Dahlia anak yatim piatu yang menikah di usia 23 tahun dengan Roy atas dasar cinta. 2 tahun pernikahan tanpa kehadiran buah hati membuat dahlia direndahkan oleh mertuanya dan selalu dibandingkan dengan cyntia istri dari arya adek kandung roy, karena pekerjaan membuat arya hidup terpisah dengan cyntia sehingga roy yang mengambil alih tugas arya selama kehamilan cyntia, perhatian roy membuat cyntia ingin memiliki roy hingga sengaja membuat kesalahpahaman antara roy dan dahlia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linhakarken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18 KMK
**Seminggu** **kemudian**
Dahlia sudah mengambil cuti untuk 3 hari kedepan dikarenakan akan melangsungkan pernikahan dan hari ini akad pernikahan dahlia akan dilangsungkan. Dahlia sejak pagi sudah dirias oleh mua karena akad akan dilangsungkan jam 9 dikediaman dahlia.
"li lu cantik banget, sampai pangling gue" susan datang menemaniku sebelum akad dilangsungkan dan yang akan mengantarku saat akad selesai di ucapkan oleh mas roy.
"Bisa aja lu san, semua kalau dirias juga bakalan cantik, eh iya san apa semuanya sudah siap? Lu lihat kakek sama tante gak? Mereka sudah datangkan?"
"tenang li semua udah siap tinggal nunggu pengantin pria datang, penghulu juga sudah datang, tenang aja ya semua pasti berjalan lancar, tadi gue juga lihat atasan lu di depan" ungkap susan yang duduk di kasur pas disebelahku, merangkul pundakku agar aku tenang.
"gue gugup san, bayangin bentar lagi status gue berubah, gue bakalan jadi istri" ungkapku menggenggam tangan susan
"wih..dingin banget tangan lu, udah santai aja semua aman terkendali gue yakin lu bisa jadi istri yang baik, lu ce serba bisa gue yakin lu pasti bakal di sayang suami lu" susan tersenyum meyakinkan diriku.
"acara sudah mau dimulai, mempelai prianya juga sudah datang nanti kalau sudah selesai kalian langsung turun kebawah ya, susan tante titip dahlia ya" tante didatang hanya memberikan info lalu turun kembali.
"saya terima nikah dan kawinnya dahlia putri handoko binti alm joko handoko dengan seperangkat alat sholat dan seperangkat perhiasan dibayar tunai" Sahhhhh...... Suara sah menggema di telingaku "san gue udah jadi istri orang" ucapku gugup
"Selamat ya li, yuk kita turun temui suami lu" aku dan susan keluar dari kamar dan melangkah menuju tempat berlangsungnya akad, kulihat kakek tersenyum kearahku dan menyambutku dibawah, mengangkat lengannya untuk menggandengku, kami melangkah menuju tempat akad lalu kemudian kakek menyerahkanku ke mas roy
"kuserahkan cucu kesayangan kakek, kakek harap kamu bisa menjaga dan melindungi dahlia jika kamu sudah tidak menginginkannya lagi kakek harap kamu mengembalikannya secara baik baik seperti halnya kamu meminangnya dengan cara baik" ungkap kakek menyatukan tanganku dengan tangan mas roy, mas roy menganggukan kepala ke arah kakek
"insyaallah kek, saya akan berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab dan imam yang baik untuk dahlia dan anak kami kelak" ungkap janji mas roy dihadapan kakek.
Kucium punggung tangan mas roy sebagai tanda baktiku yang sudah menjadi istrinya, mas roy menglafalkan doa lalu mencium keningku. Kami saling pandang sejenak dan tersenyum. Setelah proses tanda tangan berkas pernikahan kami di arahkan untuk menyalami keluarga yang datang saat proses akad.
"Selamat ya nak, semoga pernikahan kalian selalu diberkahi hingga ajal menjemput" ungkap tante dan om dari pihakku
"Selamat ya lia, gue harap walaupun lu sudah nikah lu gak lupa sama gue, pak roy saya titip sahabat rasa saudara gue ya, awas aja kalau pak roy menyakiti dahlia" ungkap susan lalu memelukku.
