NovelToon NovelToon
Terjebak Permainan Tuan Galak

Terjebak Permainan Tuan Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:258.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kopii Hitam

Saran author, sebelum membaca novel ini sebaiknya baca dulu "Gadis Bayaran Tuan Duren" ya kak. Biar ceritanya nyambung.

Novel ini menceritakan tentang kehidupan putra dari Arhan Airlangga dan Aina Cecilia yaitu King Aksa Airlangga dan keempat adiknya.

Sejak tamat SMP, Aksa melanjutkan studinya di Korea karena satu kesalahan yang sudah dia lakukan. Di sana dia tinggal bersama Opa dan Oma nya. Sambil menyelesaikan kuliahnya, Aksa sempat membantu Airlangga mengurusi perusahaan mereka yang ada di sana.

Tak disangka sebelum dia kembali, sesuatu terjadi pada adiknya hingga menyebabkan sebuah perselisihan yang akhirnya membuat mereka berdua terjebak diantara perasaan yang seharusnya tidak ada.

Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?

Jangan lupa dukungannya ya kak!
Semoga cerita ini berkenan di hati kakak semua.
Lope lope taroroh untuk kalian semua 😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TPTG BAB 30.

"Mama, Papa," sorak Inara saat melangkah masuk ke dalam rumah.

Aina dan Arhan tersentak kaget, keduanya menoleh ke arah sumber suara.

"Inara...?" gumam keduanya dengan mata melotot tajam.

Inara berhamburan ke pelukan Aina, didekapnya sang mama dengan sangat erat untuk melepaskan segala rasa rindu yang selama ini dia tahan.

"Sayangnya Mama sudah pulang? Kenapa meninggalkan kami semua, hah? Kamu tidak sayang lagi sama Mama?" lirih Aina, dia mempererat pelukannya sambil mengusap punggung Inara dengan sayang.

"Inara sayang banget sama Mama, Inara juga sayang sama semuanya." sahut Inara, dia terpaksa melakukan ini tapi tidak bisa mengatakan alasannya.

Puas memeluk sang mama, Inara melepaskan pelukannya dan berhamburan ke pelukan Arhan. Arhan tak banyak bicara, dia memeluk Inara tanpa menanyakan apa-apa. Dia sudah tau apa yang terjadi sebenarnya dan tidak ada gunanya bertanya. Arhan hanya ingin meluruskan kesalahpahaman diantara putra dan putrinya itu.

"Inara?" Inda yang baru ingin ke dapur menyiapkan makan malam pun tersentak. Dia berhamburan menghampiri gadis itu.

"Tante..." Segera Inara mengejarnya setelah lepas dari pelukan Arhan dan memeluk Inda dengan erat.

"Sayang, kamu kemana saja Nak? Kamu sudah membuat kita semua panik tau. Apalagi adikmu Bara, dia sedih karena tidak ada lagi yang memarahinya saat dia nakal."

"Hahahaha... Yang penting Inara sudah kembali lagi. Nanti Inara jewer kuping Bara kalau nakal." Inara tertawa terbahak-bahak, hal itu membuat semua orang ikut ketularan.

"Hahahaha..."

"Oh ya, mereka bertiga dimana? Inara kangen banget sama mereka." imbuh Inara sambil menoleh ke sana kemari mencari keberadaan tiga saudaranya yang sangat dia rindukan, tapi tak seorang pun nampak di pelupuk matanya.

"Ada, di kamar Avika. Mau Tante panggilkan?" jawab Inda.

"Tidak usah Tante, biar Inara sendiri saja yang ke atas!" Inara yang sejatinya anak periang, saat ini sudah kembali pada pengaturan awal. Entah karena senang lepas dari Aksa, entah karena memang sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan keluarganya.

Tanpa pikir, Inara langsung berlari memasuki lift.

Setelah Inara menghilang, Aina memutar manik matanya ke arah pintu utama tapi tak kunjung melihat Aksa. Air muka Aina berubah gelap, kemana putranya? Padahal Aksa sendiri yang sudah berjanji akan membawa Inara pulang bersamanya. "Aksa mana ya Bang? Kenapa mereka tidak pulang sama-sama?"

Nayla yang mendengar itu langsung menghampiri Aina dan menggenggam lengannya, lalu membawa Aina duduk di sofa.

"Nayla, apa Inara kembali sendirian? Aksa mana? Kok gak kelihatan dari tadi," lirih Aina dengan wajah sendu. Dia juga rindu dengan putra sulungnya.

"Tadi mereka berdua memang datang bersamaan, tapi Aksa memilih pergi. Aku juga tidak tau Aksa kemana, Aksa cuma bilang tidak usah memikirkan dia." jelas Nayla.

Aina memutar lehernya ke arah Arhan yang sudah duduk di sampingnya. "Bang... Apa maksud ucapan Aksa itu?"

Arhan menatap lama wajah sendu istrinya. "Nanti Abang cari tau ya, Aina tenang dulu. Mungkin Aksa masih ada urusan."

"Urusan apa Bang? Apa ada yang lebih penting dari keluarga?" Aina memelototi Arhan dengan mata berkaca.

"Abang juga tidak tau sayang, Aina sabar dulu ya! Biar Baron yang mencarinya," Arhan mengusap rambut Aina, mencoba menenangkannya.

Di atas sana, Inara sengaja mendap-mendap agar langkahnya tidak ketahuan oleh Avika, Aryan dan juga Bara. Sebelum mendorong pintu, dia menarik nafas dalam-dalam lalu mendorongnya dengan cepat.

"Braaak!"

"Kak Avika, Aryan, Baraaaa..." sorak Inara.

"Deg!"

