Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Saat akan kembali kedalam Mansion tiba-yiba rok Vanesa ditarik oleh salah satu budak. “Nona tolong bayi ku Nona,” teriaknya dengan menangis.
“Hei lepaskan,” ucap Vanesa yang merasa jijik.
“Nona tolong, tolong bayi ku,” budak itu terus menangis seraya memeluk bayinya.
“Pergi dari sini, urus sendiri bayi mu.” Benci Vanesa.
Budak itu beralih ke arah Selir Inez. “Nyonya tolong aku, tolong bayi ku Nyonya aku mohon,” dengan terus menangis dia memohon namun mereka berdua tampak tidak perduli dan tetap berjalan pergi.
Dari jauh Pangeran Andres melihat kejadian itu langsung berlari. Awalnya dia ingin bersiap kekerajaan Timur karena harus menyampaikan maksud Tuan Cariann tentang masalah para budak ini. Ketika melihat kejadian itu dia berlari menuju Gerbang Utama.
“Ada apa ini,” Ucapnya dan langsung membantu budak itu berdiri.
“Ada apa Nyonya?” Tanya nya khawatir.
“Bayi ku, bayi ku tidak bergerak.” Ucapnya dengan tangisan.
“Biar ku cek,” Andres mengecek nadi bayi itu.
“Nadinya lemah dan dia demam, sudah berapa lama dia demam.” Tanya nya.
“Sudah sejak semalam,” Jawab ibu bayi itu.
“Berikan bayi mu pada ku,” Anderes menggendong bayi itu dan pergi kedalam dengan berteriak memanggil Dokter yang berjaga.
Sedangkan Vanesa dan Selir Inez hanya diam dengan gelagapan malu melihat tindakan Andres yang perduli pada bayi itu.
Dokter mendengar teriakan Andres langsung menghampiri. “Segera cek bayi ini,” ucapnya pada Dokter Luiz.
“Gawat demamnya terlalu tinggi, bawa keruang periksa segera Pangeran,” mereka berlari keruang Periksa dan langsung menangani Bayi itu.
Disaat yang bersamaan Azzura dan Lola berjalan keluar karena mereka melewatkan jam makan malam. “Lola aku lapar,” Rengek Azzura dengan merangkul manja pada Lola.
“Nona lepaskan rangkulan anda, jika ada yang melihat aku akan dihukum,” Lola merasa Nonanya yang bermanja didepan umum dapat membahayakan nyawanya.
“Ish kau ini, apa benar-benar membenci ku?” kesal Azzura dengan melipat kedua tangannya didada.
“Bukan, bukan Nona. Mana berani aku membenci anda…” belum selesai Lola membela diri teriakan Andres langsung terdengar karena mereka sedang berada dilorong.
Azzura melihat kepanikan itu langsung berlari menghampiri. “Nona jangan berlari,” teriak Lola khawatir Azzura terjatuh.
Mereka semua ada diruang priksa saat ini. “Ada apa,” Tanya Azzura yang melihat ada bayi diranjang priksa.
“Bayi ini demam dan nadinya sangat lemah,” ucap Pangeran Andres dengan nafas tersengal-sengal.
Azzura mendekati dan mencoba mengecek juga. “Astag! ,” Kagetnya saat menyentuh panas ditubuh bayi itu sangat tinggi.
Dokter Luiz sudah datang dengan berbagai obat-obatan dan seorang perawat yang membawa perlengkapan medis lainnya.
Azzura dan Andres menyingkir membiarkan Dokter belakukan pertolongan pada bayi tersebut. Dari belakang muncul seorang wanita yang menangis membuat Azzura langsung menengok.
“Apa kau ibunya Nyonya?” Tanya Azzura dengan sopan dan memegang tangan budak itu.
Budak itu mengangguk dengan tetap menangis. Dia menatap sendu anaknya yang dipriksa oleh Dokter.
“Kau tenang saja, bayi mu sudah ditangani Dokter,” Azzura mencoba menghibur.
“Ini salah ku, ini semua salah ku,” dengan terus menangis dan terjatuh lemas sehingga dia duduk dilantai.
Azzura langsung mengangkatnya dan membawanya keluar ruangan supaya tidak mengganggu pemeriksaan.
