Anak yang semula dipinta untuk diaborsi saat mengetahui menderita penyakit bawaan, ternyata tumbuh dengan baik. Dengan kejeniusan si kembar membalas dendam perlakuan ayah mereka dengan mengambil alih perusahaan ayahnya diusianya 10 tahun.
"Gugurkan mereka....! Aku tidak sudi membesarkan anak penyakitan!" titah Rama.
"Tidak. Mereka darah daging kita. Jika kamu tidak menginginkan mereka. Aku sanggup membesarkan mereka!" tegas Alea.
"Ayo kita cerai!"
Saat mengetahui istrinya berhasil hamil, Rama begitu bahagia. Namun sayang, ketika kehamilannya mencapai lima bulan, kandungan Alea yang hamil kembar ini mengalami masalah.
"Maaf nona! sepertinya calon bayi kembar anda memiliki kelainan. Sebaiknya anda melakukan aborsi sebelum mereka berhasil dilahirkan. Jika bertahan, mereka akan tumbuh dengan penyakit bawaan," ucap dokter membuat langit seakan runtuh seketika.
Rama tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan langsung beranjak meninggalkan Alea yang masih mematung di tempatn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Tidak Ada Yang Unggul Dariku
Tamparan keras dari Alea di pipinya makin membuat tuan Mark merasa semangat untuk membuat wanita ini menjadi miliknya.
Ia menarik tengkuk Alea dengan cepat seraya memagut bibir itu dengan kasar. Pukulan tangan Alea pada dadanya tidak menyurutkan tuan Mark yang lebih dalam memagut bibir Alea sambil menahan kedua tangannya Alea.
Dengan rasa kesal karena mendapat penghinaan dari Mark, Alea menghentakkan dengkulnya tepat di pusaka Mark yang langsung meringis karena ngilu.
"Aku memang seorang Janda, bukan berarti kau seenaknya merendahkanku!" sarkas Alea yang tidak ingin lagi memperlihatkan rasa sukanya pada Mark.
Mark yang tidak ingin menyerah begitu saja langsung menerkam lagi Alea yang sudah bersikap waspada hingga gadis ini melayangkan pukulan dan tendangannya pada Mark yang menangkis dengan mudah bahkan pukulan Alea yang termasuk paling mematikan buat Mark tidak ada artinya karena serangan Alea mudah terbaca olehnya.
Alea menyerah. Karena ilmu bela diri Mark yang tambah dengan tenaga dalam yang dimilki oleh pria ini yang membuat Alea bukan tandingannya.
"Kenapa sayang? Kamu lelah, hmm?" ledek Mark menyeringai puas.
"Tolong..! Jangan merendahkanku kalau kamu hanya ingin mendapatkan kepuasanmu dari tubuhku. Uangmu banyak bukan? carilah pelampiasanmu sendiri dengan wanita yang kau inginkan. Aku tidak serendah itu untuk kamu permainkan!" kecam Alea tegas dengan mata berkaca-kaca membuat Mark merasa serba salah.
"Apakah aku sudah keterlaluan hingga membuatnya marah?" batin Mark tidak enak hati. Ia merasa Alea sangat berbeda dengan gadis lajang yang ia temui.
Walaupun sudah berstatus janda, Alea sangat menjaga dirinya. Hanya saja di depan Mark Alea terlihat labil tapi itu terjadi beberapa tahun yang lalu. Berbeda dengan saat ini. Itulah yang membuat Mark makin tergila-gila pada Alea.
Alea keluar dari pintu lift dengan langkah elegan menuju tempat parkir mobilnya. Namun, baru saja melewati lobi, Mark menangkap pergelangan tangan Alea sambil menggiring wanita itu keluar lobi bersamanya.
"Ikut denganku...! Aku yang akan mengantarkanmu pulang..!" ucap Mark saat Barack sudah menunggu di depan mobil sambil membuka pintu mobil untuk bosnya.
Alea ingin menghempaskan genggaman tangan Mark namun tenaga Mark yang lebih kuat darinya membuat Alea tidak bisa membantah.
"Malam nyonya Alea..!" sapa Barack.
Alea hanya tersenyum canggung pada Barack yang sudah tahu pasti terjadi sesuatu pada pasangan tidak jelas ini.
"Sama-sama suka. Tapi, sama-sama jaim. Kapan menyatunya..?" Barack menutup pintu mobil dan masuk lagi ke tempatnya untuk mengantar pasangan tidak jelas itu.
Di dalam mobil, Alea hanya membuang pandangannya keluar jendela tanpa ingin menatap Mark. Wanita ini berhasil menggulirkan cairan bening dari mata indahnya sambil menahan guncangan tubuhnya.
Berbeda dengan Mark yang hanya bisa menatap tubuh seksi Alea yang memang masih tetap cantik dan awet muda diusianya yang sudah kepala 3 ini.
"Menikahlah denganku, Alea! Aku mencintaimu...!" akhirnya pinangan itu terucap juga dari mulut Mark dan sontak membuat Barack yang syok reflek menginjak rem mendadak membuat Alea hampir menabrak jok depan dan Mark spontan menahan dada Alea dengan rangkulan tangannya.
