Raden Syailendra Atmajaya, pria kota dengan kehidupan yang liar, terpaksa menikah dengan Sahara, gadis desa yang cantik dan baik, karena perintah dari kedua orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sisile, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 21
Selesai makan Mereka ke tempat parkir menunggu Nicho dan pacar nya datang,tapi tidak lama kemudian Nicho datang dan mereka langsung berangkat menuju wahana bermain.
Sesampainya di wahana, Sahara dan Luna terlihat semakin senang.
“Ra, kamu udah pernah kesini belum?” tanya Raden melirik Sahara.
“Udah kak, tapi dulu waktu masih SMP, aku seneng banget bisa balik lagi kesini makasih yah kak.”
Raden tersenyum.
“Kamu mau naik wahana apa Ra?”
“Itu kak,” Sahara menunjuk ke arah wahana yang diberi nama tornado.
“Kamu yakin?”
Sahara mengangguk yakin.
“Guys, Sahara mau naik tornado,ada yang mau ikut?”
“Enggak ah kak, aku mau naik yang lain aja,” tolak Luna yang merasa takut.
“Kita juga enggak ah.”
“Kalo gitu aku sama Sahara aja, ayo Ra!”
Raden menarik Sahara dan menggenggam tangannya dengan erat.
Raden menjaga Sahara saat antri di wahana tornado dengan posesif. Sampai akhirnya giliran mereka yang naik. Tanpa mereka sadari, mereka terua berteriak sambil berpegangan tangan,begitu selesai Sahara terlihat pusing dan sepertinya dia ingin muntah. Raden langsung menahan tubuhnya.
“Kamu pusing ya Ra?”
“Iya kak.”
“Kita istirahat aja dulu.”
Sahara pun mengangguk.
Tapi akhirnya Raden memilih untuk mengendong Sahara di punggungnya.
“Kak, malu banyak yang liatin kita.”
“Bodo amat.”
Raden membawa Sahara masuk ke mobil, dan menidurkannya di kursi belakang. Raden pun ikut duduk di sebelahnya. Tiba-tiba Sahara menidurkan kepalanya di atas pangkuan Raden. Suruh bibir Raden terangkat menciptakan senyuman, lalu tangannya bergerak mengelus-elus rambut Sahara dengan penuh perasaan.
Raden dan Sahara tertidur di dalam mobil, hingga teman-teman mereka datang dan mengetuk kaca mobil. Raden dan Sahara pun bangun lalu membuka kaca.
“Enak yah lo pada berduaan di mobil.”
“Kita udah beres nih, kepala juga udah pusing Ra.”
“Gini aja deh, kita gak usah pulang, kita nginep aja di hotel deket sini, biar bisa sekalian main di pantai.”
“Selama lo yang bayar kita mah ok aja, iya gak temen-temen?”
“Betul tuh.”
“Iya…”
Mereka pun sampai di sebuah hotel, Raden memesan tiga kamar.
“Gini ya, cewek tidur sama cewek, cowok sama cowok. Oh ya Ra, kalo kamu mau tidur sama Nisa gak papa kok, aku bisa tidur sama yang lain.”
“Iya kak.”
Lalu mereka pergi ke kamar masing-masing, Rico bermaksud ikut ke kamar Raden, tapi Raden langsung menahannya.
“Kenapa Den?”
“Gue mau tidur sendiri, sekarang gue udah gak biasa tidur sama cowok.”
“Hah sialan, bisa aja lo.”
Nicho pun berbalik arah ke kamar teman-temannya yang lain.
“Ngapain lo masuk sini?” tanya Devon melihat kedatangan Nicho.
“Gue diusir sama si Raden,katanya sekarang dia gak biasa tidur sama cowok. Jijik kuping gue dengernya.”
“Maklumin aja Nich, kan sekarang dia tuh udah ngerasain enaknya tiap malem tidur sama si Sahara.”
“Tapi mendingan juga sih elo gak tidur bareng dia, dari pada entar malem luh di sangkain si Sahara, mau lo diapa - apain sama dia? Ih ngeri…. gue mah ogah…”
“Ih najis, gak mau gue.”
Sementara itu didalam kamar yang berbeda, selly membuka baju di depan Luna dan Sahara lalu dia berlalu ke kamar mandi.
“Ra, kenapa kamu tidur sama aku, harusnya kamu tidur sama kak Raden.”
“Tapi kan aku kangen sama kamu Lun, terus kak Raden juga ngasih izin.”
“Iya aku tau tapi gak baik ah suami istri tidur terpisah.”
“Iya, aku juga sebenernya mikir gituh, tapi bentar lagi deh aku ke kamar kak Raden.”
“Sekarang aja Ra.”
“Ya udah aku kesana sekarang.”
Sahara menuju ke kamar Raden, saat di depan pintu kamar dia mengetuk pintu, Raden membuka pintu kamarnya dengan hanya memakai handuk karna baru saja selesai mandi.
“Kak, aku mau tidur di sini.”
Raden memberi isyarat masuk, Sahara pun masuk dan Raden menutup pintu kamarnya kembali.
“Kamu udah mandi Ra?”
“Belom kak.”
“Kamu kenapa pindah kesini, apa gak mau kangen-kangenan sama Luna?”
“Pengen kangen-kangenan sih, tapi aku udah biasa tidur sama Kakak, jadi kalo enggak kayanya ada yang kurang.”
Raden langsung membawa Sahara kedalam pelukannya.
“Aku juga sama Ra, aku sayang kamu Ra,”
mencium puncak kepala istrinya.
Sahara pun tersenyum lalu membalas pelukan Raden tak kalah erat, tapi tidak lama kemudian Sahara pun melepaskan pelukan Raden.
