NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Yang Kedua

Ternyata Aku Yang Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / Poligami
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Nanda Afrilya adalah seorang gadis yang berusia 21 tahun yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ia terpaksa menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sebagai bayaran pada orang kaya yang telah memberikan hunian baru pada warga panti karena panti asuhan tempatnya dibesarkan telah digusur.

Ia pikir dengan menikah, ia akan meraih kebahagiaan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Hidupnya yang sejak kecil sudah rumit, malah makin rumit sebab ternyata ia merupakan istri kedua dari laki-laki yang telah menikahinya tersebut.

Lalu bagaimanakah ia menjalani kehidupan rumah tangganya sedangkan ia hanyalah seorang istri yang tak diinginkan?

Mampukah ia bertahan?

Atau ia memilih melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.13 Surat kontrak?

Selepas acara ijab Kabul tadi, Nanda pun dituntun Lavina untuk masuk ke kamar Gathan. Walaupun sedikit ragu, akhirnya ia pun memberanikan diri, toh mereka sudah sah sebagai suami istri, pikirnya.

Baru selangkah Nanda menginjakkan kakinya di kamar Gathan, Nanda sontak berdecak kagum. Kamar itu begitu luas dan tertata rapi. Kamar yang didominasi warna abu-abu dan putih itu, sungguh memanjakan mata Nanda. Bukan hanya mata, hidungnya pun terasa dimanjakan dengan aroma maskulin yang mungkin berasal dari parfum laki-laki yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.

"Wah, rapinya pake banget! Gini amat ya kamar orang kaya, udah gede, rapi, wangi. Ish, pasti aroma parfum mahal nih!" puji Nanda seraya melangkahkan kakinya perlahan menuju sofa di kamar itu. "Di kamar aja ada sofa. Wah, tv nya gede banget!" gumam Nanda sambil celingukan kesana-kemari.

Mungkin bila ada yang melihatnya bertingkah seperti itu akan segera mencibir Nanda sebagai gadis kampungan. Namun mau bagaimana lagi, ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di rumah dan kamar orang kaya. Bahkan ini pertama kalinya ia bisa melihat barang-barang dan perabotan orang kaya.

"Sudah puas memperhatikannya?" tiba-tiba terdengar suara bariton seorang pria mencibir membuat Nanda tersentak salah tingkah. Ia bahkan mengangkat tangan kanannya dan menggaruk-garuk samping kepalanya karena terlampau terkejut sekaligus gugup. Entah sejak kapan Gathan datang sebab ia benar-benar tidak menyadarinya. Bahkan suara derit pintu pun tak ada.

"Eh ... itu ... anu ... maaf, pak. Saya ... saya ... cuma pingin lihat-lihat saja." ujar Nanda gugup.

Gathan si pria dingin nyaris tanpa ekspresi itu melangkahkan kakinya masuk ke kamar itu dan duduk di salah satu sofa single dengan kaki kanan disilangkan ke atas kaki kiri.

Nanda yang takut, cemas, gugup, was-was, hanya bisa menundukkan kepalanya menatap lantai yang bercorak abstrak yang juga didominasi warna abu-abu.

"Kamu ... " tunjuk Gathan membuat Nanda sedikit mendongakkan kepalanya menatap Gathan yang sedang duduk santai laksana bos besar. "Apa kau tetap ingin berdiri di sana?" tanya Gathan.

Nanda yang bingung dan tidak berani menatap secara langsung mata Gathan dan juga tidak berani duduk di sofa mahal pria yang berstatus suaminya itu lantas duduk di lantai membuat mata Gathan membulat, tidak habis pikir dengan tingkah gadis yang berstatus istrinya itu. Bukannya duduk di sofa, malah duduk di lantai.

"Kenapa kamu duduk di situ?" tanya Gathan sambil mengernyitkan dahi.

"Itu pak, kayaknya sofa itu mahal banget, saya tidak berani duduk di sana. Kalau rusak, gimana saya gantinya." ujar Nanda polos dengan kepala masih menunduk takut.

Gathan menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

'Mama cariin aku istri kok yang kayak gini amat! Dia ini emang polos apa gobl*k sih!' gumam Gathan dalam hati.

"Kamu ... siapa tadi nama kamu?" Gathan mencoba mengingat-ingat.

"Lha, bapak tadi diijab kabul bisa masa' sekarang udah lupa! Bapak nggak pikun kan? Kalau amnesia kan nggak mungkin soalnya kepala bapak nggak terbentur." cerocos Nanda yang kini sudah sedikit berani mengangkat wajahnya.

Melihat ekspresi polos Nanda, membuat Gathan yang tadinya kesal karena disebut pikun hingga amnesia, justru berusaha menahan senyumnya yang hampir saja terbit.

