NovelToon NovelToon
GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Romansa Fantasi / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kekasih misterius
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nameila

Catherine Zevanya Robert Wilson. Gadis dengan sejuta pesona, kecantikan, kekayaan, dan kekuasaan yang membuatnya menjadi idola semua orang.
Gadis yang memiliki hidup sempurna penuh dengan cinta, tapi dibalik kesempurnaan ada luka besar di dalam hatinya. Gadis yang dielu-elukan kecantikannya itu memiliki kisah cinta yang hancur, kesetiaannya dinodai oleh pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.
Catherine memiliki sisi misterius yang pemikirannya tidak bisa dijangkau orang lain. Bukan Catherine namanya jika dia diam saja menerima takdir kejam seperti itu, tanpa mengotori tangannya ia akan menghancurkan para pengkhianat.
Untuk menyembuhkan luka hatinya, Catherine memilih kembali ke tempat kelahirannya guna memulai hidup baru. Lalu, apakah Catherine akan memiliki kisah cinta baru?
"Balas dendam terbaik adalah dengan melihat kehancuranmu."
"Jangan jatuh cinta padaku, itu menyakitkan."
"Catherine, sepertinya aku tertarik padamu."
"Aku siap menunggu kamu jatuh cinta padaku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nameila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Home

Di Bandara Soekarno-Hatta ramai pengunjung. Catherine menghembuskan nafasnya, ia menatap ke sekitar dengan tersenyum manis.

"Hello Indonesia, Catherine is back." Gumamnya.

Catherine melangkahkan kakinya dengan anggun, rambut hitamnya berkibar terkena hembusan angin. Sepanjang perjalanan, ia menjadi pusat perhatian karena parasnya yang begitu cantik. Kacamata hitam yang bertengger manis dimatanya membuat penampilannya tambah mempesona.

Siapa yang tidak mengenal Catherine, seorang selebgram, model, dan juga Brand Ambassador dari beberapa produk ternama.

Background keluarga Catherine juga bukan orang sembarangan, mereka termasuk keluarga terkaya yang ada di Indonesia. Selain itu keluarganya juga terkenal memiliki visual di atas rata-rata.

Catherine berjalan menyusul Leo yang sedang mengambil koper miliknya. "Abang, kopernya mana. Biar aku bawa sendiri."

"Gak perlu princess, kamu gak usah bawa-bawa barang. Abang udah panggil bodyguard tadi, udah dibawain mereka ke mobil. Ayo kita keluar, udah ditunggu Pak Seno."

Catherine dan Leo berjalan beriringan sambil menggenggam lembut tangan adiknya agar tidak berjauhan.

Sesampainya di pintu keluar, Catherine dan Leo disambut beberapa bodyguard yang menunggu kedatangan mereka. Salah satu bodyguard menghampiri mereka berdua.

"Tuan muda, Nona muda selamat datang kembali." Ucap bodyguard tersebut dengan menundukkan kepalanya.

Catherine dan Leo mengangguk. "Mobilnya sudah siap?" Tanya Leo.

"Sudah Tuan Muda, mari saya antar." Bodyguard itu membawa Catherine dan Leo ke tempat mobil yang sudah diparkir.

Keduanya disambut sopir keluarga mereka. "Selamat malam Tuan Leo, Nona Catherine."

"Selamat malam Pak Seno. Pak Seno apa kabar?" Sapa Catherine.

"Kabar saya baik Nona." Jawab Pak Seno.

"Ayo pak pulang sekarang." Ucap Leo.

Bodyguard tadi membukakan pintu untuk Catherine dan Leo, setelah memastikan mereka duduk dengan nyaman pintu mobil pun langsung ditutup dan meninggalkan bandara.

...----------------...

Mobil Catherine memasuki mansion mewah keluarga Wilson, gerbang utama terbuka secara otomatis ketika mendeteksi mobil masuk.

Catherine keluar dari mobil, ia menatap Mansion mewah keluarganya dengan berbinar. Dia benar-benar merindukan rumah masa kecilnya.

"Catherine sayang, ayo masuk." Leo menarik lembut tangan adiknya. Mereka sampai di pintu utama, ia memencet bel beberapa kali.

