Terlalu sakit hati atas semua perbuatan ibu mertuaku di saat kami masih miskin.Hinaan demi hinaan aku terima setiap saat hannya karena aku tidak bisa seperti menantunya yang lain.Di bandingkan di jadikan babu bahkan anak-anakku kerap mendapat perlakuan tidak baik dari mertuaku membuat ku dendam sampai mati.
Sekarang saat aku sudah sukses dan dia sudah penyakitan dia ingin aku merawatnya layaknya seorang mertua tentu saja aku menolak dan suamiku mendukung atas sikap ku yang jahat untuk saat ini.
Ikuti kisah rumah tanggaku yang begitu banyak cobaan hingga pada akhirnya Tuhan membuka pintu rejeki kepadaku dan suamiku sembuh dari penyakit yang di deritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 ~ Pertolongan ~
Maura memapah tubuh suaminya,entah dari mana datangnya kekuatan tubuhnya,hingga dia mampu memapah suaminya sambil menggendong anaknya yang paling kecil,sementara anaknya yang paling besar berjalan di belakang mengikuti mereka.
Barang-barang mereka dia tinggalkan di pinggiran halaman mertuanya,karena dia sudah tidak bisa membawa sekaligus semuanya.Semua tetangga menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan,tapi ada beberapa di antara tetangganya yang menatapnya dengan tatapan merendahkan.
Mereka-mereka itu adalah teman-teman mertuanya,setiap hari mertuanya selalu menjelekkan dirinya kepada beberapa tetangga hingga mereka ikut-ikutan mengira kalau Maura hannya menantu yang tidak tau diri.
" Akhirnya kamu pergi juga Maura dari rumah mertuamu,wajar dong kamu pergi soalnya kamu hanya menantu yang tidak tau malu dan juga tidak tau diri,harusnya dari dulu kalian pergi kasihan mertua mu setiap hari makan hati karena kalian." Ucap salah satu tetangganya.Wanita itu teman akrab mertuanya di komplek mereka.
" Jika kamu tidak tau masalah rumah tangga orang lebih baik kamu diam,jagalah harga dirimu sebagai orang tua." Ucap Surya kepada wanita itu dengan tatapan sinis.Seketika wajah wanita itu memerah,mungkin dia merasa malu dengan ucapan Surya.
"Cih....Anak durhaka pantas saja kamu penyakitan itu karena kamu anak durhaka." Jawab wanita itu lalu dia kembali masuk ke dalam rumahnya.
Maura terus membawa suaminya,dia tidak peduli lagi dengan tatapan tetangga-tetangganya yang usil,dia memilih terus berjalan.
"Maura...Kalian mau kemana?" Yanti memanggilnya dari halaman rumahnya,dia berlari menghampiri Maura yang sedang membawa suaminya dengan langkah yang terseok-seok.
"Kalian mau kemana? kenapa kamu membawa suami dan anak-anakmu?bukannya suamimu masih sakit ya ampun Maura!!???"
" Kami di usir ibu mertua mbak? Aku mau mencari kontrakan!" Jawab Maura dia membantu suaminya duduk di bawah pohon yang ada di pinggir jalan karena dia merasa kelelahan.
"Sudah lebih baik kamu bawa suamimu ke dalam,kalian makan dulu,lihat wajah kedua anakmu sudah pucat apa kamu belum memberi mereka makan?" Tanya Yanti.Maura menggeleng dia menatap wajah anak pertamanya betul saja anak itu terlihat lemah dan pucat bahkan dia lupa kalau mereka semua belum makan sejak kemarin.
Sebenarnya Maura ingin menolak karena tidak ingin semakin merepotkan wanita itu tapi dia juga tidak tega melihat anak-anaknya dan juga suaminya yang sudah kelelahan.
Mereka masuk ke dalam rumah,lalu duduk di lantai ruang tamu,Yanti mengajak mereka untuk duduk di sopa atau ke dapur tapi Surya menolaknya dengan alasan lebih nyaman duduk di lantai.
"Ya sudah kalian makan dulu,untung saja aku sudah memasak,kalian makanlah sampai kenyang tidak usah sungkan." Ucap Yanti.Dia begitu repot menyuguhkan banyak makanan dan bahkan minuman dingin.Kedua anak Maura begitu lahapnya makan maklum saja mereka belum tau apa-apa sementara Maura dan Surya suaminya menahan diri mereka hannya makan seadanya karena tidak ingin menjadi orang yang tidak tau diri.
