Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap di Rumah Widi
Sesuai dengan janjinya jika Neira akan menginap di rumah Widi selama Gevan tidak berada di rumahnya. Sebenarnya bisa saja Neira tinggal di rumah karena masih ada pelayan juga penjaga di sana namun Neira lebih memilih menginap di rumah Sahabatnya.
Pagi ini Gevan akan lebih dulu mengantar Neira ke rumah Widi sebelum ke kampusnya.
Padahal sebelumnya Neira sudah memintanya untuk berangkat sendiri tapi sifat Gevan yang tidak mau di bantah membuat Neira menurut.
"Gak usah begadang, makan teratur dan jangan keluar malam selama gue tinggal."
"Iya Kak."
"Kalo ada apa-apa langsung telpon gue."
"Astaga Kak Gevan, Neira udah gede loh bisa jaga diri."
"Lo itu masih bocil."
Neira kesal dengan sikap Gevan, apalagi yang selalu bilang jika dia masih kecil.
Widi tampak menunggu di depan rumahnya dan tersenyum saat melihat sebuah mobil berhenti di sana.
Neira turun bersama Gevan, Widi tampak tersenyum kapan lagi bisa melihat laki-laki tampan seperti Gevan.
"Gue tinggal, ingat pesan gue."
"Iya Kak Gevan, ya udah sana telat loh."
"Gue titip Neira."
"I- iya Kak."
Gevan masuk ke dalam mobilnya dan melaju pergi.
Neira menautkan alisnya melihat Widi yang masih tersenyum.
"Lo kenapa?"
"Sumpah Nei, kakak Lo ganteng abis."
Neira menggeleng tapi memang benar sih Gevan memang sangat tampan bahkan terkadang Neira juga terpesona dengannya.
"Eh masuk yuk." Ajak Widi menarik tangan Neira.
Neira hanya berniat menginap di sana semalam karena Gevan akan menjemputnya besok sore.
********
Kampus Ghanessa sudah ramai dengan semua Maba yang telah bersiap untuk acara Camping mereka akhir Minggu ini.
Sudah seperti biasa jika di akhir masa OSPEK pasti akan di lakukan Camping di luar kota seperti saat ini mereka akan menuju Bandung dan akan mengadakan acara di sana selama dua hari.
Semua persiapan tengah matang, sudah ada 3Bus Kampus yang siap mengantarkan mereka.
"Semua sudah siap kan?" Ucap Gevan menghampiri panitia Ospek juga anggota BEM lainnya.
"Beres Ge, kita tinggal jalan aja."
Gevan mengangguk dan ikut membantu membereskan semuanya.
"Jadi kita ikut Bus apa naik mobil sendiri Ge." Ucap Alfar
"Mending gabung aja deh kayaknya."
Alfar mengangguk dan mereka mulai berkumpul sebelumnya panitia tengah memberi arahan. Banyak Maba yang terlihat semangat ikut bagaimana tidak jika ada Idola mereka yang juga ikut.
Mereka bisa melihat Gevan sepuasnya di sana. Tidak sedikit yang mengaku ikut hanya karena ini terus menatap wajah tampan Kating-nya itu.
"Kalian masuk Bus sesuai absen." Ucap Panji membuat semua Maba menuju Bus masing-masing.
"Neira gimana Ge"
Gevan menoleh saat Alfar menanyakan Neira.
"Kenapa?"
"Tenang gue cuma nanya, secara Bokap nyokap kalian juga belum balik kan."
"Dia nginap di rumah temannya."
Alfar mengangguk dan mereka masuk ke dalam Bus 1 dan setelah mengabsen semua anggota lengkap membuat Gevan duduk di kursinya bersama Alfar.
Bus melaju keluar dari kampus.
**********
Hari semakin siang..
Neira juga Widi masih betah berada di kamarnya. Mereka sedang menonton Drakor terbaru dengan begitu antusias bahkan beberapa cemilan tampak ada di depan mereka.
Wika belum datang karena masih mengantar Mamanya dan akan ikut menginap malam nanti di rumah Widi.
Dert.
Dert..
Neira menyambar ponselnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
"Ya"
"Lo lagi ngapain?"
Deg.!
