NovelToon NovelToon
Kode Biru : Serangan

Kode Biru : Serangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bepergian untuk menjadi kaya / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Persaingan Mafia
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fandy Pratama

Ramon tokoh utama dalam novel ini ingin berbagi hasil karnyanya di media sosial, karena dia memiliki jiwa seni yang tinggi. Namun pengetahuan Ramon mengenai internet terbatas, dia seperti kebanyakan orang pada umumnya menggunakan internet untuk kebutuhannya saja. Ramon mendapati banyaknya serangan cybercrime, sehingga dia menyadari bahwa ada sekelompok orang yang menjadikan dirinya sebagai target berbagai macam bentuk peretasan, yang sangat amat merugikan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fandy Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20 Perangkat Baru dan Mengamankannya

Handphone Ramon mendapat sebuah notifikasi, ramon segera melihat notifikasi apakah itu. Ternyata itu adalah notifikasi mengenai status pengiriman barang yang dia pesan. Setelah kejadian peretasan itu, dan beruntung Ramon tidak mengalami banyak kerugian, dia segera memesan beberapa perangkat baru. Sempat kesal juga sih, karena ini peretas bikin sial aja.

Karena semua perangkat yang sudah diretas pun Ramon tidak tahu akan diapakan, digunakan hanya mengundang ancaman untuk Ramon, diabaikan pun bernilai juga ini. "Oh barangnya sudah tiba ya, yaudah kebawah dulu di lobby untuk mengambil barang yang sudah dikirim."

Ramon dengan mengunakan pakaian berwarna putih dan celana panjang Chino berwarna cream, menuruni apartement Ramon dari lantai enambelas menuju lobby. Ramon berkaca sebentar untuk memperhatikan penampilannya, dia berdiri di depan cermin besar yang dipajang didekat dapur dan jalan menuju pintu keluar apartemennya.

"Yasudah begini saja" Ujar Ramon setelah melihat pakaian yang dia kenakan. Ramon segera berjalan menuju pintu apartemennya dan membuka pintu tersebut, setelah pintu terbuka Ramon pun segera keluar dari apartemennya.

Dosa Katulung sudah mendapat teguran keras dari keamanan setempat bahwa dia disana melakukan peretasan, perusakan, hingga berniat melakukan kejahatan serta keributan dengan penghuni apartement disini, tetapi dia masih saja datang ke apartement tersebut dan memata-matai Ramon.

Dosa Katulung saat itu duduk di ruang tunggu apartemen tersebut melihat Ramon keluar dari lift. Dosa Katulung memperhatikan Ramon yang setelah keluar dari lift menuju ke salah seorang receptionis yang mana dia bertugas untuk mendata dan mencatat semua barang yang ada di loker apartement tersebut.

Mereka berbincang sebentar mengenai paket yang diterima oleh Ramon. Dosa Katulung masih memperhatikan itu, lalu tak berapa lama Ramon keluar dari ruangan loker tempat penerimaan barang di apartemen tersebut dengan membawa paket yang cukup banyak dan besar.

Setelah dosa Katulung melihat Ramon menaiki lift, Dosa Katulung segera menghampiri receptionis tersebut dan menanyainya.

"Pak bisa minta waktunya sebentar?"

"Ya ada apa mas?"

"Saya ingin menanyakan mengenai sebuah paket bisa?"

"Oh boleh silahkan bapak tinggal di apartemen nomor dan lantai berapa?"

"Oh tidak saya tidak tinggal disini?"

"Lantas bapak ingin mengantarkan paket atau bagaimana?"

"Saya ingin tau paket yang diterima oleh pria yang memakai baju warna putih berambut rapih membawa sekitar empat hingga lima paket cukup besar dan baru saja naik lift itu berasal dari mana?"

"Memang apa hubungan bapak dengan pria tadi?"

"Saya kenalannya, jika bapak kenalannya bisa menanyakan langsung ke orang yang bersangkutan. Semua data disini bersifat pribadi hanya pemilik yang bisa mengetahui data tersebut."

"Saya hanya ingin tahu aja pak, apakah tidak boleh?"

"Maaf kami tidak bisa melayani permintaan bapak."

"Yaudah begini saja, jika pria tadi namanya Ramon Ramansyah menerima paket bisa hubungi saya dulu dan tiap ada paket tolong dikenakan biaya sebesar seribu pak."

