Karena dikhianati oleh sang kekasih membuat Inez hancur sehancur-hancurnya dan dia memilih menenangkan diri di taman kota, tak sengaja juga dia menyelamatkan seorang bocah kecil tampan saat di ganggu oleh anak-anak jalanan namun tiba-tiba bocah itu memanggilnya dengan sebutan mama.
"Mamaaaa!" ucap bocah kecil itu.
Disisi lain seorang bocah kecil tersesat di taman kota dan di bantu oleh seorang wanita cantik pun membuat dia memanggilnya mama, itu karena dia sangat merindukan sosok seorang ibu yang tidak pernah dia rasakan sejak lahir dan saat melihat wanita itu bocah itu langsung menginginkan wanita itu menjadi mamanya.
Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21_Ajakan Menikah
Setelah merasa lebih baik, Inez pun melepaskan pelukannya dari Bara.
"Terima kasih," ucapnya.
"Bagaimana udah baikan?" tanya Bara.
"Sudah."
"Udah gak usah sedih lagi, nanti orang tua kamu juga merasa sedih." Bara mencoba menenangkan hati Inez.
"Iya tuan terima kasih dan maaf buat kemeja tuan Bara basah," sahut Inez merasa tidak enak.
"Udah gak papa," balasnya.
Setelah itu mereka berdua pun saling diam tanpa berbicara, sedangkan Bara mencoba menata katanya untuk mengajak Inez menikah tetapi dengan kontrak.
"Inez." panggil Bara.
"Iya tuan Ada apa?" sahut Inez mengalihkan pandangannya dari Bara karena jujur kalau pesona Bara sungguh menghipnotis nya.
"Saya ingin berbicara tentang sesuatu dengan kamu," ucap Bara.
Inez hanya menyimak saja tanpa tahu apa yang sebenarnya akan dikatakan oleh Bara yang juga membuat dirinya penasaran.
"Ada apa ya tuan sepertinya sangat serius." sahut Inez karena dari wajah Bara menunjukkan keseriusan dalam berbicara.
"Mari kita menikah!" ucap Bara mengajak Inez menikah.
Inez yang mendengar hanya diam membeku tanpa tahu apa yang harus dia jawab karena ucapan Bara yang sangat mendadak dan mengejutkannya, alasan apa hingga dia harus menerima ajakan menikah Bara.
Apa lagi dia masih trauma untuk menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, ini malah mengajak nya menikah.
"Hahh!" sahut Inez seperti orang dongkol.
"Inez mari kita menikah kontrak." lanjut Bara.
"Maksud tuan?" tanya Inez mencoba mengerti dan memahami maksud ucapan Bara.
"Saya mengajak kamu menikah kontrak, ini semua untuk Daniel." sahut ; Bara.
"Jadi tuan mengajak saya nikah gara-gara Daniel?" tanya Inez lagi.
"Iya, kamu lihat sendiri kan kalau Daniel sangat sayang sama kamu dan saya ingin melihat anak saya selalu senang seperti itu dan mungkin ini jalan terbaik Nez." sahut Bara.
"Dan kamu tenang saja Nez kontrak ini hanya bertahan selama tiga tahun saja dan setelah itu kamu bebas karena Daniel akan saya pindahkan ke luar negeri dan juga di usia itu Daniel sudah besar dan mengerti nantinya." lanjut Bara.
"Apa! Jadi tuan menilai saya selama ini seperti apa? Saya seorang gadis yang ingin menikah dengan seorang yang saya cintai, tapi tuan malah meminta saya untuk menikah dengan tuan apa lagi dengan menikah kontrak." sahut Inez sedikit marah karena dia tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahannya.
Dia ingin pernikahan dalam hidupnya hanya terjadi satu kali seumur hidupnya dan tidak akan ada pernikahan untuk ke dua kalinya.
"Bukan begitu maksud saya Nez, kamu tolong dengarkan penjelasan saya sekali ini saja!"
