Raeesha gadis dingin ,pendiam badgirl ,urakan dan juga ahli beladiri .
Anak pertama yang di asingkan bahkan di anggap sampah oleh keluarganya , gadis penuh luka yang mencoba menutup lukanya sendiri.
Sayangnya dia harus meregang nyawa di tangan ayah kandungnya sendiri hanya karena adik tirinya yang tidak suka akan keberadaannya di rumah mereka , Raeesha yang mengira akan masuk ke akhirat ternyata memasuki tubuh seorang wanita yang menjalani kehidupan pahit dalam bilik rumah tangga , wanita yang terobsesi dengan suaminya sendiri tanpa perduli dengan kebencian dari suaminya.
akan kah Raeesha mampu mempertahankan kehidupan keduanya ? dan menemukan kebahagiaannya ?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
...✨✨✨...
Di sisi lain lebih tepatnya kediaman Amerson terlihat ayah dan ibu Senna sedang duduk di ruang keluarga.
Mereka sedang membahas tentang pengajuan kerjasama pada salah satu perusahaan yang sedang naik daun di kota tersebut.
"Pah, bagaimana tanggapan dari mereka?" ujar sang istri pada Luke.
"Mereka belum membalas, Mah. mungkin besok atau lusa baru ada jawaban dari mereka," sahut Luke.
Mendengar hal tersebut, wajah Dira sebagai istrinya langsung cemberut dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Ck lama banget, Pah. padahal kita udah ngajuin proposal itu waktu kita belum pindah, tapi sampai sekarang belum ada jawaban juga," ucap Dira kesal.
"Papah juga tidak tau, Mah. tapi perusahaan Zamora Group sangat teliti dalam urusan seperti ini makanya jadi lama," tandas Luke ikut kesal.
Mereka berdua sedang menunggu kabar tentang pengajuan kerjasama dengan perusahaan Zamora, namun hingga kini belum ada konfirmasi apa pun dari pihak mereka.
Di tengah pembicaraan mereka tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milik Luke, dengan segera dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirimnya pesan.
...08xxxxxxx....
...Kepada tuan Luke Amerson, anda mendapat panggilan dari perusahaan Zamora Group untuk datang ke kantor besok pagi. kami harap anda dapat menghadiri pertemuan tersebut kami menantikan kehadiran anda di sana....
Mendapat pesan tersebut wajah Luke yang tadinya kesal berubah cerah, dia langsung membalas pesan tersebut lalu meletakan kembali ponselnya.
Dira menjadi heran melihat wajah sumringah dari suaminya, "Pesan dari siapa, Pah?"
"Zamora Group, Mah. mereka mengajak bertemu besok pagi," jawab Luke riang.
Seketika raut wajah Dira berubah senang, dia memegang kedua tangan suaminya dengan erat.
"Akhirnya yang kita tunggu-tunggu tiba juga, Pah."
"Mamah benar, semoga semua berjalan lancar dan kita bisa menjalin kerjasama dengan mereka," jawab Luke seraya tersenyum bahagia pada istrinya.
Dira mengangguk tegas, mereka larut dalam kebahagian itu tanpa memikirkan kesalahan mereka beberapa bulan yang lalu.
..._______________...
Dua hari telah berlalu setelah pertemuan Ruby dengan Ardelio, kini Ruby yang sedang duduk di balkon kamarnya tiba-tiba mendapat pesan dari Jean yang mengatakan jika Luke Amerson sudah menyetujui pertemuan mereka besok.
Mendapat kabar tersebut, Ruby tersenyum tipis mulai saat ini dia juga harus bergerak perlahan untuk menghancurkan keluarga Amerson, bahkan Ruby berniat membuat mereka membayar lima kali lipat dari penderitaan nya saat menjadi Raeesha.
Saat Luke mengajukan proposal kerjasama dengan perusahaannya beberapa waktu yang lalu, Ruby sempat terkejut namun baru semalam dia bisa membahasnya dengan Jean .
"Haruskah aku memulai dari sekarang?" gumam Ruby sembari memutar-mutar ponselnya di tangan.
Setelah memutuskan sesuatu, dia berdiri dari duduknya di sofa balkon kamar dan berjalan memasuki kamarnya lagi, dia mengganti celana pendek yang dia kenakan menjadi celana jeans berwarna hitam yang di padukan dengan kaos oblong berwarna senada di balut jaket kulit berwarna hitam.
Tak lupa Ruby mengikat rambutnya menjadi satu, setelahnya dia keluar dari kamar namun sebelum keluar rumah Ruby menyempatkan diri berpamitan pada maid yang sedang istirahat di dapur jika dia akan pulang telat dan mereka tidak perlu menunggunya.
Ruby kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu mansion, lalu dia mengambil kunci cadangan yang tergantung di samping pintu.
Kemarin Ruby sudah memesan sebuah motor sport berwarna hitam yang baru datang tadi pagi, malam ini Ruby berniat untuk jalan-jalan dengan motor barunya yang dia beri nama *Ze**o*.
