NovelToon NovelToon
Jalur Langit

Jalur Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:86.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

[sequel my letnan 3]

Argantara putra Bimantara, berulang kali di pertemukan dengan gadis bernama Nasya kayshila. Dan di setiap pertemuan, ia selalu berbuat baik. Jujur saja dari awal pertemuan pertama ia sudah tertarik dengan gadis berjilbab itu, namun sayangnya sudah beberapa kali bertemu Nasya tetap tidak mengingatnya, sekalipun ia telah berbuat baik. Alhasil Argan mengikuti pepatah jika perbuatan baik susah untuk di ingat maka ia akan melakukan perbuatan buruk yang pasti akan selalu di ingat oleh Nasya.

let's play!

Ayo baca kelanjutannya di sini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nagih hutang!

Setelah satu Minggu berlalu hari ini Argan mulai mengambil langkah untuk mendekati Nasya. Bukan kemarin kemarin dia tidak mau memulai, hanya saja kesibukannya membuatnya tidak sempat untuk mengambil start. Dan hari ini jadwalnya agak senggang.

Setelah apel pagi, ia lekas pergi ke rumah orangtuanya, berkedok mengantarkan sang Mama bekerja padahal dalam hati ingin menemui pujaan hati.

"Sudah siap mah?" tanya Argan begitu melihat sang Mama sudah rapih.

"Sudah, yuk buruan Mama ada jadwal operasi pagi." ujar Mama Nada mencium tangan sang suami lebih dulu dan di balas kecupan di kening oleh papa Saga. Lalu setelahnya sedikit berlari menuju mobil Argan. "aku pergi dulu mas." papa Saga mengangguk.

"Lagi bawa Mama, jangan ngebut gan!" wanti papa Saga. Ia tau seberapa ugal-ugalannya Argan ketika mengemudikan kendaraan.

"Siap papa. Argan pergi dulu. Assalamualaikum." ia mencium tangan sang papa lalu jalan masuk kedalam mobilnya.

"Waalaikumsalam."

"Dah mas." Mama Nada melambaikan tangannya pada papa Saga dari jendela mobil.

Papa Saga turut tersenyum. "Hm, dah. Hati-hati gan."

Argan mengeluarkan tangannya dari jendela mobil mengacungkan jempolnya di sana sebagai isyarat.

Argan memecah jalanan ibukota yang masih pagi, sudah macet sekali. Tapi syukurnya jarak rumah orangtuanya dan juga rumah sakit tempat mamanya bekerja itu tidak jauh, tidak sampai tiga puluh menit mereka sampai.

"Makasih ya nak, Mama masuk dulu. Kamu hati-hati pulangnya." Mama Nada membelai pipi Argan dengan sayang sejenak, lalu buru-buru turun setelah mendapat kecupan di pipi kanannya oleh sang putra.

______________

Setelah satu malam bekerja di rumah sakit berakhir. Nasya bersiap-siap untuk pulang, jujur matanya sudah terlalu berat akibat mendapat shift malam. Ingin segera pulang dan tidur sepanjang hari menghilangkan rasa lelahnya.

Belum lagi beberapa hari ini ia mendapatkan teror dari sang adik untuk menyuruhnya segr mencari calon suami. Apa ya di pikir cari calon suami itu seperti cari gorengan yang sudah pasti ada di pinggir jalan. Tentu, tidak!

Sungguh kepalanya kembali nyut-nyutan kalau mengingat itu.

"Gak mau bareng aja sya? Mobil kamu masih di bengkel kan?" tanya Niko salah satu dokter dirumah sakit yang merupakan teman Nasya juga. Ia tau sejak kemarin mobil Nasya berada di bengkel untuk di service.

Nasya terlonjak kaget "Kamu ruh ngagetin aja sih nik! Lagian Ndak lah nik, aku pesen taksi aja."

Niko terkekeh "Yakin?"

Nasya mengangguk.

"Aku lagi bak loh ini. Yakin gak mau ikut?"

Lagi-lagi Nasya mengangguk. "Sana deh pulang, kantung matamu itu sudah nyaingi panda." ledek Nasya menunjuk dengan bibirnya ke bawah mata Niko yang menghitam lalu ia terkekeh.

Niko tersenyum simpul "ya udah deh, aku duluan. Dah..." Niko pasrah, melambaikan tangannya lalu ia berjalan pergi meninggalkan Nasya menuju mobilnya.

Nasya membalas lambaian tangan Niko, setelah melihat Niko masuk kedalam mobilnya Nasya mengotak-atik ponselnya untuk memesan taksi online di salah satu aplikasi yang ada di dalam ponsel miliknya.

