+Cinta satu malam】Terjebak Cinta Tuan Presdir
Deskripsi Cerita:
Alana, seorang perempuan cantik yang tumbuh dalam lingkungan keras, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah dalam satu malam yang tragis. Sejak kecil, ia telah kehilangan kedua orang tuanya dan terpaksa tinggal bersama bibi serta sepupunya yang memperlakukannya dengan buruk. Meskipun hidup dalam tekanan, Alana selalu menjaga kehormatan dan kesuciannya.
Namun, segalanya berubah ketika Clara, sepupunya yang licik, bersama ibunya, Sandra, menjebaknya dalam sebuah rencana busuk demi uang. Dengan tipu daya dan obat bius, mereka menyerahkan Alana kepada seorang lelaki kaya yang haus nafsu. Namun, keberuntungan tampaknya masih berpihak pada Alana—lelaki yang seharusnya menjadi pemilik tubuhnya justru mengembalikan uangnya dan pergi.
Sayangnya, Alana tetap tidak bisa lepas dari jeratan takdir. Dalam keadaan setengah sadar akibat pengaruh obat, ia terbangun di kamar hotel bersama seorang pria asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu sahabat lama
Di tempat lain Ronal yang sedang belanja mainan, terganggu dengan hp nya yang selalu bunyi. Dengan kesal Ronal mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang menghubungi.
"Aku sibuk, jangan ganggu.!" Seru Ronal yang langsung ingin menutup panggilan nya.
"Eid eid tunggu, apa kamu gak kangen sama sahabat mu ini, sampai-sampai langsung ingin mematikan panggilan ku, apakah sesibuk itu seorang Ronal.!" Sahut orang di balik telefon.
Ronal yang mendengar suara orang di balik telfon. Langsung menghentikan jari nya. "Reza.!" Seru Ronal.
"He he he iya ini aku, kamu di mana. Aku ada di kantor kamu, dan sekretaris kamu bilang kamu sedang keluar.!" Tanya Reza.
Ronal menghela napas dan melirik sekeliling. Rak-rak mainan berwarna-warni memenuhi pandangannya. Ia menggenggam erat kotak mainan yang tadi ia pilih, lalu beralih ke keranjang belanja yang sudah hampir penuh dengan boneka, mobil-mobilan, dan berbagai mainan lainnya.
"Aku sedang ada urusan," jawab Ronal singkat.
Reza terkekeh di seberang telepon.
"Urusan apa? Jangan bilang kau sedang kencan." cetus Reza.
"Kau pikir aku punya waktu untuk itu?" jawab Ronal dengan datar.
"Tentu saja. Aku sudah mengenalmu cukup lama, Ron. Kau bukan tipe pria yang sibuk tanpa alasan. Jadi, apa yang sebenarnya kau lakukan?" tanya Reza dengan penasaran.
Ronal terdiam sesaat. Ia tidak ingin membahas tentang Alana atau anak-anaknya dengan Reza, setidaknya belum sekarang. Ia belum tahu bagaimana sahabatnya itu akan bereaksi.
"Aku hanya sedang mengurus sesuatu yang penting," jawabnya akhirnya.
"Baiklah, kalau begitu, temui aku setelah kau selesai. Kita perlu bicara," kata Reza.
"Apa ada masalah?" tanya Ronal, mulai curiga.
Reza tertawa kecil. "Tidak, hanya ingin bertemu sahabat lama. Lagipula, aku juga punya sesuatu yang menarik untuk ku ceritakan padamu." jawab Reza dengan nada bahagia.
Ronal mengernyit. "Tentang apa?"
"Kau akan tahu nanti," jawab Reza dengan nada misterius. "Kuharap kau tidak terlalu sibuk untuk bertemu dengan ku secepatnya."
Ronal mendesah. "Baiklah, aku akan menemui mu setelah ini." kata Ronal.
Setelah menutup telepon, Ronal menatap keranjang belanjanya. Pikirannya kembali ke Alana dan anak-anak mereka. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya ia membeli mainan untuk seseorang.
