NovelToon NovelToon
Oh My Secretary

Oh My Secretary

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa / Office Romance
Popularitas:34.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Season 2 dari, "Menantu Sampah Seorang Millionaire".

Hari pertama Lucia masuk kerja sebagai sekretaris di Alfred Corporation tidak berjalan mulus sesuai keinginannya. Dia bertemu dengan Rey Alfred yang memberinya banyak omelan di hari pertama dia bekerja. Karena tidak terima, Lucia mengamuk. Begitu marahnya, dia sampai mengusir Rey dari kantornya sendiri. Akibatnya, Rey yang merasa bersalah meminta maaf dengan spektakuler.

Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tidak hanya bertemu sebagai bos dan sekretaris di kantor, tapi juga menjelma sekedar TTM-an? Apakah mereka akan tetap mengatakan "Love is Bullshit!" meskipun mereka tahu jika mereka perpect for each other?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Perasaan Canggung

"Jangan judge cover by... apa lagi itu istilahnya?"

"Hmm, makanya jangan sotoy, dont judge a book by cover," ucap yang lainnya.

Mereka akhirnya bubar sendiri karena takut ketahuan sedang bergosip di waktu jam kerja apa lagi yang menjadi bahan gosip merka adalah pimpinan sendiri.

"Tutup pintunya," perintah Rey.

Lucia yang mendengar itu, sangat menurut. Dia segera menutup pintu sesuai dengan perintah Rey. Setelah itu, dia dan Rey sama-sama duduk di sebuah kursi. Sejenak mereka sama-sama canggung untuk memulai sesuatu. Lucia sangat gelisah dengan mengepalkan tangannya dan seskali menatap ke arah Rey.

Sedangkan Rey pun bingung apa yang harus dia katakan untuk menyapa Lucia, dia tidak ingin ucapannya menyakiti Lucia kembali. Tapi ada yang aneh dengan wajah Lucia, tadinya berwarna putih bersih tapi saat itu perlahan berubah menjadi merah.

"Apakah dia mulai marah? Tapi apa maslaahnya? Aku harus bersiap," batin Rey.

Rey mulai mengeratkan jasnya dan merapikan setelan jasnya untuk bersiap, jika terjadi sesuatu kembali yang tidak di inginkan dalam ruangan itu, sedangkan bagi Lucia, wajahny memerah bukan karena marah tapi karen merasa malu. Dia membayangkan adegan yang dia lakukan kemarin dalam ruangan itu sungguh sangat memalukan.

Dari prespektif hari ini, kelakuannya yang kemarin sungguh keterlaluan,apapun alasannya.

"Aku mau minta maaf," ucap Lucia pelan tapi jelas.

Rey terdiam dengan mata melotot tidak percaya. Suatu sikap yang selama ini yang Rey tahu tentang wanita adalah, Tidak ada kata permintaan maaf dalam kamus hidup mereka. Dia akan selalu merasa benar dalam hidupnya dan juga menyalahkan orang lain adalah keahliannya.

Rey masih sibuk dengan pikirannya. Mungkin saja sat itu matahari terbit dari arah yang lain. Dia bsa mengenal watak Lucia dari amukannya kemarin. Dia adalah wanita mandiri dan pekerja keras, karena itu saat amarahnya meledak tidak akan ada yang bisa mengendalikannya selain dirinya sendiri.

"Aku mau minta maaf," ulang Lucia kembali.

Rey akhirnya tersadar dari lamunannya. Dia akhirnya menggeleng dengan cepat.

"Tidak. Jangan minta maaf, harusnya aku yang harus minta maaf. Kalau aku tahu kau sedang banyak masalah, tentu saja acara penyambutan itu tidak akan pernah ada."

"Tapi sikapku kemarin memang sangat bikin malu," jelas lucia.

"Tidak apa-apa. Namanya juga sedang emosi, sedang marah," timpal Rey.

Dia kemudian menjelaskan bahwa jika setelah marah pasti akan timbul rasa malu. Buktinya saat ini wajah Lucia merah, awalnya dia mengira Lucia marah tapi ternyata tebakan yang lainnya benar, dia sedang malu.

"Ngomong-ngomong,kiriman bunganya sampai, kan? Kau sudah melihatnya?" tanya Rey alasan.

Lucia mengangguk kemudian tertawa di hadapan Rey. Dia menjelaskan bahkan ibunya yang berada di rumah sakit pun tahu tentang bunga itu. Pagi buta, para tetangganya berkumpul di halaan rumah melihat karangan bunga sebesar itu. Mereka mencari kejelasan tentang kesehatan bunya. Tapi Lucia menjelaskan jika kata-kata yang tertulis adalah intinya, bukan tentang ibunya.

"Karangan bunga itu permintaan maaf dari seseorang," jelas Lucia kepada para tetangganya.

"Lalu di mana bunga itu sekarang? Masih berada di halaman rumahmu?" tanya Rey.

Lucia mengangguk kemudian menjelaskan jika dia telah meminta para tetangga untuk menyimpannya di halaman belakang karena bunganya sudah sangat layu. Bahkan beberapa dari mereka meminta bunga tersebut. Mendengar itu Rey sangat senang, dia bahkan tidak berhentinya memamerkan senyumnya yang mahal itu.

