NovelToon NovelToon
Lewat Jalur Cinta

Lewat Jalur Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Fajar Riyanti

Niatnya untuk membalas dendam membuatnya rela menikah dengan pria yang baru dia kenal. Zevana berniat untuk membalaskan dendam terhadap pria bernama Aksa atas kematian sahabatnya. Agar Aksa bisa merasakan sakit hati yang sama, Zevana memilih jalan lewat jalur cinta. Membuat Aksa jatuh cinta, setelah itu mencampakkannya.

Aksa adalah seorang playboy yang sering bergonta-ganti pasangan. Dia tidak percaya dengan cinta, karena baginya cinta hanyalah hal konyol. Dibalik sikap dinginnya, ternyata Aksa menyimpan luka di hati yang membuatnya tidak percaya akan adanya cinta sejati.

Berhasilkah Zevana meluluhkan hati Aksa demi misi balas dendamnya?

🩸
🩸
🩸

"Aku tidak biasa menjalin hubungan hanya dengan satu wanita saja. Jika kamu menginginkan pernikahan ini tetap terjadi, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati."_ Aksa.

Yang penasaran dengan ceritanya, kepoin yuk...

Salam dunia perhaluan 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Lewat Jalur Cinta.

"Aku menyukai kamu!!"

Seketika langkah kaki Aksa terhenti. Dia nampak terkejut, cukup lama dia terdiam dan mencoba mencerna kembali apa yang dia dengar barusan.

Aksa menghembuskan nafas panjang, lalu dia membalikkan badannya dan melepaskan tangan Zevana.

"Sebenernya apa mau kamu? Aku hanya ingin masalah ini cepat selesai, setelah itu kita tidak ada urusan lagi. Kenapa kamu malah ingin memperpanjangnya?" Aksa tidak mengerti mengapa tiba-tiba Zevana bilang jika gadis itu menyukainya, padahal jelas-jelas semalaman Zevana mengusirnya dari dalam kamar hotel.

"Apa kamu tidak dengar aku bilang apa barusan? Aku bilang aku menyukai kamu," jawab Zevana dengan kata penuh penekanan di akhir kalimatnya. Dia harus menunjukkan seolah-olah dia sangat mencintai Aksa, padahal aslinya dia sangat ingin sekali menampar wajah pria yang sedang berdiri di hadapannya itu karena sudah menyebabkan Nadia bunuh diri.

"Ya, aku dengar."

Zevana melanjutkan kembali kata-katanya. "Aku menyukai kamu sejak pertemuan kita semalaman. Jadi aku memutuskan untuk tidak menolak rencana pernikahan ini."

Aksa menggelengkan kepalanya tidak percaya mendengar pengakuan Zevana. Dia memang sering berkencan dengan banyak wanita, namun untuk menikah, Aksa belum memikirkan sampai sejauh itu. Apalagi mereka berdua baru saling bertemu semalam. Bagaimana mungkin Zevana tiba-tiba menyukainya dan ingin menikah dengannya. Gadis itu pasti sudah tidak waras.

Aksa menyunggingkan senyum miring diwajahnya, "Hanya karena kamu bilang menyukai aku, lalu aku harus menerima rencana pernikahan ini? Jika ada seribu wanita yang bilang suka padaku, apa aku juga harus menikahinya?"

Zevana mencondongkan tubuhnya ke depan, membuat jarak keduanya begitu dekat. "Aku tidak peduli, pokoknya aku akan tetap menyetujui rencana pernikahan ini."

"Terserah kamu. Tapi ingat satu hal, aku tidak biasa menjalin hubungan hanya dengan satu wanita saja. Jika kamu menginginkan pernikahan tetap terjadi, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati." Aksa terpaksa mengancam Zevana, agar gadis itu merubah niatnya dan mau mengatakan yang sejujurnya tentang kejadian di hotel semalam.

Beberapa orang yang lewat mulai melirik, Zevana tidak ingin mengambil pusing dengan ancaman Aksa. Dia memilih pergi dan berjalan melewati Aksa menuju ke meja dimana orang tua mereka sedang menunggu.

Sambil terus menggerutu dalam hati, Aksa berjalan mengikuti di belakang Zevana. Keduanya duduk di kursi mereka kembali.

"Jadi sebenarnya apa yang terjadi semalam di hotel?" Tanya Herman. Dia menatap pada Aksa dan Zevana secara bergantian.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Zevana dan Aksa saling menatap. Bahkan tatapan Aksa terlihat begitu menakutkan, namun Zevana tidak peduli, dia sama sekali tidak takut dengan tatapan pria itu yang seperti ingin membunuhnya saja jika dia sampai salah menjawab.

"Kami berdua saling mencintai," jawab Zevana tanpa melepaskan pandangannya dari tatapan tajam Aksa. Kemudian Zevana menoleh ke arah mama dan papanya. "Ma, Pa, maafin aku karena sudah berbohong. Semalam kami berdua memang sudah janjian di hotel."

