NovelToon NovelToon
Labirin Cinta

Labirin Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / CEO / One Night Stand / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bunga Peony

Kesalahpahaman yang terjadi antara Ardan dan Raisa membawa Raisa pada kesalahan satu malam yang tidak dia sengaja.


Awalnya Raisa ingin menutup rapat-rapat rahasia terbesar dalam hidupnya itu dan kembali menjalani hubungan yang harmonis bersama Ardan. Namun di hari pertunangannya dengan Ardan, Raisa harus mendapati sebuah fakta yang mengejutkan.

lelaki yang telah menghabiskan satu malam panjang dengannya ternyata adalah Paman Ardan sendiri. Arthur Morante, adik bungsu dari Papa Ardan.

Apakah Ardan akan memaafkan Raisa atas kebohongan yang Raisa sembunyikan? Apa yang akan Raisa lakukan jika ternyata Arthur justru tak mau melepaskannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Falling Seorang Lelaki

Raisa berjalan dengan santai bersama Ardan mengitari satu pusat perbelanjaan. Di tangan Ardan sudah penuh dengan beberapa paperbag dari berbagai ukuran, warna dan juga dengan logo merk yang berbeda-beda.

Lelaki itu hari ini terlihat patuh sekali. Dia mengikuti kemana saja Raisa melangkah tanpa protes.

"Wahh ... ini cantik sekali!" seru Raisa berdecak kagum melihat satu stel pakaian yang terpajang di patung.

"Kalau kamu suka, ambil saja."

Raisa menoleh ke arah Ardan yang telah berdiri di sampingnya. Matanya melirik deretan tas belanja yang telah memenuhi tangan lelaki itu. Sudah puluhan juta isi rekening lelaki itu yang terkuras olehnya hari ini. Raisa sudah tak enak hati lagi jika harus memaksa membelikan pakaian itu untuknya.

"Tidak usahlah. Itu pasti harganya mahal, lagi pula aku juga sudah tak enak hati padamu," jawab Raisa jujur.

Sebenarnya dia tak bermaksud memanfaatkan ekonomi keluarga Ardan yang kaya. Namun saat Raisa ingin membayar belanjaannya sediri, Ardan selalu nolak dan langsung mengeluarkan black card tanpa limid yang lelaki itu miliki.

Sebuah privilige yang bisa Raisa nikmati saat dirinya menjadi kekasih dari pria kaya seperti Ardan.

Puas berkeliling hingga tak terasa matahari pun telah berganti dengan rembulan, Ardan mengajak Raisa untuk makan malam di sebuah restoran yang tak jauh dari pusat perbelanjaan tersebut.

Suasana restoran yang cukup ramai dengan pengunjung yang kebanyakan berasal dari kalangan elit.

Raisa memesan beberapa menu makanan yang menjadi kesukaannya.  Sambil menunggu dua sejoli yang tampak begitu bahagia itu pun berbincang hangat.

Di seberang meja yang berada tak begitu jauh dari mereka, tampak seorang lelaki yang kini mengeratkan rahangnya. Dia tak terima mendapati tangan Ardan yang sesekali mengelus pipi Raisa lembut.

"Pak, apa anda mendengar saya?" ucap seorang wanita pada Arthur. Arthur tak menjawab. Pandangan matanya tak teralihkan.

"Khmm ... khmm." Alaric pura-pura terbatuk karena tenggorokannya gatal, sementara tangannya menggoyang paha Arthur sedikit dari balik meja. Arthur tampak sedikit tersentak, namun dengan cepat dia mengubah ekspresinya.

"Maaf, saya sedikit tidak fokus. Sebaiknya kita lanjutkan perbincangan bisnis kita hari ini kali. Silakan atur jadwal dengan asisten saya kembali," jawab Arthur pada wanita yang mengenakan blazer warna cream itu.