"Kenapa kita gak masuk aja Abang?" Tanya Catherine dengan penasaran.

Leo menoleh ke arah sang adik. "Sengaja, biar jadi kejutan." Catherine terkekeh mendengar itu.

"Kenapa lama sekali dibukanya." Gerutu Leo

"Sabar Abang." Ucap Catherine.

Seorang wanita paruh baya membuka pintunya, mata wanita membulat sempurna ketika melihat Catherine dan Leo berdiri di hadapannya.

"Tuan Muda Leo? Nona Catherine?" Ucap wanita itu tidak percaya.

"Selamat malam Bi Ningsih." Ucap Catherine dengan ramah.

"Ini beneran Nona Catherine? Nona muda pulang?? Bibi gak mimpi kan ini?" Heboh Bi Ningsih.

Catherine mengulum senyumnya melihat kehebohannya Bi Ningsih. "Ini beneran aku Bi."

"Ya ampun Nona, Bibi kangen banget sama Nona Muda. Sudah lama Bibi gak lihat Nona Catherine." Ucapnya bersemangat.

Catherine tertawa pelan, ia juga merindukan Bi Ningsih. Bibi yang merawatnya waktu kecil.

"Em Bi? Kita kapan masuknya?" Ucap Leo.

"Astaga! Duh Maaf Tuan Muda, Bibi terlalu senang. Ayo masuk." Bi Ningsih membukakan pintunya dengan lebar.

Catherine dan Leo masuk ke dalam mansion, ia menatap sekeliling. "Tidak ada yang berubah." Batinnya.

"Nyonya sama Tuan ada di ruang keluarga Nona." Ucap Bi Ningsih memberitahu.

Catherine menoleh ke arah Bi Ningsih. "Makasih ya Bi."

"Kalau begitu Bibi mau ke dapur dulu ya." Pamit Bi Ningsih. Catherine mengangguk sebagai jawaban.

Leo menarik lengan Catherine. "Ayo sayang, kita temuin Mommy dan Daddy."

Catherine dan Leo berjalan ke arah ruang keluarga, di sana mereka melihat Mommy dan Daddy nya yang sedang menonton film bersama.

Dengan cepat Catherine berlari mendekati orangtuanya, ia memeluk leher sang Mommy dari belakang. Dia bisa merasakan Mommy nya tersentak kaget.

"Mommy Rine kangen." Ucapnya lirih.

Sania terkejut saat seseorang memeluknya, ia ingin memukul itu. Tapi setelah mendengar suara lembut dari seseorang orang yang ia rindukan, ia langsung menoleh ke belakang. Matanya membulat sempurna, ia tidak percaya melihat Catherine dan Leo ada di hadapannya.

"Catherine? Leo?" Ucapnya tidak menyangka.

Robyn yang mendengar ucapan istrinya pun langsung menoleh, raut terkejut tidak bisa disembunyikan dari wajahnya. mereka langsung berdiri dan mendekati kedua anaknya.

Sania memeluk erat tubuh Catherine, matanya berkaca-kaca. "Rine sayang. Mommy kangen banget sama kamu."

Catherine mengeratkan pelukannya. "Rine juga kangen sama Mommy."

Sania beralih menatap Leo anak sulungnya. "Leo, kamu juga pulang sayang? Mommy kangen sama kamu." Peluknya.

"Kenapa kalian gak ngabarin dulu kalo pulang?" Tanya Robyn yang sudah memeluk Catherine.

Sungguh ia benar-benar merindukan putri kecilnya, sudah lama mereka tidak bertemu secara langsung.

Catherine menatap Robyn. "Biar jadi kejutan Daddy." Jawabnya.

"Harusnya kamu bilang sayang, biar Mommy dan Daddy bisa jemput kalian di bandara." Ucap Sania.

"Nanti gak jadi kejutan dong kalo kita bilang ke Mommy sama Daddy." Jawab Leo.

Sania membawa kedua anaknya duduk di sofa, Catherine berada di tengah diantara orang tuanya, sedangkan Leo ada di samping sang Mommy..