"Selamat ya roy, semoga kamu gak salah memilih istri" ungkap ibunya mas roy sambil melirik ke arahku, ya allah ternyata ibunya masih gak tulus nerima pernikahan kami. "roy gak akan salah pilih bu" ungkap mas roy langsung meninggalkan ibunya.
"maafkan ucapan ibu ya sayang, jangan dimasukan hati yang penting mas mencintaimu dengan sepenuh hati" mas roy mengeratkan genggamannya, aku tahu sebenarnya mas roy juga kecewa dengan ucapan ibunya.
"sekarang kalian bersiap siap, ganti pakaian soalnya kita langsung ke gedung buat resepsi kalian" tante datang mengajakku dan mas alex menuju kamar buat dirias dan ganti baju lagi.
"Sayang gak capek kan?" tanya mas roy khawatir "Belum berasa capek mas mungkin setelah resepsi baru kerasa capeknya"
"Mas bahagia akhirnya kita menikah sayang, mas janji akan selalu membuatmu bahagia, mas harap kamu sabar menghadapi ibu ya" pinta mas roy, aku hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan mas roy karena jujur aku mungkin gak akan bisa sabar menghadapi ibunya yang gak suka denganku.
"Permisi, kami mau bantu mbak dahlia bersiap dulu ya mas" mua mengusir mas roy secara halus dan menyerahkan baju yang akan dikenakan mas roy, mas roy menuju kamar mandi untuk mengganti baju sementara aku masih dirias ulang.
"Sayang mas tunggu diluar ya" mas roy ijin keluar kamar karena sudah siap, gak enak kalau nungguin dikamar.
Saat sudah selesai dirias kakek datang dan meminta mua untuk keluar "dahlia kakek sebenarnya kecewa sama keluarga roy terutama dengan ibunya, kakek dengar pembicaraanya saat kalian menghampiri ibunya, kamu yakin dengan pernikahan kalian? Dengar dahlia kakek gak akan rela kalau kamu sampai disakiti dengan mereka, mau gak mau kamu harus nuruti maunya kakek" kakek meluapkan rasa kecewanya dengan suara halus walau terdengar tegas.
"kakek tenang ya, dahlia baik baik aja kek, dahlia akan nurut sama kakek, apa permintaan kakek agar kakek tenang?" ungkapku
"kakek akan mengutus orang pilihan kakek untuk menjaga dirumahmu" ungkap kakek posesif
"tapi kek nanti mereka bakalan curiga, gak ah dahlia gak mau kalau pakai pengawal gitu" tolakku apa kata mereka kalau ada pengawal dirumah udah kaya pejabat aja pakai pengawal gitu.
"kamu tenang aja pokoknya orang suruhan kakek akan datang kerumah kalian besok pagi" setelah mengungkapkan keinginannya kakek langsung keluar kamar tanpa menunggu jawabanku.
"sayang udah siapkan? kita berangkat sekarang ya" mas roy datang menggandengku menuju ke dalam mobil.
Setelah tiba di gedung ternyata sudah banyak tamu undangan yang datang, aku dan mas alex berjalan bergandengan diatas karpet yang disediakan untuk pengantin menuju tempat pelaminan dengan di iringi alunan musik, semua mata undangan tertuju pada kami, kami berjalan dengan senyum bahagia walau jujur aku sedikit gugup karena jadi pusat perhatian semua orang. Tante dan om yang menjadi pendampingku di atas pelaminan menyambut kami dengan tersenyum berbeda dengan raut muka mertuaku yang tersenyum karena terpaksa.
"Sayang kenalkan dia arya adekku yang bekerja di perbatasan papua" kusambut tangan adek iparku yang baru pertama kali ku lihat. Arya yang mendampingi ibu di atas pelaminan.
Dari atas pelaminan kulihat pak daniel menatapku tajam, "nih orang salah makan atau lagi kesambet ya ngelihatinnya seperti ngajak tengkar aja" batinku yang ngerasa merinding dengan tatapan pak daniel. sambil menyambut undangan yang mengajak salaman pandanganku gak luput dari pak daniel, "kakek ngapain ketemu pak daniel ya" tanyaku dalam hati
**
"Perkenalkan saya handoko kakek dahlia, kalau tidak salah anda adalah asisten anak saya, dari tadi saya perhatikan anda menatap cucu saya tanpa berkedip"