?“ Ungkap Varel.

“ Tidak, tidak! Tidak perlu memanggilnya. Baiklah kita ke apartemenmu saja dulu." Kata Summer sedikit panik.

" Baiklah kalau gitu kita berangkat sekarang." Pungkas Varel.

Summer baru menyadari bahwa sepertinya keputusannya salah untuk pergi ke apartemen Varel. Namun ia juga tidak bisa berkendara terus menerus. Summer kemudian terpikir untuk meminjam sejumlah uang pada Varel untuk naik taksi ke rumah Emil.

" Eh rel, jangan ke apartemen deh, kamu bisa pinjamkan aku uang gak? Aku pergi ke rumah temen aja." Kata Summer tiba-tiba.

" Bisa aja sih. Kalau gitu aku anter aja ya sekalian. Sudah malam. Kalau kamu kenapa-kenapa nanti Hakim pasti menghabisiku." Jawab Varel.

" Bisa aja sih. Yaudah kalau gitu aku akan mengetik alamatnya untukmu." Kata Summer sambil memasukkan alamat Emil ke perangkat gps milik Varel.

Sesampainya di kediaman Emil, ternyata Emil tidak ada di rumah. Summer bahkan tidak tahu kode sandi rumah Emil. Ia bahkan tidak bisa menghubunginya. Summer keluar dari gerbang. Varel yang ternyata masih menunggunya melihat Summer keluar dengan wajah murung. Ia pun bergegas menghampirinya.

" Ada apa? Apa temanmu gak ada di rumah?" Tanya Varel.

" Loh, kamu masih di sini? Ya, sepertinya begitu. udah pencet bel beberapa kali tapi gak ada yang bukain pintu." Jelas Summer sambil terkejut atas kehadiran Varel.

" Baiklah, kalau begitu tidak ada pilihan lain selain pergi ke rumahku. Ayo." Varel menarik tangan Summer dan membawanya ke mobil.

" E-Eh tu-tunggu ..." Summer terlihat panik.

Akhirnya mereka pergi ke apartemen Varel. Summer pikir Varel mungkin tinggal dengan keluarganya. Bahkan ia sudah menyiapkan kata-kata jikalau keluarganya bertanya mengenai dirinya. Varel membawa Summer ke apartemen termewah yang ada di kota ini. Summer semakin yakin bahwa Varel pasti tinggal bersama dengan keluarganya, terlebih dia masih mahasiswa sama seperti kakaknya, tidak mungkin tinggal sendiri di apartemen semewah ini.

Setibanya mereka di depan pintu, Ia lihat Varel membuka pintu menggunakan sidik jarinya pada gagang pintu. Mereka berdua pun masuk. Summer terkesima melihat betapa luas dan megahnya area dalam kediaman Varel. Sebelumnya Summer pernah melihat beberapa unit apartemen milik teman-temannya, hanya saja tidak seperti yang ia lihat saat ini.

“ Masuk lah, silahkan istirahat. Aku mau mandi dulu.“ Ucap Varel dengan santai sambil pergi ke arah kamarnya. 

“ Apa? Mandi? Untuk apa dia mandi? Apakah dia akan melakukan sesuatu padaku? Ah, tidak. Jangan berpikir yang aneh-aneh Summer.“ Gumam Summer sambil memeluk dirinya sendiri.

Summer duduk di salah satu sofa yang ada di dekat pintu masuk. Ia melihat apartemen ini memiliki cukup banyak ruangan karena ada beberapa pintu entah menuju kemana pintu tersebut, pikir Summer.

“ Apa orang tuanya sedang tidak ada ya? Mengapa ruangan sebesar ini sangat sunyi sekali? Bahkan tidak ada pelayan satu pun." gumam Summer berbicara sendiri.

Varel keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur. Lalu, ia mengambil dua kaleng soda dan beberapa bungkus camilan untuk Summer.

“ Ini, silakan di nikmati.“ Varel menyodorkan sekaleng minuman dan beberapa camilan pada Summer.

” Terima kasih.“ Jawab Summer sambil menerimanya. 

“ Ngomong-ngomong, kemana orang tuamu? Apakah mereka sudah tidur? Atau sedang keluar?“ Tanya Summer dengan penasaran.

“ Aku hanya sendiri tinggal di sini.“ Sahut Varel.

“ Uhuk ... Uhuk. Apa? Sendiri?“ Summer terkejut hingga tersedak minuman.

“ Kenapa terkejut? Apakah aku tidak boleh tinggal sendirian untuk seusia ku ini?“ Tanya Varel sambil mengerutkan dahinya seraya menatap Summer.

“Bo-Boleh sih. Hanya saja …” Summer tidak berani melanjutkan kata-katanya.

Aku terdiam sejenak. Tiba-tiba saja Summer ingin buang air kecil dan meminta Varel menunjukkan kamar mandinya. Di arahkan lah Summer ke kamar mandi di dalam kamarnya. Summer sama sekali tidak berpikir mengapa Varel menunjukkan kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Summer pun bergegas pergi karena sudah tidak tahan lagi.

