Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu menyukai seorang pemuda yang usia nya jauh berada di bawah nya?
Itulah yang di rasakan oleh Airyn Xylena Prameswari. Dia menyukai seorang pemuda bernama Arjuna Reksa, kedua nya bertemu secara tidak sengaja di sebuah cafe yang dimana, Juna bekerja disana.
"Aku menyukai mu, Jun."
"Apa yang Nona katakan? Anda tidak mungkin menyukai saya yang hanya pegawai cafe."
"Aku tidak peduli dan mulai saat ini, kau harus menjadi kekasihku dan aku tidak menerima penolakan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Juna Pingsan
"Mari, ikut saya.." Ajak pria bernama Marco itu. Juna mengekor di belakang pria itu, dengan menenteng kresek berisi makanan yang sedari tadi dia bawa dengan tangan berkeringat. Dia malu, benar-benar malu plus insecure sendiri. Pegawai di perusahaan ini benar-benar rapih dan bersih. Berbeda dengan dirinya yang hanya pelayan restoran.
"Kamu mengantar makanan untuk Maudi?"
"I-iya, Tuan."
"Panggil aku Marco, tidak perlu bersikap canggung dengan ku."
"Aahh haha, maafkan aku." Jawab Juna sambil terkekeh pelan.
"Kau mengantar makanan untuk Maudi asli atau Maudi yang palsu?"
"Apa beda nya? Aku tidak tahu kalau ada Maudi asli dan Maudi palsu." Jawab Juna.
"Lalu kau mendapatkan orderan atas nama Maudi dari siapa, hmm?"
"Manager cafe tempat aku bekerja."
"Oh ya? Seperti itu kah? Hmm, baiklah. Siapa nama mu?" Tanya Marco lagi.
"Arjuna, anda bisa memanggil saya Arjun atau Juna. Senyaman nya saja."
"Silahkan, ruangan yang ada di kanan adalah ruangan Maudi." Jelas Marco. Juna menganggukan kepala nya begitu melihat ada dua pintu kaca yang saling berhadapan. Itu adalah ruangan Maudi asli yang ada di kiri, sedangkan yang kanan adalah pintu ruangan Maudi tipu alias ruangan kerja Airyn.
Juna menghembuskan nafas nya untuk menetralkan ekspresi wajah nya, mengingat kalau orang yang ada di dalam sana sangat berkuasa, itu membuat dirinya gugup sekaligus takut.
Arjuna mengetuk pintu nya dengan perlahan, tapi tidak ada sahutan dari dalam. Saat dia mengetuk kembali pintu kaca nya, barulah dia mendengar suara yang terdengar familiar bagi telinga nya, tapi dia menyangka kalau itu hanya mirip saja. Jelas-jelas, orang yang memesan makanan ini atas nama Maudi.
"Masuk.."
Juna pun memutar handel pintu kaca itu dan membuka nya, dia masuk dan kembali menutup pintu nya. Juna melihat ada sebuah meja dengan kursi yang menghadap ke arah jendela besar. Disana, ada seseorang yang duduk dengan rambut panjang yang terurai.
"Permisi, Nona. Saya kurir makanan atas nama Maudi." Jelas Juna lirih.
"Kamu tidak mengenali ku, Juna?"
"H-ahh? Tidak, memang nya apa anda mengenal saya?" Balik tanya Arjuna.
"Kau yakin tidak mengenaliku? Aaahh, sayang sekali. Padahal tadi pagi kita sempat berciuman di dalam mobil, secepat itu kamu melupakan aku?"
Kening Juna mengernyit, maksudnya apa? Tidak ada yang tahu tentang ciuman nya dengan Airyn di dalam mobil tadi pagi kecuali dirinya dan Airyn. Tapi kenapa dia mengetahui nya? Apa jangan-jangan..
Kursi itu memutar dan memperlihatkan sosok seorang perempuan cantik yang Juna kenali. Siapa lagi kalau bukan Airyn, kekasih nya.
"Lho, sayang.."
"Haha, sayang. Muka nya kaget banget deh, kesini." Pinta Airyn, Juna menyimpan makanan nya di meja dan mendekat ke arah Airyn.
"Aku kaget banget, sayang. Gilaa, kamu kerja disini, sayang?" Tanya Arjuna heboh, membuat Airyn tersenyum. Dia menarik tangan Juna, membuat pemuda itu bersandar di meja kerja nya.
"Aku kangen.." Lirih Airyn, membuat Juna menelan ludah nya dengan kepayahan.
"Sayang, jangan nekat. Plis, aku lagi kerja."
