NovelToon NovelToon
ADARA Warna Hidupku

ADARA Warna Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Red sage

Kevin Xander AdiJaya adalah cowok yang sangat susah mendapatkan kebahagiaan yang tulus dalam hidupnya. Kevin selalu di setir oleh papah angkatnya sehingga membuatnya menjadi sangat muak dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Namun Kevin masih bertahan sejauh ini karena ada satu wanita di hidupnya, yaitu Adara Syila Alterina. Namun Kevin selalu gengsi menunjukan perasaannya kepada Dara, jadi ia selalu mencari cara agar bisa ribut dengan Dara.
Sampai suatu hari ada sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tua kandung Kevin, siapakah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red sage, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Tamparan Mendarat

Keesokan Harinya – Sekolah SMA Harapan Bangsa

Suara bel istirahat berdentang panjang, menandai waktu istirahat yang ditunggu-tunggu oleh para siswa.

Lorong-lorong mulai dipenuhi suara tawa dan langkah kaki yang berlomba menuju kantin, taman belakang, atau sekadar nongkrong di depan kelas.

Di salah satu sudut sekolah, Kevin dan Dara duduk berdampingan di bangku beton bawah pohon mangga, tak jauh dari taman kecil sekolah.

Mereka baru saja menyelesaikan makanan ringan dari kantin, dan kini hanya duduk sambil sesekali bertukar pandang dan senyum malu-malu.

“Kemarin…,” Dara membuka suara, jari-jarinya memainkan sedotan es tehnya.

Kevin menoleh pelan. “Hm?”

“Kamu… nggak nyesel?”

Kevin terkekeh. Ia mencondongkan tubuh sedikit, menatap wajah Dara yang terlihat malu-malu tapi penasaran. “Kalau ada yang perlu disesalin, itu karena aku baru ngaku sekarang.”

Dara menunduk, senyumnya tersungging malu. “Gombal.”

“Tapi jujur,” bisik Kevin. “Lo bikin jantung gue nggak bisa istirahat dari tadi pagi.”

Namun momen hangat mereka seketika dibelah oleh suara hak sepatu yang menghentak lantai koridor.

*BRAK*!

“KEVIN!!”

Dara dan Kevin sama-sama menoleh. Seorang gadis tinggi, modis, dengan rambut tergerai rapi dan lipstik menyala, berdiri garang di depan mereka. Tasya.

Wajahnya memerah karena amarah. Nafasnya memburu. Matanya langsung menatap tajam ke arah Dara.

“Lo ya?! Heh, lo pikir lo siapa? Lo pikir lo bisa ngerebut Kevin dari gue semudah itu?!”

Dara bangkit berdiri, meski wajahnya masih tenang. “Ngerebut? Dari siapa, ya?”

“Dari gue, lah! Gue dan Kevin tuh—”

“—nggak pernah pacaran,” potong Kevin cepat, nadanya dingin. “Tasya, berhenti drama. Gue nggak pernah punya hubungan sama lo.”

Namun Tasya tak menghiraukan Kevin. Ia malah melangkah lebih dekat ke Dara, menunjuk-nunjuk wajah gadis itu dengan kasar. “Dasar cewek murahan! Lo cuma numpang eksis dari nama Kevin!”

Beberapa siswa yang lewat mulai memperlambat langkah. Beberapa bahkan berhenti, menonton diam-diam dari kejauhan.

Dara mendengus pelan, namun tatapannya tajam. “Heh, gue sabar, ya. Tapi kalo lo hina-hina gue seenaknya…”

“Emang lo bisa apa?!”

*Plak*!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Tasya, membuat semua siswa di sekitar menahan napas.

Tasya membelalak, tak percaya. Dara berdiri di depannya dengan rahang mengeras dan mata penuh api.

“Jangan sekali-kali lo hina gue lagi. Gue diem bukan berarti bisa diinjak. Lo lewat batas. Kenal juga nggak.”

Kevin terpaku. Antara kaget, takjub, dan… kagum.

"*That's my girl*."

Tasya memegang pipinya, matanya berair karena malu dan marah. Tapi sebelum ia sempat membalas, Kevin berdiri dan menarik lengan Tasya.

“Udah cukup, Tasya. Ikut gue!”

“Lepasin! KEVIN!”

Namun Kevin tak peduli. Ia menyeret Tasya menjauh dari taman sekolah, melalui koridor panjang hingga ke gerbang depan sekolah.

“Kevin… jangan kayak gini,” ratap Tasya, mulai tersedu-sedu. “Aku… aku sayang kamu…”

Kevin berhenti, menatapnya lekat. Wajahnya serius, suaranya dingin.

“Kamu nggak sayang siapa-siapa, Tasya. Kamu cuma sayang menang.”

Tasya terisak. “Aku berubah kok, Kevin. Aku bisa jadi lebih baik. Aku… aku cuma kesal liat kamu sama dia…”

“Lo nggak punya hak buat ngatur hidup gue,” potong Kevin. “Lo nggak pernah punya tempat di hati gue. Jadi jangan ganggu gue lagi. Jangan ganggu Dara. Gue muak.”