Dari kejauhan, lebih tepatnya dari dalam mobil Argan memerhatikan Nasya sejak tadi berdiri tidak jauh dari mobilnya, bahkan sejak gadis itu berinteraksi dengan seorang pria dengan sangat akrab membuat Argan sedikit cemburu, tapi Argan meyakinkan pada diri sendiri bahwa itu bukan siapa-siapanya Nasya, karena seminggu lalu Nasyakan berbicara bahwa dia tidak memiliki pacar, tunangan ataupun suami, dia gadis jomblo murni.

Sebelum benar-benar turun ia menarik nafas lebih dulu, merapikan seragam loreng biru langitnya di rear-vision mirror, dan tidak lupa juga mengatur ekspresinya supaya tidak kentara bahwa dia sesenang itu bertemu dengan Nasya. Setalah di rasa semuanya sudah lengkap pada porsinya Argan pun turun dari dalam mobil, dengan percaya diri ia berjalan ke arah Nasya yang masih belum menyadari kehadirannya karena fokus dengan ponsel.

"Ekhm!" dehem Argan, saat Nasya tak menggubris keberadaannya. Tapi masih sama, Nasya bahkan tak terganggu dengan deheman Argan.

Argan agak sedikit kesal, hanya sedikit. Ia menatap lekat Nasya lebih dulu, sebelum memberanikan diri memanggil gadis itu "Nasya!"

Dan kali ini Nasya langsung menoleh, matanya membulat karena kaget melihat keberadaan Argan yang tiba-tiba ada di hadapannya. Ia menolah ke kanan dan ke kiri mencari seseorang mungkin dengan nama yang sama yang mirip dengan namanya dan menoleh ke Argan lagi yang masih menatapnya. "Mas manggil saya?" dengan bodohnya Nasya malah bertanya.

Argan berkacak pinggang, "memangnya ada Nasya lain selain kamu?!" ucapnya ketus

Kepala Nasya malah menggeleng bodoh.

"Ya sudah berarti saya lagi manggil kamu!"

Tatapan mata Nasya berubah nyalang "mas mau apa lagi?! Belum puas ngolok-ngolok saya? Belum puas ngatai saya?" Nasya masih ingat jelas kalimat terakhir yang keluar dari mulut pedas pria jelmaan kak Ros ini, jujur saja jika mengingat itu rasanya Nasya masih dongkol, rasa ingin mencakar wajah sok tampan pria ini masih meraung-raung di dalam sana.

Argan menghela nafas berat, di ingatkan dengan mulutnya berucap tajam seminggu yang lalu, membuat Argan malu sendiri. Sungguh tidak ada maksud sedikitpun di hati untuk mengatai Nasya sedemikian. Rasa sesal itu langsung menguap begitu saja. Namun bibir enggan berucap. Gengsi.

"Kamu lupa, kamu itu masih punya hutang sama saya." bukannya minta maaf, Argan malah memancing pertikaian lagi.

Mata Nasya melotot tak terima "hutang? Hutang apa?! Perasaan saya Ndak pernah ya pinjem duit mas." enak saja dia bilang Nasya punya hutang. Uang Nasya itu banyak.

Argan tersenyum miring melihat ekspresi marah Nasya yang malah menggemaskan di mata Argan. Argan berjalan mendekat mencondongkan tubuhnya ke wajah Nasya, refleks Nasya memundurkan wajahnya. Argan menatap wajah Nasya begitu lekat.

"Subhanallah."

Puji Argan dalam hati, ketika melihat wajah belum mandi Nasya yang tampak cantik alami khas gadis Jawa, padahal tidak menggunakan make up ataupun pewarna bibir tapi bisa membuat para pria mengangumi kecantikannya.

Oke, Argan itu lemah kalau di hadapan Nasya.

Tidak jauh berbeda dengan Argan Nasya bahkan sampai membeku di tempat sudah tiga kali ini ia menatap wajah pria jelmaan kak Ros ini dari jarak sedekat ini, yang memang sangat-sangat tampan dan mata sialannya malah menangkap jakun Argan yang menonjol naik turun yang tampak menggoda. Sampai tanpa sadar tangan Nasya bergerak naik, ingin menyentuh jakun Argan. Mata Argan sampai melotot refleks melompat mundur. Dan memekik kencang "dasar cewek cabul!" hampir saja wudhu batal jilid lima terjadi.

Kalau sempat itu terjadi maka saat ini juga Argan akan langsung menghalalkan Nasya, tanpa memperdulikan tahap-tahap pengajuan.

Umpatan Argan membuat kesadaran Nasya kembali, matanya ikut mendelik sempurna. "Heh, mulutnya! S-siapa yang cabul?!" wah, enak saja dia di Katai cabul.

"Ya kamu, masak iya saya!"

"Mana ada!"