“Nyonya tenanglah, ayo duduk dulu.” Ajak Azzura dengan lembut.
“Lola ambilkan air,” perintah Azzura dan Lola langsung pergi.
Pangeran Andres melihat kelembutan Azzura pada seorang budak menjadi sedikit kagum dengan Nona pertama Cariann ini.
“Apa yang terjadi pada Bayi mu sebenarnya?” Tanya Azzura dengan perlahan.
Budak itu masih dengan menangis mencoba menjelaskan. “Kemarin malam kami semua tidak diberikan makanan sama sekali, sehingga kami semua kelaparan,” budak itu menarik nafas mencoba melanjutkan ceritanya.
Tidak lama Lola datang dengan segelas Air dan langsung memberikan nya pada budak itu. “Nyonya minum lah,” Lola menyerahkan gelas itu dan langsung diterima untuk diminum setengah.
“Bayi ku masih menyusu pada ku, karena aku juga lapar jadi mungkin air susu ku tidak keluar semalamam dia terus menangis tanpa henti dan membuat keributan. Aku dipukul oleh Tuan besar. Bayi ku hampir dibuang olehnya namun kami semua berhasil menghalanginya.” Dia kembali menangis dengan sedih.
Azzura menepuk-nepuk pundaknya mencoba menengkan. “Karena kami melawan akhirnya bayi ku dikembalikan, namun saat tengah malam aku merasakan tubuhnya semakin panas, aku terus mencoba memberikan air dan segala sesuatu sudah kami coba untuk menurunkan demamnya. Karena saat kami ingin meminta bantuan kami dimarahi.”
“Mereka benar-benar jahat.” Azzura mengepalkan tangannya menatap dengan benci.
“Sampai Tuan Cariann membebaskan kami tadi siang bayi ku sudah terlalu lemas, aku fikir saat diberikan makan dengan bubur lembut yang ku minta pada pelayan dia akan sehat. Tapi aku melihatnya tidak ada pergerakan jadi aku meminta tolong pada Nyonya dan Nona yang kulihat didepan gerbang namun mereka menolaknya.” Dengan nada kesal.
“Siapa mereka?” Azzura penasaran karena tidak ada ditempat kejadian.
“Selir Inez dan Vanesa,” Jawab Pangeran Andres yang juga kesal melihat tingkah kasar mereka tadi.
“Dasar wanita-wanita tidak berperasaan,” Guman Azzura.
“Nyonya lebih baik kau menunggu ditenda saja dan beristirahat lah,” Ucap Pangeran Andres dengan lembut karena melihat budak itu sangat depresi dan kelelahan.
“Tidak, aku harus disini. Hati ku tidak akan tenang jika berjauhan dari anak ku.” Ucapnya menolak.
“Biarkan dia disini dan menemani bayi nya,” Azzura menambahkan. Dia mengerti perasaan budak itu.
Pangeran Andres tidak mengatakan apa-apa lagi dan ikut duduk bersama. Mereka semua hanya diam menunggu kabar dari Dokter Luiz yang memeriksanya. Setelah satu jam berlalu dengan khawatir akhirnya Dokter Luiz keluar.
Ibu bayi itu saat melihat Dokter keluar langsung menghampiri. “Dokter bagaimana anak ku?” Tanya nya dengan tangan yang gemetaran.
“Bayi mu sudah membaik, tapi sepertinya dia harus dirawat lebih lama karena mengalami dehidrasi yang parah. Tubuhnya sangat kecil dari ukuran biasa seorang bayi.” Jelasnya.
Ibu bayi itu langsung terduduk lemas dan menangis. “Ini salah ku, semuanya salah ku.” Sesalnya.
“Nyonya tolong jangan seperti ini. Anak mu masih membutuhkan dirimu.” Ucap Azzura karena kasihan.
Ibu bayi yang mendengar kata-kata Azzura langsung bangkit dan menghapus air matanya. “Apa aku boleh melihat anak ku Dokter?”
“Tentu, tapi kau harus mengontrol emosi mu. Dan makanlah yang bergizi mulai sekarang. Agar Asi mu bisa membantu untuk penyembuhan dia.” Jawab Dokter Luiz dengan tegas.
Ibu bayi itu hanya diam dan langsung masuk kedalam ruang periksa.