Wanita itu adalah sekretaris dari PT Wijaya grub yang hadir menggantikan bosnya yang saat ini tengah terbaring tak berdaya di rumah sakit.

"Tidak apa-apa, Pak. Sepertinya anda sedang tidak enak badan," jawab wanita berkacamata itu ramah walau dalam hatinya dia jengkel.

Arthur memberi kode pada Alaric melalui matanya. Dia menyuruh Alaric untuk mengantar wanita itu keluar dari restoran itu. Setelah dua orang bersamanya pergi.

Arthur berpindah meja. Raisa dan Ardan yang tengah berbincang langsung berhenti dan menatapnya heran.

"Apa aku mengganggu kalian? Rasanya tak etis bertemu keluarga di sini tapi tidak bertegur sapa," ucap Arthur santai.

Senyum di wajah Raisa seketika meredup bergantikan dengan raut wajah bingung. Kebetulan sekali mereka bertemu kembali di tempat itu, seakan takdir Tuhan terus menghubungkan dirinya dengan lelaki itu.

"Kebetulan sekali Paman ada di sini. Paman sendirian saja?" tanya Ardan. Dia memindai sekitar restoran dengan cepat.

"Kebetulan tadi ada urusan kerjaan dengan klien," balas Arthur. Tatapan matanya melirik ke arah Raisa. Raisa merasakan darahnya berdesir. Ada rasa cemas yang tiba-tiba muncul di dirinya.

Arthur memanggil pelayan. Dia memesan kembali minuman untuk menemaninya mengobrol santai dengan dua orang di hadapannya. Walau sedikit canggung, Ardan tak mungkin menolak atau mengusir pamannya itu untuk pergi.

"Tak biasanya dia mau bergabung seperti ini?" batin Ardan heran. Sebagai keponakan dan paman mereka berdua tak cukup akrab hingga bisa duduk santai berdua di satu meja.

Ardan mulai mengajak Arthur berbincang. Pembahasan mereka berputar sebatas bisnis dan pekerjaan membuat Raisa bosan mendengarnya. Belum lagi tatapan lelaki bermata elang itu terus mengarah padanya membuat dirinya semakin tak nyaman.

"Sial, kapan lelaki menyebalkan ini pergi. Merusak acara makan malam kami saja," rutuk Raisa di dalam hati.

"Ngomong-ngomong, sudah sampai mana keseriusan hubungan kalian berdua?" Tiba-tiba Arthur mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Dia mengambil secangkir kopi hangat yang dia pesan dan meminumnya dengan perlahan.

"Kami berniat untuk menikah setelah lulus kulian nanti. Dan kebetulan aku sudah melamar Raisa dan dia menerimanya," jelas Ardan. Tangan kananya menggenggam jemari Raisa yang ada di atas meja tanpa rasa malu.

Arthur yang melihat mengeratkan kembali tulang rahangnya. Ingin sekali dia menyiram kopi yang masih panas itu ke wajah Ardan, kemudian menghajar keponakannya itu sendiri karena sudah lancang menyentuh bagian tubuh wanita yang telah dia kliem menjadi miliknya. Tetapi sekuat tenaga dia tahan.

Arthur meletakkan kembali cangkir keramik itu ke atas meja. Menatap sepasang anak manusia yang tengah mengusik hatinya kini secara bergantian seraya menilai.

"Tapi bukankah itu masih lama. Yah ...  walaupun kalian berdua sudah berada di semester akhir, tapi tetap saja. Semua hal bisa terjadi dalam kurun waktu itu."

"Maksud Paman?" tanya Ardan yang sedikit rancu pada perkataan Arthur.

"Maksudku, wanita secantik Raisa pasti banyak lelaki yang menyukainya. Ditambah senyuman dan sikapnya yang ramah. Apa kamu tidak takut jika nanti dia diambil orang lain atau bisa jadi ada seseorang di hati Raisa saat ini?"

Degh!

