NovelToon NovelToon
Ramadan In Love

Ramadan In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Astéria Omorfina

Putus dari Karina tidak membuat Rama larut dalam kesedihan. Justru dengan putusnya dia dengan Karina merupakan hal yang baik, karena Karina ternyata pintar bermain di belakang Rama.
Kehadiran seorang gadis bersahaja dalam hidup Rama, telah membuat semangatnya yang meredup, bersinar kembali. Tetapi ada saja pihak-pihak yang ingin memisahkan Rama dengannya. Bagaimana perjalanan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astéria Omorfina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Wanita Terbaikku

Pagi-pagi, Rama sudah mengajak Aisyah menghirup udara segar. Meski bukan hari libur, Rama menyempatkan diri untuk menemani sang istri berjalan-jalan sebentar. Rama menggandeng tangan Aisyah dengan lembut. Sesekali dia mengelus perut istrinya yang sudah mulai terlihat membuncit.

“Anak Ayah baik-baik ya di sini? Jangan buat Bunda sakit ya, Nak?” katanya, ketika mereka duduk sebentar di taman depan. Didekatkannya kepalanya ke perut istrinya itu. Rama mendengar suara degup jantung terasa.

“Jangan di sini ah, malu gitu!” Aisyah tersipu ketika beberapa orang yang lewat melihat kemesraan mereka.

“Romantisnya, baru kali ini saya lihat ada pasangan seromantis kalian di sini,” kata salah seorang di antaranya.

“Kami memang terbiasa romantis di rumah Bu,” seloroh Rama, diikuti tawa dari mereka.

“Ya udah, kami permisi dulu ya, Dik? Semoga Allah memudahkan nanti saat melahirkan.”

“Aaminn, terima kasih Bu.”

Rama dan Aisyah kembali ke rumah. Dilihatnya Farida tengah mempersiapkan sarapan dibantu Ninda. Kebetulan hari ini Ninda tidak masuk sekolah, karena kelasnya dipakai untuk rapat guru. Aisyah berinisiatif mengajak adik iparnya itu ke panti.

“Makan dulu, Ram, Ais. Mama sudah masak sayur lodeh kesukaan Ais plus ikan asin dan sambal terasi.” Farida mulai menata piring untuk mereka semua.

“Iya, Ma,” jawab Aisyah.

“Tapi maaf, mungkin masakan Mama nggak seenak masakan Bunda-nya Ais,” Farida berkata dengan nada merendah.

“Duh! Mama selalu merendah. Siapa bilang masakan Mama nggak seenak Bunda. Masakan Mama dan Bunda luar biasa semua. Justru Ais harus banyak belajar dari Mama dan Bunda,” kata Aisyah memuji dengan tulus dua wanita hebat yang kini jadi ibunya.

“Nggak, Nak. Bunda juga masih belajar. Belajar menyenangkan Ais dan cucu Mama.” Farida menyuapkan mendol atau tempe goreng khas Surabaya yang diolah sedemikian rupa sebagai pelengkap sayur asam. Melihat itu Rama tampak cemburu.

“Iya, iya. Mama lebih sayang Ais, aku diduakan sekarang.” Wajah jenaka Rama membuat merek tertawa.

“Iya dong. Mama mau memanjakan anak perempuan Mama dan juga cucu Mama,” ucap Farida semakin menggoda Rama. “Dah yuk, kita makan bersama. Ram, nanti Mama sekalian anterin ke Bu Irma, ya?”

“Iya, Ma. Rama mau mandi dulu.”

“Nggak sarapan dulu kamu?”

“Nanti aja biar suapin Ayang Ais,” kata Rama berseloroh sambil mengedipkan satu mata ke arah istrinya yang dibalas dengan tatapan jenaka. Dia bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Aisyah mengikuti suaminya. Dia segera mempersiapkan keperluan Rama. Tak lama, Rama selesai mandi. Dia melihat bidadari surganya tengah memilih beberapa pakaian kerja untuknya.

“Nyari apa, Bun?” Rama mulai melancarkan godaannya pada Aisyah.

“Eh, si Bapak. Nyari baju buat suami saya, Pak.” Aisyah membalas godaan Rama sambil tersenyum.

“Sudah ketemu, Bu?”

“Sudah dong, Pak. Suami saya penurut kok.” Digantungnya satu hem warna biru muda lengkap dengan dasi di gantungan baju panjang dekat Rama.

Satu kecupan mania mendarat di pipi Aisyah. “Terima kasih, Sayang. Aku tahu kamu selalu mengerti jiwaku.”

Aisyah membalas dengan pelukan dan kecupan manis pula. “Jangan berterima kasih padaku. Berterima kasihlah pada Allah yang sudah menyatukan kita. Tanpa ijin-Nya, kita takkan bisa bersama.”

Dipeluknya Aisyah erat. “ Kamu wanita terbaik yang sudah Allah pilihkan untukku. Bidadari surgaku.”

Aisyah mengurai pelukan suaminya. Dia berkata, “Mas, aku mau buat acara empat bulanan di panti, boleh?”

“Tentu, Sayang. Apapun yang istriku lakukan asal baik, pasti aku dukung.”

Aisyah memeluk Rama lebih erat. Disandarkannya kepalanya di dada bidang Rama. Rama membelai pucuk kepala istrinya dan mencium keningnya.

“Mas ganti baju dulu ya? Habis itu suapin.”

“Halah, manja!” Aisyah memukul pelan lengan suaminya. Dia tahu, akhir-akhir ini Rama banyak lembur, tetapi masih mau menemaninya.

