NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam / Selingkuh / Romansa / Ibu Tiri
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: pusphaa_sariiyy

Siapa sangka, orang yang selama ini aku panggil Mamah dan Papah bukan lah orang tua kandung ku melainkan sodara dari bapak kandungku.

Sejak meninggal nya orang tua asuhku itu, baru lah aku mengetahui bapak kandungku. Lantas aku pun bertanya-tanya dimana kah mamah kandung aku ?

Seminggu berlalu meninggal nya tante dan paman ku akibat kecelakaan, aku baru mengetahui bahwa aku adalah anak Broken home.

Dunia ku terasa hancur. Cukup lama aku bisa menerima keadaan ku seperti ini. Hingga akhir nya aku mendengar kabar bahwa bapak ku telah menikah dan memiliki seorang anak.

Setelah lulus sekolah aku pun memutus kan untuk ikut merantau bersama bapak ku di kalimantan. Awal di sana lah aku banyak mendapat kan konflik dalam hidupku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pusphaa_sariiyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Felix menghujami ciuman seluruh wajah Serin. "Terimakasih sayang karena kamu telah mengandung anak kita. Di hari ibu ini kado spesial banget mengetahui kehamilan ini." Ucap Felix dengan mata berkaca-kaca.

"Semoga besok dede nya keliatan saat di periksa." Felix menggenggam jemari Serin

Luna mendengar kabar itu seperti orang kebakaran jenggot. "Tunggu-tungu, kalo kamu bener hamil nanti aku di panggil nenek sama anak kamu." Luna menatap tajam Serin, kemudian di angkat satu jari telunjuk nya "no! Itu tidak akan terjadi. Usiaku masih sangat muda. Aku tidak mau di panggil nenek nanti nya." Tolak nya

     Wardi menarik Luna sedikit menjauh dari Serin. Wardi tau jika itu dapat melukai perasaan Luna.

"Tolong jaga sikap kamu Lun, jangan buat malu disini." Tegur Wardi dengan suara di pelan kan namun penuh penekanan

       "Bikin malu gimana sih Mas,! Aku ini berkata dengan benar. Ya aku nggak mau dong di usia ku yang masih muda ini di panggil Ne-Nek sama anak nya Serin". Luna sedikit meng-eja kalimat Nenek .

"Ya kamu kan bisa mengajar kan nya nanti untuk manggil kamu itu sebutan apa. Kalo aku saran kan di panggil LuSih aja kamu nya."

"Apa-apaan LuSih."

    "LUna nenek SIHir." Celetuk Wardi dengan pandangan sembarang arah.

Rendi yang mendengar percakapan antara Wardi dan Luna pun tertawa terbahak-bahak. Hingga ia mendapat teguran dari Wardi.

"Jangan ketawa nyaring-nyaring Rendi. Ini rumah sakit."

    "Ya habis nya papah lucu sih, saran nya itu pas banget." Ucap Rendi kemudian menutup mulut nya dengan satu lengan nya sembari menahan tawa.

Felix dan Serin juga Sarah penasaran apa sedang di bicarakan Wardi hingga Rendi terbahak-bahak.

     "Gara-gara kamu ini Mas. Pokok nya nggak mau di panggil nenek, titik nggak pake koma." Ucap nya pelan dengan seribu wajah di tekuk

"Ya sudah seperti yang di saran kan papah. Nanti aku bantu ajar kan" ucap Rendi yang masih mendengar gumaman Luna sambil memanas-manasin

Wajah Luna semakin memerah menahan marah dan malu, mulut nya kembali panjang seperti orang habis di tonjok.

Sarah pun ikut bergabung bersama Rendi dan Wardi. Ia bersikap biasa saja seolah-olah disana tidak ada Luna. Ia tak perduli dengan kehadiran Luna disana. Ia hanya mengikuti keinginan Serin yang selalu baik dengan Wardi meski pun tidak bisa bersama.

    "Ada apa ini, kok kamu sampe ketawa segitu nya Ren?," Sarah bertanya pada Rendi.

Rendi melirik Luna yang seperti tidak nyaman dengan kedatangan Sarah.

"Bukan apa-apa kok Mah." Ucap Rendi lalu ia mengambil cemilan yang ada di meja dekat tempat istirahat Serin.

    "Mamah nginap di sini apa tidak. ?"

"Mamah nginap aja. Kasian Felix nanti tidak ada yang bantu dia. Lagian ini sudah larut malam juga." Rendi menatap Felix yang tetap setia di samping Serin

Ada rasa penyesalan di hati nya karena tidak menjaga dengan benar. Untung saja kandungan nya baik-baik. Di samping itu Rendi juga kesal karena Serin tidak memberi tau jika diri nya sedang hamil.

  "Huu itu anak udah gede, nggak perlu di jaga seperti anak balita lagi." Celetuk Luna

Sarah menatap tak suka pada Luna. Menurut nya semakin lama kelakuan Luna semakin keterlaluan.

"Saya aja yang melahirkan dia nggak merasa di repotkan, nggak masalah juga. Situ kok seperti tidak suka sama anak saya. Mau sama bapak nya ya harus terima juga dong anak nya." Imbuh Sarah yang memang tidak tahan dengan sikap Luna.