Sementara itu, di tempat lain, Reza menyimpan ponselnya dan tersenyum kecil.
"Jadi Ronal sedang sibuk… Aku penasaran apa yang dia sembunyikan," gumamnya.
Ia bersandar di kursi, teringat kembali pada pertemuannya dengan Alana. Entah kenapa, perasaan aneh muncul dalam dirinya.
"Apa mungkin ini ada hubungannya dengan wanita itu?" tanyanya pada dirinya sendiri.
2 jam sudah rena menunggu di ruangan Ronal. Tapi Ronal belum juga bertemu.
Sekretaris Ronal yang sudah di beri tau oleh Ronal kalau Reza itu sahabat nya, tidak perlu kawatir Jika Reza akan berbuat aneh-aneh di dalam ruangan nya.
"Brengsek anak ini selalu saja membuat ku menunggu.!" Gumam Reza yang lelah menunggu Ronal.
Tiba-tiba dari belakang terdengar suara Ronal. "Apa maksud kamu. Siapa yang kamu kata in brengsek.!" Seru Ronal yang membuat Reza langsung berdiri dari tempat duduk karena terkejut.
Reza yang terkejut langsung menoleh dan melihat Ronal berdiri di ambang pintu dengan ekspresi santai, tetapi sorot matanya tajam.
"Kau ini, sudah lama tak bertemu, tapi tetap saja kasar," gerutu Reza, mencoba menutupi keterkejutannya.
Ronal hanya menyeringai dan berjalan mendekat, lalu menjatuhkan dirinya ke kursi di belakang meja.
"Kau sendiri, sudah dua jam menunggu, tapi tetap saja tak pergi. Sepertinya kau merindukanku ya?" ejek Ronal.
Reza mendengus, menyilangkan tangan di dadanya.
"Jangan terlalu percaya diri Ron. Aku hanya ingin memastikan kau masih hidup dan tidak membuat masalah besar." jawab Reza balik mengejek Ronal.
Ronal tertawa kecil, lalu menyandarkan punggungnya.
"Jadi, apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan?"
Reza menatap Ronal dengan penuh selidik sebelum akhirnya berkata, "Aku bertemu seorang wanita tadi yang Hampir saja menabrak ku." ucap reza
Ronal mengangkat alis. "Dan?"
Reza mengusap dagunya. "Entahlah, ada sesuatu dalam dirinya yang menarik perhatianku. Rasanya aku pernah melihatnya, tapi aku tidak ingat di mana."
Ronal tersenyum tipis, berusaha menutupi ketegangan dalam dirinya.
"Lalu? Apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama?" godanya.
Reza menghela napas, lalu menggeleng.
"Aku hanya merasa aneh. Rasanya seperti ada yang menghubungkan aku dengannya, tapi aku tidak tahu apa."
Ronal mengamati ekspresi sahabatnya dengan seksama.
"Sepertinya kau benar-benar penasaran. Reza buang penasaran kamu itu, aku itu tau betul dengan sifat kamu. Kamu tidak mudah jatuh cinta, pasti kamu hanya ingin menikmati tubuhnya " kata Ronal dengan tajam
"brengsek kamu kira aku perusak wanita." jawab Reza tak terima
Ronal tertawa pelan. "siapa yang tau kan.?"
"oh iya kamu sendiri bagai mana sudah menemukan orang yang kamu cari belum. Bukan kah waktu itu aku dengar kamu sedang mencari seseorang." tanya Reza mengalihkan topik.
1. Awal kalimat gunakan huruf kapital.
2. Penggunaan tanda baca yang tidak pada tempatnya contohnya di kalimat ini coba perhatikan lagi letak tanda bacanya.
3. Setelah ku baca chapter satu ini aku koreksi untuk penggunaan huruf kapital dan huruf kecilnya masih ada salah tempat
4. Saran aku sih banyak mampir dan baca karya-karya lainnya amati dan perhatikan penulis mereka
Sekian terimakasih🤗