"Maura aku tidak menyangka kalau mertua mu sampai begitu teganya mengusir kalian dimana kalian tidak punya apa-apa bahkan suamimu keadaan tidak sehat!! ada ya orang tua seperti itu di dunia ini,tidak ingat kah dia saat mengandung anaknya sembilan bulan?" Setelah mereka selesai makan Yanti membuka obrolan.
" Entahlah mbak? terkadang kalau kita miskin,keluarga sendiri bisa lebih kejam dari pada orang lain,kami sudah mengalami itu dan bahkan orang lain malah yang lebih peduli dengan kita." Jawab Maura.Sementara itu Surya hannya duduk sambil menatap lurus ke luar halaman,tatapannya kosong dan wajahnya penuh dengan amarah yang dia tahan.
"Jadi sekarang tujuan kalian kemana?"
"Entahlah,aku juga belum tau,yang pasti mencari kontrakan dulu."
"Hmm...Di komplek sebelah ada kontrakan kosong,kayaknya lima ratus ribu satu bulan,tapi kecil sih,untuk sementara kalian tinggal disana dulu,aku akan menemani kalian kesana." Tawar Yanti orang yang selalu peduli dengan keadaan Maura dan keluarga kecilnya.
"Tidak usah mbak,aku tidak mau terus menerus menyusahkan mbak,aku akan kesana sekarang." Jawab Maura menolak tawaran Yanti.
"Baiklah kalau begitu,aku tidak masalah kalau aku mengantar mu tapi kalau kamu tidak mau ya sudah tidak papa,semangat ya tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya." Ucap Yanti menyemangati Maura orang sudah dia anggap saudara sendiri.
Mereka berempat meninggalkan rumah milik Yanti wanita yang sudah dia anggap keluarganya,mereka langsung pergi ke komplek yang dimaksud lalu mencari rumah kosong yang dikatakan Yanti.
Tidak butuh waktu lama mereka langsung menemukan rumah itu,Maura menyuruh anak-anaknya duduk di teras bersama suaminya sementara dia mencari pemilik rumah.
" Maaf bu,aku mau mengontrak rumah milik ibu ini" Ucap Maura saat dia menemui wanita tua di rumahnya tanpa banyak basa-basi.
Wanita itu berjalan menuju rumah kosongnya,dia mengerutkan keningnya saat melihat anggota keluarga Maura.
"Nak bukannya aku menolak,aku rasa kalian tidak cocok tinggal disini kontrakan ini tidak punya kamar hannya punya kamar mandi dan dapur." Jawab wanita itu.
"Tidak papa kok bu,kami bisa tinggal disini,berapa uang kontrakannya satu bulan Bu." Wanita itu menatap mereka satu persatu entah kenapa ada rasa iba di hatinya saat melihat Surya dan anak-anaknya yang kurus.
"Untuk bulan pertama kamu bayar dua ratus ribu saja selanjutnya nanti aku kasih tau lagi." Jawabnya membuat Maura sedikit heran.
"Kenapa murah sekali? Ini kota besar masak ya... Ada kontrakan semurah itu!!" Ucapnya dalam hati tapi dia langsung buru-buru membayarnya dia takut wanita itu berubah pikiran.
"Terima kasih banyak ya bu,aku akan merawat rumah ini dengan baik." Ucapnya.Setelah wanita itu pergi Maura membuka rumah lalu menyuruh mereka semua masuk ke dalam,dia menyuruh mereka duduk di lantai untuk sementara karena dia ingin kembali ke rumah mertuanya mengambil semua pakaian dan barang-barang mereka.
"Mas aku pergi dulu mengambil barang-barang,kamu bisa jaga anak-anak kan?"
"Bisa,aku sudah bisa dan aku harus bisa sembuh." Jawabnya dengan penuh semangat sambil mengayun-ayunkan tangannya.Maura tersenyum melihat suaminya,dia sangat bersyukur disaat yang genting kesehatan suaminya malah ada kemajuan.
Maura segera keluar dari rumah kontrakannya,dia berjalan buru-buru menuju rumah mertuanya dia takut barang-barangnya di ambil orang atau pemulung.
Sesampainya di pekarangan rumah mertuanya barang yang tadinya dia letakkan di dekat bunga malah tidak ada,dia mencari di sekeliling halaman tapi dia sama sekali tidak menemukan semua barang-barangnya.
"Cari apa kamu maling?"
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
beda kisah jika sulung sakit keras ato berkelakuan khusus (autis)
bolehkh ibu tinggal dirumah kalian, nak? gitu donk... pasti gengsiknnn
puji Tuhan/Pray/
jaman sekarang jarang ada lho tinggal bersama seperti di novel ini