"Rasya! Berikan suamimu pada kakakmu, dan ambil bekas suami kakakmu!"
Seperti sebuah sambaran petir yang mampu menghancur leburkan tulang belulangnya. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba sang papa menyuruh menukar suami atas permintaan kakaknya.
..
Tidak tahu mengapa orang tua Rasya selalu memperlakukannya begitu buruk, hanya mendapatkan barang bekas dari kakak kandungnya untuk bertahan hidup. Suatu ketika, Rania meminta papa nya untuk menukar suaminya dengan suami adiknya yang langsung diiyakan oleh papahnya.
Hancur sudah hidup Rasya, sebelum akhirnya dia menyadari satu kebenaran bahwa kakaknya sudah mengambil sang suami yang sudah menjadi barang bekasnya.
Sedangkan suami baru Arasya ternyata belum pernah menyentuh Rania, dan untuk pertama kali dia mendapatkan barang baru.
Bukan hanya itu, fakta lain tentang kehidupan suaminya juga terkuak seiring berjalannya waktu dan yang lebih mengejutkan ternyata Saka adalah seorang crazy rich!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam
Ternyata makan malam yang dituju bos nya sedikit jauh dari kantor, mereka hanya pergi berdua di mobil yang sama dengan Rasya duduk di sebelah kemudi. Sebenarnya wanita itu merasa sangat tidak nyaman, bagaimana pun dia selalu mengingat akan status nya yang sudah bersuami, dia merasa tak enak hanya pergi berdua. Tapi mau bagaimana lagi? Demi tuntutan pekerjaan membuat nya harus tetap menjalankan perintah bos nya meski hatinya sangat tak nyaman, yang penting dia akan selalu menjaga batasan pada siapapun.
Rasya sedikit menatap Andreas yang sedang fokus menyetir, jika dilihat-lihat Andreas ini memang sangat mirip dengan Saka. Hanya bola mata mereka berbeda warna serta wajah Andreas terlalu banyak tertutup oleh rambut yang entah itu jambang ataupun kumis hingga membuat Rasya enggan menatap bos nya karena merasa geli. Bukan hanya itu, potongan rambut Saka lebih menarik dilihat dibanding potongan rambut Andreas. Jadi, dari segi manapun, Saka tetap yang paling tampan di dunia ini menurut pandangan Rasya.
Tak terasa mobil itu sudah sampai di halaman restoran yang menyajikan makanan seafood. Namun karena Rasya terlalu banyak melamun, tak menyadari kalau Andreas sudah turun dari mobil lebih dulu.
"Apa perlu saya membantu mu turun?" Suara itu berhasil membuat Rasya tersadar dari lamunannya. Dia menatap canggung Andreas yang sudah berubah posisi di samping nya setelah membukakan pintu Rasya.
Sembari keluar dari mobil, Rasya sudah merutuki diri nya sendiri, dimana-mana seorang karyawan harus nya yang membukakan pintu mobil untuk bos nya. Bukan sebaliknya, Rasya justru yang dibukakan pintu oleh Andreas.
"Maaf, pak. Saya tidak memperhatikan kalau kita sudah sampai." Kata nya sedikit canggung.
"Sudah, tidak apa-apa. Lain kali jangan melamun lagi, apalagi saat bekerja karena itu akan berakibat fatal." Sahut Andreas seraya menutup pintu setelah Rasya turun.
Pria itu menunggu Rasya karena ingin mensejajarkan jalan mereka, namun Rasya justru terus berdiam menunggu Andreas jalan lebih dulu dan akan mengikuti nya di belakang seperti biasa.
Pria itu mendengus kecil lalu melangkahkan kaki dengan cepat, sedangkan Rasya, wanita yang sangat tidak peka itu tak tahu kalau bos nya kesal. Dia tetap berjalan seperti biasa membuntuti bos nya dibelakang layaknya karyawan pada umumnya.
"Permisi Tuan. Ini menu favorit restoran kami, apakah ada yang ingin di pesan?" Seorang pelayan menyodorkan buku menu kepada Andreas dan langsung diterima pria itu.
"Saya ingin pesan udang asam manis satu dan udang rebus saus mozzarella satu. Minuman nya saya pesan lemon mint satu dan air putih hangat satu."
"Baik, semua pesanan sudah saya catat." Pelayan itu menyebutkan kembali pesanan Andreas dan pamit ke dalam.
Tak lama setelah nya, pesanan itu sudah di antar ke meja. Andreas mengambil udang asam manis serta minuman lemon mint nya, sedangkan udang rebus dan air hangat itu disodorkan ke Rasya.