Tasya ingin menjawab, namun suara isakannya justru makin menjadi. Ia berusaha menahan Kevin, tapi Kevin dengan tegas melepas genggamannya.

“Pulang, Tasya,” ucap Kevin sebelum berbalik pergi, meninggalkan gadis itu sendiri di depan gerbang.

Tasya terisak semakin keras, menutup wajahnya sambil berlutut.

Tapi di seberang jalan, tersembunyi di balik mobil hitam yang terparkir, sepasang mata memperhatikan semua kejadian itu dari balik kaca hitam kacamata.

Seorang pria berseragam abu gelap, dengan hoodie menutupi sebagian wajahnya, mengamati Kevin dari kejauhan.

Ia mengangkat ponselnya, memotret momen Kevin meninggalkan Tasya. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang samar—dingin dan misterius.

Dan tanpa suara, ia kembali masuk ke mobil, menyalakan mesin, lalu pergi begitu saja… meninggalkan teka-teki baru yang akan segera mengguncang hidup Kevin dan Dara.

Setelah meninggalkan Tasya di gerbang, Kevin berjalan kembali ke taman belakang dengan langkah ragu.

Hatinya masih terbakar karena emosi tadi, tapi kini ada satu hal yang bikin jantungnya berdetak tak karuan: Dara.

Ia melongok pelan ke balik semak dan pepohonan. Dara masih duduk di bangku tadi, sendirian, membelakangi lorong.

Bahunya sedikit tegang. Matanya menatap lurus ke rerumputan, dan sedotan plastiknya sudah bengkok-bengkok entah berapa kali diputar.

"Gawat. Dia masih dalam mode Medusa… bisa-bisa gue dibakar hidup-hidup kalau salah buka mulut."

Kevin menghela napas panjang, lalu berjalan perlahan mendekat. Tapi bukannya langsung duduk, dia malah berdiri di belakang Dara dan—dengan nada menggoda—berbisik pelan di telinga gadis itu:

“Barusan kamu nyiksa orang, terus langsung duduk cantik kayak peri. Gimana caranya?”

Dara menoleh cepat, wajahnya masih merah, tapi bukan lagi karena marah. “KEV—!!”

Namun Kevin sudah melompat ke samping, tertawa dan mengangkat tangan seperti menyerah. “Peace! Jangan ditampar juga, ya. Pipi aku cuma dua.”

Dara mendengus keras, wajahnya kesal, tapi jelas-jelas terselip canggung di antara alisnya yang berkerut. “Kamu ngapain balik ke sini? Bukannya ngurusin **pacar kamu** yang drama queen itu?”

Kevin duduk di sampingnya, sengaja mepet, membuat Dara harus geser sedikit. Tapi Kevin ikut geser. Dara geser lagi. Kevin tetap ikut. Sampai akhirnya Dara menatap dengan tatapan menusuk.

“Kamu mau aku gebuk pake botol es teh ini?”

“Terserah, yang penting duduk deket kamu,” jawab Kevin santai, sambil menyender manja ke pundaknya.

1
Alni Lestari
masih muda
Alni Lestari: gih kk
sanset: Iya te...anak sekolahan
total 2 replies
iqbal nasution
oke
M YUSUF ARIZKI
Lucu banget couple nya
Hilrah
cerita yang bagus
sanset: Syukurlah. Maaf kalau cerita kurang menarik atau masih banyak salah, karena ini cerita pertamaku
total 1 replies
sanset
Semoga yaa...
M YUSUF ARIZKI
Bagus KenDar kasih paham ke Rony, biar jangan ganggu hubungan kalian lagi
🌞Oma Yeni💝💞
like dan subscribe thoorr
🌞Oma Yeni💝💞
musuh bisa jadi cinta ntar yaaa
🌞Oma Yeni💝💞
masih mudaaaa,, masih remaja polos
sanset: Iya, masih seger, omaa....
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
udah cantik, make up dikit aja pasti cantik apalagi make up pengantin waauuu makin cantik
🌞Oma Yeni💝💞: alami cantik nya y
sanset: Wanita Natural itu, oma
total 2 replies
🌞Oma Yeni💝💞
mampir thorr
sanset: Halo Oma....semoga nyaman ya...
total 1 replies
M YUSUF ARIZKI
wkwkwk jadi taneman
M YUSUF ARIZKI
Thats my girl....
M YUSUF ARIZKI
kevin mau beli apa thor?
sanset: Rahasiaaaa
total 1 replies
M YUSUF ARIZKI
Akhirnya gajian juga
M YUSUF ARIZKI
Cemburu bang kev?
M YUSUF ARIZKI
Otw maraton ini mah
M YUSUF ARIZKI
ceritanya komedi romantis, aku suka
M YUSUF ARIZKI
keren kak. ceratanya santai tapi seru dan couple nya lucu banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!