Akhirnya Inez pun bersedia mendengarkan penjelasan panjang kali lebar kali tinggi dari Bara.
"Tapi tuan saya tidak ingin menyakiti banyak pihak jika nanti kita berpisah," sahut Inez memikirkan nasib Daniel, orang tuanya dan juga orang tua Bara juga.
"Kita bicarakan perlahan yang terpenting kamu mau saja ajak untuk menikah meskipun ini adalah nikah kontrak."
Inez bingung harus menjawab apa karena dia belum pernah bertemu dengan situasi seperti ini.
"Maaf tuan sepertinya saya perlu waktu untuk memikirkan masalah ini." balas Inez.
"Baik Nez, kamu saya kasih waktu untuk memikirkan hal ini tapi saya harap pilihan kamu adalah pilihan terbaik buat kamu, saya dan Daniel dan jangan lupa juga ada orang tua saya dan kamu, kamu juga pasti tahukan bagaimana sikap mama dan papa saya ke kamu," ujar Bara.
"Iya tuan saya paham, beri saya waktu untuk memikirkannya," sahut Inez.
"Iya Nez, kamu tenang saja."
"Baik tuan, kalau begitu kita balik ke kamar saja tuan," ajak Inez.
"Iya." Bara membalasnya kemudian mendorong kursi roda Inez untuk kembali ke kamarnya.
Mereka berdua pun balik ke kamar dan di sana sudah ada Daniel, papa Dion dan mama Laras.
"Mama, papa dari mana aja sih!" sahut Daniel berlari menuju ke arah sang mama dan meminta untuk di pangku.
"Daniel mama lagi sakit!" ujar Bara sedikit menaikkan nadanya.
"Ih, papa gak seru." Daniel membalas dengan bibir manyunnya.
"Udah gak papa kok tuan," balas Inez.
"Tuh mama aja gak protes." Daniel merasa menang dengan bantuan sang mama.
Sedangkan Bara merasa tidak enak karena di ledek oleh sang anak sendiri sehingga dia pun bergantian yang memanyunkan bibirnya.
Orang tua Bara hanya melihat interaksi dari anak cucunya dan Inez sangat dekat bahkan tatapan mereka seperti keluarga yang utuh, membuat mama Laras dan papa Dion senang dan terharu.
"Mama kemana aja sih?" tanya Daniel lagi karena pertanyaannya tadi belum di jawab.
"Maafin mama ya sayang, tadi mama keluar sebentar sayang." Inez mencoba memberikan pengertian kepada bocah kecil satu ini.
Melihat Daniel, Inez pun mengingat tawaran Bara tentang pernikahan kontraknya dimana ini untuk kebaikan Daniel karena jujur dia sudah sangat sayang dengan bocah kecil itu.
"Mama kenapa kok ngelamun?" tanya Daniel di pangkuan sang mama.
"Mama gak papa kok," balas Inez mencoba menyangkal ucapan Daniel.
Sedangkan Bara tahu bahwa Inez kurang fokus pasti sedang memikirkan ajakannya tadi di tepi danau.
Mama Laras yang mengerti ada yang aneh dari sikap Inez saat kembali dari jalan-jalan dengan Bara pun mengajak Bara untuk keluar kamar.
"Bara keluar!" sahut mama Laras.
Bara pun mengikuti sang mama keluar dari ruangan tersebut untuk berbicara empat mata dengan mama nya.
"Ada apa ma?" tanya Bara setelah berada di depan sang mama.
"Kamu habis ngomong apa sama Inez?" tanya Oma Laras to the point tanpa basa-basi.
"Bara mengajak Inez untuk menikah ma." ujar Bara membuat mama Laras kaget dan syok.
"Apa! Kamu ajak Inez nikah?" tanya mama Laras lagi untuk memastikan.
"Iya, ma."
"Terus Inez jawab apa?" tanya mama Laras penasaran dengan jawaban Inez.
