Vanessa Althea Christy Walker atau kerap di sapa Vanessa adalah seorang dokter spesialis bedah termuda berusia 22 tahun,ia terkenal dengan parasnya yang begitu cantik dan sikapnya yang ramah.
namun tidak ada satu pun lelaki yang dekat dengan mampu memenangkan hatinya.entah mengapa Vanessa begitu tertutup tentang perasaannya.
suatu hari ia bertemu dengan seorang pasien kecil yang tersesat di taman.
ia menolong anak itu dan bertemu dengan sang ayah yang di sebutkan oleh anak itu.
parahnya pria yang di sebut ayah oleh anak itu adalah mantan kekasihnya.
langit bagaikan runtuh saat tau pria yang dulu meninggalkannya tanpa kabar kini muncul di depannya dan parahnya ia malah menolong anak pria itu.
tanpa ia ketahui akar permasalahannya bukan dari sudut pandangnya tetapi dari kebenaran di masa lalu yang membuat kesalahpahaman terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Sekitar jam 14.22 wib Vanessa masuk ke kamar Rafa dan terkejut di sana ada Alaric tertidur bersama Rafa dengan saling berpelukan bersama Rafa.
Rafa yang melihat keduanya tersenyum kecil.
"huff andai mereka memang milik ku,dan memang ini adalah cinta di antara kami berdua, mungkin aku akan menjadi wanita yang paling bahagia" batin Vanessa.
Vanessa hanya bisa menepis mimpi nya itu, ya berjalan mendekati keduanya lalu menepuk pelan Rafa.
"sayang ayok bangun,kita siap-siap"ucap Vanessa.
"Alaric kamu juga bangun"ucap Vanessa sambil memukul-mukul kecil Alaric dengan handuk yang ia pegang.
keduanya bersama-sama membuka mata.
"mommy"gumam Rafa lirih.
"ayok sayang kita siap-siap buat ke rumah sakit"ucap Vanessa.
"ayo cepat, biar Momi bantuin mandiin"ucap Vanessa yang langsung membuat Rafa membuka matanya lebar dan tidak ada lagi rasa kantuk.
"beneran mommy??"ucap Rafa.
"hum, lihat mommy kan udah bawa handuk nih"ucap Vanessa.
"Daddy ayo bangun,jika mau ikut. cepat bersiap-siap"ucap Vanessa kepada Alaric.
Alaric tersenyum mendengar panggilan yang diberikan oleh Vanessa, yang merasa bahwa ia memiliki keluarga kecil yang bahagia.
"baiklah mommy"ucap Alaric halo bangkit duduk dan memajukan wajahnya sangat dekat kepada wajah Vanessa.
"jangan membuat aku mencincangmu, ingat tanda tangan kontrak baru saja di tanda tangan tadi"gumam Vanessa lirih.
"baik,baik. aku mengerti, aku akan bersiap-siap dan menunggu kalian di bawah"ucap Alaric.
lalu Alaric pergi menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
sedangkan Vanessa menggendong Rafa menuju kamar mandi.
setelah selesai mengurus dan memasangi Rafa baju Vanessa juga membersihkan diri, memasangi baju formal yang biasanya ia gunakan saat bertugas di rumah sakit. kemeja hitam dan dipadukan dengan celana jeans dan sepatu sneakers yang berwarna putih.
Vanessa juga make up tipis-tipis dan terlihat natural namun sangat cantik.
"wow, mommy sangat cantik"ucap Rafa yang sedari tadi mengamati mommy yang sedang make up.
"hum, terima kasih sayang. Rafa juga tampan sekali hari ini"ucap Vanessa sambil mencubit pipi Rafa lembut.
cup.
"terima kasih mommy"ucap Rafa.
"oh ya sayang, sebelum kita pergi Mommy mau tanya sesuatu. Rafa ada merasa sakit,atau nyeri gak di sini Rafa??"ucap Vanessa sambil menunjuk dada Rafa.
"hum, sakit sedikit di sini. tapi mommy, Rafa baik-baik saja kok jangan khawatir"ucap Rafa yang tidak ingin Vanessa menjadi khawatir dan sedih karena kondisinya.
"baiklah, nanti kita cek kondisi tubuh Rafa nanti di rumah sakit. Rafa sayang, mommy cuma mau bilang satu hal buat kamu. jangan pernah takut, sedih,khawatir ataupun memikirkan suatu hal yang lain, karena Rafa orang yang paling Mommy sayang,mommy berjanji pasti akan menyembuhkan Rafa"ucap Vanessa.
"hum, Rafa mengerti dan Rafa juga percaya dengan mami pasti akan menyembuhkan rafa, karena Mommy malaikat bagi Rafa"ucap Rafa sambil tersenyum manis kepada Vanessa.
Vanessa menghela nafas lalu menggendong rafa.
"kalau begitu kita pergi, Daddy sudah menunggu kita di bawah loh"ucap Vanessa.