    "Lah, emang benar kan! Apa yang aku ucapkan itu benar. Kamu nya saja yang baperan." Luna memutar bola mata nya malas

"Sudah-sudah, ini rumah sakit. Jangan sampai kalian ini mengganggu ketenangan di rumah sakit ini." Wardi sedikit menekan kan suara nya

"Mantan kamu aja itu yang baperan." Luna tak terima di tegur

    "Ayo aku antar kamu pulang." Wardi berdiri kemudian menarik lengan Luna

"Kamu antar aku pulang terus kamu balik lagi kesini gitu Mas," Luna melihat Wardi dengan tatapan menelisik.

"Iya." Jawab nya mantap

    Luna berhenti tepat di depan pintu, "Kalo kamu antar aku pulang, kamu tidak boleh kembali lagi Mas. Enak saja kamu mau dekatan sama mantan kamu itu." Cerocos Luna

Wardi tak menghiraukan ucapan Luna. Ia terus memaksa menarik lengan Luna untuk segera keluar mengikuti nya pulang.

   "Stop Mas, ! Tanganku sakit tau kamu tarik-tarik begitu". Di hempas kan nya dengan kasar tangan Wardi hingga genggaman itu terlepas.

Wardi berbalik badan menatap tajam pada Luna, "Kalo kamu tau sakit, jangan bertingkah hingga membuat aku menyakiti kamu. Sudah cukup sabar aku menghadapi kamu. Rubah sifat kamu jika ingin mempertahan kan rumah tangga ini." Ucap Wardi penuh penekanan.

    "Apa maksud kamu Mas," Wardi tak menjawab ia melengos begitu saja meninggalkan Luna ke area parkiran.

Luna tersadar ia telah ketinggalan jauh oleh Wardi, ia pun mencopot high heels yang ia kenakan kemudian berjalan setengah berlari untuk menyamai langkah Wardi.

Kini Wardi dan Luna telah tiba di rumah. Luna enggan turun dari mobil jika Wardi tidak turun juga. Luna tau jika Wardi ingin ke rumah sakit lagi. Ia tidak akan mengizinkan Wardi pergi.

"Aku tidak akan memberi kan celah untuk kalian berduaan. Anak sudah pasti alasan utama kalian Untuk bisa bertemu terus."

Sebegitu cemburu nya Luna pada Wardi, hingga ia tak menyadari perbuatan nya sendiri.

"Ayo cepetan masuk," Luna pun langsung menyambar kunci mobil kemudian ia mengunci pintu lalu menyembunyikan semua kunci itu.

Wardi merebah kan tubuh nya di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit kamar nya yang bercat putih itu.

'Apa aku sanggup dengan sifat Luna yang semakin menjadi ? Sebenar nya sudah lama aku tidak menyukai Luna. Selain karena tingkah nya yang seperti anak-anak, ia juga serakah dengan kedua anak ku dan Sarah. Ia tidak ingin aku dekat kembali dengan kedua anak ku. Dulu aku suka sembunyi-sembunyi jika ingin mengirimkan anak ku uang untuk sekolah nya. Karena Luna tau aku ingin kuliah kan anak ku, Luna marah besar karena menurut nya buang-buang duit. Aku mengalah dan untung nya saja Serin mengerti dengan keadaanku. Aku pikir Luna akan melunak jika adanya kehadiran Serin. Justru ia semakin menjadi. Dan belakangan ini aku mencurigai Luna, jika ia ada bermain di belakangku. Aku hanya terus menepis pikiran negatifku.' Wardi bergumam dalam hati nya panjang lebar.

Hingga akhir nya ia tertidur dengan sendiri nya.

Ddrrrttt... Ddrrrtttt...

Ponsel Luna terus bergetar, membuat luna tak nyaman. Siapa lagi yang menghubungi nya jika bukan selingkuhan nya.

{**Angkat atau vidio itu aku sebar**.}

1
Zeyn Seyi
astaga
Zeyn Seyi
beguk ternyata kmu lun😄😄
Zeyn Seyi
makanya jangan jdi pemalas, di tinggali baru tau rasa
Zeyn Seyi
syukurim
Zeyn Seyi
bagus
Zeyn Seyi
Luna ini menyebalkan
Zeyn Seyi
moga balik lagi ortunya
Zeyn Seyi
tp kamu jangan biarkan papa kamu di protin si Luna
Zeyn Seyi
jangan terllu baik
Zeyn Seyi
jangan mau minta Rin

serin kenapa iya iya ja
Zeyn Seyi
peluk jauh Rin
Zeyn Seyi
tapi Serin main percaya2 aja

g da emosi nya sama skli

gmn klo namanya g baik
Zeyn Seyi
ksian Serin
Zeyn Seyi
tapi Serin mudah menerima
Alhamdulillah
Zeyn Seyi
wah dah lulus
Nani Nurani
ah teuparuruguh ieu mh Carita teh ,,
Zeyn Seyi
akhirnya serin menerima papa nya
Zeyn Seyi
jdi hanya angkat
puspa sari: ya begitu lah, cerita nya sedikit rumit. tapi ini benar kisah nyata..
total 1 replies
Zeyn Seyi
kakaknya baik
Zeyn Seyi
lah siapa dateng2 ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!