“Kak, aku mandi dulu yah.”
Raden tersenyum lalu mengangguk.
Sementara itu di kamar lain, Luna dan Selly tengah mengobrol.
“Lun, si Sahara kemana?”
“Di kamar nya kak Raden.”
“Ohhh...ngomong-ngomong, diantara cowok-cowok yang mana pacar kamu?”
“Gak ada Sel.”
“Kirain ada.”
Luna hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala.
“Lun, kita jalan-jalan keluar yuk!”
“Ayo!”
Mereka berdua pun menuju ke luar. Di saat mereka berjalan di koridor hotel, mereka bertemu dengan para cowok.
“Mau pada kemana nih?” Sapa Devon.
“Jalan-jalan, nyari angin.”
“Sayang, kita jalan berdua aja yuk!” ajak Nicho pada selly.
Selly mengangguk lalu Nicho dan Selly pun meninggalkan teman-temannya.
“Oh ya, Sahara mana Lun?” tanya Tatang yang tidak melihat kehadiran Sahara.
“Di kamar sama kak Raden.”
“Wah…ada yang honeymoon nih kayaknya.”
“Ya udah lah, namanya juga suami istri, mending kita ke cafe aja yuk!”
“Ok, Yuk Lun, kamu ikut kita aja.”
“Iya.”
Luna dan yang lainnya sampai di cafe, mereka memesan makanan sambil mendengarkan live musik.
“Gue ke toilet dulu bentar yah,” ujar Rizki.
“Ih, bareng dong.”
“Buruan jangan lelet!”
Luna mengukuti langkah Rizki. Sesampainya di depan toilet, Rizki tidak sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki.
“Sorry mas.”
Namun laki-laki itu malah mendorong tubuh Rizki sembari berkata,
"Kalo jalan pake mata tolol!"
“Nyantai dong, gak usah main dorong.”
Luna diam karena ketakutan.
Laki-laki itu bersama teman-temannya tidak mau kalah sehingga akhirnya Rizki adu kekuatan dengan mereka. Rizki di keroyok oleh tiga pria itu. Di saat Rizki hendak di pukul kembali, Luna dengan segenap keberaniannya menangkis pukulan itu. Luna dan Rizki berkelahi melawan tiga pria itu dan keributan pun terjadi. Namun tidak lama kemudian, security datang untuk mengamankan.
Raden dan temen-temannya di datangi seseorang yang memberi tahu bahwa temannya, Rizki dan Luna membuat keributan di depan toilet. Raden, Sahara dan yang lainnya langsung segera ke sana, namun begitu sampai perkelahiannya sudah selesai diamankan oleh security.
“Kalian gak apa-apa kan? tanya Raden.
“Kita baik-baik aja kok, gue mau ke toilet dulu, kalian semua balik lagi aja ke meja.”
Semuanya bubar kembali ke meja. Tidak lama kemudian, Rizki dan Luna sudah bergabung kembali dengan yang lainnya.
“Sebenernya gimana sih tadi kejadiannya?”
Rizki lalu menceritakan semuanya.
“Untung aja gue tadi berantem di bantuin si Luna, kalo enggak udah abis gue di keroyok, makasih ya Luna.”
“Iya kak sama-sama.”
“Gak nyangka kamu ternyata jago berantem juga.”
“Ya iyalah Luna jago berantem, dia kan anak guru silat, terus dia juga juara satu tingkat remaja di pertandingan silat antar pelajar,” jelas Sahara.
“Wow, Keren juga yah.”
Makanan pun datang mereka makan lalu pergi ke kamar Masing-masing untuk beres-beres karena hendak chekout.
Sementara itu di kamar Raden, Sahara tengah berberes, Raden memeluknya dari belakang.
“Kita gak usah pulang aja yuk, kita honeymoon.”
“Lain kali aja ya kak honeymoon nya, kan kita harus kuliah.”
Raden mencium pipi Sahara lalu berbisik di telinganya,
“Serius kamu mau honeymoon sama aku?”
Sahara tersenyum sembari mengangguk. Raden tersenyum mencium pipi Sahara lalu melepaskan pelukannya. Sahara pun lanjut berkemas.
Raden dan yang lainnya meninggalkan hotel, mereka menuju museum, disana Luna dan Sahara sibuk berfoto. Mereka sangat senang sekali karena baru pertama kali ke sana. Lunajuga menyuruh Raden dan Sahara untuk mengabadikan momen berdua. Sahara dan Raden dengan senang hati menuruti nya. Setelah puas berfoto, mereka pun akhirnya pulang.
Akhirnya Raden dan yang lain sampai rumah. Semuanya tampak begitu kelelahan.
“Kak Raden, nanti sore aku pulang ke lembang,” jelas Luna.
“Kok cepet amat sih Lun? tanya Sahara.
“Iya, cepet banget,” tambah Genji.
“Emang aku rencananya gak lama.”
“Ya udah, nanti kami anter ke terminal ya.”
“Gimana kalo aku aja yang nganterin nyampe lembang, tapi pinjem mobil lo Den,” tawar Rizki.
“Itu lebih bagus. Ya udah lo pake mobil gue aja. Oh ya Lun, aku juga titip oleh-oleh buat keluarga Sahara.”
“Kapan kak Raden belanjanya, kok aku gak tau,” ucap Sahara heran.
“Waktu di Kebun binatang aku belanja, waktu di wahana juga, kamu sih asik foto-foto.”
Sahara tersenyum.
“Makasih ya kak.”
“Iya.”
“Ciyeee.... So sweet, bikin iri aja, oh iya si Nicho kok belum nyampe ya?”
“Dia langsung nganterin cewek nya pulang.”
BERSAMBUNG…