"Ada, tangan kamu aja hampir memegang jakun saya. Hampir aja wudhu saya batal lagi karena kamu!"

"Heh, mas. Kan mas yang lebih dulu deketin wajah mas ke saya. Kok saya yang di Katai cabul. Masnya tuh yang cabul!"

"Wah, pinter kamu membalikkan situasi!"

Nasya sudah kepalang kesal dan juga malu. Ia langsung membalik badan melangkah menjauh dari Argan. Haduh, bisa-bisanya tangan sialannya ingin memegang jakun Argan. Tapi salah Argan sih, kenapa punya jakun semenggoda itu.

"Heh, kamu mau kemana?!" tidak akan Argan biarkan pertemuan kali ini sia-sia begitu saja. Tapi Nasya tetap tidak menghentikan langkahnya. Argan lekas berlari mengejar Nasya.

"Berhenti saya bilang! Hutang kami belum lunas!"

Nasya langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Argan yang kini juga sudah sampai di hadapannya, tatapan gadis itu serasa ingin membunuh Argan. "HUTANG?! HUTANG APA LAGI?!" sungguh emosi Nasya sudah di ubun-ubun.

Sudahlah mata ngantuk, kepala mumet, badan pegel. Tapi Argan malah cari masalah apa gak kepingin Nasya banting saja bawaannya.

Argan meringis mendengar teriakan Nasya, mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana. Haduh, buat malu saja mulut gadis satu ini.

Argan meletakkan jari telunjuknya di bibir, sebagai isyarat agar Nasya diam, tidak perlu teriak-teriak. "Mulut mu itu ya!" gemas Argan tangannya sudah gatal ingin mencubit bibir Nasya, namun ia urungkan karena belum muhrim. Coba kalau udah muhrim jangankan tidak hanya di cubit, tapi di kokop juga supaya benar-benar bungkam.

"Hutang apa lagi hah?! Mas selalu bilang, hutang, hutang, hutang! Saya punya hutang apa?! Cepat bilang! Jangan buat saya semakin emosi dan nendang mas di sini!"

"Kamu lupa, kalau baju saya masih ada di kamu? Itu termasuk hutang loh, hutang yang belum di kembalikan."

Oh, astaga masih tentang itu toh.

"Ngomong kek mas dari tadi!"

Argan tersenyum simpul "jadi mana bajunya?"

"Saya buang!"

Argan sok kaget. Padahal ia sudah tau gadis itu tidak akan mau menyimpan bajunya.

"Kamu buang?! Kamu benar-benar ya!"

"Yang nyuruh buang siapa? Kan mas. Jadi jangan nyalahin saya. Udah ya saya mau pulang. Saya capek!"

Nasya kembali melangkah menjauhi Argan. Dan lagi tidak akan Argan biarkan itu terjadi.

"Tunggu!"

Nasya memicingkan matanya frustasi kembali berbalik menatap Argan yang masih berdiri di tempatnya "apa lagi?!"

"Ayo saya antar."

Nasya menatap wajah Argan dengan raut tak percaya. "Makasih! Saya bisa pulang sendiri. Saya juga udah pesan taksi. Dan taksi saya udah datang!" Nasya menoleh dimana taksi yang ia pesan sudah berhenti di pelataran rumah sakit.

Ketika Nasya kembali berbalik dan berjalan menghampri taksi tersebut dengan cepat Argan berlari mendahului Nasya lalu menghampiri mobil taksi tersebut. Dan itu membuat mata Nasya ingin melompat keluar, terlebih lagi ketika Argan mengeluarkan dompetnya, mengeluarkan uangnya dari sana untuk membayar taksi yang di pesan oleh Nasya. Setalahnya taksi tersebut langsung pergi.

Tatapan Nasya yang sejak awal sudah tak bersahabat, kian tak bersahabat saat Argan berbalik dan menghampiri Nasya. "Mas maunya apa sih?!" dada Nasya sudah tak karuan kesalnya di buat Argan. Masih pagi loh ini, tapi moodnya sudah rusak di buat Argan.

"Saya mau antar kamu."

"Tapi saya gak mau!"

Argan mengela nafas berat "saya cuma berniat baik, gak bisa apa kamu nurut aja."

"Baik apanya dari tadi mas itu mancing emosi saya. Masih bisa mas bilang kalau mas itu berniat baik?!"

Oh, ayolah. Kenapa sih susah sekali menghadapi perempuan tantrum?

Argan mengela nafas lagi "oke, maaf, saya minta maaf. Kalau saya mancing emosi kamu. Tapi mau ya saya antar pulang."

Nasya memicingkan matanya fokus menatap Argan "Kok masnya maksa sih? Mas mau macem-macem ya." tuduh Nasya.

