Karna menolong seseorang membuat Rafdelia menjalani kehidupan yang tidak di inginkan nya tetapi seiring berjalannya waktu Rafdelia menjadi menerima takdir kehidupannya.
ketahui kelanjutan kisah hidup Rafdelia dengan membaca cerita ini dari awal ya teman.
SELAMAT MEMBACA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febri inike putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
"Hai, dokter Rafdelia..." sapa seseorang dari belakang sedikit mengagetkan Rafdelia.
"Eh, ha..i emmmm?" Rafdelia agak berpikir.
"Valdo. Saya yang berobat sama dokter kemarin." jawab pria itu sambil tersenyum.
"O iyaa.. Saya ingat. Gimana keadaan pak Valdo sekarang?" tanya Rafdelia ramah.
"Baik dok. Malah semakin membaik setelah berobat sama dokter." jawab Valdo senyam senyum.
"Alhamdulillah kalau gitu ya pak.." Rafdelia lega sambil terus berjalan, sedang Valdo mengikuti disampingnya.
"Terimakasih dok.." jawab Valdo lagi Tanpa mengalihkan pandanganya dari Rafdelia.
"Sekarang bapak mau kemana, mau berobat lagi?"
"Oh enggak dok, saya mau jumpa seseorang disini. Udah janji." balas Valdo.
"Baiklah, saya ke UGD dulu ya. Permisi..." Rafdelia mempercepat langkahnya.
Valdo tersenyum sambil terus menatap Rafdelia yang telah masuk ke ruangan itu. Ia pun berjalan ke sebuah ruangan di samping IGD yang tak lain adalah ruang kantor Tony.
Tok tok tok...
Valdo membuka pintu setelah terdengar sahutan " masuk" dari dalam.
"Hai bro, lagi sibuk?" tanya Valdo masuk dan menutup pintu ruangan itu.
"Lhaa... Ngapain Lo kesini bro?" Tony mengerutkan keningnya.
"Ya mau ngunjungin sahabat gua lah..." Valdo tertawa sambil mengedipkan matanya sebelah.
"Hmmmm, gua tau ni! Pantas Lo nelpon tadi nanya-nanya gua dimana. Lo mau modus kan sebenarnya." Tony melipat kedua tangannya didada.
"Tau aja Lo Ton." Valdo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kok Lo masih disini, bukannya Lo cuma sampai sore?" tanya Valdo lagi.
"Gua lagi periksa laporan. Beberapa hari ini gua belom sempet. Ni udah mo akhir bulan, gua kejar banget sampai selesai." jawab Tony sambil menunjukkan berkas-berkasnya yang menumpuk
"Berarti Lo sampai malam disini? Gua temenin deh..."
"Kalau ada maunya baik bener Lo ya. Bilang aja Lo mau liatin Rafdelia kan? dia dinas malam sekarang." balas Tony.
"Hehehe... Gua bisa liatin dia aja udah seneng Ton.. Tapi Lo juga bantuin lah, kenalin dia ke gua gitu biar gua bisa deketin dia."
"Kalau sempat do, gua lagi sibuk banget ni." Tony cuek dan meneruskan pekerjaannya.
Valdo melangkah ke sofa, berbaring diatasnya sambil memainkan ponselnya.
"Lo gak bosan emang nungguin gua. Belum pasti ini gua kelar jam berapa." Tony memastikan Valdo kembali.
"Sampai jam berapa pun gua tungguin deh, ntar gua bisa keluar sebentar sekalian liatin Rafdelia, hehe.." kekeh Valdo sambil terus memainkan ponselnya.
Tony geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
Drrrt.. Drtttt... Ponsel Tony bergetar. Tony melihat siapa yang menelepon dan ia segera mengangkat.
"Ya Zein.." jawabnya.
Diseberang sana Zein yang menghubungi Tony.
"Dimana? Gua sama Roy dan Rangga udah di tempat biasa ni." tanya Zein.
"Masih di rumah sakit gua ada kerjaan. si Valdo lagi disini juga.. Tu anak maksa mau ngeliatin dokter Rafdelia yang dia ceritain kemarin." jawab Tony sambil melihat ke arah Valdo yang cuek dan tetap dengan ponselnya.
"Ngapain lagi tu anak! Seruh kesini ajalah. Daripada kurang kerjaan gitu!" Zein sedikit kesal.
"Woi Di! Lo di tungguin anak-anak tu di tempat biasa. Sana susulin!" teriak Tony pada Valdo yang dapat di dengar Zein dari seberang sana.
"No.. Gua lagi malas coy!" jawab Valdo santai.
"Gak mau dia bro.. Udah ya gua masih mau kerja nih. Have fun deh kalian." Tony menutup panggilannya dan lanjut memeriksa berkas-berkas didepannya.
Sementara itu di tempat lain...
"Ngapain lagi si Valdo, ngebet banget mau deketin Rafdelia." Zein mengepalkan tangannya dan segera beranjak pergi.
"Eits, Lo mau kemana bro? Baru datang kok mau pergi lagi?" Roy menahan Zein.
"Ada urusan mendadak gua bro. Gua tinggal ya.." Zein menepuk lengan Roy dan pergi dari sana.
Roy yang heran tidak mau ambil pusing, ia pun menghampiri Rangga.
Di ruangan UGD...
Rafdelia dan beberapa perawat sedang sibuk menangani beberapa pasien kecelakaan minibus yang merupakan satu keluarga. Mereka mengalami luka-luka cukup serius, Rafdelia membantu perawat mengobati luka para pasien. Ia memang cekatan dalam hal itu karena juga sudah biasa melakukannya ketika menjadi relawan medis di tempat-tempat yang membutuhkan pertolongan kesehatan.
