Sebuah rasa yang sudah ada sejak lama. Yang menjadikan rasa itu kini ada di dalam satu ikatan. Ikatan sah pernikahan. Namun sayang, entah apa masalahnya, kini, orang yang dulu begitu memperhatikan dirinya malah menjadi jauh dari pandangan nya. Jauh dari hatinya.
Alika Giska Anugrah, wanita cantik berusia 25 tahun, wanita yang mandiri yang sudah memiliki usaha sendiri itu harus mau di jodohkan dengan Malik, anak dari sahabat orangtuanya. Lagipun, Giska pun sudah memiliki rasa yang bisa di sebut cinta. Dari itulah, Giska sangat setuju dan mau untuk menikah dengan Malik.
Tapi, siapa sangka, Malik yang dulu selalu mengalah padanya. Kini, malah berbanding terbalik. Setelah menjadi suami dari Giska, Malik malah jadi orang yang pendiam dan bahkan tak mau menyentuh Giska.
Kira-kira, apakah alasan Malik? Sampai menjadi pria yang dingin dan tak tersentuh?! Yuk baca! 😁
Kisah anak dari Anugrah dan Keanu--> (Ketika Dua Anu Jatuh Cinta)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Dalam hening nya malam, ia berdiri di depan bangunan dua lantai yang lampunya terlihat masih terang. Terutama di lantai dua, tepat di kamar seseorang. Ia sangat ingin bertemu dengannya, bicara berdua saja. Ia ingin mengatakan bagaimana sesalnya.
Tapi sayang, nyalinya tak cukup besar. Ia hanya mampu memandang dari depan pagar hitam yang begitu tinggi dan kokoh. Hanya bisa melihat siluet seseorang yang ada di balik jendela.
..._-_-_-_-_...
Sementara itu, di kamar bernuansa biru muda, Giska tengah berdiri di depan jendela besar kamarnya. Ia tahu di bawah sana ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Namun, rasa sakit hatinya masih begitu besar. Tidak mudah begitu saja memaafkan.
Giska mendengar pintu kamarnya di buka dari luar, ia menoleh ke arah di mana pintu terbuka. Munculah seseorang yang tampan, yang menjadi cinta pertama baginya.
"Ayah, ganggu tidak?" tanya sang ayah yang masih di ambang pintu.
Gadis yang kini tengah tak memakai cadar serta jilbab itu menggeleng. Keanu lantas masuk dan menutup pintu. Berjalan ke arah jendela di mana anaknya berada. Keduanya lantas melihat ke arah jendela. Memperhatikan seseorang yang ada di bawah sana. Berdiri melihat ke arah kamar di mana, di dalamnya ada mereka.
"Kamu, belum siap untuk bicara?" tanya ayah tanpa mengalihkan perhatian dari pemuda yang ada di bawah sana.
"Enggak semudah itu Yah." jawab Giska.
"Iya, Ayah tahu." kata Keanu. Ia lantas memeluk sang putri dari samping. "Tapi, ayah mau cerita sedikit. Apa kamu mau mendengarnya?" tanya nya pada sang anak.
"Cerita, apa Yah?" Giska tak mengalihkan pandangan dari pria di bawah sana.
"Dulu, Ayah pernah membuat kesalahan. Hanya karena sebuah rasa nyaman." ujar Keanu.
Membuat Giska mendongak menatap nya. "Maksudnya, ayah pernah selingkuh?" tanya Giska dengan penuh rasa penasaran.
Keanu mengangguk. "Memang tidak parah, hanya sekedar berhubungan lewat ponsel dan ngobrol saja. Tapi, itu sangat membuat Ayah menyesal. Apalagi saat bunda mu mengetahui tentang ayah, bunda mu keguguran saat itu. Ayah benar-benar menyesal, tapi ... bunda mu mau, memaafkan ayah, sampai bunda mu berteman baik dengan wanita yang hampir saja membuat rumah tangga ayah dan bunda hancur." lanjut Keanu.
"Cobalah untuk mengerti Gis, setiap orang pernah salah dan setiap orang berhak akan kesempatan ke dua." kata sang Ayah lagi.
"Kesempatan ke dua, hanya untuk orang-orang yang mau berubah Yah. Jika nyatanya dia," ucap Giska menunjuk ke luar sana. "Tidak berubah, kesempatan itu sia-sia. Dan hanya akan membuat aku menjadi wanita bo doh Yah." sambungnya.
"Kasus Ayah sama Bunda, dengan kasus aku sama Mas Malik beda Yah!" katanya lagi dengan kesal. "Tidak mudah begitu saja, di maafkan. Aku bukan wanita shalihah yang mudah memaafkan Yah. Apalagi dengan kebohongan yang ...." ia sudah tak bisa berkata-kata. Sakit hatinya membuatnya bingung dengan apa yang ia katakan. "tidak termaafkan." sambungnya dengan menunduk. Air matanya kembali menetes saat mengingat pagi itu, saat ia melihat suaminya dengan bersikap manis dengan wanita lain.
Keanu tak tahan melihat sang putri yang menangis, ia memeluk anaknya itu. "Maaf, Sayang. Ayah hanya tahu kamu sakit hati. Tidak bisa mengerti seperti apa rasanya. Jadi, sekarang, semua terserah padamu. Ayah ada di pihak mu," ucap nya sembari mencium puncak kepala putri semata wayangnya.