“Nggak apa-apa kan, bermanja dengan istri sendiri. Emangnya kamu mau aku bermanja sama istrinya orang? Atau sama perempuan lain?” Godanya. Dia ingin melihat raut muka Aisyah ngambek karena cemburu. Dia sudah paham jika level cemburunya sangat tinggi.

“Apa kamu bilang?” ucap Aisyah dengan tatapan mata melotot penuh kemarahan. Rama bersorak dan tertawa dalam hati, dia berhasil membuat istrinya marah.

“Bilang apa?” Rama balik bertanya.

“Yang tadi, barusan.”

“Yang mana?”

“Yang tadi! Yang barusan!”

“Oh, itu. Kalau istriku nggak memanjakanku, maka aku akan-”. Mulut Rama sudah ditutup oleh telapak tangan Aisyah. Dia tidak ingin suaminya lebih nakal menggodanya lagi. Selesai berpakaian dia menuntun Rama dan mendudukkannya di kursi. Diambilnya nasi, sayur, dan lauk kesukaan Rama dan menyuapkannya.

“Duh, anak ganteng Bunda minta disuapin. Sini, Nak. Mamam yang banyak ya, biar cepat besar.” Dengan telaten dia menyuapi Rama hingga habis. Rama merasa diistimewakan. Farida hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak dan menantunya yang tampak mesra.

Semoga cinta mereka selalu kuat, tidak ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan rumah tangga mereka. Farida berkata dalam hati.

Farida telah bersiap. Rama berpamitan kepada Aisyah sebelum menjalankan aktivitasnya.

“Mas berangkat dulu ya, Sayang.”

Aisyah mencium tangan suaminya dengna takzim.

“Mama pergi dulu ya, Nak. Jaga diri baik-baik. Ada Bi Marni di rumah kalau mau minta tolong. Mama nggak lama kok.”

“Iya, Ma.”

Setelah dua orang yang dicintainya pergi, Aisyah menghubungi Bunda. Dia ingin mengadakan acara emot bulanan untuk adik-adik pantinya. Setelah beberapa lama, dia menyudahi panggilannya. Ninda yang baru saja dari belakang di panggilnya.

“Dik, sini!” panggil Aisyah padanya.

“Iya, Kak.” Ninda duduk di sebelah Aisyah. “Ada yang bisa Ninda bantu?”

“Nanti temenin Kakak ke panti ya?”

Ninda mengangguk. “Siap, kakakku sayang,” jawab Ninda sembari senyum. Aisyah sangat menyayanginya. Sudah seperti Fani dan Rangga. Mereka ibarat tiga bersaudara dengan dua kakak tertua, Rama dan Aisyah.

“Kita minta tolong Pak Amir aja biar diantar ke sana, sebelum jemput Mama di Bu Irma.”

“Ya, Kak. Nanti aku bilang Pak Amir. Sekarang mobilnya lagi dicuci.”

“Ya udah. Nggak apa-apa.”

*

Sepanjang jalan, Farida dan Rama terlibat percakapan santai tapi serius.

“Mama sangat bersyukur memiliki menantu yang baik seperti Aisyah. Anak itu punya hati yang lembut, sayang pada orang tua.”

“Pilihan Rama kali ini nggak salah, Ma. Istriku bidadari surgaku. Aku bahagia sekali bersamanya, Ma.”

“Iya, Mama merasakannya. Mama sangat bersyukur kamu memiliki kehidupan yang lebih baik sekarang.”

Rama terdiam, merenungkan kata-kata ibunya sembari fokus mengemudikan kendaraannya.

“Mama mau beliin mesin jahit buat Aisyah. Dia pernah cerita kalau sudah lama nggak menjahit.”

Rama terperangah. Dia tidak menyangka jika Aisyah memiliki kelebihan lainnya.

“Masya Allah. Aku baru tahu, Ma. Selama ini dia nggak pernah cerita sama aku begitu.”

“Istrimu itu orang yang sangat rendah hati, Ram. Dia justru menyembunyikan kelebihan lain yang dimilikinya.”

“Alhamdulillah. Aku makin bangga pada istriku. Bidadari surgaku. Wanita terbaikku.”

1
Amin Srgfoo
jadi bibit pembinor si wildan
Irene Puspitasari
sangat menarik
Tuti Marlini
Aisyah SM Rama sweet trs ya ga prnh ad konflik2 kecil padahal itu bumbu2 rumah tangga loh
Astéria Omorfina: ada nanti kak. ini belum tak munculin aja.
total 1 replies
Tuti Marlini
makanya Fitri jangan cepat putus asa dr Rahmat Allah,skrng kamu sudah membuktikan sendiri kn bahwa kebahagiaan dan pertolongan Allah SWT itu datang d waktu yg tepat
Tuti Marlini: sama2 kak othor, terus berkarya ya kak aq suka cerita nya
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 2 replies
Iqlima Al Jazira
Masya Allah
Iqlima Al Jazira
Masya Allah..
sweet nya kebangetan thor🥰
Rama Daini Daini
Aisyah cerdas amat siih
Iqlima Al Jazira
sweet bgt sich😊
next thor
Astéria Omorfina: 🫡🫡🫡🫡siap kak
total 1 replies
Amin Srgfoo
bagus ceritanya
Astéria Omorfina: Terima kasih, Kak🥰🙏🏻
total 1 replies
Nor Aini
mungkin kh bapaknya aisyah
sri rahayu rahayu
Luar biasa
Astéria Omorfina: terima kasih, Kak. 🙏🏻
total 1 replies
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Jleb banget plot twist-nya!
Katherine Caman
Bisa baca cerita berkualitas tanpa perlu keluar rumah, siapa sangka? 🙌
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!