Raisa tersentak. Dirinya seakan naik rollercoaster yang membuat jantungnya berpacu dengan cepat.

"Ah ... Paman terlalu berlebihan. Saya tidak sepopuler itu." Raisa memberanikan  diri untuk membuka mulutnya sebelum Arthur semakin berbicara yang tidak-tidak tentang hubungan mereka.

Tidak lupa pula Raisa merangkul lengan Ardan manja untuk mempertegas pada lelaki itu untuk tidak mengganggunya lagi.

"Lagi pula kami saling menyukai dan Ardan adalah lelaki yang baik. Tak ada yang kami berdua sembunyikan dan aku berterima kasih pada Tuhan karena Ardan mau menerima semua kekuranganku yang tidak sempurna ini. Iya kan Sayang?" lanjut Raisa kembali.

Kali ini dia memberi ketegasan pada kalimatnya dan meminta pendapat Ardan untuk lebih menyakinkan.

"Benarkah?" Arthur tersenyum dingin. Atmosfer di antara mereka berubah mencekam dan semakin membuat Raisa tak nyaman.

Raisa mengutuk dirinya ratusan kali atas kebodohannya malam itu hingga dirinya harus berakhir pada situasi ini. Situasi di mana dia merasa berada di ujung jurang antara hidup dan mati. Setiap detik menunggu dengan was-was seakan menunggu palu hakim untuk dieksekusi.

Ardan merasakan ada yang janggal dengan tatapan mata yang diberikan Pamannya pada Raisa. Tatapan mata itu begitu tajam dan sulit untuk diartikan. Nalurinya sebagai lelaki cukup tajam untuk mengendus sesuatu yang dia tak tahu apa maksudnya?

"Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui? Tapi apa?" batin Ardan curiga.

1
Lia Amelia
lanjutannya mna thoorr
Herlina Aprianti
cerita nya seru dengan alur maju mundur, buat penasaran
Yuli Ana
kesel bngt sm artur ini. pacar ponakan jg direbutin... hemmm kasihan ardan
Susi Akbarini
emang pernah buat anak?
kalo iya..
waahhh ..
gaswat...
jangan2 bukan anak Arthur..
lanjutttt..
❤❤❤❤❤❤
Afri
sama Arthur aja dech Raisa
Afri
banyak betul yg suka SM Ardan .. saingan Raisa berat cuuyy
sahabat sendiri , KK tiri , sehat Ardan
beecgghhj
Afri
penasaran aku dgn s judes wulan
Afri
jgn bodoh raisaaaa .. GK cm Ardan cowok d bumi ..
jengkel aku
zi_hafs
semoga Ginela tetap setia sama Raisa
Susi Akbarini
waaahhhh...
untung ada sahabat seperti ginela..
jadi ad yg bantuin Raisaa...

good job ginela..
❤❤❤❤❤
Yuli Ana
ginela suka sm ardan ya...
Yuli Ana
dasar gila 😡
Yuli Ana
raisa dilawan...🤣🤣
Yuli Ana
rasain..🤣🤣🤣🤣
Susi Akbarini
wezzzzz...
cinta telah berubah jadi benci...
jadi tega dorong mendorong..
❤❤❤❤❤❤
anikbunda lala
lanjutkaaaan arrhur
Susi Akbarini
serrruuuuu...
lanjuttttttt...
❤❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
siapakah diaaaa?????


lannnnjuutttttttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhhh seruuuuu ini...
bagaimana cara Ardan minta penjelasan pada apmannya..


btw sayang banget
bunga camtik sebanyak itu dibiaekan terbengkalai..

benar kmu Maria..
comotin aja dan bawa plg..

klao aku dekat jga aku comotin daripada mubazir..

😀😀😀😀😀

lanjuttttt
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
Arthur mulai menunjukkan taringnya...

akankah Ardhan turut menyelidiki apa arti kamar itu???

laannnjjuuttttt...
❤❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!