Bidadari Surgaku

Sambil menunggu Alvan yang membeli tiket bioskop. Alea melihat ponselnya yang baru saja bergetar. Dilihatnya ada pesan dari Ghea.

Ghea

"Hai kakak ipar ku paling cantik, lagi apa?" seperti itulah kira-kira isi pesan dari Ghea

Sedangkan Alea tersenyum saat membaca pesan dari Ghea.

Alea

"Aku lagi di mall.." balas Alea

Ghea

"Apa? lagi di mall? Lo kok gak ngajak gue kalau ke mall.."

Alea

"Sorry bukannya tidak mau ngajak kamu, Ghea.. soalnya kakak kamu yang ngajak aku jalan ke mall dan kami sekarang mau menonton film di bioskop."

Ghea

"Apa! kak Alvan yang mengajak lo jalan ke mall?! wah ini perubahan yang sangat bagus , Alea?! Baiklah, bersenang-senang lah. Gue selalu mendoakan yang terbaik untuk hubungan Lo dengan kakak gue. Alea, please jangan menyerah. Hanya Lo yang pantas buat kakak gue."

Alea

"Aamiin.."

"Aku berharap hubungan kami akan selalu baik-baik saja Ghe dan tidak akan pernah berakhir. Tapi.. aku juga tidak tahu kedepannya gimana." monolog Alea.

"Alea, ayok..?" ajak Alvan saat sudah selesai membeli tiketnya dan juga membeli Popcorn.

"Ale.. hei.." Alvan menyenggol lengan Alea, karena Alea diam saja.

"Eh, iya mas."

"Kamu melamun, Alea?"

"Hah, enggak kok mas." jawabnya.

"Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu ada masalah?! jika iya, kamu boleh berbagi dengan ku." tutur Alvan yang langsung duduk di samping Alea. "Apa kamu ada salah?" tanya Alvan lagi.

"Gak ada mas, aku hanya merindukan kedua orangtuaku saja." jawab Alea asal. Ya memang pada kenyataannya ia sangat merindukan orangtuanya.

"Emm, gini saja. Gimana kalau kita berdua menjenguk orang tua kamu?" Alea langsung menatap Alvan.

"Tapi mas, Ayah dan ibuku sudah meninggal.."ujar Alea sedih.

"Tidak masalah. Kita kan bisa pergi ke makamnya dan mendoakan mereka." ucapnya

"Mas serius? tapi kampung Alea jauh Loh mas.." Alvan mengambil tangan Alea, kemudian menggenggam nya.

"Tidak masalah. Entar mas, coba menyusun jadwal mas lagi. Supaya kita bisa pergi ke kampung kamu melihat makam Ayah dan ibumu." Spontan Alea langsung memeluk Alvan erat.

"Terimakasih, mas." ucap Alea terharu. Ia tidak menyangka Alvan mau mengantarkan nya melihat makam kedua orangtuanya.

Sementara Alvan, yang mendapatkan pelukan dari Alea, Jantung Alvan berdetak kencang. Dan ia juga merasa ada kenyamanan pada dirinya saat Alea memeluknya. Dengan gerakan perlahan Alvan membalas pelukan dari Alea. Ia bisa mencium harum tubuh Alea. Entah mengapa ia menyukainya, ingin rasanya ia enggan melepaskan pelukannya. Ia mau terus merasakan kenyamanan ada di pelukan Alea.

"Alea kenapa aku selalu merasakan hal yang berbeda kalau ada di dekatmu? hal yang tidak pernah aku rasakan pada saat aku bersama Tasya.. Aku memang mencintai Tasya, tapi jantung ini hanya berdebar dan berdetak kencang kalau di dekatmu. Sedangkan bersama Tasya jantung ini berdetak dengan normal." gumam Alvan dalam hati.

Alvan mulai bimbang dengan hatinya. Apakah ia harus melanjutkan pernikahannya dengan Alea, menjalaninya dengan semestinya dan mengikhlaskan Tasya? Atau akan tetap menunggu Tasya kembali padanya? Entahlah ia belum bisa memastikan hal itu. Tapi yang pasti saat ini ia sudah mulai nyaman dengan adanya Alea di kehidupannya.

"Mas, maaf." ucap Alea yang sadar sudah memeluk Alvan.

"Eh, iya tidak apa-apa." Jawab Alvan salah tingkah. "Ya udah ayo kita nonton, entar di rumah kita bahas lagi soal ini." Alvan pun beranjak dari tempat duduk dan menarik tangan Alea lembut, kemudian membawanya ke ruangan dimana film yang akan mereka tonton berlangsung.

Alvan dan Alea menonton film bergenre komedi romantis yang sudah Alvan pilih. Saat film berlangsung, para penonton sibuk tertawa terbahak-bahak melihat film tersebut. Tapi berbeda dengan Alvan, ia malah terus menatap wajah cantik Alea yang tersenyum bahkan tertawa karena kelucuan film tersebut. Melihat senyum dan tawa Alea, menular ke dirinya yang ikut tersenyum melihat Alea.

Dua jam akhirnya film yang mereka tonton selesai juga. Alvan dan Alea pun keluar dari Bioskop. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"kita makan dimana Alea?" tanya Alvan. "Kalau makan di mall, sepertinya mall akan tutup. Gimana kalau kita makan di luar saja, gak apa-apa kan?" Alea menoleh ke arah Alvan sambil tersenyum manis.

"Tidak apa-apa, mas.." saut Alea.

Saat sudah sampai di parkiran mobil, Alvan dan Alea masuk ke dalam mobil. Kemudian Alvan pun melajukan mobilnya menuju Cafe yang tak jauh dari mall tersebut.