"Astagfirullah. Memangnya muka saya itu. Muka nakal? Sampai kamu nuduh saya begitu?"

Nasya diam. Iya si, tampang Argan itu baik Budi, dengan wajah flat. Tapi siapa yang tau.

"Ya ampun, saya gak akan apa-apakan kamu, Nasya. Jangankan mau ngapa-ngapain kamu, pegang kamu aja saya gak berani."

Nasya diam, ia menyeringai, benar juga. Kemarin saja Argan sampai marah-marah gak jelas karena tanpa sengaja Nasya pegang. Berarti tidak apa-apa dong kalau Nasya mau di antar, lagian mau pesan taksi lagi juga nanti nunggu lagi. Yang ada Nasya gak jadi istirahat.

"Oke." final Nasya "tapi kalau mas sampai macam-macam. Mas taukan profesi saya itu apa? Dokter bedah. Jadi kalau cuma untuk menguliti mas saya masih mampu."

Argan meringis ngeri mendengar ancaman Nasya. Tapi tak bisa di pungkiri ia juga bahagia karena berhasil membujuk gadis itu untuk ia antarkan pulang.

"Iya, saya janji gak akan macem-macem. Yuk mobil saya disana." tunjuk Argan berjalan di hadapan Nasya. sementara Nasya mengikuti langkah Argan dari belakang.

Sesampai di mobil Argan tidak lupa membukakan pintu mobil untuk Nasya, "masuk." titahnya ketika melihat Nasya yang malah diam mematung melihat perlakuan Argan, hatinya seketika menghangat.

Nasya dengan ragu-ragu merunduk mulai masuk kedalam mobil tanpa di sadari Nasya tangan Argan terulur di atas kepala Nasya, melindungi kepala gadisnya agar tidak terantuk pintu mobil.

Bibir Argan tanpa sadar mengembang membentuk senyum. Rasa bahagia itu membuncah begitu saja di dalam hati, sudah jelas malam nanti dia tak dapat tidur karena terbayang-bayang Nasya yang duduk di samping kemudinya.

...Jakunnya buat khilaf sumpah😲...

1
Naswa Al rasyid
masa pria gila si kak judulnya....
babang argan kan keren, bukan gila. walaupun kesukaan nya radak gila🤣🤣
makasi kakak bnyak up nya... jgn bosen bosen up ya kak.. 👍👍 semangat trusss nulisnya..
Heny Janitasari
🤣
Ana_Mar
laaa...kenapa juga musti tersinggung?? kan memang bener bukan mahram, kan tiap pacaran individu beda2 ya kan???
selalu berdoa yang terbaik buat calon imamnya yaa nasya
💗AR Althafunisa💗
Serius dengerin mereka bicara dari hati ke hati, eh .. malah ada gangguan 😌 kira-kira Nasya ada keraguan ga ya sama Argan? ternyata pria gila 🤣🤧 lanjut ka 🙏🥰❤️
ŘƏ£♡ve
ardenalinnya menantang maseee😘😘😘
sakura hanae @ mimie liyana❤️
Buahahahhaha.... Rasakno....
Ani
calon imammu limited edition ya Nasya
Surtinah Tina
ya ampun itu idung mancungnya ga ketulungan....
Ana_Mar
pastiii donkkkk..bang argann gituuu/Determined/
beda jauhlahh dari raes dan nessa/Chuckle/
bisa di contohh tuu nduuu versi bang argannya.../Grin/
Heny Janitasari
🧡🧡🧡
ayu rahma
betull, apalagi pria yg menjaga wudhu nya mahalllll🥰🥰😍, pria model argan ga bakal gampang kegoda nasya, dy mah lempeng2 aja, tp ga tau lagi kalau ud sahh😌😄
Ita Mariyanti
emang enak itu👍👍
💗AR Althafunisa💗
Gantengnya mas Argan 🙈🙈🙈😅👍 makasih ka dah up 🙏
💗AR Althafunisa💗
wkwkwkw... tersindir 🤣🤣🤣
ŘƏ£♡ve
aaaa jd inget ayankkk😘😘😘😘
mamas argan lope sekebon kangkung🤣🤣🤣🤣
Heny Janitasari
❤️❤️❤️
Ana_Mar
makanya ness...punya mulut itu di jaga, pikirannya juga yang warasss!!! main ngatain perawan tuaaa, kamu warasss nesss??? ga punya hati banget ngatain kakak sendiri kek gitu/Shame/
Rizky Tria
Nessa udah bisa senyum lg ya..
bang Argan tahan dulu ya, nanti kalo udah halal jg dapet kasih sayang tulus dari Nasya 😊🤗
Ani
terima kasih kak Chika
Ani
itu juga makannan favorit ku 😊😊😊😊😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!