"Aku mau vitamin, mood ku lagi berantakan banget. Boleh ya? Ciuman aja kok gak lebih, tapi kalau kamu mau lebih dari sekedar ciuman juga gapapa." Ajak Airyn membuat Juna membulatkan kedua mata nya.
"Astaga, sayang.."
Airyn menarik tubuh Arjuna dan membawa nya ke sofa yang ada di ruangan itu, dia menarik tubuh sang pemuda membuat nya terjatuh menindih nya karena Airyn menarik jaket yang di pakai oleh Juna.
"Sayang, nanti ada orang yang lihat. Itu pintu nya transparan lho."
"Kata siapa transparan hmm?" Tanya Airyn sambil mengusap rahang tegas sang kekasih.
"Itu, bahkan aku bisa melihat kaki orang berlalu lalang." Jelas Juna sambil melihat ke arah pintu.
"Iya, kita memang bisa melihat ke luar. Tapi orang dari luar gak bakalan bisa melihat ke dalam, sayang." Jelas Airyn membuat Juna terkejut. Memang ada ya kaca yang seperti itu?
"Memang nya ada kaca kayak gitu, yang?"
"Ada dong, pintu itu buktinya." Jawab Airyn sambil tersenyum kecil.
"Wah, aku kok baru tahu ya."
"Kamu ini, jadi ayolah." Pinta Airyn sambil tersenyum. Akhirnya, Juna pun pasrah. Dia mencium bibir Airyn dengan lembut, Airyn melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh Juna.
Juna mengusap-usap wajah Airyn, terkadang dia juga menekan leher Airyn membuat perempuan itu menggigit bibir Juna. Alasan nya hanya satu, dia suka saat Airyn menggigit bibir nya dengan gemas.
"Sayang, aaassshhh.." Airyn meringis pelan karena Juna menggigit leher nya, meninggalkan bekas kemerahan. Airyn mengusap bekas gigitan sang kekasih yang masih terasa basah dan sedikit perih.
"Kamu kebiasaan deh, kenapa suka banget bikin leher aku merah-merah?"
"Suka, hehe." Jawab Juna sambil tersenyum nakal.
"Oke, aku bales!" Jawab Airyn, dia pun menarik leher Juna dan menyesap nya hingga meninggalkan bekas kemerahan yang terlihat jelas.
"Sayang, aaahhh. Pelan-pelan.." Juna mendesaah tertahan karena ulah Airyn.
"Oke, kita sama-sama punya tanda kemerahan." Jawab Airyn membuat Juna mengeluarkan ponsel dan melihat leher nya benar-benar memerah karena ulah nakal Airyn.
"Sayang, isshh.." rengek Juna membuat Airyn terkekeh.
"Kenapa hmm?"
"Ini gimana aku nutupin nya kalo kayak gini?" Tanya Juna.
"Gak tahu, kamu tutupin aja pakai Hoodie kamu." Jawab Airyn sambil mengusap leher sang kekasih.
"Hmm, yaudah. Aku pengen nyentuh ini, boleh?" Tunjuk Juna ke arah dada Airyn yang bulat, padat dan berisi. Sudah pasti itu sangat kenyal seperti nya.
"Boleh, ini kan punya kamu."
"Beneran?" Tanya Juna, mata nya berbinar begitu mendengar jawaban sang kekasih.
"Boleh, sayangku. Kalau kamu suka, ayo sentuh." Jawab Airyn, dia pun membuka beberapa kancing kemeja nya.
"Aduh, disini ada kamar mandi nya gak sih, yang?"
"Ada, kenapa?" Tanya Airyn.
"Mau nyuci tangan dulu."
"Astaga, sayang. Kenapa harus cuci tangan dulu sih? Kan cuma mau mainin ini doang."
"Nanti kotor, aku kan habis bawa motor." Jelas Juna.
"Sudah, kesini aja." Jawab Airyn sambil tersenyum. Dia menarik tangan Juna dan meletakan tangan sang kekasih di dada miliknya.
"Aduh.." Juna berdrama seolah tubuh nya meleleh seperti es krim yang mencair karena kepanasan.
"Lho lho, sayang. Kamu kenapa sih?" Tanya Airyn sambil menggoyang-goyangkan tangan Juna yang berbaring di lantai setelah meletakan tangan nya di bukit kembar milik Airyn, hanya meletakan saja tanpa memainkan atau meremaas nya, tapi dia sudah seperti ini.
"Astaga, laki gue gemesin banget sih? Cuma megang doang, dia pingsan?" Gumam Airyn sambil terkekeh, dia merasa lucu sendiri melihat kekasih nya.
.....
🌻🌻🌻🌻