Season 2 BENIH TERTINGGAL 🤗
Revisi diskripsi _
Maureen yang kabur saat akan menikah malah terjebak dengan seorang pria yang sedang dikuasai obat. Niat ingin kabur Maureen justru membuat dirinya terlempar di atas rajang dengan pria yang tidak di kenal.
Setelah satu tahun Maureen yang memiliki bayi, harus kembali menelan pil pahit saat putranya di diagnosa mengidap penyakit Leukimia.
Bagaimana Maureen bertahan demi putranya yang sedang sakit keras???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dongeng menggelikan
Ethan yang sedang mengobrol dengan ibunya menoleh ke pintu saat seseorang masuk.
"Hay... ponakan bibik," Celine mengembangkan senyum sambil mencubit pipi keponakan yang menggemaskan.
"Bibik Celine," Ethan tersenyum manis.
Maureen mengusap kepala Ethan, bibirnya mengulas senyum saat melihat Ethan tersenyum.
"Bibik datang untuk melihat mu, jadi apakah kamu merasakan sakit?" tanya Celine.
"Tidak bibik, hanya saja aku masih sedikit lemas dan mengantuk." Katanya sambil menguap.
"Dia baru saja meminum obatnya," timpal Maureen.
Celine mengangguk, "Reaksinya jauh lebih baik, aku yakin Ethan akan segera pulang, jangan khawatir." Celine mengusap bahu Maureen.
Maureen tersenyum tipis menatap putranya yang memang jauh lebih baik, dan wajahnya juga tidak pucat lagi.
"Di mana kakak?" tanya Celine yang tidak melihat kakaknya di dalam ruangan itu.
"Tadi keluar."
Celine hanya mengangguk dan mengajak Ethan berbicara. Sedangkan Maureen ijin sebentar untuk membeli sesuatu, ia menitipkan Ethan pada Celine.
Maureen berjalan menuju kantin rumah sakit, tenggorokannya terasa tidak enak, sepertinya ia akan radang, mungkin kurang istirahat dan makan teratur karena mengkhawatirkan Ethan hingga membuatnya melupakan kesehatannya sendiri.
Saat duduk setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, tiba-tiba seseorang duduk didepannya.
"Maureen, kamu sedang apa?" tanya dokter Rafael.
Tadinya mau langsung pergi, tapi melihat Maureen duduk di kantin sendiri membuat dokter Rafael menghampirinya.
Dan sekarang keduanya duduk saling berhadapan di sudut meja kantin.
"Em, Rafael." Maureen sedikit terkejut dengan munculnya Rafael tiba-tiba.
Rafeal tersenyum tipis, "Kenapa kamu terkejut seperti itu, apa kamu takut jika aku duduk di sini?"
Maureen menggeleng, "Tidak, aku tadi benar-benar terkejut, jangan berpikir yang macam-macam."
Rafael mengangguk, "Sudah lama kita tidak bicara berdua, ngomong-ngomong bagaimana keadaan Ethan?"Rafeal menyesap minumnya.
"Sudah jauh lebih baik, mungkin sebentar lagi bisa pulang." Maureen mengulas senyum.
Sembuhnya Ethan adalah kebahagiaan yang ia rasakan.
"Maureen boleh aku bertanya sesuatu?" Rafael menatap Maureen dengan lekat.
Wanita yang beberapa tahun ini dekat dengannya, yang membuat Rafael jatuh cinta dengan sosok kuat Maureen.
Maureen hanya mengangguk, agak ragu dengan apa yang akan Rafael tanyakan.
"Mungkin kamu sudah bosan mendengar ini, tapi aku tidak lelah untuk mengatakannya," Rafael menjeda ucapanya, tangannya megambil tangan Maureen yang berada diatas meja dan menggenggamnya, tatapan matanya menyiratkan akan ketulusan yang ia miliki.
"Maureen, maukah kamu menikah dengan ku,"
"Ayah di mana ibu?" Entah menatap ayahnya yang baru masuk setelah tadi pamit untuk menyusul Maureen.
"Celine kembalikan, Ethan biar aku yang menemani." Tidak menjawab pertanyaan sang anak, Noel justru mengusir adiknya.
Celine menaikkan alisnya, menatap wajah kakaknya yang terlihat menahan kesal.
"Apa terjadi sesuatu? em, maksudku-"
"Pergilah, Ethan biar istirahat." Potong Noel yang mendekati ranjang Ethan, pria itu bahkan langsung naik keranjang Ethan dan mengusap kepala putranya.
"Ck," Celine berdecak kesal, namun Celine mematuhi perintah Noel untuk meninggalkan ruangan Ethan.
Noel mengusap kepala Ethan agar putranya tertidur, "Tidurlah, ibumu sedang sibuk dengan dewa penolongnya." Gumam Noel dengan rahang yang mengeras.
"Ayah apa kau mau menceritakan tentang dewa penolong,"
Noel menatap wajah putranya, ucapanya hanya sebuah bentuk kekesalan, lalu kenapa Ethan malah menyuruh dirinya untuk bercerita.
"Mendengar dongeng sebelum tidur hanya untuk anak perempuan, jadi kamu tidak perlu mendengar cerita bualan seperti itu."
Wajah Ethan langsung masam, ia langsung membalikkan tubuhnya memunggungi ayahnya.
"Bukankan mendengar cerita dongeng terlalu menggelikan," pikir Noel yang tidak tahu bagaimana menghibur seorang anak kecil.
trs paman
/Facepalm/
biar lbh enak di dengar ny
kelanjutan carlos zora gmn ini ?