..._-_-_-_-_...
Hingga pagi, nyatanya pria itu tetap di sana. Duduk bersandar di pagar. Giska melihatnya dengan tersenyum masam. "Sesalmu, nggak guna, Mas. Hati aku terlanjur sakit dan susah untuk memaafkan." gumamnya.
Tak perduli sedingin apa Malik di luar sana, Giska tetap tidak menemuinya. Sampai selepas shalat sunah, ia bisa melihat Malik pergi dari sana, bisa ia pastikan kalau lelaki itu pergi ke mushala yang tak jauh dari sana.
Giska kembali melihat ke jendela saat selesai shalat subuh. ia bisa melihat Malik kembali ke sana. Bahkan ia bisa melihat dari kamarnya, kalau Eyang Uti nya menemui suaminya itu. Tapi, ia tak perduli. Ia bahkan mengunci pintu kamar, ia sedang tak ingin mendengar kata-kata panjang yang menurutnya, semua orang tak mengerti dengan apa yang ia rasakan.
..._-_-_-_...
Malik kembali ke depan rumah Ibu Ranti seusai shalat subuh di mushala. Namun ia tetap duduk di atas motor. Sungguh ia masih berharap wanita yang ia sakiti itu mau keluar menemuinya barang sebentar. Tapi, sayang. Matahari hampir terbit, tapi wanita yang bergelar sebagai istrinya itu tak kunjung terlihat.
Padahal ia tahu pasti, kalau Giska bolak-balik melihat dirinya dari kamarnya sana. Malik menoleh ke belakang saat mendengar pintu depan terbuka, namun sayang. Ia harus mengembuskan napasnya saat yang keluar ternyata adalah Ibu Ranti. Eyang yang dulu begitu menyayanginya, sebelum lahirnya Giska dan Mika.
Ia lantas turun dari motor dan berdiri menyambut Ibu Ranti. "Assalamu'alaikum, Ti," panggilnya pada perempuan tua yang masih terlihat segar dan muda.
"Wa'alaikumsallam. Ayo, masuk!" ajak Ibu Ranti.
Malik menggeleng, "tidak Uti, aku belum bisa bertemu dengan Giska, Ayah dan Bunda. Mereka belum mau Ti," jawabnya.
"Kalau gitu, pulanglah Lik. Istirahat, jangan seperti ini. Tunjukan pada Giska kalau menyesal, tapi bukan seperti ini caranya," ucap Ibu Ranti.
Malik mengangguk, lalu ia menyalami Ibu Ranti dan pamit.
Mungkin memang benar apa yang Eyang Utinya itu katakan. Percuma berdiri sepanjang malam di depan pagar. Kalau Giska belum mau bertemu, tetap saja tidak akan keluar.
Sesampainya di rumah, ia kembali mendapati kedua orangtuanya yang bersikap dingin. Bahkan mama dan papanya tidak menyapanya sama sekali. Kini, ia tahu seperti apa yang di rasakan Giska saat berdua serumah dengannya, namun ia mendiamkan dia.
Ah, kenapa penyesalan datangnya selalu akhiran? Kini, Malik bahkan merasa tak seperti di rumahnya. Ia bak anak tiri yang tak diinginkan. Mama-Papa nya bahkan ngobrol berdua tanpa melihat ke arahnya yang baru masuk ke dalam rumah.
..._-_-_-_-_...
"Nduk, ayo sarapan." ajak Anugrah pada anaknya.
Giska yang sudah rapi di dalam kamar lantas beranjak dari duduknya membuka pintu. Ia pikir eyangnya akan datang setelah ngobrol dengan Malik. Ternyata dugaannya salah.
"Iya, Bund," jawabnya seraya membuka pintu. Ia langsung mendapati senyuman manis dari bunda nya itu.
"Kenapa, di kunci? Tumben," ucap Bundanya.
Giska tersenyum dan menggeleng, lalu menggandeng tangan wanita yang walaupun sudah tua namun masih terlihat cantik. Apalagi bentuk tubuhnya tak berubah, membuat nya seperti seorang Kakak bagi anaknya.
Keanu tersenyum memperhatikan dua wanita cantik kesayangannya. Pria yang sudah rapi dengan pakaian olahraga itu melambaikan tangan agar dua wanita itu cepat-cepat ke arahnya.
Ibu Ranti yang sudah duduk di sana juga tersenyum, pada menantu dan cucunya itu. Dan, setelah Giska dan bundanya duduk, mereka lantas sarapan bersama. Sejenak saja, Giska ingin melupakan seseorang yang tidak menginginkannya. Pikirnya, untuk apa berharap pada seseorang yang tidak bisa menerimanya, sedangkan dirinya masih mempunyai keluarga yang jelas-jelas selalu ada untuknya.
Dan karena ini, keputusan Giska untuk berpisah dari suaminya, ia rasa sangat tepat. Ia hanya akan mencoba memaafkan, tapi, tidak akan melupakan.
giska boleh nampak effort kamu tu untuk selesaikan masalah
nolong orang justru menyusahkan diri sendiri dan menyakiti keluarga.... hedeeee