Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.
Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.
Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!
Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Pernah Mengancamku!
Selama dua hari berturut-turut, Mr. X melakukan apa pun yang dia inginkan pada Su Wanwan karena wanita itu masih belum sadar sepenuhnya dan selama itu juga Mr. X merasakan kebahagiaan yang tidak terkira.
Bahkan, kebahagiaan yang Su Wanwan berikan berdampak pada semua orang yang bekerja di bawah naungannya. Mereka tidak merasa begitu tertekan seperti biasanya mendapati sang bos dalam mood yang baik.
Memasuki hari ketiga, kebahagiaan yang dirasakan oleh Mr. X terkikis habis ketika Su Wanwan yang baru bangun dari mimpi panjang dan indahnya, berteriak histeris.
"Aaaaa!" Teriakan Su Wanwan membangunkan Mr. X yang terlelap karena kelelahan setelah berkuda sepanjang malam dengan wanita itu.
Bagaimanapun, Mr. X tidak pernah merasa bosan dan lelah menyetubuhi tubuh Su Wanwan yang selalu saja menggodanya untuk menyentuh lagi dan lagi.
"Jangan berteriak!" Suara dingin dan serak Mr. X yang baru bangun tidur menghentikan teriakan Su Wanwan.
Bahkan, wanita itu langsung beringsut mundur dengan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos.
"Kenapa kau di sini? Apa yang sudah kalau lakukan padaku?!" pekik Su Wanwan panik, air mata pun sudah membasahi pipinya sembari menatap Mr. X dengan tatapan ketakutan.
Tanpa perlu ditanyakan, sejujurnya Su Wanwan tahu apa yang pria itu lakukan mengingat tubuhnya polos tanpa pakaian, bahkan terdapat banyak bekas percintaan di sana.
"Apalagi yang bisa kulakukan pada seorang wanita di dalam kamar?" Mr. X berbalik melemparkan pertanyaan pada Su Wanwan.
"Aku ingin pergi!" Su Wanwan langsung turun dari ranjang setelah mengatakan itu, dia juga mengabaikan rasa nyeri yang dirasakannya pada area terlarang yang ada pada tubuhnya.
"Apa kau pikir kau bisa pergi setelah aku mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkanmu?" tanya Mr. X dengan nada suara yang terdengar dingin hingga mampu membuat Su Wanwan membeku di tempat.
Seketika, otak Su Wanwan memutar ulang kejadian yang dia alami beberapa hari lalu. Bermula dari ajakan Ethan bertemu di Queen Club, lalu dia dijual dan kemudian dijejali 'ramuan khayal' untuk dilelang.
Meski tidak bisa mengingat segalanya setelah tubuhnya dikuasai oleh 'ramuan khayal', Su Wanwan yakin keberadaannya bersama pria asing saat ini karena pelelangan tersebut.
Su Wanwan semakin tergugu dan seketika tatapannya tertuju pada pisau buah yang ada di atas meja nakas. Dia meraih pisau itu dan berbalik menghadap Mr. X yang mendekatinya.
Bahkan, pria itu seperti tidak punya urat malu karena berdiri di hadapan Su Wanwan tanpa sehelai benang pun melekat pada tubuhnya.
Bagi Mr. X, tidak perlu merasa malu lagi karena mereka sudah saling melihat dan menyentuh pada tiap inci tubuh masing-masing.
"Jangan mendekat!" Su Wanwan mengacungkan pisau buah itu ke arah Mr. X.
Bukannya menciut, Mr. X malah menatap Su Wanwan dengan tatapan mengejek. "Apa kau pikir pisau kecil itu bisa membunuhku?"
Su Wanwan menatap pisau yang dia genggam, lalu tatapannya tanpa sengaja tertuju pada otot-otot pada tubuh Mr. X.
Menyadari Su Wanwan lengah, Mr. X langsung memelintir tangan wanita itu dan menepis kasar pisau yang ada di dalam genggaman Su Wanwan hingga benda tajam itu terpelanting. Kemudian, dia mendorong tubuh Su Wanwan yang sudah bebas dari selimut hingga menempel ke dinding.
"Jangan pernah mengancamku!" geram Mr. X dengan sebelah tangannya mencekik leher Su Wanwan dari belakang, sementara tangan lainnya masih memegang kedua tangan wanita itu.
Selama ini, dia yang mengancam, bahkan bertindak kejam pada orang lain, bukan malah sebaliknya!
Jadi, tindakan yang baru saja Su Wanwan lakukan sungguh tidak bisa diterima meskipun dia tidak terluka.
Su Wanwan mencoba memberontak, tetapi sekuat apa pun dia, tidak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki Mr. X.
Saat Su Wanwan melemah, Mr. X pun lengah hingga dia punya kesempatan untuk melarikan diri, tetapi baru dua langkah berlari pria itu berhasil menangkapnya dan melemparkan tubuhnya ke atas sofa.
Tidak memberikan kesempatan pada Su Wanwan untuk melarikan diri lagi, Mr. X langsung mengukung tubuh Su Wanwan.
Pria itu meletakkan satu lututnya di antara kedua paha Su Wanwan dan menarik dagunya, lalu memberikan peringatan, "Sekali lagi aku peringatkan padamu, jangan macam-macam atau kau akan mendapatkan hukuman yang tidak terbayangkan jika berani menguji kesabaranku!"
Setelah itu, tangan Mr. X menjalar menuju area terlarang yang tersimpan di antara kedua paha Su Wanwan. "Aku membelimu dengan harga mahal bukan untuk dipajang, tapi untuk memuaskan aku! Jadi, mari kita lakukan dan puaskan aku lagi!"