Neira langsung menatap layar ponselnya terlihat nama Gevan yang menghubunginya membuat Neira kembali menempelkan benda pipih itu di telinganya.
"Kak Gevan, Em Nei lagi nonton Drakor sama Widi kak.
Kakak sudah sampai?"
"Baru aja sampai."
"Oh, terus lagi ngapain."
"Semua sedang istirahat, Lo udah makan?"
"Belum Kak."
"Makan Nei, ini udah hampir jam 1."
"Iya Kak, nunggu Wika nanti kita mau makan sekalian jalan keluar."
"Kemana?"
"Paling ke Mall sih."
"Makan dulu baru main, ingat jangan pulang malam dan kabarin gue."
"Iya Kak."
"Ya udah gue tutup dulu, jangan begadang. Istirahat."
"Iya Kak Gevan, bawel."
Widi menompang wajahnya menatap Neira yang tengah asik mengobrol dengan Gevan.
"Enak ya punya Kakak perhatian gitu." Ucapnya membuat Neira mengangkat alisnya bingung.
"Idaman banget Loh Kak Gevan, udah ganteng, baik perhatian. Siapa coba yang gak klepek-klepek sama perhatiannya."
Neira menggeleng.
Dia pun tampak tersenyum, mendapatkan perhatian lebih dari Gevan membuatnya senang.
"Dih senyum-senyum, Naksir kan Lo sama Kakak tiri Lo."
"Ih apa sih Wid, gak usah becanda deh."
Widi tertawa dan terus menggoda Neira apalagi wajah Neira yang merah karena godaannya.
Gevan berjalan menuju kumpulan para panitia Ospek. Mereka tampak sedang istirahat dan makan siang sebelum nantinya mereka akan melakukan kegiatan di sana.
"Ge, ini makan Lo." Ucap Rose membawa kota makan untuk Gevan.
"Thanks."
Rose mengangguk dan duduk di samping Gevan.
Ini saatnya untuk di pamer jika dia dekat dengan Ketua BEM kampus, laki-laki idaman semua Maba di sana.
"Oya La dari mana tadi, gue cari Lo."
"Gak dari mana-mana."
Rose mengangguk dan menatap Gevan yang belum juga maka namun malah bermain ponselnya.
"Makan dulu Ge, baru main ponselnya." Ucap Rose akan menarik ponselnya membuat Gevan menautkan alisnya.
"So-sorry maksud gue,-
"Kita gak Sedekat itu. Jaga sikap Lo "
Rose terdiam dengan ucapan Gevan.
Padahal dia sengaja melakukan itu untuk pamer terhadap Maba yang terus menatap ke arah mereka. Dia tau jika mereka tampak iri juga sirik kepadanya karena bisa dekat dengan pangeran kampus.
Setelah selesai makan, mereka langsung menuju lapangan dimana akan di adakan lomba-lomba bahkan beberapa panitia Ospek tampak berdiri di depan barusan Maba begitu juga dengan Gevan sebagai Ketua BEM.
Penampilan Gevan sangat mencuri perhatian semua Maba terutama Maba perempuan karena mereka bukan mendengar arahan dari panitia namun mereka curi-curi pandang ke arah Gevan yang berdiri di depan.
"Semua sudah jelas bukan, jadi kita bagi kalian menjadi beberapa kelompok dan dalam kelompok kalian akan di dampingi oleh dua panitia.
Nama-nama yang kamu panggil bisa berpisah dan mencari anggota kelompok masing-masing."
Gevan hanya menatapnya.
Sebagai Ketua BEM pun dia harus tetap ikut andil dalam kegiatan itu.
"Ayo Ge." Ajak Alfar karena mereka mendapat satu kelompok untuk mendampingi Maba kelompok 5.
Bagi mereka yang mendapatkan pendamping Gevan tampak sangat senang. Berbeda dengan kelompok lain yang iri dengan mereka.
"Yuk,, Yuk semangat" Ucap Alfar membuat semua tampak semakin semangat.
Bagaimana tidak, mereka mendapatkan pendamping yang sama-sama tampan Karen Alfar pun tidak kalah tampan dari Gevan bahkan dengan sikapnya yang ramah dan sering tersenyum Membuat beberapa dari mereka mengidolakannya.
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA