NovelToon NovelToon
Pulang Untuk Membalas Dendam

Pulang Untuk Membalas Dendam

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: nita kinanti

Dira, gadis yang dulu menjadi korban bully dari teman sekolahnya akhirnya berubah menjadi sosok yang kuat dan berkuasa. Selama bertahun-tahun dia tinggal di luar kota. Dia berusaha mengubur dalam-dalam kenangan pahitnya sewaktu menjadi korban bully dan ingin melanjutkan hidupnya dengan tenang karena yakin karma akan bekerja dengan sendirinya.

Tetapi kemudian, Dira mendengar jika ternyata orang-orang yang dulu membullynya sekarang hidup bahagia, Dira merasa tidak terima. Kepulangannya ke kota kelahirannya yang tadinya hanya demi karier berubah menjadi keinginan untuk membalas dendam. Dira bertekad jika karma belum menghampiri mereka maka dia yang akan menghantarkannya.

Akankah Dira berhasil membalas dendamnya atau justru memaafkan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Alex

Zaki pulang ke rumahnya setelah seharian bekerja. Zaki cukup terkejut mendapati Selvi dan keluarganya berada di rumahnya. Dia memang berjanji akan makan malam dengan Selvi tetapi dia tidak menyangka Selvi akan datang ke rumahnya dan mengajak kedua orang tuanya juga.

"Ma ... Pa ... " sapa Zaki kepada Harsa dan Linda yang sudah dia anggap seperti orang tuanya sendiri.

"Zaki, kamu sudah pulang? Kami sedang membahas rencana pernikahan kalian yang akan dimajukan," ucap Harsa.

"Dimajukan?" tanya Zaki tidak mengerti.

"Iya Sayang, bagaimana menurutmu?" Selvi melambai pada Zaki agar dia duduk di sebelahnya.

"Kenapa? Apa ini tidak terlalu terburu-buru?"

"Kedua belah pihak sudah siap, kamu dan Selvi juga saling mencintai. Jadi, tunggu apa lagi? Kami pikir tiga bulan itu terlalu lama. Kami takut terjadi hal yang tidak diinginkan," terang Harsa, berusaha meyakinkan Zaki dan keluarganya.

Zaki menatap kedua orang tuanya meminta pendapat mereka. Tetapi mereka hanya saling pandang. Ini aneh mengingat tanggal pernikahan mereka sudah ditetapkan sebelumnya, yaitu tiga bulan setelah pertunangan.

"Terus bagaimana dengan wedding organizer, catering, hotel dan sebagainya. Bukankah semuanya sudah di pesan?" tanya ibunya Zaki.

"Kalau semuanya setuju pernikahan mereka dimajukan, kami bisa urus semua itu. Kalian tidak usah khawatir." Entah apa yang Selvi katakan kepada orangtuanya sehingga mereka kekeh meyakinkan keluarga Zaki jika pernikahan mereka harus dimajukan. "Bagaimana Zaki, kamu setuju 'kan?"

Setelah apa yang Dira katakan kepadanya siang tadi, rasanya dia ingin memikirkan ulang hubungannya dengan Selvi dan ingin menyelidikinya terlebih dahulu. Apalagi sekarang perasaannya kepada Selvi sudah berubah. Jika yang dikatakan Dira benar, kemungkinan besar dia akan membatalkan pernikahannya dengan Selvi. Nama baik perusahaan menjadi taruhannya jika publik sampai tahu dia menikah dengan seorang pembully dan Zaki tidak ingin itu terjadi.

"Sayang, ditanyain papa itu loh. Kamu setuju 'kan kalau pernikahan kita dimajukan?" Selvi bertanya dengan manjanya di hadapan orang tua mereka.

Zaki terlihat bingung. Pikirannya yang sudah kacau ditambah desakan dari Selvi dan kedua orangtuanya membuatnya semakin tidak bisa berpikir jernih. Dia tidak ingin mengiyakan tetapi juga tidak bisa menolak keinginan Selvi dan keluarganya.

"Sayang ... Bagaimana? Mama dan papa menunggu jawabanmu."

*

Dira berdiri di balkon kamarnya sambil menikmati malam seperti biasanya. Hatinya mulai sedikit lega karena telah mengatakan yang sebenarnya kepada Zaki, semoga saja pria itu percaya kata-katanya lalu meninggalkan Selvi. Kalaupun mereka tetap melangsungkan pernikahan, Dira akan memikirkan cara lain agar pernikahan itu gagal. Yang jelas Dira tidak akan membiarkan Selvi bahagia sebelum perempuan itu belum mendapatkan balasan atas perbuatannya dulu.

Ponsel Dira berdering. Dira segera menjawab telepon itu tanpa melihat siapa yang menelepon. Dia pikir itu Jeff karena hanya Jeff yang biasa menelepon malam-malam begini.

"Halo Jeff," ucap Dira begitu telepon tersambung.

"Halo Dira, aku Alex bukan Jeff," sahut suara di ujung telepon.

"Alex?" Dira kecewa ternyata bukan Jeff yang meneleponnya. Laki-laki itu menghilang setelah terkahir mereka bertemu di pesta pertunangan Zaki dan entah kenapa sekarang Dira merindukannya. Laki-laki itu datang dan pergi sesuka hatinya. Tetapi Dira bisa memakluminya mengingat perusahaannya tersebar di mana-mana jadi dia tidak bisa tinggal lama di satu kota.

"Ya, kamu ingat aku 'kan? Teman sekolahmu dulu."

"Ya, aku ingat," jawab Dira malas. "Mau apa meneleponku?" tanyanya tanpa basa-basi. Dia tidak menanyakan darimana Alex mendapatkan nomor teleponnya. Pria seperti itu bisa mendapatkan nomor telepon perempuan yang diincarnya dengan segala cara. Dan melihat sikap Alex saat pertemuan mereka di acara reuni itu, Dira yakin Alex sekarang mengincarnya.

"Aku ingin bertemu denganmu. Bagaimana kalau kita pergi berkencan akhir pekan ini?"

"Maaf Alex, aku sibuk. Tidak ada waktu. Selamat malam!" Dira segera menutup teleponnya. Dia malas meladeni laki-laki yang hanya ingin iseng apalagi laki-laki itu adalah teman sekolah yang dulu diam ketika melihat dirinya dibully.

Tetapi Alex tidak menyerah. Dia kembali menelpon Dira.

"Apalagi Alex? Sudah kukatakan aku tidak bisa!"

"Beri aku kesempatan sekali saja. Aku yakin kamu tidak akan menyesal pergi denganku." Alex berusaha meyakinkan.

"Aku tidak ingin kasar Alex, tetapi kalau aku sudah mengatakan tidak maka itu artinya tidak! Jangan memaksaku," balas Dira tegas.

"Aku tidak memaksa Dira. Aku hanya ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu, kamu pasti tertarik."

"Sekali lagi maaf, tapi aku tidak tertarik!" Dira benar-benar malas meladeni Alex, kali ini dia tidak hanya menutup teleponnya tetapi dia juga memblokir nomor Alex agar tidak bisa menghubunginya lagi.

*

Sabtu sore, Dira sengaja pulang lebih cepat agar dia bisa mampir ke restoran untuk melihat bagaimana perkembangan restorannya.

"Bagaimana Kak?" tanya Dira kepada Hesti.

"Bagus, kamu lihat sendiri 'kan? Pengunjung kita lumayan banyak. Sepertinya pelanggan restoran sebelah sudah mulai beralih ke restoran kita," jawab Hesti.

Dira melihat sekelilingnya dan tersenyum puas. Lalu matanya beralih ke restoran seberang jalan yang kini terlihat tidak seramai dulu. Baik restoran Dira maupun restoran Rieke keduanya sama-sama menggunakan dinding kaca sehingga mereka bisa melihat ke dalam restoran masing-masing. Mata Dira menangkap sosok laki-laki yang di dalam restoran itu yang secara tidak sengaja juga sedang melihat ke arahnya.

"Alex? Ah... Kenapa harus ada dia sih?" sesal Dira langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sementara Alex yang terlanjur melihat Dira langsung meninggalkan restoran Rieke dan menyeberang jalan menuju restoran Dira.

"Hai Dira, senang akhirnya bisa bertemu denganmu," ucap Alex begitu dia masuk ke restoran Dira.

"Kamu mau apa Alex? Aku tidak ada waktu untuk meladenimu," balas Dira dingin.

"Seperti yang aku katakan semalam, aku ingin bertemu denganmu."

"Sekarang kita sudah bertemu. Cepat katakan apa maumu?!"

Alex tertawa. "Kamu benar-benar berbeda Dira, perubahanmu sangat luar biasa. Dulu bicara saja kamu tidak berani."

"Sudahlah Alex. Kalau kamu hanya ingin mengganggu sebaiknya kamu pergi!"

"Baiklah, aku akan langsung saja. Aku ingin kamu menjadi kekasihku."

"Sudah kukatakan aku tidak mau. Harus berapa kali aku ulangi?!" Dira benar-benar kesal menghadapi Alex. Jeff juga sering mengganggunya tetapi dia tidak pernah merasa sekesal ini.

"Kamu harus mau harus mau karena kamu tidak punya pilihan," balas Alex sambil tersenyum misterius.

"Apa maksudmu?"

Alex tidak menjawab. Dia mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan sebuah video kepada Dira.

"Kamu ingat kejadian ini?" tanya Alex.

Dira tidak menjawab karena matanya fokus memperhatikan video itu. Perlahan wajah Dira memucat, rasa sesak memenuhi dadanya. Hampir saja air matanya lolos tetapi Dira berhasil menahannya. Itu adalah rekaman video saat Selvi dan Rieke mempermalukannya.

"Kamu ... " Dira tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

1
lizah meon
pilih aje Jeff. jgn jual.mahal sgt. nnti diambil org atau Jrff bosan dgnmu Dira.
lizah meon
Luar biasa
Yovan Imbar
👍👍
Asiana Tyas
Luar biasa
Iis
kok jeff tshu apartmn c alex y
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sulaiman Efendy
LUMAYAN BAGUS, DN BNYK HIKMAH SERTA PEMBELAJARAN DLM NOVEL INI..
Sulaiman Efendy
PASTI ORG TUA PARA PMBULLY OLIV DIANCAM SAMA DIRA, DNG ANCAMAN MNARIK INVESTASI DIPRUSAHAAN MRK..
Sulaiman Efendy
AKHIRNYA LO AKN BERLUTUT DIBAWAH KAKI DIRA..
Anisah
bAgus
pak siwoyo
keterbukaan dira akam membuat jeff bertindak ...dg kekuasaan dan kelayaannya semua teratasi .... masalah alex keciiiiiillll
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
Khusnul Khotimah
sangat bagus ceritanya kak, sy suka cerita wanita kuat /Good/
As Tini
knp gk ngomong sama jeff sih, bodoh bnget
Dwi Fadilah
Luar biasa
愛の光 (Ai no Hikari)
ya seperti itulah akibatnya jika terlalu memanjakan anak. boleh² saja menuruti keinginan anak, tp hrs dipilih² mana yg lebih penting bukan semua keinginan anak hrs dituruti. anak jg hrs diajarkan bagaimana krja keras, biar nntinya jika terjadi apa² dia tahu hrs bagaimana
Tisa Larasati
bagus ceritanya TDK bertele tele
gambir dua
Lumayan
Sukliang
gimana kabar zaki
Anonymous
t
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!