"Loh memang bapak siapa, maaf disini tidak menerima calo seperti bapak, silahkan mencari pekerjaan yang jauh lebih baik dan jangan kemari."

"Bagaimana jika hubungi saya dahulu ya pak."

"Maaf kami tidak menerima hal itu, kami menjaga keamanan dan kenyamanan setiap penghuni apartement ini dan tidak ingin ada keluhan datang dan dialamatkan kepada kami. Terutama dari kalangan seperti bapak."

Setelah berbincang dengan receptionis itu dan merasa ditolak, Dosa Katulung pun pergi dan dia hanya berguman.

"Haduh Ramon paketnya banyak banget, kalo bisa dicegat aja satu bagus kali ya atau dimintain seribu tiap kali Ramon menerima paket."

Tak berapa lama seorang pembawa paket datang dengan beberapa paket dan akan menyerahkan ke receptionis tersebut. Dosa Katulung menanyakan kepada pengantar paket tersebut.

"Pak mau antar paket ya?"

"Iya betul ada apa ya?"

"Bapak yang biasa antar paket kemari?"

"Iya benar pak."

"Ah tepat sekali, pak hari ini ada paket untuk Ramon Ramansyah?"

"Tidak tahu saya hanya membawa paket yang memang ditujukan kepada penghuni apartemen ini."

"Coba dilihat dulu."

Akhirnya pembawa paket tersebut memeriksa paket yang dia bawa dan ternyata hari itu tidak ada paket yang ditujukan kepada Ramon.

"Maaf pak tidak ada."

"Bisa tidak jika seandainya ada paket untuk Ramon Ramansyah menghubungi saya terlebih dahulu."

"Mengapa pak, anda ini siapanya ramon?"

"Oh saya kenalannya pak."

"Maaf semua paket yang dikirimkan menggunakan jasa pengiriman kami langsung dikirim dan diterima oleh nama penerima tersebut tanpa perantara atau calo, untuk menghindari keluhan pelanggan atas kehilangan, kerusakan, hingga pencurian paket tersebut."

"Yah pak tolong sesama kita saja."

"Maaf ini pekerjaan saya, dan saya bertanggung jawab penuh dengan pekerjaan saya." Bapak pengantar paket tersebut pergi meninggalkan dosa Katulung.

"Pak pak." Dosa Katulung memanggil pengantar paket tersebut.

Melihat pengantar paket tersebut pergi meninggalkan dosa Katulung dia hanya berguman, "Duh Ramon paketnya banyak itu, kalo bisa mencopet satu saja atau minta bayaran seribu dari paketnya lumayan buat cuci motor dan beli bensin."

Pengantar paket tersebut menyerahkan paket yang dia kirimkan untuk hari tersebut kepada reseptionis di apartement tersebut.

"Wah kok kesiangan pak?"

"Iya tadi dicegat dahulu oleh pria gondrong tersebut."

"Kenapa memangnya dia?"

"Minta saya mencari paket atas nama Ramon dan setiap ada paket untuk dia minta saya hubungi dia dahulu."

"Oh orang yang tadi."

"Bapak kenal?"

"Tidak juga, hanya saja dia meminta hal yang sama kepada saya."

"Hati-hati pak sepertinya dia calo dan tidak punya pekerjaan, dan ingin mencari keuntungan dari hal ini."

"Sepertinya begitu, nanti saya akan laporkan hal ini kepada atasan saya dan memajang wajahnya, sehingga tiap kali dia kemari atau berbuat onar, tim keamanan kami segera akan menangkapnya."

"Iya bagus pak, jadi tidak ada keluhan dari pelanggan kami."

"Benar kami juga tidak mau kepercayaan penghuni apartement kami hilang, hanya karena ulah dari beberapa calo yang tidak memiliki pekerjaan yang jelas."

"Baik pak, terima kasih."

Pengantar paket tersebut pergi meninggalkan receptionis tersebut, dan receptionis tersebut segera melaporkan kejadian yang terjadi kepada atasannya melalui telfon.

******

Ramon membawa masuk semua paket yang sudah dia terima, ada sebuah dua buah laptop baru, tiga buah handphone baru, dan sebuah perangkat WiFi serta modem.

Juan yang ada di dalam apartemen Ramon dan melihat itu berkata, "Banyak banget paket lo mon? Coba lo bilang bisa bareng kita bawa paket itu."

"Gw gak tau yan, semua paketnya tiba di hari yang sama, gw kira nyicil gitu satu-satu tapi lama banget nyampenya. Eh gak taunya sekaligus." Ujar Ramon yang sangat ribet banget membawa paket tersebut. Juan segera menghampiri Ramon dan membantu Ramon membawa paket tersebut. Mereka pun membawa paket tersebut ke ruang tengah di apartemen Ramon.

Ramon dan Juan segera membuka beberapa paket yang sudah dikirim kepada Ramon. Ramon meminta Juan sebelum dia mengunakan semua perangkat baru ini, dia ingin memastikan semua itu aman dan tidak ada yang terjadi lagi seperti ini dikemudian hari, sehingga mereka melakukan pengamanan untuk perangkat terbaru milik Ramon.

"Apa aja ini Mon?" Tanya Juan sambil memegang bingkisan kotak paling besar.

"Itu laptop yan, gw gak mungkin kan menggunakan semua perangkat lama gw, yang ada keselamatan gw terancam yan." Ujar Ramon dengan wajah datar.

"Ampe dua buah Mon?"

"Iya gw beruntung deh yan, gw kan mencantumkan link kerja sama dengan beberapa toko online kan, jadi tiap ada orang yang mengunjungi website tersebut dari link yang gw bagikan gw mendapatkan point, dan jika ada yang membeli barang dari link tersebut gw juga dapat point yang bisa gw gunakan untuk belanja yan."

"Oh gitu terus Mon."

"Terus tanpa gw sadar ada orang yang baik mengirimi gw paket laptop tersebut."

"Beruntung banget lo mon."

"Iya jadi ini barang yang gw beli cuma handphone doang, sisanya kiriman mereka."

"Lo kenal dengan mereka Mon?"

"Gw cuma cari tau beberapa komunitas mengenai masalah yang gw alami kan, dan mereka banyak yang dukung yan. Salah satunya komunitas Hentikan Pembajakan dan Plagiatan, duh beruntung banget disana orangnya baik-baik dan sangat mendukung sekali yan."

"Dan akhirnya gw berhasil memenangkan perlombaan disana lalu mendapatkan ini semua deh."

"Keren mon." Juan menepuk pundak Ramon.

"Makasih, itu hanya sebuah laptop, handphone, dan WiFi router ini aja sih."

"Sisanya gw beli dari point yang gw dapet, dan cuma ini handphone aja yang gw beli." Ramon menunjukan sebuah kotak kecil berupa paket berisi handphone.

"Beruntung banget Mon."

"Iya nanti gw ketemu sama peretasnya gw kejar dia, Ampe gw pastiin masuk penjara gak peduli dengan atau tanpa bayaran sekali pun, karena mereka sangat merugikan sekali." Ujar Ramon yang mulai menunjukan kekesalannya.

"Iya Mon, makanya tempo lalu kita melakukan pemeriksaan kan, tenang aja."

"Iya yan, dan kecewanya gw kenapa bisa ada plagiat yang berasal dari sini. Targetnya gw lagi."

"Duh sabar Mon, yang penting kita amankan dulu semua barang baru ini dari berbagai macam bentuk peretasan Mon."

"Iya yan."

Ramon dan Juan mulai membuka berbagai paket yang sudah dikirimkan ke Ramon. Pertama mereka mengamankan laptop baru milik Ramon.

"Mon kalo laptop penting banget, IP Address itu jangan ada orang yang tau, karena IP address itu seperti alamat rumah lo. Jika internet dan semua orang tau alamat lo, kita gak pernah tau siapa dan apa yang akan mereka lakukan terhadap itu."

"Berarti gw harus menyembunyikan IP address gw dong yan?"

"Betul mon, ada banyak cara dan metode untuk melakukan- nya, dari yang paling sederhana hingga paling ribet."

"Paling sederhana bisa menggunakan vpn, hingga paling ribet mengunakan semacam virtual untuk menyembunyikan semua identitas alamat lo."

"Kedua harus Batasin apa saja yang bisa masuk ke komputer lo, ini banyak metode dan cara, dan berlapis."

"Berlapis bagaimana yan."

"Artinya lo bisa mengunakan aplikasi tambahan, setingan dari laptop lo, hingga membuat filter dari sumber internet-nya yaitu routernya langsung."

"Untuk opsi ini gw bebaskan lo yang memilih, karena banyak sekali yang bisa dilakukan."

"Paling gw hanya membuat beberapa aturan saja di firewall gw, seperti yang gw lakukan dahulu yan."

