NovelToon NovelToon
TEROR BAYI BAJANG

TEROR BAYI BAJANG

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:64.2k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Menjadi berbeda bukanlah menyenangkan bagi Tazkia, gadis kelas sebelas yang baru saja pindah ke sekolah asrama. Sebab dengan berbeda, ia harus berurusan dengan makhluk-makhluk astral yang selalu mengganggunya.

Di tempat baru, Kia berharap bisa hidup normal. Tapi nyatanya, ia malah mendapat teror arwah bayi setiap malam. Apa sebenarnya yang diinginkan ruh bayi itu dari Kia? dan bagaimana cara Kia mengatasi gangguan ini?

***
Sambung silaturahmi yuk. 😁
Ig: @eriyyalma_4
TT : ERiyy Alma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TBB 21

Kondisi Kia pagi ini lumayan memprihatinkan, semalam ia tidur lebih awal tapi saat bangun seluruh badannya terasa sangat lelah. Bahkan ia sempat muntah-muntah di depan kamar, membuat Shella kebingungan melihatnya. 

“Ki, istirahat aja deh hari ini. Kamu kayaknya masuk angin deh,” ucap Shella. 

“Aku nggak sakit kok Shel, aku sehat. Setelah muntah rasanya sudah jauh lebih enak, aku mau ke perpustakaan hari ini.” 

“Ya Allah Kia, jangan terlalu rajin ah jadi orang tuh. Kita udah belajar full selama ini, adanya hari libur itu untuk istirahat, jangan dipaksa, dzalim nanti jatuhnya Tazkia.” 

Kia diam sejenak, apa yang dikatakan Shella memang benar adanya. Tapi dia merasa ada hal aneh yang terjadi pada tubuhnya, semalam ia dan Shella memang memilih tidur sejak sore untuk menghindari gangguan makhluk ghaib seperti kemarin malam, tapi anehnya ia malah bermimpi bertemu Cahya. Wanita itu melihatnya dengan tatapan tajam, seolah tengah marah padanya. 

Tapi Kia benar-benar tak mengerti, kenapa wanita itu marah padanya? dan kenapa dia juga hadir dalam mimpi Kia padahal mereka tak saling kenal, dan hanya bertemu dua kali saja. 

“Sebentar saja Shel, ada hal penting yang harus aku cari. Setelah dapat aku janji langsung balik ke kamar,” jawabnya kemudian. Shella menatapnya iba, tampak sekali Kia tak sehat sebab bibirnya pucat. 

“Baiklah, tapi janji ya jangan lama-lama. Hari ini abangku datang jenguk adiknya yang cantik ini, biasanya abang bawa nasi bakar kesukaan aku, nanti kita makan bareng-bareng. Makanya kamu harus beneran pulang, jangan nyantol di perpus, oke?” 

Kia mengangguk, lantas berpamitan meninggalkan Shella sendiri di depan kamar mereka. Berjalan pelan menuju bangunan samping sekolah, yaitu perpustakaan besar milik SMAHI yang terbuka untuk umum. 

Melangkah dengan tenang ke dalam bangunan besar yang memiliki langit-langit ruangan begitu tinggi, Kia selalu bisa merasakan aura mistis dalam ruangan besar ini. Tak seperti biasanya yang akan langsung menuju deretan buku tata cara mengaji, sholat ataupun deretan novel, kali ini Kia mencari buku tentang takwil mimpi. Ia begitu penasaran dengan mimpinya semalam. 

Langkah kaki Kia terhenti di sudut ruang, ia mendengar suara percakapan seorang perempuan dan lelaki dari balik rak buku yang tingginya hampir dua kali lipat dari tubuhnya. Suara perempuan itu tak dikenalnya, tapi suara lelakinya terdengar tidak asing baginya. 

“Maksud mbak? tolong, bisa jelaskan lebih detail? saya kurang mengerti,” ucap lelaki itu, Kia diam mendengarkan mereka, entah kenapa ia jadi kepo karena menyadari suara itu milik Husin. 

“Lindungi kakakmu, peringatkan gadis yang selalu bersamanya untuk tidak mencari tahu lebih banyak, karena itu bisa berbahaya bagi mereka berdua. Musuh mereka bisa menghalalkan segala cara.” 

