Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Pertunangan.
Karena terus aja mendengar kenyataan dari Thalia yang membuat Aletta tidak bisa tidur di dalam kamar dan sementara Vallen sudah tidur di sampingnya.
Aletta beberapa kali ke kiri dan ke kanan yang berusaha menutup mata dan terbuka kembali sampai akhirnya Aletta terduduk dan kembali menghidupkan lampu tidur.
"Jika aku tahu kak Thalia dan dia masih berpacaran. Maka aku tidak akan pernah kembali ke Jakarta," ucapnya menyesalkan keputusan yang diambil.
"Kenapa Kak Thalia tidak mengatakan kalau dia kembali menjalin hubungan dengan Devan. Lalu kenapa Devan tidak menepati janjinya untuk meninggalkan keluarga kami?"
"Kenapa sampai saat ini aku masih terjebak di antara mereka dan seharusnya beberapa tahun yang lalu semuanya sudah berakhir," ucap Aletta nafas naik turun yang tidak membayangkan bagaimana selanjutnya dia menghadapi semua ini.
Aletta memang pernah bertemu dengan Devan dan Aletta minta Devan untuk menjauhinya dan Devan juga beberapa tahun yang lalu menebus kesalahannya dengan benar-benar tidak berhubungan lagi dengan Aletta dan juga keluarga Aletta yang membuat Devan dan Thalia putus.
Aletta jalani kehidupannya dan dia kira semua benar-benar sudah baik-baik saja dan ternyata tanpa sepengetahuannya kakaknya tetap menjalin hubungan dengan pria yang sangat dia hindari dan bahkan sekarang mereka akan bertunangan.
"Ya. Allah apa yang harus aku lakukan?"
"Kenapa semua seperti ini?"
"Bagaimana ini?" Aletta yang terlihat kebingungan dengan memegang kedua telinganya.
"Mama kenapa lampunya dihidupkan!" rengek Vallen yang membuat Aletta melihat ke arah Vallen yang ternyata sedang mengigau.
"Maaf sayang," ucap Aletta yang akhirnya mematikan lampu kembali.
"Tidak Aletta. Hubungan mu dengan dia tidak ada sama sekali. Mungkin memang sudah menjadi takdir kak Thalia untuk bersamanya. Kau bisa bersikap seperti biasa dan seperti dulu yang memang tidak terjadi apapun. Aletta jika selama 7 tahun kau bisa menjalani semua ini dengan baik dan maka kedepannya kau juga bisa menjalani semua ini,"
"Dia kembali atau tidak, dia ada atau tidak, maka tidak akan pernah mengubah apapun. Kau harus mengetahui itu Aletta!" batin Aletta yang berusaha untuk tenang dan bersikap dewasa menghadapi masalah yang ada.
***
Aletta yang berada di dalam kamar tampak cantik menggunakan dress berwarna putih sepanjang mata kakinya, dress lengan di bahu itu tampak cocok padanya yang membuatnya begitu sangat anggun di tambah lagi dengan sanggul cepol yang memakai anting dan kalung lehernya agar tidak terlalu polos.
Aletta yang benar-benar tampil sangat sempurna, seorang desainer dan sangat wajar sekali jika pakaian yang dia gunakan begitu sangat bagus.
"Mama Vallen sudah selesai!" ucap Vallen yang memasuki kamar yang juga memakai dress berwarna putih juga terlihat sangat cantik seperti ibunya.
"Ya. Sudah sayang kalau begitu sekarang kita langsung saja ke hotel. Nanti Tante Thalia, Nenek dan Kakek menunggu kita," ucap Aletta yang membuat Vallen menganggukkan kepala.
"Ayo sayang!" ajak Aletta menggenggam tangan putrinya itu.
Hotel Dharmawangsa
Hotel mewah itu menjadi tempat acara pertunangan Thalia dan juga Devan. Para tamu undangan sudah memenuhi salah satu ruangan yang di dekor dengan sangat mewah sekali dengan tema pertunangan modern klasik.
Banyak reka bisnis Thalia dan juga Devan yang menghadiri acara pertunangan itu dan pasti keluarga besar Devan dan juga keluarga Thalia.
Aletta yang masih bergenggaman tangan dengan putrinya yang memasuki acara tersebut yang mana para tamu sudah sangat banyak sekali dengan pelayan yang mondar-mandir sejak tadi melayani para tamu .
"Itu Nenek, Ma!" tunjuk Vallen yang membuat Aletta menganggukkan kepala yang langsung menghampiri kedua orang tuanya.
"Nenek!" sapa Vallen.
"Cucu Nenek cantik sekali," puji Ratih memegang dagu Vallen.
"Kak Thalia mana, Bunda?" tanya Aletta dengan kepalanya berkeliling.