"Iya ini bebas tergantung itu laptop lo gunakan untuk apa, dan dijadikan apa, sangat banyak dan sudah gw jelaskan juga tempo lalu, tinggal diterapkan saja mana yang sesuai dengan lo Mon."

"Iya yan."

"Untuk laptop sepertinya sudah cukup aman, lanjut kita amankan perangkat lo yang lain." Juan mengambil paket kotak kecil berupa handphone.

"Sama dengan laptop, handphone juga memiliki alamatnya sendiri berupa nomor IMEI, yang mana setiap perangkat akan berbeda."

"Jadi jangan sampai ada orang yang mengetahui nomer IMEI dari handphone gw ini ya?"

"Betul mon, karena akan sangat berbahaya sekali."

"Contohnya apa tuh yan?"

"Sekali peretas mengetahui nomer IMEI tersebut, mereka bisa menggunakan itu untuk melakukan pemasangan atau mengirimi Malware ke perangkat lo tanpa sepengetahuan lo."

"Bahaya juga ya."

"Betul begitu online aplikasi sejenis keylogger bisa terpasang secara otomatis tanpa sepengetahuan lo."

"Banyak cara juga untuk mengamankan itu, tapi yang penting sembunyikan informasi apapun itu dari siapapun."

"Baik pak, dicatat." Juan hanya tersenyum.

"Berikutnya nomer selular lo, itu juga harus hati-hati untuk mencegah nomer lo di gandakan atau di mata-matai."

"Jangan pernah beritahu juga, nomer serial yang ada di belakang nomer kartu sim lo, karena nomer serial itu jika diketahui oleh peretas akan digunakan juga oleh mereka untuk memasang aplikasi Malware, meskipun lo ganti perangkat dengan nomer yang sama itu Malware akan ikut aja."

"Jadi nomer yang digunakan untuk otp dipisahkan dengan nomer untuk online dan berbeda perangkat juga."

"Untuk mencegah terjadinya kasus SIM ganda atau sim swap."

"Iya makanya gw siapin tiga handphone yan, satu untuk offline dan menerima semua otp beserta SMS serta telfon, satu lagi gw gunain untuk sosial media gw, satu lagi untuk keluarga teman dan usaha gw."

"Betul mon, kita gak pernah tau itu peretas datang dari mana dan menggunakan koneksi apa?"

"Misal dia ingin meretas handphone lo karena tau nomer yang biasa lo gunain untuk telfon dengan kerabat. Sekalipun diretas, Ya itu hanya berisi hal itu saja tidak ada yang lain, hingga data-data lainnya aman."

"Ramon sekarang cerdas."

Setelah mereka sibuk merapikan dan mengamankan perangkat terbaru milik Ramon, Juan sesaat melihat perangkat lama Ramon yang sempat diretas.

"Sekarang ini barang gak perlu digunakan lagi, aggap saja sudah usang, sudah saatnya menggunakan perangkat terbaru dengan teknologi yang terbaru juga."

"Iya bener yan, ketinggalan jaman deh gw gunain itu semua. Malah peretas sekarang berkembang biaknya cepat banget, dan makin berkembang lagi jenis dan metode peretasannya. Mengunakan teknologi terbaru sepertinya lebih baik dari pada hanya mengunakan teknologi lama." Ramon menunjukan wajah sinisnya ketika melihat perangkat lamanya diretas.

"Benar mon, akhirnya paham juga."

"Gw juga gak tau mau gw apakan itu perangkat lama yang udah diretas, dikasih ke orang sama aja seperti gw berharap orang tersebut mampus dan mengalami hal yang sama seperti gw."

"Jangan mon barang yang sudah di retas oleh mereka, akan kita laporkan sebagai barang bukti kejahatan atas kasus peretasan yang lo alami."

"Oh iya kita laporkan sebagai bukti kejadian yang gw alami."

"Tapi sebelum itu, gw mau gunain barang ini untuk sesuatu, tenang aja ini gak ada kaitannya sama lo mon, ini untuk peretasnya saja."

"Emang mau lo apakan itu yan?"

"Nanti juga Lo akan tau."

"Padahal yan gw sempat berfikir mending gw gadaikan saja itu perangkat yang udah gak terpakai dan diretas tersebut."

"Boleh tapi setelah ini yah."

"Apa itu yan, nanti aja Lo juga tau."

Ramon dan Juan melanjutkan mengamankan perangkat terbaru milik Ramon, untuk menghindari dan mencegah peretasan yang akan timbul dikemudian hari.