Andreas yang sudah merasa sangat lapar, melihat makanan kesukaan nya ada dihadapannya membuat nya semakin lapar. Dia segera mendahului makan tanpa melihat Rasya yang masih termenung melihat pesanan Andreas.
"Kenapa tidak di makan? Apa kau ingin makan seperti punya saya?" Tanya Andreas saat menyadari Rasya belum juga makan. Wanita itu justru menatap ke arah piring yang berisi makanan Andreas, membuat laki-laki berpikir kalau Rasya menginginkan makanan itu. "sorry, saya tidak bertanya makanan yang ingin kau makan tadi. Kalau kau ingin makan seperti punya saya, kamu tinggal pesan lagi." Lanjut Andreas.
"Apa boleh, pak?" Tanya nya antusias.
Sebenarnya Rasya belum memakan makanan yang dipesan Andreas karena terlalu intens menatap Andreas yang makan dengan sangat lahap hingga teringat Saka yang juga sangat menyukai udang asam manis, jika pria itu disuguhi udang asam manis pasti akan makan seantusias ini.
Belum lagi, makanan yang dipesan untuk dirinya nya adalah makanan favorit Rasya, membuat dia terheran sendiri. Apakah saat memberikan daftar riwayat hidup ada mencantumkan makanan dan minuman kesukaan nya?
Sebetulnya air putih hangat bukan lah minuman favorit nya, namun akan menjadi minuman favorit Rasya bila dia memakan makanan seafood. Rasya memang sangat menjaga pola makannya. Seperti saat makan seafood, dia akan memikirkan kandungan kolesterol di dalamnya, dan mengantisipasi nya dengan meminum air hangat supaya kolesterol yang baru saja masuk bisa terlarut. Meksipun tidak larut semua, tapi setidaknya bisa meminimalisir, itulah yang menjadi prinsip Rasya.
"Tentu saja boleh, Rasya. Kau boleh pesan apapun yang kau inginkan, saya yang akan membayarkan."
Rasya sangat senang mendengar nya. Dia segera memanggil waiters dan memesan satu porsi udang asam manis untuk dibungkus.
"Kenapa dibungkus? Kau tak ingin makan disini saja?" Tanya Andreas heran. Dia kira Rasya ingin makan disini, tidak tahu nya justru membungkus makanan itu.
"Hehehe ... Saya ingin makan di rumah saja, pak. Kebetulan bapak sudah selesai makan," Rasya menatap piring Andreas yang sudah tandas. "kalau menunggu saya makan nanti malah pulang nya kemalaman. Suami saya akan khawatir kalau pulang larut malam." Jelas nya memberi alasan, sebenernya makanan itu untuk Saka, dan udang rebus yang sudah tersaji juga ikut dibungkus setelah Rasya menginstruksi oleh pelayan di sana.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Kita pulang saja, kebetulan saya juga ada urusan setelah ini." Sahut Andreas seraya melihat jam tangan nya. Hal itu membuat Rasya mengerutkan dahi.
"Loh, kata bapak tadi ingin membahas tentang proyek yang akan kita kunjungi besok?" Tanya nya tak mengerti dengan pemikiran bos nya. Dia bahkan sudah membuang uang nya sebagai bonus Rasya sesuai yang sudah dijanjikan, belum lagi Rasya mendapatkan dua porsi makanan gratis yang tentunya semakin membuat bos nya merugi.
"Tidak jadi. Kita bahas besok saja," Sahutnya seraya membenarkan jas lalu bangkit dari tempat duduk.
Rasya menunggu pelayan yang sedang membungkus makanan sembari memperhatikan Andreas yang sedang membayar makanan mereka.
.
.
.
"Saka, Aku pulang..," Rasya membuka pintu dengan perasaan gembira. Bagaimana tidak gembira jika pulang membawa makanan kesukaan mereka.
"Kenapa baru pulang? Apa bos mu menyulitkan mu dan memberi pekerjaan sangat banyak?" Tanya nya perhatian.
"Lupakan pekerjaan, sekarang kita makan malam bersama. Lihat apa yang ku bawa, Saka." Rasya memperlihatkan satu kantung plastik berisi makanan itu tanpa menghentikan senyuman nya.
Hukk
Tiba-tiba Saka tersedak ludahnya sendiri melihat makanan yang ditenteng istri nya, entah karena terlalu lapar atau terkejut hingga membuat nya seperti itu.
.