"yeahh, ayo kita pergi mommy"ucap Rafa.
mereka turun ke lantai bawah namun saat sampai di ruang keluarga di sana ada Gina yang sedang berbincang dengan Alaric.
"hello aunty"ucap Vanessa menyapa Gina. ia ingin menjadi contoh agar Rafa bisa mengikutinya memanggil Gina aunty, Vanessa tidak ingin karena kebiasaannya yang memanggil nama seseorang bisa diikuti oleh Rafa, karena di usia seumuran Rafa memang rentan anak-anak akan mengikuti apa yang ia dengar dan ia lihat.
"hello Cece,emm Gina boleh yah ikut bereng kalian buat nemenin si Rafa check up"ucap Gina.
"iya boleh"ucap Vanessa.
sedangkan Alaric masih terdiam karena melihat betapa cantiknya bidadari yang tadi keluar dari dalam lift.
"hey,Rafa sayang. Kamu pokoknya harus cepat sehat yah,aunty kan jadi sedih kalau Rafa kenapa-kenapa.janji yah harus jadi anak yang kuat dan sehat"ucap Gina kepada Rafa.
"hum, Rafa janji aunty. kan ada Mommy yang ngobatin Rafa, ada daddy dan aunty yang bisa jagain Rafa. Rafa pasti akan cepat sembuh"ucap Rafa.
"hum,hum. anak yang pintar"ucap Gina sambil mencium gemas pipi keponakannya itu.
"ayo kita pergi"ucapan Alaric yang kini bersuara sambil bangkit dari Sofa.
lalu mereka berempat pergi menuju rumah sakit dengan menggunakan mobil milik Alaric.
sesampai di rumah sakit Vanessa dengan ramah menyapa orang-orang yang menyapa dia.
Vanessa mengajak mereka menuju ruangan nya terlebih dahulu.
Vanessa persilahkan mereka untuk duduk di sofa terlebih dahulu.
"tunggu sebentar ya, mommy mau ganti baju dulu sambil nunggu dokter Cindy dan dokter Faris datang"ucap Vanessa sambil pergi menuju bilik untuk mengganti bajunya.
Tok
Tok
Cklek
"vane....eh hallo semua.dokter Vanessa ada??"ucap Cindy ramah. ia datang bersama seorang dokter paruh baya.
"ada tu,Cece lagi ganti baju kak Cindy"ucap Gina.
"ah kalian sudah datang rupanya, terima kasih sudah datang dokter Cindy, dokter faris"ucap Vanessa sambil berjalan menuju meja kerjanya.
"silakan duduk, aku akan membicarakan sesuatu dengan kalian"ucap Vanessa.
"ah baiklah"ucap dokter Faris.
lalu dokter Faris dan dokter Cindy duduk di kursi depan meja kerja Vanessa.
"begini, Saya ingin meminta bantuan dari dokter Cindy dan juga dokter Faris untuk memeriksa kondisi Putra saya Rafa.aahh setelah pemeriksaan nanti aku juga ingin mendiskusikan sesuatu dengan direktur, dan aku juga ingin kalian ikut serta mendengar diskusi nanti"ucap Vanessa.
"apa yang terjadi dengan putra anda dokter Vanessa?"ucap dokter Faris.
"denyut nadi yang tidak teratur, suhu tubuh yang rendah dan juga reaksi sakit pada dada tepatnya jantung, juga sedikit mengalami pusing"ucap Vanessa.
"bukankah itu harus....."ucap dokter Faris menggantung.
"benar dok, oleh sebab itu saya meminta bantuan dari dokter Faris dan juga dokter Cindy untuk bantu saya memeriksa serta meringankan dari efek tersebut sampai yang dibutuhkan sudah didapati"ucap Vanessa.
"baik dok, saya akan membantu sekuat tenaga saya"ucap dokter Faris.
"benar, aku pun begitu"ucap dokter Cindy.
"terima kasih"ucap Vanessa sambil bangkit berdiri dan menundukkan kepalanya kepada dokter Cindy dan dokter Faris.
"tidak perlu sungkan"ucap mereka.
lalu Vanessa menelpon suster seline untuk dapat menyiapkan ruang pemeriksaan khusus untuk Rafa.
"ayok sayang waktunya kita pemeriksaan"ucapan rasa menghampiri Rafa.
"kita perlu takut"ucap Vanessa sambil mencium lembut pipi Rafa.
Rafa menganggukkan kepalanya. sedangkan Alaric bangkit dari Sofa dan menggendong Rafa.
"kita pergi son"ucap Alaric.
lalu mereka menuju ke ruang pemeriksaan
TBC.
ternyata komunikasi & mengerti itu
no 1 ya...
untuk menyelesaikan permasalahan...
mereka jadi bahagia
dan 2 " nya
jadi bucin
dong ke Vanesa
biar gak ada kegundahan hati lagi...
si vanessa keras kepala gak mau denger penjelasan alaric..