*******

Setelah dua minggu Ramon mengunakan perangkat terbarunya dan melantarkan perangkat lamanya, Ramon teringat sesuatu. Dia membutuhkan untuk sebuah data di email lamanya, karena atas saran Juan, Ramon mengunakan email baru dan tidak mengunakan lagi email lamanya.

Namun ia membutuhkan sebuah kode otp dari akun lamanya yang mana itu dikirimkan ke email lamanya.

Karena kasus peretasan itu, akhirnya Ramon mengubah semua akunnya, iya memiliki akun sosial media dengan sebuah email, Ramon khawatir email tersebut sudah diketahui oleh peretas sehingga, ia ingin merubah akun atau email tersebut ke email yang baru di perangkat tersebut, yang mana itu membutuhkan kode otp dari email lamanya.

Ramon mengambil laptop lamanya, jaringan internet Ramon juga sudah diganti dengan yang terbaru karena ia khawatir ada peretas yang berusaha meretas jaringan internet Ramon. Yang mana dengan perangkat lama tetapi menggunakan jaringan yang diretas hanya mengulang kesalahan yang sama baginya. Jadi untuk berkoneksi internet pun dia pisahkan dia juga takut ketika perangkat lamanya online dan jaringannya berbeda maka peretas akan meretas jaringan internet Ramon yang baru.

Sehingga akhirnya dia menggunakan sebuah modem untuk menghubungkan perangkat lamanya ke internet untuk mengetahui kode otp atas perubahan akun dan email untuk salah satu sosial medianya. Ketika perangkat lamanya sudah terhubung dengan internet, dia mencoba membuka email miliknya, ternyata dua minggu cukup banyak email yang masuk. Tapi email yang Ramon terima, cukup aneh dan beragam.

Yan liat deh gw kan mau ganti akun yang mana diminta memiliki kode otp dari email lama gw yan, terus gw buka dong email lama gw. Eh gw dapet email segini banyaknya.

Ramon dan Juan melihat laptop lama Ramon dan melihat ada email dari PremanRoti.

"Yan liat deh nih ada email dari premanroti siapa itu gw juga gak kenal, tapi lo liat deh pesan dari emailnya, dan membuka salah satu email tersebut."

Ini PremanRoti

Woy perang deh, sombong amet. Ribut hayo ribut. Minta tolong bantuin aja gak mau.

PremanRoti

"Dih apa coba yan maksudnya ngerti gak? Gw aja gak paham maksud dia?"

"Bisa jadi ini peretasnya mon, dia tau kali tidak ada kegiatan mata-mata yang dia lakukan dahulu, atau tidak bisa meretas perangkat baru lo lagi. Akhirnya cari perhatian deh."

"Gw kan tau perilaku mereka dan itu tidak baik buat gw, seperti gw biarin lemari gw kebuka tanpa di kunci kan."

"Abaikan saja mereka bingung kali sekarang udah gak ada kerjaan lagi, dan cari perhatian dengan seperti itu."

"Mau gw laporin aja ini orang."

"Sabar mon, tenang kita beresin dulu satu-satu."

"Oh iya yan."

"Coba kita lihat lagi email lainnya mon."

Ramon membuka dan membaca email lainnya masih dari yang sama PremanRoti juga.

Ini PremanRoti

Mon mon mon, jangan pergi mon. kalau pergi ke tempat jam gadang aja.

PremanRoti

"Coba yan apa lagi ini?"

"Mungkin karena setelah lo ganti semua perangkat dan akun lo, dan akhirnya melantarkan perangkat lama lo, dia pikir lo menghilang kali. Kan lo waktu itu tinggal di tempat gw mon."

"Iya gak jelas banget mereka, baca deh pergi aja ke jam gadang, ya jika mereka mau kesana ya mereka aja ngapain ngajak gw?"

"Mungkin dia pikir lo kesana kali."

"Kesel gw sama ini orang sok ngatur banget, mau gw laporin aja ini orang."

"Mungkin dulu sebelum menjadi peretas dia tukang parkir kali mon."

"Bisa jadi yan."

Ramon membuka kembali pesan lainnya kali ini dari Gajahberanak. Aduh siapa lagi ini yan? Coba kita liat dulu pesannya apa. Ramon membuka email dari Gajahberanak.