Kejujuran Zevana membuat semua orang terkejut, termasuk Devi. Dia merasa sudah gagal menjadi seorang ibu. Bisa-bisanya dia percaya saat kemarin Zevana bilang hanya ingin menenangkan diri di hotel.

"Tuan Herman, anda sudah dengar sendiri bukan? Anak-anak kita saling mencintai. Sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik kita nikahkan saja mereka." Adrian merasa sangat kecewa atas kejujuran Zevana. Namun dia mencoba untuk tetap bersikap bijak.

Herman menoleh ke arah Aksa sebentar, lalu dia menganggukkan kepalanya, "Ya, saya setuju. Kita akan menikahkan mereka, lebih cepat lebih baik."

Aksa merasa tidak setuju mendengar persetujuan papanya, "Tapi, Pa..."

"Diam Aksa! Ini sudah keputusan keluarga. Secepatnya pernikahan ini akan terjadi." Herman merasa malu sekaligus kecewa karena lagi-lagi dia harus mendengar sesuatu yang buruk tentang putranya. Mungkin ini adalah keputusan yang terbaik, yaitu menikahkan Aksa. Agar putranya itu berubah menjadi lebih baik dan tidak bermain-main wanita lagi.

Herman menatap Adrian. "Kalau begitu kami pamit pulang dulu. Besok saya akan datang ke kantor anda untuk membicarakan tentang pernikahan anak-anak kita."

Adrian mengangguk setuju. "Baiklah, saya setuju."

Setelah berpamitan Herman dan Dewi berjalan pergi meninggalkan ruangan restoran. Sebelum pergi, Aksa kembali menatap Zevana dengan sorot mata tajamnya. Dia tidak terima dengan kebohongan Zevana yang mengatakan jika mereka berdua saling mencintai.

"Permainan baru dimulai. Bersiap-siaplah Aksa, aku pasti akan membuat kamu jatuh cinta padaku," batin Zevana menatap ke arah kepergian Aksa dan kedua orang tuanya.

🍃

🍃

🍃

Sejak pertemuannya tadi pagi, Arvan tidak bisa berhenti memikirkan Zevana. Paras cantik gadis itu terus terngiang di benaknya, bahkan sampai membuatnya tidak bisa berkonsentrasi bekerja saat di kantor.

"Harusnya aku minta nomor telefonnya tadi," gumam Arvan. Saat ini dia sedang duduk di kursi sofa ruangan kamarnya.

Ya, malam ini Arvan hanya sendirian di rumah karena mama dan papanya sedang pergi keluar untuk makan malam. Tadi mamanya menelfon dan mengatakan jika papanya mengajak makan malam di luar bersama dengan teman papanya. Arvan tidak tau jika Aksa juga ikut dalam acara makan malam itu.

"Zevana, semoga saja kita bisa bertemu lagi." Arvan menyenderkan tubuhnya di punggung sofa. Sebuah senyuman kecil tergambar di wajahnya.

Pintu diketuk dan dibuka oleh seseorang, nampak Dewi tersenyum hangat pada sang putra.

"Kamu belum tidur, Nak?" Tanya Dewi sambil melangkahkan kakinya masuk ke kamar Arvan.

"Belum, Ma, belum ngantuk. Kapan mama dan papa pulang?" Tanya Arvan. Mungkin karena asyik memikirkan Zevana sehingga dia tidak mendengar suara mobil papanya pulang.

Dewi duduk disamping Arvan. "Tadi, baru saja. Oya, mama ingin membicarakan sesuatu."

Arvan mencondongkan tubuhnya ke arah mamanya. "Ada apa, Ma? Kenapa wajah mama serius sekali?"

Dewi nampak terdiam sejenak, "Tadi mama dan papa bertemu dengan teman papa kamu di restoran. Dan kami membicarakan tentang rencana pernikahan adik kamu, Aksa."

"Oh, dia mau menikah," ucap Arvan dengan malas.

"Arvan, biar bagaimanapun Aksa adalah adik kamu. Mama ingin kamu bersikap baik padanya."

Meskipun Aksa bukan putra kandungnya, namun Dewi menyayangi Aksa seperti anak kandungnya sendiri. Dia tidak pernah membedakan antara Arvan dan Aksa. Dewi sangat tulus menyayangi Aksa.

"Memangnya kapan aku tidak bersikap baik padanya, Ma? Dia saja yang selalu bersikap tidak sopan, terutama pada Mama," wajah Arvan berubah menjadi kesal, apalagi setiap mengingat perlakuan Aksa pada mamanya yang terus menganggap mamanya seperti orang asing di rumah itu.

"Semua ini tidak mudah untuk Aksa, mama tidak menyalahkan sikap dia. Aksa pasti merasa kecewa."