Sontak ketiganya tersentak kaget dengan jantung yang nyaris melompat dari tempatnya. Mata membulat, berbinar dan berkaca, mulut menganga seperti melihat hantu.

"I-Inara..." Avika mengerjab.

"K-Kak Inara..." gagap Aryan.

"Kak Inara..." Bara melompat dari kasur dan berlari ke pelukan Inara. Kakak paling jahil dan paling galak yang sangat dia sayangi.

"Hahahaha... Pelan-pelan Bara, Kakak sesak nih!" Inara sampai terhuyung ke belakang menahan tubuh Bara yang menekannya.

"Kakak jahat, Kakak tidak sayang lagi sama Bara." Bara mengerucutkan bibir.

"Hehe... Siapa bilang tidak sayang? Kakak sayang sekali sama kamu, kamu adik Kakak yang paling bandel." seloroh Inara sambil mengacak rambut Bara. Bocah yang sekarang baru berusia dua belas tahun itu melipat tangannya di dada.

"Awas sana!" Aryan yang juga sangat merindukan Inara langsung menyenggol Bara hingga menjarak dari Inara. Kini gilirannya yang memeluk kakaknya itu.

"Aryan..." Inara membulatkan mata anggurnya.

"Habisnya bocah ingusan itu lebay sekali. Sok manja, dasar menyebalkan!" Aryan memeluk Inara sambil mengumpat pada Bara.

"Kak Aryan juga menyebalkan," pekik Bara tak mau kalah. Tentu saja dia sangat kesal mendengar umpatan Aryan itu.

"Hahahaha... Sudah, sudah, apa kalian tidak lelah berantem terus?" timpal Avika. Gadis itu menghampiri Inara dan memeluknya dengan erat.

"Kak Avika..." Inara membalas pelukannya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Avika.

"Seperti yang Kakak lihat, aku baik-baik saja." jawab Inara.

Avika melepaskan pelukannya lalu membawa Inara duduk di kasur. Aryan dan Bara ikut duduk mengelilingi gadis yang sebentar lagi akan menjadi dokter itu.

Mereka berempat asik bercengkrama dan saling bertanya satu sama lain. Inara menceritakan pengalamannya selama tinggal di kota Bukittinggi. Dia mengatakan akan mengajak ketiga saudaranya itu berlibur ke sana.

Kota yang sangat indah dan damai, banyak tempat wisata yang menjadi bukti sejarah perjuangan para pahlawan tempo dulu. Bahkan beberapa tokoh pejuang banyak berasal dari sana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Woi, dari mana saja?" sorak Rai yang tengah duduk di meja makan.

"Habis nyari cacing," jawab Aksa dingin, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Rai mengerutkan keningnya. "Ck, makin lama dia makin aneh saja. Apa yang terjadi dengannya?" Tak ingin ambil pusing, Rai pun melanjutkan makannya. Persetan dengan Aksa, yang penting perutnya kenyang dulu.

Aksa membanting tubuhnya di atas kasur. Pikirannya belum bisa lepas dari Inara, gadis itu benar-benar sudah mengubah Aksa jadi pria bodoh. Jika tau begini, Aksa tidak akan pernah mau menemuinya waktu itu.

"Kak Aksa..."

Tiba-tiba mata Aksa melebar, suara itu... Suara itu yang sedari tadi memenuhi otaknya sampai Aksa kehilangan kendali saat di ruang bawah tanah tadi. Ruangan yang tadinya rapi, kini sudah hancur lebur seperti kapal pecah.

"Pergi Ra! Pergi!" teriak Aksa sambil menutup mata dan telinga. Lama-lama Aksa bisa gila jika terus dihantui suara dan bayang-bayang Inara.

"Kak Aksa..."

"Pergilah Ra, aku mohon! Ini yang kamu minta kan? Aku sudah menepati janjiku, sekarang biarkan aku tenang! Aku tidak akan mengganggumu lagi!"

Setelah sepuluh menit berlalu, suara itu tak lagi terdengar di telinga Aksa. Aksa membuka matanya dan menurunkan tangannya dari telinga.

"Hufttt..." Aksa menghirup udara sebanyak-banyaknya, mencoba mengatur nafas dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Sial... Aksa melompat turun dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan diri.

Bersambung...

1
Anita Choirun Nisa
keren thor
Adila Ahmad
bgus
Aurora
Luar biasa
Ruk Mini
happy.. happy... seneng..bgt
Kopii Hitam: setia maksudnya 😄
Kopii Hitam: halo kk, maacinaaa udah setiap baca novel receh aku. Maaf kalau ado kurang2 ya kk, maklum masih pemula 🙏
total 2 replies
Ruk Mini
bisac.bunting madal ye thorrr..😆😆😆kau adil thorr
Ruk Mini
happy..smua...
Ruk Mini
Alhamdulillah..slamat ya mamud
Ruk Mini
heran ye pd gede ambek ... hadeuhhhh
Ruk Mini
dih..ko gtu sehh
Ruk Mini
kesian kau sar. sabar y nenk
Ruk Mini
roman .roman ye inara hamidun ye thorrr
Ruk Mini
sabar.. sabar...
Ruk Mini
dih...pake drama..sih dh tau ade bom..bank..bank...cari penyakit aje
Ruk Mini
tamat kau ciwi 😖😖😖
Ruk Mini
tuntas ye bank...smoga awet.ampe loucing debay y
Ruk Mini
ga ada kapok-kapok y ye
Ruk Mini
ky bocah..lo pa ..pa .
Ruk Mini
krjam kau bank ak..ngerjain org tua
Ruk Mini
bank baron ..kau ga enak y sm Boss mu .. sabar.. sabar..
Ruk Mini
ulu...ulu .babank ar. bisa ae
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!