GajahBeranak

Mon, koq lo pergi sih setelah lamanya peretasan ini terjadi. Gw ada bolpen yang dulu lo suka pake, gw ampe beli sendiri. Bahkan gw pengen lo pake bolpen ini, tapi ternyata gak lo pake juga, akhirnya gw pake terpaksa. Ada duit gak mon?

GajahBeranak

"Aduh siapa lagi gajahberanak yan?"

"Bener kan setelah lo ganti akun dan perangkat para peretas ini bermunculan, untung lo di tempat gw dan udah aman perangkat lo."

"Iya yan, pengen gw penjarain aja ini orang."

"Sabar mon, nanti mereka kita penjarain tenang aja."

"Iya yan ganggu banget, bikin repot aja. Cuma masalah bolpoin lagi, perangkat gw ampe dibuat begini. Rugi dong gw, malah minta duit lagi."

"Gak tau malu ya, orang ini."

"Iya yan. Males orang ini gak bisa kerja kali. Ganggu kerjaan orang aja."

Setelah membaca email dari premanroti, Ramon melihat email berikutnya dimana itu berasal dari pengirim yang sama yaitu premanroti.

IniPremanRoti

Mon laptop lo dibajak ya, dengan metode udp ya. Eh gw tau caranya, tapi bayar ya.

PremanRoti

"Coba liat deh yan, ini dari siapa lagi coba? Trus tau dari mana laptop gw dibajak dari udp-nya lagi."

"Dari sekian banyaknya metode kenapa dia tau laptop gw dibajak dengan metode udp yan? Kan bisa aja dengan metode peretasan akun dan lainnya."

"Nah itu mon, bisa jadi peretasnya, emang mereka psycho bisa jadi semua itu ulah mereka, dan setelah mereka tau lo menghilang dan mereka tidak bisa meretas mereka lagi, mereka dateng deh."

"Tapi jika itu peretasnya gak tau diri banget ya."

"Iya kan lo punya buktinya yang mengarah ke mereka, begitu dilaporkan kasus lo mereka ketangkep deh. Jadi datengin lo berwajah dua seolah seperti bisa menyelesaikannya itu."

"Gak jelas banget ini orang, jadi ketakutan gitu mereka?"

"Iya makanya hati-hati mon."

"Pengen gw penjarain aja ini orang."

"Tenang aja nanti mereka juga keceplosan sendiri beda yang melakukan peretasan dengan kita. Jika melakukan peretasan langsung bilang ini begini begitu, karena memang itu ulah mereka. Beda bahkan seorang ahlinya aja perlu pemeriksaan lebih dalam hingga akhirnya ini masalahnya, dan ini jalan keluarnya."

"Benar yan, hampir aja gw ketipu. Pengen gw penjarain aja itu orang."

"Tenang aja ada waktunya."

Lalu Ramon melihat email paling atas yang dia terima dimana itu datang dari premanroti lagi, lalu Ramon segera membaca email tersebut.

IniPremanRoti

Ramon maafkan kami ya, ya kami salah maafkan kami ya. Ini sudah telat banget Ramon, iya maaf ya.

PremanRoti

"Coba lihat lagi yan email lain dari premanroti."

"Kenapa dia minta maaf?"

"Gak jelas emang orangnya."Bisa jadi mereka yang melakukan peretasan ke laptop Lo Mon, dan menghalangi apapun yang mau lo lakuin Mon."

"Bisa jadi yan"

"Patut dicurigai, mana sini email-nya biar gw yang periksa asalnya dari mana sih ini, dan mau ngapain mereka."

"Iya yan gak jelas banget orangnya, penjarain aja ini orang."

"Tenang Mon." Juan menenangkan Ramon yang saat itu sudah tersulut emosinya dengan ulah beberapa orang yang selalu saja mencoba meretas perangkat Ramon.

"Iya yan." Jawab Ramon sembari mengakhir percakapan tersebut.

1
Miss Troublemaker
Pas di bagian sini, nongol iklan diskon beneran dong. /Facepalm/
Ai
Ceritanya menarik, sesuai sama realita saat ini
Ai
Semangat, Thor /Smile/
Ai: Dukung juga karyaku ya
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 2 replies
Zeyn Seyi
🥰🥰
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 1 replies
Abu Yahya Badrusalam
Suka banget sama cerita ini, thor!
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir
total 1 replies
Dòng sông/suối đen
Kekuatan kata yang memukau, gratz author atas cerita hebat ini!
Fandy: Thanks, terus baca ya sampai episode terakhir.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!