Arvan segera bangun dari duduknya, "Lalu aku, Ma? Apa mama pikir aku tidak kecewa? Bahkan Oma Berlina tidak pernah menganggap aku sebagai cucunya. Oma Berlina hanya mementingkan Aksa, Aksa dan Aksa!!"

Dewi ikut bangun. "Cukup Arvan!! Mama tidak pernah mengajari kamu untuk menjadi seorang pendendam. Kamu lebih dewasa dari Aksa, harusnya kamu bisa menjadi contoh yang baik untuknya."

Hubungan antara Arvan dan Aksa memang tidak pernah akur, sesekali mereka pernah terlibat dalam pertengkaran kecil. Dewi menyadari, kehadiran dirinya memang tidak diinginkan di rumah itu oleh keluarga suaminya. Namun dia sudah berjanji pada mendiang Arini, jika dia tidak akan pernah meninggalkan rumah itu apapun yang terjadi.

Dewi beranjak pergi dari kamar putranya. Dia tidak ingin berdebat terlalu jauh lagi. Arvan yang melihat kepergian mamanya pun melayangkan pukulan ke udara dan berteriak kesal.

"Aarrgghhh....!!!"

🍃

🍃

🍃

Seorang wanita dengan memakai dress pendek selutut berwarna merah dan terbuka di bagian lengannya masuk ke dalam sebuah kamar. Wanita itu berjalan mendekati seorang pria yang sedang duduk di kursi sofa. Sudah lima belas menit pria itu duduk menunggu di sana. Pria itu adalah Aksa.

"Maaf sayang, aku sedikit terlambat," ujar wanita itu lalu duduk di pangkuan Aksa.

Wanita itu melingkarkan tangannya di leher Aksa dan mendekatkan wajahnya. Dia menempelkan bibirnya dibibir Aksa. Ciuman itu bersambut dan langsung dibalas oleh Aksa.

"Ohhh... Aksa..." Desah wanita itu disela-sela ciuman mereka.

...☘️☘️☘️...

1
Aras Diana
kok belum up thot
Zhu Yun💫: Ditunggu yah kakak 🙏🥰
total 1 replies
Aras Diana
thor lanjut up nya
Eka Bundanedinar
sepertinya kamu memang trjebak sama prmainanmu sendiri zevana
Eka Bundanedinar
mngkin kah aksa kenal naadiaa tp kn dias g prnah nggeh samawanita yg dikencani
F.T Zira
1vote buat Zevana
Zhu Yun💫: Terimakasih kakak untuk vote-nya 🙏🥰
total 1 replies
F.T Zira
terungkaplah wahai rahasiaaaa.... sim salabim.. buhhh...🤣🤣🤣🤣
Zhu Yun💫: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
sudah janji tanppa sadar kok oma🤭🤭🤭
F.T Zira
yeee mulai dari larangan kecil ntar mrembet ke yg lainnn💃💃💃💃
Zhu Yun💫: 😆😆😆😆😆
total 1 replies
F.T Zira
cinta oh cinta..
datangnya tanpa permisi dan pamit....💃💃💃💃💃💃
Laskar Pelangi
baru baca,semoga jadi buku favorit
Zhu Yun💫: Terimakasih kakak sudah mampir 🥰🙏
total 1 replies
Aras Diana
lanjut up nya thor
NaDira
Nadia mungkin terobsesi sama Aksa.. Semoga Zevana bisa berpikir jernih sebelum dimanfaatkan sama Arvan..
Mrs.Riozelino Fernandez
naaah kan....Aksa aja gak kenal dengan Nadia... gimana mereka bisa disebut pacaran...
F.T Zira
aahhh sebel... gal bisa komen di paragraf...😭😭 muncul kalimat Aithor sedang merevisi terusss...

3🌹🌹🌹 buat ka aithor biar semangat up
Zhu Yun💫: Emberan Cin 🤭🤣✌️
F.T Zira: alaaa.... sistem nt kkurangan aqua🤭
total 3 replies
F.T Zira
ledekin terus aja... gengsinya masih tebel
Zhu Yun💫: Lama-lama juga mepet terus 🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
sini sini... aku bisikinn/Bye-Bye//Bye-Bye//Bye-Bye/
Zhu Yun💫: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
Arvan mau nyelidiki Zevana ya🤔🤔
F.T Zira
gak yakin aku🙈
Zhu Yun💫: Aku lebih gak yakin lagi 😆😆😆😆
total 1 replies
Aras Diana
lanjut thor upnya
Zhu Yun💫: Siap kakak 🙏🥰
total 1 replies
Eka Bundanedinar
terimmakasih ya kak arvan berkatmu aksa jd berani cium zevana mngkin lbh krenas cemburu aksa
Zhu Yun💫: hehehehe iya kakak 🤭🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!