“Gadis siapa maksud anda mbak? saya tidak mengerti sama sekali.” Husin terdengar putus asa. 

“Turuti saja, kakakmu sedang di rumah sakit dari semalam. Jangan sampai terlambat!” 

Kia merasa tak bisa tinggal diam, ia yakin yang dimaksud perempuan itu adalah dirinya. Kia segera mendekati mereka, dan keduanya terkejut melihat kehadiran Kia yang sangat tiba-tiba. 

“Mbak, apa maksud ucapan mbak barusan? mbak bisa jelaskan padaku?” mohon Kia, berusaha menarik-narik tangan wanita yang sibuk menutupi wajahnya dengan jilbab panjangnya, lantas berlari cepat meninggalkan keduanya. Kia berlari-lari kecil mengejar perempuan itu, tapi Husin menarik tangannya, sambil meminta maaf pada orang-orang di sekitar mereka karena telah membuat keributan dalam perpustakaan. 

“Kamu gila? lihat berapa banyak mata yang memandang kita?” kata Husin. 

“Kamu sendiri ngapain cegah aku kejar perempuan itu? sudah dari kapan waktu dia tampak mencurigakan, dan ucapannya tadi, bukankah yang dimaksudkan adalah aku Husin? akulah gadis yang dekat dengan kak Nia akhir-akhir ini, lantas apa benar kak Nia masuk rumah sakit?” 

Husin menghela nafas berat, memandang Kia dengan tatapan yang sulit untuk didefinisikan. “Simpan semua pertanyaanmu, kita cari tempat dulu dan membahasnya satu persatu. Aku juga punya banyak pertanyaan tentang semua yang terjadi.” 

Terpaksa Kia mengikuti Husin dari belakang, berjalan menuju meja baca yang terletak di bagian sudut ruang. Tempat yang sedikit gelap karena tak mendapat cahaya matahari, tapi tersedia lampu baca yang bisa digunakan teronggok di samping dinding. 

“Duduklah, tunggu sebentar.” Husin berjalan meninggalkan Kia sendiri, rupanya ia meraih dua buku random yang akan menyamarkan percakapan mereka. 

“Untuk apa ini?” tanya Kia polos. 

“Tentu saja untuk pura-pura, apa kita harus terang-terangan berbincang disini? dikira kita kencan lagi. Ogah aku,” ucapnya. Kia mendengkus kesal, memutar mata dan terpaksa membuka buku seolah sedang menikmati bacaannya. Husin duduk di sampingnya, menghadap arah berlawanan dengan tangan yang juga membuka buku seolah tengah membaca. 

“Sekarang katakan padaku? apa benar kak Nia sedang di rumah sakit?” tanya Kia tanpa mengalihkan pandangannya dari buku di tangan. 

“Ya, aku juga baru dengar tadi pagi dari ketua asrama. Sekarang giliranku yang tanya, apa kamu kenal perempuan tadi?”

“Aku tak mengenalnya, tapi dia tampak mencurigakan. Dia selalu menutup wajahnya dengan hijab, hingga aku tak bisa melihat rupa aslinya.” Kia membolak balikkan buku secara acak. Hal itu menimbulkan perasaan kesal di hati Husin. 

“Yang benar aja Kia, mana ada orang baca buku seperti itu? kamu mau orang mencurigai sikap kita?” ucapnya berdecak kesal, Kia baru sadar rasa panik membuatnya bersikap bodoh. Ia pun segera melambatkan gerak tangannya seolah sedang membaca dengan tenang. 

“Tapi, kenapa perempuan itu bicara aneh begitu? jujurlah Kia apa yang sedang kamu bahas bersama kakak beberapa hari ini? adakah hal yang mungkin berhubungan dengan ucapan perempuan tadi?” Husin meraih permen dari dalam saku baju, membuka bungkus dan mulai menikmati permen rasa cherry mint itu. 

“Bagi dong, mulutku pahit rasanya,” pinta Kia di sela percakapan mereka. Terpaksa Husin meraih beberapa permen dari saku baju, memilah-milah diatas meja dan hanya memberikan sebiji saja pada Kia. Kia sedikit kesal karena gaya Husin yang membolak-balik permen tapi nyatanya hanya mau berbagi satu biji saja padanya. 