"Inez bilang dia butuh waktu ma untuk menjawab karena ini sangat mendadak sekali buat dia." Bara menjelaskan jawab Inez kepada sang mama.
"Iya juga sih, tapi mama salut sama kamu sayang. Semoga saja Inez mengiyakan ajakan kamu ya sayang," sahut mama Laras mendoakan yang terbaik untuk sang anak.
"Iya, ma."
"Kamu tenang aja bar, mama akan bantu membujuk Inez untuk menikah dengan kamu!" timpa mama Laras untuk membantu sang anak.
"Makasih, ma."
"Iya, kamu tenang aja."
Setelah pernyataan Bara barusan mama Laras sangat gembira hingga saat masuk kembali ke dalam ruangan pun mama Laras tak henti-hentinya menyunggingkan senyuman untuk semua orang.
"Mama kenapa?" tanya papa Dion kepada sang istri.
"Mama gak papa kok," balas mama Laras.
"Beneran?"
"Iya pa, Beneran lah!"
"Oma gak minum obat ya?" ucap Daniel karena melihat oma nya yang senyum-senyum sendiri.
"Oma habis dapet uang dari papa sayang!" Jawab Bara yang baru saja menyusul sang mama masuk.
"Oh." Daniel pun langsung percaya dengan ucapan sang papa.
Sedangkan Inez merasa ada yang aneh juga dengan mama Laras setelah berbicara dengan Bara.
Namun Inez tidak sampai berfikir kalau mama Laras mengetahui ajakan Bara padanya tentang pernikahan kontrak tersebut.
.
Sekarang hari sudah malam saja sedangkan Inez sudah merasa baikan dan tidak terlalu sakit lagi.
"Tuan kata dokter besok saya sudah bisa pulang, jadi lebih baik tuan sama Daniel pulang saja hari ini dan istirahat di rumah karena pasti capek tiduran terus di rumah sakit." sahut Inez merasa tidak enak karena beberapa hari ini Daniel dan Bara selalu menjaganya.
"Enggak papa kok ma, Niel malah seneng jadi Niel bisa ketemu terus sama mama!" Daniel mengungkapkan isi hatinya.
"Makasih ya sayang," ucap Inez kepada Daniel.
"Iya, ma."
"Lebih baik kamu istirahat aja dulu besok kan sudah bisa pulang." Bara berbicara.
"Baik tuan, Daniel yuk tidur sama mama." ajak Inez.
"Iya, ma."
Daniel pun tidur dengan sang mama dengan gembira nya, sedangkan Bara membaringkan tubuhnya di sofa sambil melihat ke arah ranjang di mana Inez dan Daniel tertidur.
Tengah malam Inez ingin sekali ke kamar mandi, dengan hati-hati dia turun dari ranjang dan berjalan menuju ke kamar mandi.
Saat selesai dari kamar mandi Inez tidak sengaja hampir saja terpeleset tapi untungnya ada tangan kekar yang menolongnya sehingga dia jatuh di pelukan orang tersebut.
Ternyata itu adalah Bara yang masih bangun sehingga dia tahu waktu Inez pergi ke kamar mandi dengan hati-hati tadi.
"Tuan Bara," sahut Inez yang masih setia di pelukan Bara.
"Nyaman ya?" tanya Bara.
"Ehhh, astaga maaf tuan." sahut Inez dengan mencoba untuk berdiri, namun Bara malah memegang pinggang Inez dengan erat sehingga Inez tidak bisa pergi dari pelukan Bara.
"Maaf tuan, saya ingin berdiri." pinta Inez namun Bara tidak menghiraukannya.
"Inez saya ingin tanya jawaban kamu bagaimana?" ucap Bara tidak sabar dengan jawaban Inez.
"Tuan saya masih butuh waktu," sahut Inez karena jujur saja dia belum memiliki jawaban yang pasti tentang ajakan menikah dari Bara.
.
.
Bersambung.....
liburan ditempat mewah ..enak banget ..
asikkk deh ..