"Tadi ada di sini. Tetapi tadi sedang menyapa tamu dan Bunda juga tidak tahu sekarang ada di mana," jawab Tari.
"Kalau begitu Aletta mau ke toilet sebentar titip Vallen!" ucap Aletta yang membuat Ratih menganggukkan kepala.
Aletta yang baru selesai dari toilet yang keluar dengan merogoh tasnya.
Bruk.
Karena tidak melihat jalanan yang akhirnya membuat Aletta bertabrakan dan hampir saja jatuh yang untung saja tangan kekar kedua pria itu berhasil memegang bahunya.
Aletta ngangkat kedua kepalanya dan betapa terkejutnya Aletta saat pria berada di depannya itu yang ternyata adalah Devan dan begitu juga dengan Devan.
Keduanya sama-sama kaget satu sama lain dan dengan cepat Aletta melepaskan tangan Devan dengan memundurkan tubuhnya yang nafasnya seketika langsung naik turun seperti melihat hantu di depannya.
"Aletta!" ucap Devan yang kesulitan menelan salivanya.
"Kau!" pekik Aletta.
"Jadi benar kata Thalia. Jika kamu kembali ke Jakarta?" tanya Devan memastikan yang seperti tidak menyangka jika akan bertemu secara langsung dengan Aletta.
"Aku kembali ke Jakarta sama sekali tidak ada berurusan denganmu. Jadi jangan pernah muncul atau menegurku disaat kita bertemu!" tegas Aletta yang langsung berlalu dari hadapan Devan dan tangannya yang tiba-tiba saja tertahan.
"Lepaskan aku Devan! Apa yang kau lakukan?" Aletta memberontak saat pergelangan tangan itu dipegang begitu sangat kuat.
"Banyak hal yang harus kita bicarakan dan kamu tidak bisa memutuskan semuanya seperti ketentuan yang kamu inginkan!" tegas Devan.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan dan aku mohon hentikan semua ini!" bentak Aletta.
"Sayang!" tiba-tiba saja terdengar suara Thalia yang membuat keduanya kaget.
Aletta berusaha melepaskan tangannya dari Devan yang berusaha lari dari pria itu dan ternyata bukannya Devan melepaskan malah menariknya memasuki kamar mandi yang membuat Aletta kaget.
Tubuh kecil itu didorong ke dinding dengan pelan dan Aletta masih ingin memberontak yang mulutnya ditutup oleh Devan. Mata Aletta melotot yang tidak bisa berbicara sama sekali.
"Sayang kamu masih ada di dalam?" tanya Tahlia.
"Sayang acaranya akan segera dimulai?" ucap Thalia.
Devan tidak merespon sama sekali.
"Mungkin dia sudah pergi," ucap Thalia menghela nafas yang akhirnya meninggalkan tempat tersebut.
Aletta menggigit tangan Devan yang mau tidak mau terlepas dari mulutnya.
"Auhhh!" keluh Devan yang kesakitan menggoyang-goyangkan tangannya.
"Apa-apaan kau Aletta!" kesal Devan yang kesakitan pada jari-jarinya yang digigit sampai terluka oleh Aletta.
"Aku sudah mengatakan jangan pernah bersikap kurang ajar kepadaku!" tegas Aletta yang ingin berlalu dari hadapan Devan dan ternyata Devan tidak melepasnya yang kembali mendorongnya ke dinding.
Devan bahkan ingin mencium bibirnya yang membuat Aletta langsung mengalihkan wajahnya ke samping yang akhirnya ciuman itu tidak terjadi.
"Jangan kurang ajar kepadaku!" ucap Aletta dengan suara dingin.
"Jika aku tidak kurang ajar kepadamu. Maka kau akan terus seperti ini!" jawab Devan dengan suara berat yang akhirnya membuat wajah Aletta kembali lurus menatap pria itu dengan tajam.
"Apa yang kau inginkan hah!"
"Kau lupa jika hari ini kau akan bertunangan dengan Kakak ku?"
"Kau lupa untuk menepati janjimu kepadaku?"
"Kau tidak bisa dipercaya Devan yang sangat egois, serakah, maruk dan jahat!" maki Aletta dengan menekan suaranya yang penuh kebencian pada laki-laki itu.
"Kamu boleh menilai seperti apapun tentangku. Tetapi aku sama sekali tidak pernah mengingkari janji kepadamu Aletta," ucap Devan.
"Omong kosong. Hanya satu yang aku minta darimu untukmu meninggalkanku dan juga keluargaku dan ternyata apa? Kau masih tetap menjalin hubungan dengan kak Thalia!" tegas Aletta dengan mata berkaca-kaca.
"Jika tidak dengan cara seperti itu maka aku tidak akan pernah bisa mengetahui bagaimana keadaanmu," sahut Devan dengan nada suara yang sedikit tinggi
Bersambung....