"Kamu gimana kabarnya Sayang? Kamu jarang banget ngabarin Mommy." Tanya Sania.

"Rine baik-baik aja kok. Maaf ya Mommy aku jarang ngasih kabar, sekarang aku udah di sini bareng Mommy dan Daddy."

Sania mengelus tangan Catherine. "Padahal Mommy sama Daddy rencananya mau menyusul kalian, eh kalian udah pulang."

"Mommy gak seneng kita pulang hari ini?" Tanya Leo dengan raut kesal.

Robyn menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu boy. Mommy sama Daddy mau liburan bareng kalian di sana."

Robyn menyentuh puncak kepala Catherine dengan lembut. "Tapi Daddy seneng kalian pulang." Lanjutnya.

Catherine menyandarkan kepalanya di bahu Robyn, rasanya sangat nyaman berada di samping kedua orang tuanya. Sudah lama ia merindukan momen ini, akhirnya ia bisa merasakannya lagi.

Catherine menegakkan tubuhnya ia menatap ke sekitar seperti mencari sesuatu. "Abang Deon mana?"

"Tadi pamit main sama teman-temannya, bentar lagi juga pulang." Ujar Sania.

Catherine hanya mengangguk mendengar jawaban Sania, kemudian menumpukkan kepalanya pada bahu Sania.

Tangan Sania terulur mengelus lembut rambut panjang milik Catherine dengan penuh kasih sayang.

"Kerjaan kamu gimana boy? Bukannya perusahaan kamu sedang sibuk sekarang ini?" Tanya Robyn.

Ia sebenarnya heran melihat Leo yang ikut pulang bersama Catherine, karena setahunya putra sulungnya ini bukan orang yang lalai dalam pekerjaan. Pasti ada sesuatu yang membuatnya kembali.

Leo menatap Catherine dengan ragu, kemudian tatapannya beralih ke arah Robyn. "Aku cuma mau nemenin princess, gak tenang rasanya kalo dia pulang sendirian. Kerjaan ku aman kok Dad, masih bisa dihandle." Jelasnya.

Untuk sekarang Leo hanya menjelaskan itu saja, tidak mungkin ia bicara terus terang ketika ada Catherine di sini.

Robyn hanya mengangguk percaya, ia paham kode tatapan dari Leo. Sepertinya kepulangan mendadak mereka berhubungan dengan Catherine, entah apa yang terjadi padanya ketika di New Zealand.

Brum! Brum! 

Suara motor sport mengalihkan perhatian Catherine, matanya yang terpejam langsung terbuka lebar. Ia menegakkan tubuhnya, dia sangat kenal suara motor itu. Langsung saja ia berdiri dan berlari menuju pintu utama.

"Catherine sayang pelan-pelan." Teriak Sania.

Leo hanya terkekeh gemas melihat adiknya yang sangat antusias setelah mendengar suara motor Deon.

Catherine membuka pintu dengan cepat, ia melihat Deon sedang turun dari motor kebesarannya. Dia tersenyum lebar dan menatap penuh binar Deon yang masih sibuk membuka helmnya.

"Abang Deon!!!" Catherine melambaikan tangannya.

Merasa ada yang memanggil namanya, Deon menoleh arah pintu. Matanya membulat sempurna ketika melihat adik kesayangannya.

Tanpa pikir panjang, Deon langsung berlari ke arah Catherine. Ia memeluk erat tubuh adiknya. "Princess, Abang kangen."

"Catherine juga kangen banget sama Abang." Ucapnya di dalam pelukan Deon.

"Kenapa gak ngabarin kalo pulang, hmm?" Deon mengacak pelan rambut Catherine.

Catherine nyengir lucu. "Kejutan buat Abang dong."

Deon mengangkat tubuh Catherine dan menggendongnya seperti koala. "Adik Abang gemesin banget."

Catherine tertawa geli mendengarnya. "Ayo masuk Abang, Bang Leo juga pulang loh." Ucapnya.

"Abang gak peduli, yang Abang pedulikan cuma Princess yang gemesin ini." Ucap Deon tanpa beban.