"Apakah kamu mau besok tidak bisa lagi melihat matahari pagi, hah?!" bentak Mark Louis membuat Barack menelan salivanya dengan gugup.
"Maaf bos ..! Tadi ada anjing yang menyebrang," ucap Barack gelagapan.
Pasalnya saat ini Mark dipaksa menikah dengan tunangannya Claire yang sudah dijodohkan oleh ibunya Mark dengan putri dari dokter yang pernah menyelamatkan hidup Mark. Atas utang jasa itulah yang membuat Mark mengulur waktu melamar Alea.
Lagi pula Mark diam-diam sudah menjadi seorang mualaf kini. Ia tidak mau memberitahu pada Alea maupun yang lainnya karena kebiasaan Mark yang belum bisa melepaskan alkohol. Ia sudah belajar Islam setelah mengenal Alea.
Dua tahun kemudian ia memantapkan hatinya untuk memeluk Islam. Itulah sebabnya ia sudah berani menyatakan perasaannya malam ini karena takut Alea akan berpaling darinya dan terpikat pada pria lain yang jelas-jelas sangat menginginkan Alea seperti tuan Ali.
Barack menjalankan lagi mobilnya menelusuri jalanan ibukota New York city dengan perasaan bahagia lagi cemas.
"Bercandamu tidak lucu. Gombalan itu tidak mempan lagi untukku. ..! Jadi, jangan coba-coba membual lagi padaku!" tekan Alea membuat Mark hanya bisa menarik nafas berat.
"Astaga wanita ini benar-benar ya!" geram Mark sambil mengatupkan rahangnya kuat." Di saat aku mulai serius malah dianggapnya lelucon. Dasar wanita aneh...!" batin Mark.
"Antarkan kami ke apartemenku...!" pinta Mark pada Barack.
"Tidak..! Aku tidak mau ikut denganmu. Aku mau pulang," elak Alea.
"Kita harus bicara dan ini serius. Ikuti kata-kataku..!" tekan Mark menatap tajam wajah Alea yang langsung mendengus kesal.
Setibanya di apartemennya, Mark menarik tangan Alea untuk ikut dengannya. Wanita ini akhirnya menuruti pria bunglon ini.
"Duduklah...!" titah Mark.
Bara menyiapkan minuman untuk keduanya. Mark duduk di sofa panjang di mana Alea tempati. Kini keduanya duduk berhadapan. Alea tertunduk sambil meremas jemarinya. Mark menarik tangan lembut itu untuk ia genggam.
"Kita akan menikah dalam waktu dekat ini. Aku minta siapkan dokumen pribadimu! Aku sudah menghubungi penghulu di salah satu mesjid di negara ini. Aku ingin memilikimu. Ingin menemani si kembar tidur bersama denganmu. Kau....-" ucapan Mark terpotong oleh Alea.
"Tidak. Aku tidak mau. Aku tidak layak untukmu. Tidak ada yang unggul dariku. Aku hanya seorang janda dengan anak dua. Aku...-"
"Ini bukan Indonesia. Yang menjadikan seorang gadis perawan menjadi ukuran standar untuk pria lajang sepertiku. Ini negara bebas. Tidak menjadi penting status gadis atau janda sekalipun. Karena kami lebih utamakan cinta dan nyaman," ucap Mark tegas.
"Iya, aku tahu itu tanpa kau jelaskan. Aku tahu kalian tidak menghargai arti sebuah pernikahan karena sudah nyaman dengan kumpul kebo. Jika tidak suka lagi tinggal bubar dari cari lagi pasangan yang membuat kalian nyaman. Hidup seperti itu hanya berlaku pada satwa liar dan binatang peliharaan," sarkas Alea.
"Aku tidak pernah melakukan itu. Dan aku jijik dengan hubungan tanpa pernikahan dengan wanita cantik tapi murahan," sungut Mark.
"Itu pendapat kamu, bukan keluargamu. Bagaimana kalau keluargamu keberatan jika kamu menikahi seorang janda dengan anak dua?" tanya Alea.
"Yang menjalani rumah tanggaku adalah aku. Yang menafkahi kamu dan anak kita adalah aku. Kenapa kamu mempertimbangkan sesuatu yang tidak penting. Hei ..! Hidup mereka hanya menghitung hari sedangkan Tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk bahagia.
Kenapa kamu takut untuk memulainya? Kenapa sibuk memikirkan hati orang lain. Yang menikah itu kau dan aku. Bukan mereka. Aku mencintaimu Alea dan juga si kembar. Ayolah sayang, hmm!" Pinta Mark meyakinkan wanitanya.
"Tapi aku takut memulai semuanya tanpa restu. Aku pernah ada di posisi yang sama di saat mantan suamiku lebih memilihku ketimbang kelurganya. Tapi apa yang aku dapat? Pengorbananku harus di bayar murah dengan perceraian.
Rahimku di hancurkan. Kepercayaanku dirampas dan hatiku setiap saat terus ditindas secara verbal hingga mentalku rapuh di tengah kehamilanku aku dibuang seperti sampah," tutur Alea berapi-api membuat Mark termangu dengan wajah sendu.
"Jadi, kau takut menikah lagi karena masih trauma, hmm?" tanya Mark.
Visual Alea
👍❤❤❤❤
👍❤