"Hmm, syukurlah. Yang jelas niatnya. Aku tidak ingin kau salah tanggap. Ini kantor yang tidak menyeramkan sama sekali. Para karywan sangat ramah apa lagi pimpinannya. Saya juga bukan pimpinan yang menyebalkan, yang kemarin itu jangan masukkan di hati," jelas Rey.

Padahal yang sebenarnya memang demikian. Rey sangat kaku, profesional dalam bekerja,disiplin dan sedikit menyebalkan bagi para karyawan lainnya, Lucia belum termasuk.

"Aku tahu, karena itu aku merasa malu sekali," timpal Lucia kemudian menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu itu.

Rey kemudin bergumam dan melirik jam tangan yang melingkar di jemarinya. Jam tangan yang sudah di tebak harganya, seharga sebuah mobil.

"Sudah waktunya!" ucap Rey.

"Waktunya untuk apa?" tanya Lucia bingung.

"Bekerja. Sekarang kau temui pak Maksimo dan minta dia siapkan mobil, lalu kau harus ikut aku keluar!" perintah pertama Rey.

Lucia yang mendengar itu dengan semangat berdiri dari tempatnya.

"Baik, tuan" ucap Lucia kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

Rey yang melihatnya, mengulas senyumnya kembali. entahlah, dia begitu senang.

Lucia keluar dari ruangan dan segera berjalan bertanya kepada salah satu karywan, di mana letak meja kerja tuan Maksimo, dan akhrinya dia diberi arahan dan Lucia segera ke arah yang di jelaskan. Langkahnya menjaid tatapan semua orang.

"Apakah kali ini berimbas ke tuan Maksimo? Kasian dia. Bisa saja dia mati karena jantung bertemu dan mendapat amarah sekretaris tun Rey itu," bisik salah satu dari mereka.

Salah satu dari yang lainnya memberi tanggapan yang lain pun. Hingga akhirnya salah satu manager di kantor tersebut berdehem untuk menghentikan mereka.

Tidak berselang lama Lucia kembali terlihat berjalan ke mejanya mengambil tas dan memasuki ruangan Rey. Kali ini mereka berdua berjalan beriringan membuat semua mata memandang. Kalau dipikir-pikir terlihat dari postur tubuh dan wajah mereka terlihat sangat serasi. Tidak bisa di pungkiri jika body dan wajah Lucia juga cukup untuk sebagai sekretaris. Dia cantik.

Mereka berdua akhirnya tiba di lantai bawah menara Alfred. Maksimo dan mobil merek Maserati dengan lambang trisula itu sudah terparkir. Mobil buntut Rey untuk sementara di simpannya setelah perbaikan, entah apa alasannya. Maksimo menyerahkan kuncinya dan segera berlalu.

Mereka berdua kemudian bergegas naik dan meleset dibawa mobil mewah itu untuk membelah jalan dalam keramaian lalu lintas kota Italia, Roma tepatnya. Lucia duduk sambil merasa agak jengah. Karena tadi pagi dia mengingat merasa beruntung untuk berangkat di pagi buta dan mendapatkan transport umum lebih cepat dari biasanya, ternyata tidak sesuai harapan.

Tetap saja dalam kota besar itu, bus transport akan tetap ramai dan tidak memiliki tempat agar bisa menghirup udara dengan bebas. Kini Lucia bisa naik mobil mewah Maserati yang dingin dan be-AC bersama pimpinan. Lucia tidak berani untuk membuka suara sebelum REy sendiri yang bertanya.

Lucia merasa ingin tertidur saja karena merasa mobil itu sangat nyaman, karena tujuan mereka mau meeting kemana pun Lucia tidak tahu. Tapi Lucia berusaha sekuat tenaga agar matanya bisa dikondisikan.

"Jangan tertidur Lucia, sudah cukup kehebohan yang lakukan, sudah cukup hal memalukan yang kau lakukan. Tahan dirimu agar tidak tertidur, please!" batin Lucia.

1
Datu Zahra
dah stop baca, maaf ya Thor. kecewa sama karakter Rey, perusahaan sebesar apapun punya cara masing² buat uji karyawan, dan enggak pantes Lucia bertingkah begitu.
Nuhume: Maaf ya kak, kalau ga sesuai.
Aku cuma ikutin aturan kontes yg emang milih untuk unggulin karakter perempuannya. Jd aku ubah Rey si manusia kaku dan Es itu, sedkit lebih humble..
semoga karya di karya aku selanjutnya, kakak suka 🙏🙏🙏❤️
total 1 replies
Datu Zahra
Kau buat aku kecewa sama perubahan karakter Rey Thor.
Datu Zahra
enggak ada sopan asli, atasan dipermalukan begitu. Jatuh cinta sama sikap cool Rey dikisah Bram, tapi disini karakternya berubah. asli jadi enggak pengen baca
habibulumam taqiuddin
setuju
habibulumam taqiuddin
rey ayo dunk. masa kalah
habibulumam taqiuddin
tidak usah diterima.
Novie Achadini
sakit jiwa lucia
Novie Achadini
brani bgt karyawan ngamuk dikantor
Nuhume: Lagi Mumet dia Kak😆
total 1 replies
Usagi Pica
good job Lucia,buat Rey mati kutu😀😀
Nuhume: Hahahha siapppp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!