Haikal dan Siska susah lama pacaran, bahkan hampir menikah. Namun, Haikal memutuskan hubungan sepihak karena tak suka dengan kepribadian Siska yang manja dan boros. Tetapi, sebuah insiden terjadi dan Haikal terpaksa menikahi Siska.
Kehidupan rumah tangga mereka begitu palsu, di depan keluarga besar mereka tampak menjadi keluarga harmonis. Semua dilakukan demi kebahagiaan putra mereka. Hanya Siska yang mencintai pernikahan mereka, berbeda dengan Haikal yang menikah karena terpaksa dan kasihan pada Siska.
"Mas, lihat deh, bagus banget kemeja ini. Sengaja aku beli tadi karena ingat kamu!" ujar Siska dengan raut wajah berbinar.
"Bisa tidak, sekali saja kamu tidak boros dan manja, Siska?! Aku muak dengan tingkah kamu yang bisanya manja dan boros?!" balas Haikal dengan nada dingin menatap remeh dan jijik wajah Siska yang berubah menjadi sendu.
"Mas," lirih Siska menangis karena dimarahi oleh Haikal.
"Manja, Bisanya cuma nangis kalau di bentak sedikit," desis Haikal kesal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Siska
Siska mengecup kening putranya. Reihan baru saja tidur siang setelah makan dan sholat Dzuhur. Bocah itu tampak menggemaskan saat terlelap.
"Bobok yang nyenyak ya, Sayang," bisik Siska pelan.
Wanita itu segera keluar dari kamar putranya lalu memasuki kamar miliknya. Terdapat Haikal duduk termenung di sofa panjang kamar mereka. Wajah Siska tak ramah, dia memasang wajah murung dan suram.
"Jelaskan!" tegas Siska setelah duduk di ranjang, berhadapan dengan sang Suami.
Haikal menghela nafas berat, dia mengepalkan tangannya erat. Lalu menatap datar bola mata istrinya.
"Layla adalah mantan pacar aku waktu SMP dulu!" balas Haikal datar dengan ekspresi tenang.
Siska terkejut mendengarnya, dia tidak pernah tahu kalau suaminya punya mantan kekasih. Setahunya Siska adalah yang pertama. Begitupun sebaliknya.
"Apa maksud kamu? Jelas-jelas dari awal kita pacaran kamu bilang, kalau kamu tidak pernah pacaran sebelumnya!" Siska menatap tajam suaminya, mencari kebenaran dalam sorot mata suaminya. Namun, tak bisa. Dia terlalu susah mencari jawaban.
"Hubungan kami tidak ada yang spesial, hanya sekedar cinta monyet. Makanya aku tidak pernah menganggap nya mantan!" bantah Haikal mantap.
Siska mendongak guna menahan air matanya agar tak luruh. Hatinya mengatakan kalau sang suami telah berbohong. Haikal punya rahasia besar yang tidak ia ketahui.
"Okay, kalau memang benar hubungan kalian tidak spesial, lalu kenapa kamu bisa sebut nama dia saat itu, Mas?! Kenapa hemm?!"
Siska bertanya dengan suara tenang, meski bergetar. Dia berusaha kuat untuk tidak histeris dan menyakiti dirinya sendiri. Agar obrolan nya bersama Haikal berjalan lancar dan menemukan titik terang nya.
"Aku tidak sengaja, udah! Masalah selesai sekarang. Aku salah, aku minta maaf! Jadi, jangan seperti anak kecil yang masalah kecil malah diperbesar!" tegas Haikal tak ingin di bantah lalu segera bangkit ingin keluar kamar.
Semudah itu? Semudah itu bagi Haikal berucap? Masalah kecil? Seperti anak kecil?
Mulut pria itu benar-benar tajam. "Jangan seperti anak kecil" adalah kalimat jahat bagi orang dewasa.
"Masalah kecil kamu bilang? Egois kamu, Mas!" ujar Siska pelan dengan nada lirih, perlahan bangkit berdiri menatap tajam punggung Haikal.
"Bagaimana kalau aku yang salah sebut nama pria lain saat kamu gauli? Apa akan tetap menjadi masalah kecil, huh?!" teriak Siska lepas kendali.
Nafasnya memburu, wanita itu mengepalkan tangan nya erat sampai-sampai kuku panjang nya menusuk telapak tangan.
Mulutnya bergetar, tubuhnya juga. Mata Siska berkaca-kaca, cukup menandakan wanita itu sudah marah besar pada sang suami.
"Entah kenapa naluri ku sebagai seorang istri mengatakan kalau kamu sedang bermain api di luar sana!" tambah Siska dengan suara bergetar.
Degg.
Haikal terkejut mendengar nya, jantung pria itu berdetak kencang. Matanya ikut berkaca-kaca. Rasa gelisah dan resah bercampur menjadi satu dalam hatinya.
"Jangan menuduhku yang tidak-tidak, Siska! Kamu tahu sendiri kalau aku tidak pernah suka di tuduh?!" bentak Haikal membalikkan tubuhnya menghadap sang istri.
Pandangan keduanya bertemu. Terlalu banyak teka-teki dalam sorot mata Haikal. Namun, Siska tak gentar.
"Melihat respon mu sekarang membuat ku semakin yakin kalau ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku!" ujar Siska dengan suara bergetar menahan tangis.
"Aku tidak seperti yang kamu tuduhkan, Siska! Jadi, jaga bicaramu!" balas Haikal dengan suara pelan penuh penekanan.
"Buktikan kalau kamu tidak bersalah dan aku akan buktikan kalau kamu memang bersalah."
Siska melangkah satu langkah ke depan. Jaraknya dengan Haikal sangatlah dekat, wanita itu mendongak menatap dalam bola mata hitam suaminya.
"Kamu tidak suka di tuduh, 'kan? Sama! Aku juga tidak suka ada rahasia antara aku dan kamu!" desis Siska pelan seraya menekan dada bidang suaminya.
"Mulai saat ini, aku akan mencari tahu tentang kelinci putih yang kamu sembunyikan dari aku!"
Degg.
Jantung Haikal hampir copot dari tempat nya. Pria itu menatap tajam istrinya yang kini tak gentar menatap nya.
"Jaga dia baik-baik. Jangan sampai aku menemukan nya! Karena aku sendiri tidak tahu pasti, hal buruk apa yang bisa aku lakukan padanya!" bisik Siska pelan lalu melangkah masuk ke dalam mandi meninggalkan Haikal yang membeku di tempatnya.
"Aku harap apa yang aku takutkan tidak terjadi," gumam Haikal penuh arti, sorot matanya menampakkan kesedihan dan rasa bersalah mendalam.
*
*
Kepala author lagi ribut banget. Makanya slow up! He he … bagi yang paham paham aja, pasti tahu apa maksud dari kepala lagi ribut 😁
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