Deon menurunkan tubuh Catherine, ia menggenggam erat tangan adiknya dan berjalan bersama menuju tempat mereka berkumpul.

Deon dan Catherine duduk di hadapan Leo, ia menatap sang Kakak dengan acuh. Sedangkan Leo yang melihat itu pun mendengus kesal.

"Lo gak kangen sama gue?" Ucap Leo.

Deon memutar bola matanya malas. "Males." Jawabnya singkat.

Leo menganga tak percaya pada Deon. "Wah ngeselin banget nih bocah. Lo gak seneng gue pulang?"

"Engga." Deon hanya melirik sekilas pada Leo.

Abangnya ini memang dramatis. Capek kalo harus meladeni omongannya, mending ia fokus saja pada Catherine.

"Mommy lihat anak jelek yang satu ini, tega banget sama Abangnya." Adu Leo.

Sania terkekeh gemas. "Udah, kalian gak usah ribut."

Sania menatap putrinya dengan lembut, "Catherine sayang, kamu gak tidur? Ini udah malem loh. Kamu butuh istirahat sayang, kan habis perjalanan jauh." Ucapnya penuh perhatian

Catherine mengerucutkan bibirnya. "Tapi Rine masih kangen sama kalian."

"Princess tidur ya, kamu pasti capek kan? Abang gak mau kalo kamu sakit nanti. Nurut ya." Ucap Deon dengan lembut.

Leo yang mendengar suara Deon langsung mendelik, bagaimana bisa adiknya bicara selembut itu pada Catherine, beda kalo bicara dengannya.

"Babi emang tuh anak." Gumamnya pelan.

Catherine menatap Deon dengan wajah memelas. "Tapi Abang..."

"Catherine sayang..." Peringat Deon.

Catherine menghembuskan nafasnya dengan lesu. "Yaudah deh Rine tidur kalo gitu."

Sania dan Robyn tersenyum puas. "Tidur yang nyenyak ya Sayang."

"Iya Daddy." Catherine berdiri, ia mencium pipi keluarganya satu persatu.

"Selamat malam semuanya." Ucap Catherine.

"Sleep well princess." Ucap mereka serempak.

Catherine langsung melangkahkan kakinya meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya.

Setelah kepergian Catherine, Robyn menatap putra sulungnya dalam. "Leo." Panggilnya.

Deon menatap penuh tanya ke arah Robyn dan Leo, mengapa suasananya berubah menegangkan seperti ini.

Leo menatap keluarga bergantian, ia menghembuskan nafasnya kasar. "Aku akan ceritakan semua alasan Catherine pulang secara tiba-tiba. Tapi tolong jaga emosi kalian."

Robyn, Deon dan Sania saling tatap. Entah kenapa perasaan mereka tidak enak, sepertinya ada hal besar telah terjadi pada Catherine.

"Alasan Catherine tiba-tiba pulang karena Artur."

"Ada apa dengan Artur?" Tanya Deon bingung.

"Catherine diselingkuhi Artur dengan Liona. Mereka diam-diam punya hubungan di belakangnya." Leo menceritakan semua apa yang terjadi pada adiknya ke keluarganya.

Suasana ruangan itu semakin mencekam, raut wajah emosi terlihat jelas diwajah mereka.

"Kurang ajar! Berani sekali bocah sialan itu menyakiti putriku!" Geram Robyn.

"Lalu kenapa lo diam saja?! Kenapa tidak membalasnya? Lo terima gitu aja adik kita disakiti begitu?!!"  Tanya Deon tidak terima.

Leo menatap Deon yang diselimuti emosi, "Tenang gue udah punya rencana buat menghancurkan mereka, gue gak akan diem aja. Mana mungkin gue biarin kedua sampah itu hidup dengan tenang."

Robyn menstabilkan emosinya, ia menatap Leo dengan serius. "Apa rencana kamu boy?"

Leo menegakkan tubuhnya, senyuman miring tercetak jelas dibibirnya. "Kalian akan tahu nanti."

...****************...

1
Anita Rahayu
Luar biasa
Mabel
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
🌹Yuukidarkness🥀✨
Gak nyangka!
swaggy
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!