“Jangan cemberut, coba lihat di bungkus permen itu,” perintah Husin yang langsung di turutinya. Bungkus permen bertuliskan Wishlist gue nih, itu membuat Kia heran. Ia mengangkat dagu pelan saat melirik pria di sampingnya. 

“Kamu,” jawab Husin malu-malu. Kia kembali memutar bola mata, bisa-bisanya Husin menggodanya saat mereka membahas sesuatu yang sangat penting menurutnya. 

“Kita kembali ke pembahasan, aku dan kak Nia tak membahas apa-apa, kita hanya belajar mengaji bersama,” jawab Kia. Ia terpaksa berbohong, sebab tak bisa begitu saja mempercayai Husin meski pria itu adalah adik kandungnya Nia. Jika ucapan perempuan tadi bukanlah main-main ia yakin ada yang tidak beres saat ini. Sejak percakapan tentang bayi bajang kemarin tiba-tiba saja Nia sakit dan Kia bermimpi aneh bahkan muntah-muntah di pagi harinya. 

“Kamu jangan bohong ya Kia, aku merasa ada yang nggak beres disini. Aneh aja perempuan itu tiba-tiba mengatakan hal seperti itu padaku,” tutur Husin pelan, tapi masih mampu didengar jelas oleh Kia. 

“I-itu.” Tiba-tiba saja Kia berdiri dan berjalan cepat keluar perpustakaan. Husin yang melihatnya segera mengikuti langkahnya. Keduanya berlari saat melihat perempuan dengan jilbab tertutup itu menghindari mereka. 

Husin berlari cepat mengejar perempuan itu, meninggalkan Kia jauh di belakang. Hingga berhasil menarik jilbab panjangnya, mendorong hingga perempuan itu terhimpit di belakang dinding kelas. Kia yang baru datang masih berusaha menormalkan detak jantung yang berpacu cepat akibat berlari terlalu kencang. 

“Siapa sebenarnya kamu?” bentak Husin, tapi perempuan yang ternyata memiliki bekas luka bakar di wajahnya itu hanya diam, “jawab! siapa kamu? dan apa tujuan kamu bicara seperti itu?

Kia merasa ngeri melihat kemarahan Husin, selama ini ia hanya melihat pria itu dengan versi gilanya, tetapi ternyata bisa marah juga.

“A-aku, aku Dara.” 

1
Ibuk Kumaiyah
Luar biasa
Ibuk Kumaiyah
sayang babnya masih gatung belum tamat,tunggu ending nya ajaaaf/Pray//Ok//Good/
ERiyy Alma: Sudah up novel lanjutannya, tapi memang masih ongoing Kak.. Silahkan mampir. 🙏😁
total 1 replies
Ibuk Kumaiyah
makin penasaran/CoolGuy/
Ibuk Kumaiyah
/Sob/
Ibuk Kumaiyah
aku paling gaj suka di poligami karnaaku bukan malaikat yang maha sempurna
FiaNasa
cussss......otw
Andini Andana
otewe Thor 🏃🏃🏃🏃
Imaz Ajjah
cuuz lah Thor...
Wandi Fajar Ekoprasetyo
efek minuman dr nur
Wandi Fajar Ekoprasetyo
auranya dewa efek dr si nur nih sepertinya
Yurnita Yurnita
kaburrrrrrr
Yurnita Yurnita
kabur aja nia
Yurnita Yurnita
Ternyata ada toh perempuan yg mau di madu
Yurnita Yurnita
pisah aja Thor
Ria ☺️
Luar biasa
Ria ☺️
penyakit kiriman. kali ya
Tini Nurhenti
hv
Erni Ramadan
semangat ka..aq tunggu loh cerita2 slnjutnya..Terimakasih
kang'3ncum 🥰
ikut mampir lagi ka
Kamilatul Asfa
anak itu bonus,..tak bisa jdi alasan untuk menikah lg krna yg pertama blum hamil,biarkan Nia brsama lelaki lain yg menerima kekurangnny..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!