Malam semakin larut namun hal itu tak membuat Ruby takut, dia justru menambah kecepatan pada motornya hingga saat dia sedang menikmati udara malam tanpa sengaja dia melihat seseorang yang sangat dia kenal masuk ke dalam club yang berada di seberang jalan.
''Wow, apakah malam ini adalah malam keberuntunganku?'' Gumam Ruby lalu membelokan motornya menuju club tersebut.
Tanpa menunggu lama Ruby bergegas masuk ke dalam club tersebut, sesampainya dia di dalam kepalanya langsung berdenyut nyeri mendengar suara musik yang memekakkan telinga.
Namun rasa jengahnya langsung berubah senang saat dia melihat dua orang gadis sedang menari di bawah sinar lampu yang berwarna warni.
Mereka adalah Senna dan juga Sesilia yang sedang meliuk-liukkan tubuh mereka, pakaian seksi melekat pada tubuh mereka berdua yang berhasil menampilkan lekukan tubuh masing-masing.
'Menjijikan.' batin Ruby.
Dia mengambil ponselnya lalu memotret mereka berdua hingga beberapa kali, dia kembali memasukan ponselnya saat apa yang dia inginkan sudah berhasil dia dapat.
Ruby berjalan menuju meja pojok, dia tak memesan apa pun namun tatapannya menelisik tempat tersebut dengan teliti, sesaat kemudian dia melihat sosok pria yang sangat dia kenal sedang duduk di meja bartender dengan segelas wine di genggamannya.
Penasaran dengan pria tersebut, Ruby akhirnya berjalan menghampirinya dan duduk di sebelah pria tersebut yang ternyata sedang mabuk.
Pria yang tak lain adalah Zaen Arfian itu tidak biasanya mabuk, dari dulu jika dia mabuk pasti ada hal berat yang menimpanya.
Terlebih Ruby merasa aneh karena Zaen berada di jakarta, bukannya di bandung tempat Naomi berada dan sekolahnya berlangsung.
"Kenapa tuhan nggak adil sama gue," racau pemuda tersebut.
Ruby yang duduk di sebelah pria tersebut terkejut saat pundaknya di tepuk oleh pria tersebut.
Pluk.
Ruby menoleh dia melihat wajah pria itu sudah memerah karena mabuk.
"Ada apa?" tanya Ruby pelan.
Dia tidak mungkin menegur Zaen duluan sedangkan dia bukan lagi Raeesha yang mengenal Zaen dengan baik.
"Nona, apakah kehilangan harus seberat ini?" racau pria itu tak jelas.
"Mungkin, apakah anda sedang kehilangan seseorang?" ujar Ruby sopan.
Pria tersebut terkekeh hambar, raut wajahnya berubah sendu, "Yah saya baru saja kehilangan tunangan saya, dan saya juga kehilangan sahabat saya, mereka berdua pergi tanpa pamit pada saya, Nona."
Kedua alis Ruby mengernyit ke atas, "Bolehkah saya tau siapa nama mereka?"
Pria tersebut mendongak, dia menerawang jauh pada ingatan masa lalunya.
"Mereka berdua orang yang saya sayangi, bahkan mereka sudah saya anggap seperti keluarga saya sendiri."
"Kami selalu bertiga, hingga sebuah insiden merenggut sahabat saya yang membuat saya dan tunangan saya sangat terpukul. Namun belum lama setelah kepergiannya tunangan saya mengalami kecelakaan tunggal yang membuatnya meninggal di tempat ."
"Nama mereka berdua Raeesha dan Naomi,"
DEGH.
Ruby langsung shock mendengar namanya dan Naomi keluar dari bibir Zaen, dia menatap lekat kedua netra Zaen untuk mencari kebohongan namun hasilnya nihil tidak ada raut bohong di wajahnya, yang ada hanya raut sedih yang teramat dalam pada sorot matanya.
"Nggak mungkin, Naomi nggak mungkin pergi anda pasti bohong, kan," ujar Ruby menolak mempercayai hal tersebut.
Zaen yang mabuk berat tak menjawab, dia hanya menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan dan menangis tergugu dalam diam.
Melihat hal tersebut, mau tak mau Ruby harus mencari jawabannya sendiri dengan mengunjungi kediaman Naomi.
Untungnya alamat Zaen yang di jakarta masih dia ingat dengan jelas, dulu Zaen tinggal di jakarta sebelum pindah ke bandung untuk menempuh jenjang SMAnya. Di bandung Zaen tinggal bersama neneknya sedangkan kedua orang tuanya berada di jakarta.
Tanpa pikir panjang Ruby memapah tubuh Zaen keluar dari club dan memesankan taksi untuknya.
Setelahnya Ruby langsung meluncur menuju kediaman Naomi, dia tidak perduli jarak yang akan dia tempuh menggunakan motornya meski sudah malam Ruby tetap dengan tekadnya menuju bandung tempat sahabatnya tinggal, dia tak bisa percaya dengan perkataan Zaen yang sedang mabuk. dia yakin jika Naomi tidak mungkin pergi secepat itu .
bener bener ya kasian banget GK ada bahagia nya sama sekali..
nyesek amat thor 😭😭
percuma transmigrasi v ujung nya meninggoy juga...