"Kamu, Nan ... Nanda, duduk di sana!" tunjuk Gathan pada salah satu sofa single yang berhadapan dengannya. "Kamu tenang aja, sofa itu nggak akan rusak kalau hanya diduduki kecuali kamu masak di sana."

Nanda pun lantas berdiri dan mengambil tempat di sofa.

'Aneh, ya nggak mungkin lah aku masak di sofa! Dia pikir aku sebodoh itu apa!' Nanda mendumel dalam hati.

"Aku ingin bertanya padamu, sebenarnya apa rencana kamu, hm? Apa kamu mau menikah denganku karena ada hubungannya dengan panti?" tanya Gathan dengan sorot mata tajam, mengintimidasi Nanda.

Nanda mengerutkan keningnya, "Rencana? Rencana apa, pak? Kalau bapak tanya saya mau menikah dengan bapak karena ada hubungannya dengan panti, ya memang ada."

Gathan tersenyum sinis, "Jadi kau ingin membalas dendam karena aku telah meratakan panti asuhanmu, begitu?"

Mendengar pertanyaan aneh seperti itu, sontak saja Nanda menggeleng dengan cepat. Ujung-ujung jemarinya tampak sedang meremas ujung kebaya.

"Saya menerima permintaan Bu Lavina untuk menikah dengan Anda bukan karena ingin balas dendam, pak. Saya saja baru tau kalau bapak itu anak atasan saya hari ini gimana saya mau balas dendam ke bapak, coba." jelas Nanda.

Mata Gathan memicing, mencari celah kebohongan, tapi tak ada.

"Lalu apa tujuanmu? Jangan berbohong sebab bila kalian sampai ketahuan berbohong, maka bersiaplah menanggung semua konsekuensinya." tegas Gathan membuat Nanda makin gugup setengah mati.

"Aku ... aku cuma ... dijanjikan bu Lavina sebuah rumah untuk tempat tinggal anak-anak panti, pak." lirih Nanda jujur. "Kalau bapak tidak percaya, bapak bisa bertanya pada Bu Lavina." imbuhnya lagi .

Nanda sudah mulai keringat dingin. Jantungnya berdegup kencang karena gugup bercampur takut. Bagaimana kalau Gathan tiba-tiba marah? Atau tidak mempedulikannya sama sekali dan mengusirnya? Nanda seketika bergidik ngeri membayangkan yang tidak-tidak.

Gathan mengangguk lalu ia berdiri begitu saja meninggalkannya dan masuk ke dalam sebuah ruangan. Nanda bingung sendiri harus melakukan apa dan bagaimana.

"Kalau di novel-novel kak Ayu yang pernah aku baca, biasanya kalau nikah karena sejenis perjodohan kayak gini, pasti ada surat kontraknya. Kira-kira pak Gathan juga membuat surat kontrak kayak gitu nggak ya? Kalau iya, berarti pernikahan ini ada batas waktu." gumam Nanda sambil mengetuk-ngetuk kepalanya, berpikir.

"Ini bukan novel! Simpan saja imajinasimu itu dalam otakmu sebab aku takkan pernah membuat surat kontrak atau perjanjian apapun itu." tegas Gathan yang saat ini hanya menggunakan kaos putih dan jeans selutut membuat tubuh atletisnya nampak jelas di mata. Nanda hanya bisa tertunduk malu saat ketahuan berpikir yang aneh-aneh.

...ooo...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Rita Sari
Luar biasa
Eka Nur Aisah
/Good//Good//Good//Good/
Purnawati Ipung
Luar biasa
aryuu
kereeennnnnnn
aryuu
mantap novel otor /Drool//Drool/
aryuu
bukan pah aku bukan Nanda, aku kesurupan pah
aryuu
semoga bukan kuntilanak /Chuckle/
May Keisya
emg rmh ga ada cctvnya apa...kan kaya raya trs ceo lagi,biasanya pinter n cerdas
May Keisya
tio???jgn2 kakanya si fre
May Keisya
kak Alfi ma aku aja tapi aku udah punya suami ma dua bocil😂😂
May Keisya
pasti ada drama..menikah hny Krn tanggung jawab,mungkin bapaknya Freya lagi drama pura2 lumpuh akibat ditabrak gathan...ini aku masih menerka2 wkwkwk
May Keisya
dijebakkah
May Keisya
ayu Thor bukan alfi
Les Tary
maunya duitnya doang tp ga mau ngurusin lakinya
Las Mawati
dikasih tau dulu lah suami nya
Las Mawati
cerita nya bagus
Andri
bpk e pak doni
Andri
la koyok lampir yo kabeh wedi
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹🌹☕☕☕☕☕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!