Setelah selesai, Summer melihat Varel sedang menonton sambil menikmati sekaleng minuman. Dan pada saat Summer mendekatinya, yang di minum Varel bukanlah Soda melainkan bir. Summer semakin menjadi cemas. Lalu, Summer  mencoba untuk meminjam kembali ponsel milik Varel untuk menghubungi Axel kembali. 

“ Rel, boleh  pinjam ponselmu sebentar? Aku mau menghubungi seseorang.“ Tanya Summer.

“ Nih. “ jawab Varel sambil memberikan ponselnya kepada Summer tanpa ragu.

Varel tidak menggunakan kunci sandi pada layar ponselnya, tidak seperti kebanyakan orang pada zaman sekarang. Bahkan Summer sendiri membubuhkan sandi dalam ponsel miliknya. Memang cukup aneh menurut Summer, tapi mungkin tidak ada yang terlalu penting dalam ponselnya sehingga Varel seperti itu, Pikir Summer.

Summer mencoba menghubungi kembali ponsel miliknya yang saat ini mungkin masih di pegang oleh Axel. namun masih tidak dijawab juga. 

“ Apakah ponsel ku terselip di dalam mobilnya sampai-sampai dia tidak menjawab panggilan ku? Atau mungkin dia sudah melihat namun mengabaikannya?“ Summer bertanya-tanya sendiri. Summer pun menyudahi panggilan dan mengembalikan ponsel tersebut kepada Varel. 

Waktu semakin cepat berlalu, dan malam mulai semakin larut. Summer mulai depresi karena tidak tahu harus kembali kemana. Bahkan Varel telah menghabiskan tiga kaleng bir. Summer bahkan satu kaleng soda pun belum ia habiskan. Situasi semakin terasa canggung. Ia rasa jika terlalu lama di sini bisa terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

" Apakah seseorang akan mabuk jika sudah minum tiga kaleng?" Kata Summer dalam hati bertanya-tanya. 

Tidak ada percakapan sama sekali di antara mereka berdua, dan hanya terdengar suara percakapan di televisi. Mereka sedang menonton film aksi namun di selimuti romansa tipis-tipis sehingga membuat Summer semakin waspada.

“ Rel, aku pulang saja. Sepertinya lebih baik seperti itu. Aku pulang naik taksi saja.“ Kata Summer tiba-tiba bangkit berdiri.

“ Tapi ini sudah malam, bagaimana kalau ku antar?“ Kata Varel. 

“ Sepertinya gak mungkin. Kamu kan sudah minum tiga kaleng bir." Sahut Summer.

“ Ah, benar juga. Baiklah, akan ku antar sampai kau mendapatkan taksi kalau begitu.“ Kata Varel lagi.

Saat Varel hendak berjalan mengambil mantelnya Varel tiba-tiba tersandung pada saat melewati Summer yang sedang berada di hadapannya hingga membuat mereka terjatuh bersama di atas sofa. Kedua mata mereka saling bertemu dan menatap. Bau harum semerbak cologne pria tercium menyengat oleh Summer.

" Aku bisa merasakan betapa lebar bahunya serta ototnya yang begitu kekar terlihat sangat jelas. Mungkin saat ini jarak di antara bibir kami berdua hanya sekitar 3 centimeter saja. Apakah kami akan berbuat kesalahan malam ini? Oh, Tidak!" Summer terus saja berbicara sendiri dalam benaknya.

1
Bilqies
hai Thor aku mampir niih
semangat terus yaa menulisnya 💪
Bilqies
kasihan banget summer yang di turunin di pinggir jalan tanpa bawa ponsel pula....
dasar Axel jahat banget siiih 😡😡😡
aku doain luu bakalan bucin akut sama summer yaaah
Bilqies
aku mampir lagi Thor /Smile/
icha_ajah
asli dah, related banget sama realita kehidupan
icha_ajah
ngebet amat baaang /Grin/
icha_ajah
hahahaha om om genit dong /Facepalm/
icha_ajah
baru bab 1 keren banget
Danuis
keren asli ni cerita walaupun baru baca beberapa bab. rekomen nih cerita
Danuis
kaya emak emak jaman dulu nih begini /Hey/
Danuis
anjay nyari pacar kaya nyari tahu bulat /Facepalm/
cell
ngakak bagian ini
Bilqies
mampir kaak ku beri 🌹 untuk mu thor...
Ayl da
bagus
SkyCloud
aw aw aw
SkyCloud
Hakim ni macam kakak protective kali lah
Bilqies
sampai disini dulu yaa kak bacanya...
jangan lupa mampir juga di karyaku dengan baca yang benar yaaa tidak asal scroll dan like 🙏🙏🙏
Bilqies
kasihan summer dia serba salah di posisinya sekarang ..
jadi greget ngeliat si Axel yang selalu memaksakan kehendaknya tanpa bertanya dulu ke summer /Awkward//Awkward/
Bilqies
aku mampir lagi kak....

satu 🌹 untukmu semangat terus yaaa...
simmersunshine07
terimakasih bilqies
Bilqies
bagus ceritanya thor, keren ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!